Guyonwaton Ora Masalah

Dicap perawan tua dan tidak laku oleh sang Tante dan sepupunya. Samira Brisia- seorang Direktur Utama sebuah kantor besar, berakhir di sebuah kamar bar dengan seorang pria asing, dengan keadaan mabuk. Kemudian, ia dipertemukan dengan pria yang sama, yang ternyata bernama Morgan Francois. Keduanya sama-sama terjebak dalam masa sulit, hingga terpaksa terlibat pernikahan kontrak demi keuntungan masing-masing. Tidak disangka-sangka Morgan yang dikenal cuma pegawai magang di kantor tempat Samira bekerja, ternyata seorang miliarder yang tengah menjalani masa hukumannya. ***

Nadira, seorang wanita muda yang hidupnya hancur karena keserakahan keluarga Hartawan, terpaksa menikah dengan Arka, pewaris dingin dan arogan dari dinasti bisnis tersebut. Pernikahan ini bukan tentang cinta—ini tentang strategi. Bagi keluarga Hartawan, Nadira hanyalah pion dalam permainan kekuasaan. Tapi bagi Nadira, ini adalah pintu masuk menuju balas dendam yang telah ia rencanakan selama bertahun-tahun. Di balik senyum manisnya, Nadira menyimpan dendam yang mendalam. Dengan keberanian dan kecerdasannya, ia bertekad untuk mengguncang fondasi keluarga Hartawan dari dalam, meski itu berarti harus menghadapi intrik, penghinaan, dan kebohongan yang tak terhitung jumlahnya. Namun, semakin dalam ia terlibat, Nadira mulai menemukan sisi lain Arka—sisi yang membuatnya ragu pada niat awalnya. Akankah dendamnya tetap menjadi prioritas, atau hatinya mulai berbelok di tengah permainan yang ia ciptakan sendiri?

Aku adalah putri kandung Keluarga Setiawan, juga memiliki “sistem pengamat drama”. Aku memang terlihat penurut dari luar, tetapi sebenarnya penuh perlawanan dalam hati. Hanya saja, aku tidak tahu bahwa isi hatiku bisa dibaca. Kakak-kakakku berkata, “Meski kamu itu adik kandung kami, kami hanya akui Cheryl sebagai adik. Sebaiknya kamu tahu diri.” Aku bergumam dalam hati, ‘Kayaknya aku sudah singgung Raja Neraka di kehidupan sebelumnya, makanya aku dilahirkan di Keluarga Setiawan di kehidupan ini.’ Langkah kakak-kakakku tiba-tiba terhenti. “Cheryl sangat penurut, juga sayang sama semua orang di keluarga ini. Kamu jangan coba-coba cari perhatian atau buat onar.” Aku mencibir dalam hati, ‘Dia sangat penurut sampai sebabkan orang di seluruh keluarga ini tewas. Cintanya pada kalian juga begitu besar sampai-sampai dia khianati kalian.’ Kali ini, ekspresi para kakak terlihat sangat aneh.

Meet August White. Orphan and a gangster. Lumaki siyang walang magulang at walang kilalang kamag-anak. Isang araw habang nasangkot sa isang away si August, isang di inaasahang pangyayari ang naging dahilan at napadpad siya sa isang mundong kailan man ay di niya inaasahang totoo na maging dahilan upang magbago ang takbo ng kanyang kapalaran.

Mi pareja en línea resultó ser… mi jefe. Pero claro, él no tiene ni idea de que la persona del otro lado del chat soy yo. Y lo peor es que, una y otra vez, insiste en que quiere conocernos en persona. ¡Madre mía! Si eso ocurriera, terminaría en un estado fatal al día siguiente. Así que, sin dudarlo, lo dejé. Después de eso, se puso de un humor terrible, y toda la empresa tuvo que pagar las consecuencias con horas extras. Y pues… ¿cómo decirlo? Por mi salud mental y física, volver con él… tampoco suena tan mal.

