Ena Kita

Astrid wanita tangguh pekerja keras, mempunyai suami tampan bernama, Ronald yang sayang dan pengertian. Pernikahan mereka di anugrahkan seorang putri yang cantik dan jelita, kehidupan mereka di penuhi kebahagiaan dan ke damaian. Sampai suatu hari, Astrid mendapati Ronald bermesraan dengan wanita lain. Kehidupan yang semula damai dan indah, kini hancur berkeping-keping. Suami yang di anggap setia justru menikam hati. Kesetiaan dan ketulusan yang selama ini tercurah, kini hancur tak tersisa. Tak ingin hancur seorang diri, Astrid membalas segala perbuatan suami dengan cara yang begitu memukau.

Después de que su alma gemela muriera, el Alfa Killian Thorne pasó diez años guardándome rencor. Yo era la sanadora Omega que él nunca quiso, unida a él por deber, no por amor. Para él, yo era un remplazo. Una cicatriz en una unión que ninguno de los dos pidió. No importaba con cuánto esmero sanara sus heridas, ni con cuánta devoción permaneciera a su lado, lo único que me decía era: —Si en serio quieres complacerme, entonces vete. Pero cuando la muerte vino por nosotros, no fui yo quien cayó. Fue él. Mientras se desangraba en mis brazos, Killian me miró por última vez y susurró: —Ojalá nunca te hubiera conocido… En el funeral, su madre lloraba. —Debió quedarse con Selena. Nunca debí permitir que se fuera contigo. Su padre me quería matar con la mirada. —Te salvó la vida tres veces. ¿Por qué se tuvo que morir él y no tú? Todos lamentaban que se hubiera emparejado conmigo. Incluso yo lo lamentaba. Me expulsaron de la manada sin nada. Sin título. Sin la compensación de una Luna. Sin un hogar al que pudiera llamar mío. Y entonces… quizá la Diosa Luna se apiadó de mí. Me dio una última oportunidad para reescribir el destino. Esta vez, no suplicaré por su amor. Esta vez, no lo ataré al dolor. Esta vez, romperé el vínculo antes de que empiece. Ya podía escuchar los engranajes del destino girando, y esta vez, yo daría el primer paso.

Frostia Sebastien, isang desi-nuebe anyos na lumaki sa hirap kasama ang kaniyang magulong pamilya. Dahil sa hirap ng buhay at sa kagustuhang makapagtapos ng pag-aaral ay naghanap siya ng trabaho bilang isang kasambahay. Napakalupit ng kaniyang tadhana at napunta siya sa mansiyon ng Rosales Residence at doon nagsimula ang kalbaryo ng kaniyang buhay. Naging lihim mab ang pangmomolestiya at panghahalay ng kaniyang among prinsipal ay nalaman pa rin ito ng karamihan lalo ba ang malupit na madam. Paano siya makakalayo sa mga mapanghusgang tao na walang alam kung ano ang malagim na sinapit niya mula sa Rosales Residence? Ipagpapatuloy pa rin ba niya ang kaniyang pagbubuntis kahit na alam niyang bunga ito ng panghahalay ng inaakalang mabutihing prinsipal? Paano siya makakatakas sa malupit niyang tadhana kung kinakailangan niya rin namang lumaban at maghiganti kahit sa maling paraan? “Kung ikakakulong ko ang pumatay ay ikakatuwa ko pa kaysa umiyak... nang sa kaisipang makukulong ako ay sisiguraduhin ko na... tapos na ang aking paghihiganti!” —Frostia Sebastien

Jangan lupa sebelum baca subscribe terlebih dahulu. "Fani Santika, detik ini aku talak kamu. Sekarang kamu bebas!" seru Adam lantang membuat Fani menegang sedangkan Raka hanya tersenyum sambil mengusap bibirnya yang berdarah. Pasca bercerai dari Fani, Adam menjadi sosok pria yang dingin Dan Arogant. Hingga dia bertemu gadis desa saat berkunjung di rumah Kakak angkatnya Halim. Ririn yang mengadu nasib ke kota untuk mencari kerja, tapi sayang umurnya belum cukup. Gadis itu mendapatkan tawaran untuk mengasuh putri dari duda anak satu yang tak lain Sasa. Ririn mencintai Bagas, tapi dia merasa nyaman saat bersama Adam, siapakah yang akan dipilihnya?

Pernikahan antara Pratama Wijaya dengan Kyana tidak semulus dengan apa Ang diucapkan oleh Tama saat ijab kabul dahulu. Kehadiran adik ipar yang datang dan tinggal bersama mereka, menjadikan keluarga harmonis mereka berubah jadi keluarga yang hancur dengan semua tipu daya, dan juga rencana busuk dari adik iparnya yang bernama Welas. Banyak cara yang dibuat oleh Welas untuk menjadikan kakak iparnya di cerai oleh Tama, saudaranya. Iming-iming hadiah 2 Milyard, yang dikatakan oleh Zya, sebagai imbalan untuk mendapatkan Tama,membuat Welas lupa diri dan menjadikan semuanya halal dan mengharuskannya berbuat apa saja.

