Kapan Sebaiknya Menggunakan Shouted Artinya Dibanding 'Teriak' Biasa?

2025-09-06 06:17:00 79

4 Answers

Ian
Ian
2025-09-09 23:21:16
Kalau mau simpel, aku biasanya pakai beberapa pedoman cepat:

- Tujuan teriakan: kalau untuk memanggil/menarik perhatian, pakai 'berteriak' atau 'meneriakkan'.
- Emosi ekstrem: kalau takut/sakit, pakai 'menjerit' atau 'memekik'.
- Arah ke seseorang: tambahkan preposisi—'berteriak pada/ke' atau 'meneriakkan kepada'.
- Nuansa marah vs perlu didengar: 'teriak' bisa dipakai keduanya, tapi bila ingin formal/lebih kuat gunakan 'meneriakkan' atau 'berteriak dengan keras'.
- Variasi di dialog: jangan selalu pakai 'teriak'; kadang 'seru', 'teriaknya', atau 'katanya dengan suara keras' membuat teks lebih enak dibaca.

Aku selalu cek kembali bagaimana bunyi kalimat itu saat dibaca keras-keras—kalau terasa benar, biasanya terjemahan untuk 'shouted' itu juga tepat. Akhirnya, selera pembaca juga penting, jadi aku suka bereksperimen sedikit sampai nadanya klop.
David
David
2025-09-10 07:34:32
Pernah suatu ketika aku mengoreksi naskah game yang sering men-translate 'shouted' langsung jadi 'teriak' berulang-ulang, dan hasilnya terdengar datar. Dari sudut pandang gramatikal dan stilistika, aku belajar tiga hal penting: pertama, perbedaan antara verba intransitif dan transitif—'berteriak' (intransitif) versus 'meneriakkan' (transitif).

Kedua, register dan intensitas: 'shouted' tidak selalu = scream; ia bisa jadi ekspresi kemarahan, perintah, atau usaha memanggil lewat jarak. Untuk perintah atau memanggil, aku lebih memilih 'berteriak' atau 'meneriakkan'; untuk rasa takut atau kesakitan, aku gunakan 'menjerit' atau 'memekik'. Ketiga, fungsi dalam dialog tag: di Inggris sering pakai 'he shouted' setelah dialog—di Indonesia, untuk variasi stylistik aku kadang ganti dengan 'serunya' atau 'katanya dengan suara keras' agar flow kalimat lebih natural.

Sebagai aturan praktis yang aku pegang: baca konteks, tentukan tujuan teriakan, pilih kata kerja yang mencerminkan relasi (apakah ada objek yang menjadi target), dan jangan ragu menambahkan kata keterangan untuk menegaskan nada. Itu yang bikin terjemahan 'shouted' terasa hidup dan tidak monoton.
Ulysses
Ulysses
2025-09-10 11:12:20
Ada momen-momen tertentu di mana kata 'shouted' lebih pas diterjemahkan bukan cuma sebagai 'teriak' biasa. Aku sering keliru waktu awal-terjemahan fanfic dan pelan-pelan belajar membedakan nuansa: 'shouted' sering membawa makna tindakan untuk menarik perhatian atau menegur dengan suara keras, sementara 'teriak' itu bisa lebih umum dan kadang kehilangan nuansa intensitas atau tujuan.

Kalau konteksnya seseorang berusaha memanggil dari jauh atau menyuruh orang berhenti, aku cenderung memakai 'berteriak' atau 'meneriakkan' untuk menjaga arti transitive dari 'shout at/for': misal, "He shouted, 'Stop!'" menjadi "Dia berteriak, 'Berhenti!'" atau "Dia meneriakkan, 'Berhenti!'" jika subjek aktif memproyeksikan suara ke objek. Sebaliknya kalau adegannya adalah reaksi spontan karena takut atau kesakitan, aku pilih 'menjerit' — nada dan pitch berbeda.

