Short
Godaan Di Balik Jebakan Untuknya

Godaan Di Balik Jebakan Untuknya

By:  ElakshiCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
3.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Aku adalah seorang fotografer khusus foto pribadi. Malam itu, sahabatku sejak masa kuliah memintaku untuk memotret dia dan istrinya dalam sebuah sesi foto pribadi. Awalnya, semuanya terasa normal, sampai dia mengajukan permintaan yang benar-benar aneh. "Wade, bisa nggak kamu penuhi permintaan istriku sekali ini saja?" Kalimat itu membuatku tertegun. Aku tidak tahu apakah dia serius atau hanya bercanda. Namun, sorot matanya menunjukkan bahwa dia bersungguh-sungguh. Cerita ini pun menjadi awal dari sesuatu yang tak terduga. Apakah permintaannya benar-benar sebatas profesionalisme fotografi atau ada maksud lain di baliknya?

View More

Chapter 1

Bab 1

Namaku Wade. Sejak kuliah, aku sudah mendalami seni fotografi, terutama fotografi tubuh manusia. Aku sering hadir di berbagai acara cosplay dan para cosplayer sering kali berinisiatif menghubungiku untuk sesi foto.

Tanpa kuduga, aku menjadi terkenal di dunia maya. Setelah itu, semakin banyak wanita cantik yang ingin menjadwalkan sesi foto denganku.

Kemudian, seorang model bertanya apakah aku bisa melakukan "barter". Saat itulah aku baru tahu apa arti "barter". Ternyata, dalam sesi foto pribadi, istilah ini mengacu pada model yang tidur dengan fotografer sebagai gantinya untuk membebaskan biaya pemotretan.

Setelah itu, segalanya menjadi tidak terkendali. Hampir semua cosplayer terkenal di kota ini pernah melakukan "barter" denganku.

Suatu hari, sahabatku, Fredy, menelepon dan mengundangku makan malam. Dia bahkan secara khusus memintaku membawa peralatan fotografiku.

Ketika aku tiba di restoran dan duduk, tiba-tiba tercium aroma yang sangat wangi. Seorang wanita yang sangat menawan berjalan mendekat dari belakang. Dada lembutnya menyentuh lenganku sebelum dia duduk di seberangku.

Wanita itu adalah Yudith, tunangan Fredy, dan dia adalah wanita tercantik yang pernah aku lihat.

Yudith mengenakan gaun panjang berwarna kuning muda. Tubuhnya proporsional dengan lekuk tubuh yang menggoda, pinggangnya ramping, dan memiliki daya tarik yang sulit dijelaskan. Dia memiliki pesona yang memadukan kepolosan seorang gadis muda dengan sedikit kematangan wanita dewasa. Benar-benar luar biasa.

Berdasarkan pengalamanku, wanita seperti ini biasanya sangat menggairahkan di tempat tidur dan bersedia mencoba berbagai hal. Benar-benar wanita idaman.

Namun, ketika aku melihat Fredy menatapku dengan pandangan penuh makna, aku sadar telah kehilangan kendali dan segera menundukkan kepala, lalu minum air untuk menyembunyikan rasa canggung.

Setelah semua hidangan tersaji, Fredy memesan sebotol anggur. "Aku lagi nyetir, jadi nggak minum," tolakku sambil melambaikan tangan.

"Nggak apa-apa, nanti Yudith yang akan mengantarmu pulang," katanya. Karena Fredy berkata begitu, aku pun tidak menolak lagi.

"Wade, menurutmu Yudith gimana?" tanyanya sambil bersulang. Setengah botol anggur sudah kami habiskan.

Yudith bangkit untuk menuangkan anggur ke gelasku. Saat dia sedikit membungkuk, kerah gaunnya turun dan memperlihatkan pemandangan kulit putih yang memikat. Bra berwarna ungu muda itu bahkan tidak bisa menutupi dada besarnya.

Meskipun aku sudah agak mabuk, bagaimanapun dia adalah tunangan sahabatku. Aku hanya melirik sekilas sebelum segera mengalihkan pandangan.

"Seperti bidadari turun dari surga, kamu benar-benar beruntung bisa mendapatkan wanita sehebat ini," candaku sambil tersenyum.

"Wade, gimana kalau kamu fotoin Yudith?" Fredy berkata dengan nada serius setelah bercanda sejenak.

"Ah, aku kira mau ngomong apa. Aku bisa langsung kontak studio foto, kita pakai lampu terbaik, sesuai standar tertinggi untuk adik ipar ini," jawabku sambil menenggak segelas anggur.

Namun, Fredy menghentikan tanganku yang sudah hendak mengambil ponsel. Dengan nada agak canggung, dia berkata, "Jangan, cuma kita bertiga saja."

Aku sedikit bingung melihatnya, "Maksudmu foto pribadi?"

Di samping, wajah Yudith tampak memerah, tetapi dia tidak mengatakan apa pun. Namun, tatapan matanya padaku begitu menggoda. Lidah kecil yang perlahan menjilat bibir merah mudanya, membuatnya tampak sangat memikat.

"Nanti kamu akan tahu. Aku sudah sewa vila di pinggiran kota. Peralatanmu sudah dibawa, 'kan?" Fredy mengedipkan mata ke arahku. Aku mengangguk, memberi isyarat bahwa semua peralatan ada di mobil. Meskipun penasaran dengan tingkahnya, aku memilih untuk tidak banyak bertanya.

Setelah selesai makan, Fredy memesan pengemudi pengganti untuk dirinya sendiri. Namun, dia meminta Yudith untuk menyetir mobilku dan membawaku ke lokasi pemotretan. Ada perasaan aneh yang menggelitik pikiranku, tetapi aku tidak bisa menjelaskan apa itu.

Di dalam mobil, hanya ada aku dan Yudith. Dari sudut pandangku, sabuk pengaman yang dikenakannya menonjolkan lekuk tubuhnya dengan sangat sempurna. Gaun tipis yang membalut tubuhnya membuatnya terlihat seperti bungkusan yang ingin segera dibuka dan dirasakan sepenuhnya.

Yudith menyadari tatapanku. Alih-alih merasa malu, dia malah sengaja membusungkan tubuhnya, memberi kepuasan untuk mataku.

Pertama kali aku bertemu Yudith adalah saat di universitas. Dia mengadakan pesta ulang tahun untuk Fredy. Waktu itu, dia mengenakan tank top dan hot pants, memperlihatkan kaki jenjangnya yang penuh percaya diri. Aura segar, seksi, dan cerianya membuatku terpesona.

Sampai sekarang, aku masih ingat bagaimana aku terpukau melihatnya untuk pertama kali. Ungkapan "keindahan duniawi" benar-benar tidak berlebihan untuk mendeskripsikannya. Aku tidak pernah menyangka, bahkan dalam mimpi sekalipun, bahwa suatu hari aku akan memiliki kesempatan untuk memotret Yudith dalam sesi foto pribadi.

"Kita sudah sampai, Kak Wade." Suara Yudith membawaku kembali ke kenyataan. Aku melihat sekeliling dan menyadari bahwa kami sudah berada di depan sebuah rumah bertingkat tiga.

Kami berdua turun dari mobil, melihat Fredy turun dari mobil pengemudi pengganti, dan berjalan menghampirinya.

Fredy mengajakku ke sebuah gazebo di dekat rumah. Dia menyodorkan sebatang rokok sambil bergumam, "Makanan seenak apa pun kalau dimakan terus-menerus akan terasa membosankan. Begitu juga dengan wanita, secantik apa pun, kalau terlalu sering dilihat, akhirnya akan terasa biasa saja."
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status