Benang merah adalah suatu simbol keterikatan takdir. Konon katanya, setiap manusia memiliki benang merah yang tertaut pada sang tambatan hati. Sebesar apa pun rintangan yang harus dilalui, benang merah tak akan pernah putus dan akan selalu bertaut. Kisah cinta Rigel dan Nada di awali dengan sebuah kebencian. Sepertinya karma benar-benar berlaku karena waktu mampu mengubah perasaan benci yang mereka miliki menjadi rasa suka. Namun, takdir tampaknya selalu menentang hubungan mereka. Berbagai permasalahan datang silih berganti, hingga mampu mengubah kepribadian salah satu di antara mereka. Akankah Rigel dan Nada dapat terus bersama, meskipun takdir yang menjadi lawan mereka? Benarkah Nada dan Rigel saling memegang ujung benang merah yang sama?

Sudah lima tahun menikah, tiba-tiba cinta pertama suamiku mengunggah foto sertifikat rumah di instagram. Dia menulis, "Terima kasih Kak Boni sudah memindahkan kepemilikan rumah ini untukku." Aku terkejut melihat alamat di sertifikat itu adalah rumah kami, jadi aku memberikan komentar, "?" Tak lama kemudian, suamiku langsung meneleponku dengan nada marah, "Dia itu ibu tunggal, kasihan sekali. Aku hanya memindahkan kepemilikan rumah supaya anaknya bisa lebih mudah untuk daftar sekolah nantinya. Itu nggak akan mengganggu tempat tinggal kita!" "Kenapa kamu nggak punya hati nurani? Masa nggak bisa sedikit bersimpati?" Di balik telepon, terdengar suara tangisan lembut dari cinta pertamanya. Setengah jam kemudian, cinta pertamanya mengunggah lagi, kali ini menandai aku di unggahannya. Dia memamerkan sebuah mobil mewah seharga dua miliar, lengkap dengan catatan, "Dibayar lunas, seperti kata pepatah, pria yang mencintaimu akan rela menghabiskan uang untukmu." Aku tahu itu hadiah dari suamiku untuk menenangkannya. Tapi kali ini, aku sudah memutuskan untuk bercerai. Bukankah hanya memberinya sertifikat rumah?

Rizta diajak bertemu oleh Erlan, pria yang ia kenal dari WA. Awalnya ia ragu, tetapi akhirnya Rizta berani menemuinya ditemani sahabatnya. Namun, anehnya di hari pertemuan. "Orangnya kok pake masker sih, Ta?" tanya Vina, seketika aku menoleh. Mata kami saling bertatapan, perasaanku tak enak. Vina memintanya membuka masker, tetapi cowok itu enggan. "Temenmu suruh pulang aja, aku mau ngajak kamu ke suatu tempat. Aku bukan orang jahat kok, nanti aku bakal buka masker. Kamu gak perlu takut," ucapnya melambaikan tangan memintaku mendekat. Takut? Jujur ada rasa itu sedikit. Kenapa dia tak mau melepas maskernya, apa dia sejelek itu?

One's freedom could also be other's demise. Renata Viglianco, also known as Revi VI, is a young girl living peacefully in Atolon Island. For her, she is nothing but a prisoner caged on the island because of what happened almost four centuries ago. She always dreamt about going outside and see the wonders of nature, the marvelous creation of mankind, and the Tall Towers of Titus, their deity. Because of those dreams, she vowed to save her loved ones against the nefarious people of Madreign who slaughtered their ancestors because of selfishness. Until one day, a series of events triggered her innocence. It ruined her childhood and took away her sense of joy. Renata's dream shattered into pieces and she wanted to give up. However, to surpass the wicked victors, she needed to take another step forward and reach her dream, freedom.

"You keep saying he died of black magic, but you're not telling me exactly how he died. If what you're saying is true... what happened to him??" I ask her with a raise of my brows. "The magic consumed him. He became power hungry. He started absorbing the powers from members of our coven. He wanted it all for himself. He had to be put down. He had to be stopped" She explains "Mom, what are you saying? Are you insinuating what I think you are? What do you mean he had to be put down??" The windows to her room bang open and cool breeze is rushing in, making the papers in her room fly haphazardly. "Layla, you have to calm down." She motions towards me. "So the coven killed him?? They killed my father and you didn't do anything about it????" I scream at the top of my lungs, the lights still flickering, tears pooling in my eyes and wind blowing in through the windows. "He killed two people from our coven! His eyes were completely black! The magic had completely taken over him. Your dad wasn't there anymore. So yes, we killed him to protect the rest of the coven…"