Dalam komik atau subtitle, kadang aku menambah kata keterangan seperti 'teriak kencang' atau ubah tata letak huruf (huruf kapital, tanda seru) untuk merepresentasikan intensitas yang 'shouted' ingin sampaikan. Intinya: jangan seragam; baca niat suara dalam konteks, siapa yang berbicara, dan apa tujuan teriakan itu. Aku selalu merasa puas kalau terjemahan bisa bikin pembaca merasakan getaran suaranya, bukan sekadar kata yang tepat secara leksikal.
Kiera
Kiera
2025-09-11 02:26:00
Kadang aku pakai pendekatan praktis—lihat dulu mengapa karakter 'shouted'. Kalau tujuannya untuk memerintah atau menarik perhatian, 'shouted' biasanya setara dengan 'berteriak' atau 'meneriakkan'. Contohnya, "She shouted his name" lebih natural diterjemahkan jadi "Dia meneriakkan namanya" atau "Dia berteriak memanggil namanya".

Tapi kalau itu situasi emosional ekstrem—takut, sakit, histeris—aku ubah jadi 'menjerit' atau 'memekik'. Ada juga kasus di mana 'shouted' dipakai untuk ekspresi marah yang diarahkan ke seseorang; terjemahan yang pas sering 'berteriak pada' atau 'mengarahkan kata-kata dengan suara keras'. Untuk teks narasi, aku suka memvariasikan: gunakan kata kerja plus keterangan untuk menghindari repetisi, misalnya 'dia memanggil dengan suara mendesak' atau 'suara kerasnya menggelegar'.

