Di Antara Dua Hati

Di Antara Dua Hati

last updateLast Updated : 2025-09-11
By:  N Lita SUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
14views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

+623867xxx ok: Suami lo di apartemen gue.    “Nara?” ketik Keisha pada pesan dari kontak baru yang masuk ke ponselnya.   +623867xxx: Yaps, pacar suami lo. Kasihan, lo tidur sendiri.   Keisha menghdia napas berat membaca pesan dari Nara. “Lagi?” gumamnya pelan. “Sampai kapan kamu mau seperti ini, mas?”    Tidak ingin terlihat lemah di mata Nara yang Keisha tahu adalah pacar Rendra—suaminya, Keisha membalas pesan Nara dengan tenang.   [ Ambil aja buat lo! ] Sent.   Hai, ini adalah kisah Keisha dan Narendra aka Mas Rendra.. Ikuti yah, sebangcat apa Mas Rendra di mata Keisha dan seberapa banyak rahasia yang Rendra simpan dari Keisha?  

View More

Chapter 1

Bab 01

Ting!

Dering ponsel membuyarkan lamunan Keisha, membuat perempuan itu menoleh ke arah nakas di samping tempat tidur, lalu meraih ponselnya dari sana.

“Nomor baru?” gumamnya, membaca notifikasi pesan masuk yang berisi foto.

Keisha lantas membuka pesan tersebut. Dan jantungnya mencelos seketika melihat isi pesan itu.

+Nomor baru: Suami lo ada di apart gue.

Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal, namun Keisha bisa menebak siapa pengirimnya.

“Nara?” ketik Keisha, membalas pesan tersebut.

Keisha Anandita Raveena, nama lengkapnya. Perempuan 24 tahun itu lagi-lagi mendapati hal yang menyakiti hatinya, menghancurkan perasaannya. Dan sialnya, pelaku dari rasa sakit itu adalah orang terdekatnya—orang yang seharusnya membahagiakan dan melindunginya, justru menjadi yang paling jahat padanya.

Narendra Hadiwijaya. Pria yang menikahi Keisha enam bulan lalu karena sebuah perjodohan di masa lalu antara kakek mereka. Dialah sumber luka di hidup Keisha saat ini.

Tak lama, pesan dari nomor baru itu kembali masuk.

+Nomor baru: Yaps, pacar suami lo. Kasihan, lo tidur sendiri dulu.

Keisha menghela napas panjang. Ia membuka foto yang dikirim Nara—wanita itu yang ia tahu adalah pacar suaminya. Ah, seharusnya sudah menjadi mantan pacar, bukan? Karena Rendra telah menikah dengannya. Namun nyatanya, di belakang Keisha, mereka masih berhubungan. Bahkan dengan tidak tahu malunya, Nara selalu menyombongkan kebersamaannya dengan Rendra. Terhitung satu bulan terakhir, Nara gencar mengganggu Keisha—mengirimkan banyak foto saat ia sedang bersama Rendra.

“Lagi?” gumam Keisha sambil meremas ponselnya.

Butiran air mata jatuh, membasahi pipi Keisha. Bagaimana tidak? Istri mana yang akan baik-baik saja saat mendapat kiriman foto suaminya sedang berada di apartemen perempuan lain. Di ranjang perempuan lain dan bertelanjang dada? Orang yang tidak normal pun rasanya akan overthinking melihat itu.

“Apa gue harus tetap diam? Sementara Mas Rendra terus-terusan seenaknya? Sampai kapan Mas Rendra seperti ini? Gue beneran muak,” keluh Keisha, mengusap air matanya dengan jemari.

Tidak! Keisha harus berani ambil sikap. Sudah cukup ia selalu diam selama ini.

“Elena?” Keisha mengangguk pelan, mengingat Elena—sahabatnya. Elena Swastika, sahabat sejak SMP, sekaligus orang yang selalu ada untuk Keisha. Entah mengapa, setiap kali merasa terpuruk dan sedih, Keisha selalu teringat Elena. Ya, karena Elena selalu mengerti rasa sakitnya.

“El, gue udah nggak sanggup lagi. Gue nyerah, El. Gue mau cerai aja,” ketik Keisha—mengirim pesan singkat pada Elena.

Tak sampai semenit, Elena langsung membalas.

El: Kei, ada apa? Suami lo nggak pulang lagi?

Lihat? Elena bahkan tahu tabiat buruk Rendra selama menjadi suami Keisha.

Keisha: Dia sama Nara lagi, El. Nginep.

El: Anj!ng. As Rendra yang bilang?

Keisha: Nara chat gue. Gue mau nyerah, gue nggak bisa. Enam bulan udah cukup buat gue bertahan. Gapapa 'kan, El?

El: Gue nggak mau egois minta lo tetap bertahan sementara kelakuan laki lo kek Dajjal. It’s okay, Kei. Kalau lo udah yakin, gue cuma bisa dukung. Kasih tahu gue, lo butuh bantuan apa?

Yah, begitulah Elena. Ia selalu mendukung keputusan Keisha. Selalu di sisinya, seperti saudara kandung tanpa ikatan darah.

“Gue harus ke Jogja,” gumam Keisha pelan. Ia pun mengatakan pada Elena agar menemaninya pergi ke Jogja.

