Ff Sehun Sakit Di Dorm

Cerita ini banyak mengandung konten dewasa, pastikan anda cukup umur untuk membaca ini (21+++) Dipaksa menikah dengan wanita yang bukan pilihan hatinya tentu saja membuat Abhygael kesal. Terlebih lagi dia belum pernah melihat wajah calon isterinya itu seperti apa, akhirnya dengan berat hati demi sang nenek yang sedang terbaring sakit di Rumah Sakit Abhygael menerima perjodohan ini Lain lagi dengan Leona yang dijodohkan dengan Abhyghael, untuk menggagalkan pernikahan, dia sengaja memakai makeup yang merubah wajahnya menjadi seperti macan tutul.

Sanay na sa sakit si Olivia Margarette Gallego, sa ipinararamdam pa lamang ng kanyang magulang sa kanya sa araw-araw ay umaapaw na siya. Ngunit iba pala ang sakit kapag iyong mahal at pinagkakatiwalaan mong tao ang siyang mangloloko sa iyo. Nalaman niyang kasal na pala ang kanyang anim na buwang nobyo at may anak pa! Sa pinaghalong kalungkutan at pighati, nagpunta siya sa isang club at doon nagpakalasing, umaasang mawala na ang sakit kinabukasan. Ngunit kinabukasan ay iba ang kanyang namulatan, nakahiga siya sa isang malaking kama at katabi ang nag-iisang terror mathematics professor, si Mr. Wrecker Silas Monroe. Ang akala niya ay isang gabi lamang iyon ng pagkakamali, ang hindi niya alam ay panghabangbuhay niyang dadalhin ang bunga niyon. May pag-asa pa bang makatagpo siya ng lalaking mamahalin siya ng tunay? O makukuntento na lang siya sa pagmamahal para sa kanyang mga anak?

Rasa sakit mampu menciptakan kekuatan luar biasa yang sulit ditandingi. Kehilangan orangtua tercinta membuat Angelina bertekad untuk membalaskan dendam. Nyawa harus dibayar dengan nyawa!

Ivy moved to a different city and a new school. She wants only a quiet, anonymous life but she became friends with the popular and outgoing Trida. They became really close together with the five good-looking male students who lives in the dorm as well. Haze, Trida's ex. Zee, Trida's best friend. Matthew, Ivy's crush. Kayden, has a crush on Ivy and Kierzyuwi, the cold yet billionaire transferee. Everything seemed perfectly normal between them, until one day, two dead bodies appears in front of their eyes. As the murder case continued inside and outside their school, Trida and Ivy discovered the possible cause of the murder and who was behind it. Iyon ay si Supremo—na hindi nila matukoy ang totoong pangalan. Ngunit sa kagustuhan nilang malaman kung sino nga ba si Supremo, Ivy and Trida started to investigate. Five men turned out to be suspicious and those five were their friends. At sa patuloy nilang paghahanap rito, hindi lamang ang misyon nito ang kanilang matutuklasan. Maging ang kasunduan na isa pala sa kanila ang nakatakda nitong pakasalan. Will Trida and Ivy be able to handle the truth? Or would they just choose to run away from it?

THIS BOOK CONTAINS RAW, STEAMY, AND EXPLICIT SEXUAL CONTENT. IF YOU'RE NOT 18+, PLEASE ABSTAIN. When Shemika accidentally kills her brother‑in‑law during a four‑hour, drug‑laced BDSM session on the night of her sister’s funeral, she flees and was hit by a car. The driver turns out to be the smooth‑talking ex‑convict everybody calls Bishop, manager of the ultra‑exclusive nightclub known as Wet Nights. He carries her to the club’s secret hospital beneath the dance floor for her to recover.  To dodge arrest, Shemika begs for a job at the club. After a shocking demonstration of wax play, orgasm denial, and bondage, she signs a blood‑ink contract and becomes property of Wet Nights. She was taken to the performers’ 14‑storey dorm, known as the Crimson House where all the performers (employees) at Wet Nights stays. The house is managed by the predatory house‑manager known as Sinner—he fucks every newbie in the house as part of their onboarding session. On her first night, Shemika is bullied to parade naked through all fourteen floors, but the funny bisexual icon Jax steps in and helps her. Soon Shemika teams up with two dancers namely; Synn, the ice‑cold top performer, and Lexi, whose real purpose is finding her sister who vanished while working at the club. But some doors in Wet Nights stay locked for a reason…

Mereka yang kusayang, mereka yang kubela ternyata menusuk dari belakang. “Akanku balas rasa sakit ini, Mas. Begitu juga dengan perlakuan manipulatif keluargamu.”

Bagaimana perasaanmu setelah tahu bahwa selingkuhan suamimu ternyata jeruk makan jeruk? Sakit tentu saja, tapi untuk diperbaiki lagi itu sangat tidak mungkin.

Aku didiagnosis menderita lupus eritematosus sistemik stadium berat dan akan meninggal tiga hari lagi. Setelah 188 kali telepon permintaan tolongku ditolak suamiku, aku membawa hasil pemeriksaan dan melangkah masuk ke kantor pelayanan perawatan akhir hayat. “Halo, tolong bantu jadwalkan proses kremasiku dan ajukan juga bantuan subsidi dari pemerintah.” Sepuluh menit kemudian, mereka datang. Belum sempat aku bicara, suamiku yang seorang pengacara langsung menamparku tanpa ekspresi. “Demi merebut perhatian dari Penny, kamu pura-pura sakit parah?” Kakakku yang seorang dokter merebut hasil pemeriksaanku, lalu membuka dan menatapku, sambil mencibir, “Lupus? Kalau mau pura-pura sakit, setidaknya yang masuk akal. Penyakit seperti ini hanya diderita satu dari sejuta orang.” Aku menahan rasa sakit di tubuhku, lalu kembali ke meja petugas dan menyerahkan formulir, serta hasil medis lagi. Melihat ruam berbentuk kupu-kupu di pergelangan tanganku, petugas itu tampak iba. “Aku sudah nggak punya keluarga lagi.” “Aku ingin mendaftar layanan kremasi tiga hari lagi, lokasinya bebas. Aku hanya berharap kematianku nggak menjadi beban bagi siapapun.”

Aku dan suamiku pergi mendaki gunung. Tak disangka, suamiku mati keracunan setelah melahap buah liar yang aku petik. Saat pulang ke rumah, aku langsung didatangi oleh sepasang ibu dan anak. Aku baru menyadari suamiku bukan hanya memberikan mereka rumah dan mobil, tetapi juga terlilit utang dalam jumlah besar. Aku bahkan mengeluarkan semua tabunganku untuk membayar mereka. Demi merawat ibu mertuaku yang sakit parah, aku mengambil tiga pekerjaan dalam satu hari. Aku bekerja dari fajar hingga senja. Bahkan, hanya berani makan nasi putih saja. Pada akhirnya, aku jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit karena kelelahan kronis. Ibu mertuaku meminta dokter untuk menghentikan pengobatanku. Di saat aku sekarat, suamiku datang mengunjungiku sambil merangkul ibu dan anak itu. Dia melemparkan uang sepuluh ribu kepadaku. "Terima kasih sudah merawat ibuku selama ini." Aku baru sadar kalau suamiku memalsukan kematiannya demi bersama cinta pertamanya dan juga anak haramnya. Saat aku membuka mata lagi, aku sudah kembali ke hari di mana aku mendaki gunung bersama suamiku.

perjalanan seorang gadis yang mencari keberadaan bapak kandung. setelah ketemu justru sempat ditolak kehadirannya. ini membuat gadis itu sakit hati dan ingin membalas bapak dan ibu tirinya.