Oh ya, di subtitle panjang spasi terbatas, jadi aku memilih frasa yang singkat tapi efektif—itu seringkali penentu apakah nuansa 'shouted' tetap nyampe ke penonton atau tidak.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Kapan Kamu Menyentuhku?
Kapan Kamu Menyentuhku?
Malam pertama mereka terlewat begitu saja. Dilanjut malam kedua, ketiga, setelah hari pernikahan. Andika sama sekali belum menyentuh istrinya, padalhal wanita itu sudah halal baginya. Apa yang sebenarnya terjadi pada Andika? Bukankah pria itu menikahi Nuri atas nama cinta? Lalu kenapa dia enggan menyentuh sang Istri?
10
121 Chapters
Kapokmu Kapan, Mas?
Kapokmu Kapan, Mas?
Pada awalnya, Titi berniat membuat Robi dan Miska gancet demi membalas perselingkuhan sang suami dan sepupunya. Namun, di perjalanan membebaskan pasangan selingkuh itu, Titi malah menemukan fakta-fakta baru yang membuat Titi bertekad membalaskan semua perbuatan suaminya itu terhadap orang-orang terkasihnya.
10
79 Chapters
KAPAN AYAH PULANG
KAPAN AYAH PULANG
Kesedihan Faiz yang ditinggalkan Ayah, karena perselingkuhan Ibunya. Penderitaan tidak hanya dialami Faiz, tapi juga Ibunya. Ternyata Ayah sambung Faiz yang bernama Darto adalah orang yang jahat. Faiz dan Ibunya berusaha kabur dari kehidupan Darto.
10
197 Chapters
Kapan Hamil? (Indonesia)
Kapan Hamil? (Indonesia)
WARNING: BANYAK ADEGAN DEWASA. DI BAWAH UMUR JANGAN BACA. KETAGIHAN, BUKAN TANGGUNG JAWAB AUTHOR (ketawa jahat)."Sweethart!" teriak Tiger ketika gerakan bokongnya yang liat dipercepat lalu tubuhnya mengejang dan semua cairan miliknya tertumpah ruah di dalam rahim milik Virna.Tubuhnya langsung jatuh di atas Virna yang sudah mengalami betapa indah sekaligus melelahkanya malam ini. Suaminya membuat dia berkali-kali berada di awan atas nikmat yang diberikan. Dan malam ini, sudah ketiga kalinya bagi Tiger. Sedangkan untuk Virna, tak terhitung lagi berapa kali tubuhnya gemetar ketika Tiger mencumbunya, menyentuh setiap lekuk tubuhnya yang molek."Aku mencintaimu." Tiger berkata lembut kemudian menjatuhkan dirinya ke samping. Diambilnya selimut untuk menutupi tubuh Virna yang tak mampu lagi bergerak. Napasnya tersengal dan pandangan matanya sayu."Jika aku mandul, apa kamu tetap mencintaiku?" tanya Virna dengan air mata yang mengambang di pelupuk netranya lalu berpaling membelakangi suami yang sudah dinikahi lebih dari setengah tahun.Pernikahannya dengan Tiger adalah hal luar biasa dalam hidup Virna. Pria itu, meskipun memiliki usia yang lebih muda darinya, dalam banyak hal, Tiger menunjukkan sikapnya sebagi suami yang bertanggung jawab."Ssstttt! Jangan bicarakan itu lagi. Aku akan tetap mencintaimu dengan atau tanpa anak!" Tiger membalikkan tubuh Virna kemudian mengecup kedua matanya yang telah basah. Dia tahu kesedihan Virna karena sampai sekarang, istrinya tak kunjung hamil. "Kau yang terbaik, sweethart!" ucap Tiger lagi kemudian mendekap istrinya dalam-dalam.Follow IG Author: @maitratara
9.9
28 Chapters
Lima Tahun yang Tiada Artinya
Lima Tahun yang Tiada Artinya
Kami sudah menikah selama lima tahun. Suamiku, Derrick, pergi dinas selama setengah tahun, lalu membawa pulang cinta pertamanya, Syifa. Syifa sudah hamil lebih dari tiga bulan dan Derrick bilang hidupnya tidak mudah, jadi akan tinggal di rumahku untuk sementara waktu. Aku menolak, tetapi Derrick malah memintaku untuk jangan bersikap tidak tahu diri. Nada bicaranya penuh rasa jijik, seolah-olah dia lupa vila ini adalah bagian dari mas kawinku. Selama ini, mereka sekeluarga menggunakan uangku. Kali ini, aku memutuskan untuk menghentikan semua sokongan hidup itu. Sambil tersenyum, aku menelepon asisten. "Segera buatkan aku surat perjanjian cerai. Seorang menantu pecundang saja berani terang-terangan membawa selingkuhan pulang ke rumah."
27 Chapters
Dekapan Dingin Suami Panas
Dekapan Dingin Suami Panas
Tiga bulan setelah menikah, Azalea Ariva tak pernah lagi disentuh oleh suaminya–Haiden Mahendra. Padahal saat malam pertama, Haiden begitu bersemangat dan penuh hasrat. Haiden bahkan tak berhenti di saat Lea memohon karena sudah kelelahan. Hal itu membuat Lea bertanya-tanya dan overthinking. Adakah rahasia yang suaminya sembunyikan darinya? Karena sering kali, saat bangun pagi, perut Lea terasa nyeri. "Jangan nakal, Nyonya HaiLe, atau kau akan mendapat hukuman berat dariku." Haiden Mahendra. "Uuu … hukuman apa tuh? Mau dong dihukum Ayang." Azalea Ariva. "Lepaskan pakaianmu di hadapanku sekarang juga!"
10
232 Chapters

Related Questions

Bagaimana Shouted Artinya Dipakai Dalam Terjemahan Novel?