El: Kapan? Sekarang banget?

Awalnya Keisha tidak berpikir akan pergi sekarang. Namun, semakin ia menunda, semakin tidak baik untuk mentalnya.

Keisha: Iya. Gue mau ziarah ke makam Kakek. Minta maaf ke Kakek. Gue mau waras, El. Sementara bertahan sama Mas Rendra bikin kewarasan gue hilang.

Keisha dan Elena sepakat bertemu langsung di stasiun. Mereka akan ke Jogja naik kereta malam dan tiba pagi hari.

Keisha berkali-kali meyakinkan diri bahwa perceraian bukanlah akhir dunia. Justru bertahan dengan luka batin yang terus menganga adalah bunuh diri perlahan.

"Gapapa, Keisha. Lo cuma jadi janda. Tapi virgin. Gapapa. Not bad."

Ya. Selama enam bulan menikah, Rendra tak pernah menyentuhnya. Bahkan perhatian pun tak pernah diminta, karena Keisha tahu—cintanya tak berbalas.

Ia tertegun menatap foto lama Rendra yang masih terselip rapi di buku diarinya. Foto itu diberi tulisan: Crush since SMA.

"Ganteng banget pas masih jadi crush," gumamnya. Ia meletakkan foto itu di laci nakas.

Tak mau lagi menyimpannya dalam diary.

Mungkin suatu saat, Keisha akan membakar foto itu—bersama kenangan.

Ia duduk di tepi tempat tidur, melemaskan bahu dan menarik napas dalam.

"Kok bisa gue jatuh cinta sama iblis berparas malaikat?" lirihnya, menatap laci. "Oh, mungkin karena dulu gue masih bocil. Lihat gantengnya doang. Wajar, namanya masih labil."

Ia menggeleng kecil. “Tapi gue tertipu banget. Fak yu, Mas Rendra.”

Terlebih ketika mengingat bagaimana Rendra dulu bersikap sangat baik di depan almarhum kakeknya. Semua hanya sandiwara.

Keisha beranjak, memasukkan diary ke dalam tas. "Apa lagi ya?" gumamnya, memastikan tak ada barang yang tertinggal.

Ting!

Pesan dari Rendra masuk.

Mas Rendra ku: Saya nggak pulang malam ini.

Keisha tersenyum getir. "Gue sedekahin lo buat Nara, Mas. Mau kalian ngamar sampai anu lo keriput juga, gue nggak peduli."

Ia mengetik balasan cepat.

Keisha: Iya. Lembur di apartemen Nara 👍🙂

Pesan baru masuk.

Mas Rendra ku: Bilang apa kamu? Saya di perusahaan. Mau bukti?

Keisha menggeleng, lalu membalas singkat.

No, thanks. Nggak perlu.

Setelah itu, ia menonaktifkan ponselnya.

*

“Kei!” Suara Elena menyapa indera pendengaran Keisha, membuat perempuan itu menoleh ke arahnya.

Terlihat Elena melambaikan tangannya. Keisha tersenyum tipis lalu membawa langkahnya menghampiri sang sahabat.

“Udah lama?” tanya Keisha.

Elena mengangguk. “Yuk.” Ia merangkul lengan

Keisha. “Lo nggak usah sedih. Kita kasih paham si asu Rendra itu kalau lu baik-baik aja tanpa tu dajjal.”

Keisha menghela napas pelan. “Gue juga nggak nyangka bisa sampai di titik ini, El. Rasanya udah nggak ada yang bisa diselametin dari pernikahan ini.”

“Memang nggak ada, Kei,” jawab Elena mantap. “Lo udah cukup sabar. Udah cukup menderita. Sekarang waktunya lo bahagia.

Udah saatnya milih waras.”

Keisha tersenyum getir, lalu mengangguk. “Makasih ya, El... selalu ada buat gue.”

Elena menepuk-nepuk bahu sahabatnya. “Selalu. Gue nggak akan ke mana-mana. Kita ke Jogja, healing, terus pikirin langkah selanjutnya. Yang penting, jangan biarin laki nggak tahu diri itu nginjek harga diri lo terus.”

Keisha mengangguk pelan. Ia menarik koper kecilnya, sementara Elena membantunya membawa tas selempang.

“Lo beneran mau ziarah ke makam kakek lo?” tanya Elena saat mereka sudah berjalan menuju pintu masuk stasiun.

“Iya. Gue harus minta maaf. Karena gue udah gagal jaga amanat perjodohan itu,” jawab Keisha lirih.

Elena menoleh. “Jangan nyalahin diri lo terus, Kei. Itu bukan salah lo. Itu salah Rendra yang brengsek.”

Keisha hanya mengangguk. Dalam hati ia tahu, memang bukan salahnya, tapi tetap saja rasa bersalah itu sulit diusir dari hati.

Perjalanan malam ke Jogja itu terasa panjang tapi sekaligus melegakan. Keisha memutuskan untuk tidur dalam perjalanan, bersandar pada bahu Elena yang setia menemaninya, sementara air mata pelan-pelan mengering, hanya perasaan yakin untuk berpisah dari Rendra yang tersisa.

Tbc

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status