Setelah berjuang mati-matian untuk menghidupi keluarga suaminya. Astri tiba-tiba di buang sang Suami. Parahnya ,Astri tidak tahu sedang mengandung anak ke duanya, dan akan segera berpisah....

“Her.. I want her.” Eleonora's heart missed a bit when the ruthless mafia boss stared right at her, his eyes stripping her of the flimsy piece of clothing she had on. Afraid, she looked up at her instructor, hoping that she would refuse but the greedy man smirked. “Sold! Sold to the DeLunas.” …. Eleonora had only the worst in mind when she was bought by a notoriously ruthless mafia boss. She knew that her life was going to change, but never did she expect to be trapped in an endless web of secrets, conspiracies and vengefulness. The mafia boss's dark past is looming and there seems to be no way to stop history from repeating itself. What happens when dark secrets are exposed and a terrible fate is said to be inevitable for the seemingly innocent Eleonora?

No terceiro ano de casamento, Luiza Mello finalmente descobriu quem era a verdadeira dona do coração de Ethan Soares: sua cunhada, Gabriela. Na noite da morte do irmão mais velho de Ethan, ele ignorou completamente Luiza, sua esposa, que estava ao seu lado, e defendeu Gabriela sem hesitar. Ele chegou até a tomar um tapa por ela. Luiza sabia que Ethan só havia se casado com ela porque ela era submissa e sabia seu lugar. E, de fato, ela era tão "compreensiva" que até mesmo o divórcio aconteceu sem dar a ele qualquer trabalho. Ethan não sabia que ela já tinha o documento de divórcio em mãos. Ethan não sabia que ela estava prestes a se casar novamente. No dia em que Luiza apresentou ao mundo sua revolucionária cura para o câncer, ela foi aclamada globalmente. Mas enquanto todos aplaudiam, Ethan estava de joelhos, com lágrimas nos olhos, implorando: — Luiza, eu errei. Me perdoa. Volta para mim, por favor. Ele, sempre visto como um cavalheiro perfeito e impecável, agora se curvava, vulnerável, admitindo seus erros. Luiza recuou um passo, e antes que Ethan pudesse se aproximar, um homem poderoso e inalcançável segurou sua cintura. Ele era o CEO mais temido do país e declarou friamente: — Desculpe, Ethan, Ela vai se casar, mas é comigo.

"Jangan berharap lebih padaku, Arinda!" "Kenapa, Mas? Bukankah Mas berjanji akan meresmikan pernikahan kita ini?" "Dan kamu percaya kata-kata itu, Arinda?" "Tentu. Aku tak memiliki alasan untuk tidak memercayai suamiku sendiri, Mas!" "Kamu salah, Arinda. Kamu tidak perlu mempercayaiku!" "Maksud kamu apa sih, Mas?" "Nanti kamu akan tahu sendiri." Arinda. Perempuan cantik yang menikah di usia muda itu, hanya bisa menatap kepergian laki-laki yang baru meninggalkan kamar dengan tatapan bingungnya. "Maksud Mas Ardi apa?"

No Natal, meus pais decidiram trabalhar para ganhar o salário triplicado, e mais uma vez me deixaram sozinha em casa. Pensando nos últimos vinte anos, em que eles sempre fizeram isso, decidi que não queria passar mais uma noite fria e solitária. Peguei meu jantar natalino e fui procurá-los. Mal sabia eu que aqueles pais, que sempre alegaram estar tentando ganhar um pouco mais de dinheiro, sairiam de um carro de luxo, rindo e abraçando um garoto da minha idade, e entrariam em um restaurante cinco estrelas. — Vocês acham certo deixar Caroline sozinha em casa? — Perguntou o garoto. Minha mãe respondeu com indiferença: — Não tem problema, ela já está acostumada. Meu pai, sem o menor peso na consciência, completou: — Como ela poderia se comparar a você? Você é o verdadeiro tesouro dos nossos corações! Virei as costas e fui embora. Eles fingiram ser pobres para enganar a mim, mas desta vez eu não quero mais a companhia deles!