4 Answers2025-09-06 03:49:49
Kadang terjemahan dialog bikin aku pengen ngasih catatan di margin. Aku sering melihat kata 'shouted' diterjemahkan monoton jadi 'berteriak' terus-menerus, padahal dalam bahasa Inggris itu bisa membawa banyak nuansa: teriakan karena takut, karena marah, karena memanggil, atau sekadar volume yang lebih keras. Dalam praktik, aku suka memilah konteks dulu. Kalau karakternya panik dan suaranya tajam, aku pakai 'menjerit' atau 'memekik'. Kalau dia marah dan menekan lawan bicara, 'membentak' terasa lebih pas. Untuk seruan yang emosinya campur aduk, 'berseru' atau 'serunya' bisa lebih netral tapi tetap hidup. Kadang juga cukup menambahkan keterangan seperti 'ia berseru, suaranya pecah' agar pembaca merasakan intensitas tanpa selalu mengulang kata yang sama. Selain itu, tanda baca dan gaya tulisan juga penting. Penggunaan tanda seru, pemenggalan kalimat, atau bahkan huruf miring (jika gaya edisi itu mendukung) bisa menerjemahkan 'shouted' lebih efektif daripada sekadar mengganti kata. Intinya, jangan setia pada satu padanan saja—variasikan sesuai warna suara tiap karakter supaya momen dialog tetap berdampak.

Kenapa Penerjemah Memilih Shouted Artinya Untuk Teriakan?

4 Answers2025-09-06 07:48:43
Aku sering mikir bahwa pemilihan kata oleh penerjemah itu kayak memilih warna yang tepat untuk sebuah adegan. Kadang kata 'teriakan' di bahasa sumber bisa bermakna luas: ada unsur marah, memerintah, takut, atau panggilan darurat. Penerjemah harus menimbang konteks emosional plus bagaimana audiens target akan merespons. Dalam bahasa Inggris ada beberapa opsi—'shouted', 'yelled', 'screamed', 'cried out'—dan masing‑masing menaruh tekanan yang berbeda. 'Shouted' sering dipilih karena terasa netral tapi tetap kuat: menyampaikan volume dan intensitas tanpa otomatis memasukkan nuansa panik atau kesakitan yang terlalu pekat. Selain itu, ada aspek teknis. Pada subtitle atau skrip, 'shouted' punya panjang kata yang lebih pas, enak dibaca, dan masuk akal untuk konsistensi gaya. Aku sendiri sering memperhatikan subtitle dan ketika penerjemah konsisten menggunakan 'shouted' untuk situasi marah atau memerintah, itu bikin dialog terasa stabil dan tidak mengganggu immersion. Intinya, 'shouted' bukan pilihan asal—itu kompromi antara kesetiaan makna, naturalitas bahasa Inggris, dan keterbacaan untuk penonton.

Bagaimana Shouted Artinya Diterjemahkan Dalam Dialog Tegang Film?

4 Answers2025-09-06 01:52:49
Tiba-tiba momen itu bisa berubah total cuma karena satu kata—'shouted'—dan aku suka mikir gimana maknanya dipilih dalam bahasa Indonesia. Dalam dialog film yang tegang, 'shouted' nggak selalu cuma 'berteriak' secara literal. Kalau si tokoh marah dan memerintah, aku sering pilih 'membentak' karena nuansanya lebih tajam dan personal: misalnya "Dia membentak, 'Keluar!'". Untuk rasa panik atau takut, 'menjerit' atau 'teriak panik' terasa lebih tepat: "Dia menjerit, 'Tolong!'". Kadang translator juga menambahkan keterangan singkat di dalam tanda kurung pada naskah atau subtitle, misalnya (teriak) atau (dengan nada marah), khususnya kalau intonasi penting tapi kata-katanya pendek. Untuk subtitle, aku pikir ekonomisitas itu kunci. Pembaca butuh waktu, jadi gunakan kata pendek dan tanda seru—bukan CAPS—kecuali ada gaya khusus. Di dubbing, tenaga aktor jadi alat utama; penerjemah bisa memilih verba yang mengarahkan gaya pengucapan, misalnya 'membentak' vs 'berteriak', supaya aktor tahu apakah harus kasar, mendesak, atau putus asa. Intinya, terjemahan harus menyampaikan intensitas, tujuan, dan konteks emosional si teriakan tanpa bikin penonton kebingungan. Aku sering merasa puas kalau terjemahan bikin bulu kuduk berdiri pas adegan klimaks selesai.

Bagaimana Fans Menerjemahkan Shouted Artinya Di Forum Penggemar?

4 Answers2025-09-06 23:44:05
Di forum tempat aku sering nongkrong, perdebatan kecil soal bagaimana menerjemahkan 'shouted' itu cukup rutin terjadi. Banyak fans langsung memilih terjemahan literal seperti 'berteriak' atau 'menjerit', karena itu langsung menangkap intensitas suara. Tapi gak sedikit juga yang lebih suka terjemahan yang lebih natural sesuai konteks—misalnya 'berseru', 'menyahut dengan suara keras', atau kalau karakternya emosional dan takut, mereka pilih 'menjerit'. Aku sering lihat orang menjelaskan pilihannya di catatan penerjemah: kalau itu stage direction atau teks di panel, mereka cenderung mempertahankan kata kunci seperti '[shouted]' supaya pembaca tahu itu bukan sekadar nada biasa. Selain pilihan kata, tata letak juga penting; fans sering pakai ALL CAPS atau tanda seru ganda untuk menandai teriakan, atau bahkan formatting seperti kalau mau jelas tanpa mengganggu alur. Intinya, komunitas suka menyeimbangkan keakuratan dan kelancaran baca—kalau teriakan penting untuk karakter, terjemahannya dibuat tegas; kalau hanya efek atmosfer, kadang cukup dengan penekanan tipografi. Aku pribadi suka ketika ada catatan kecil yang menjelaskan pilihan itu, karena bikin terjemahan terasa lebih bertanggung jawab dan empatik terhadap teks asli.

Apa Makna Shouted Artinya Dalam Dialog Anime Emosional?

4 Answers2025-09-06 07:04:42
Suara teriakan itu sering bikin aku merinding; bukan sekadar volume, tapi semua lapis emosi yang ikut loncat keluar. Ketika seorang karakter berteriak dalam adegan emosional, aku selalu mencari konteksnya: apakah itu ledakan frustasi setelah bertahan terlalu lama, pelepasan rasa sakit yang dipendam, atau teriakan perintah di momen bahaya? Suara aktor pengisi (seiyuu) pakai teknik napas, patah kata, dan perubahan register untuk menandai perbedaan ini — itu yang membuat teriakan terasa ‘nyata’. Di layar, animasi akan menguatkan dengan garis ekspresi yang tajam, frame rate cepat, dan efek suara yang mendukung, sehingga teriakan jadi terasa seperti benturan emosional, bukan sekadar decibel. Dari sisi terjemahan, kata 'shouted' di subtitle kadang terlalu datar untuk nuansa yang kompleks; subtitle yang baik memilih kata atau tanda baca untuk menyampaikan intensitas. Bagiku, momen teriakan terbaik adalah yang bikin napas penonton terhenti setelahnya — bukan hanya karena keras, tapi karena rasanya semua yang dipendam karakter meletup ke permukaan. Itu selalu membuatku menahan napas sejenak, lalu ikut merasa lega atau hancur hati tergantung konteksnya.

Apakah Shouted Artinya Memengaruhi Makna Karakter Dalam Cerita?

4 Answers2025-09-06 18:34:39
Ada momen dalam cerita ketika satu teriakan bisa mengubah bagaimana kita membaca seluruh adegan. Saat aku membaca atau menonton, 'shouted'—atau ketika karakter berteriak—sering kali bukan sekadar volume. Itu soal intensitas emosi yang ditransmisikan: kemarahan yang tak terkendali, rasa takut yang meledak, atau bahkan keputusasaan yang menembus kebisuan. Misalnya, dalam adegan klimaks, satu teriakan bisa memberi bobot pada keputusan karakter sehingga penonton langsung mengerti taruhan emosionalnya tanpa penjelasan panjang. Dalam konteks terjemahan atau novel, penulis bisa menandainya dengan kata kerja seperti ‘‘berteriak’’, penggunaan huruf kapital, tanda seru ganda, atau deskripsi fisik seperti suara yang pecah—semua itu membentuk kesan. Di sisi lain, teriakan juga bisa dipakai untuk membentuk persona: sering berteriak = temperamen, teriakan yang tiba-tiba dari karakter pendiam = titik balik kepribadian, atau teriakan yang dibuat-buat = manipulasi. Konteks penting; jika penulis menulis teriakan tanpa konsekuensi emosional atau reaksi, efeknya hambar. Aku sering tersentak kalau sebuah teriakan terasa otentik—kadang itu membuatku kasihan, kadang membuatku curiga pada motif karakter itu sendiri.

Bagaimana Konteks Shouted Artinya Berbeda Di Subtitle Dan Dubbing?

4 Answers2025-09-06 21:37:52
Ada momen teriakan di layar yang bikin suasana langsung berubah, dan aku selalu tertarik gimana itu diterjemahkan beda antara subtitle dan dubbing. Sebagai penonton yang sering loncat-loncat antara versi sub dan dub, aku perhatikan subtitle cenderung ringkas. Subtitulernya harus menyesuaikan kecepatan baca, panjang baris, dan timing, jadi teriakan sering disingkat atau disimbolkan dengan huruf kapital, tanda seru, atau tag seperti '[teriak]'. Itu membuat konteks emosional kadang terasa kekurangan warna suara—kamu tahu ada kemarahan atau panik, tapi intensitasnya harus dibaca lewat kata, bukan didengar. Di sisi lain, dubbing membawa seluruh beban emosi lewat aktor suara; nada, jeda, bahkan napas memberi nuansa yang sulit diungkapkan teks. Namun, dubbing juga punya kompromi. Untuk sinkron bibir dan alur dialog, kata-kata bisa diubah; ekspresi 'teriak' bisa dilokalkan sehingga maknanya bergeser. Jadi kadang aku merasa subtitle lebih 'setia' ke naskah asli sementara dub lebih 'setia' ke feeling buat penonton lokal. Pilihannya balik lagi ke preferensi—apakah kamu butuh kata-kata persis atau sensasi suaranya? Aku sering bolak-balik dan nikmatin keduanya karena masing-masing punya kelebihan sendiri.

Apakah Contoh Kalimat Yang Memakai Shouted Artinya Di Fanfiction?

4 Answers2025-09-06 11:02:01
Langsung saja aku tunjukkan beberapa contoh dialog yang memakai kata 'shouted' supaya kamu langsung kebayang nuansanya. Contoh sederhana: 'Get down!' he shouted. Di sini 'shouted' ngasih tahu pembaca bahwa kalimat itu diucapkan dengan volume tinggi dan urgensi. Variasi lain: 'No—wait!' she shouted, grabbing his sleeve. Dalam contoh ini ada kombinasi antara volume dan gerakan fisik yang memperkuat emosi. Aku suka pakai gambaran kecil setelah tag supaya pembaca nggak cuma tahu suaranya keras, tapi juga melihat reaksi tubuh. Kalimat seperti 'He shouted her name across the station' lebih menunjukkan jarak dan upaya memanggil, sementara 'Stop! Don't go!' she shouted, tears streaming down her face' memadukan volume dengan emosi. Intinya, 'shouted' efektif kalau kamu mau menekankan kebisingan, kepanikan, atau perintah yang harus langsung direspons. Tutup dialog dengan beat (aksi) atau deskripsi supaya tidak monoton, dan hindari menulis 'he shouted loudly' karena redundant; shouted itu sudah menyiratkan kerasnya suara.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status