Cinta Telah Padam, Jalan Kita Berpisah
Suamiku selalu memandang rendah diriku hanya karena aku seorang wanita petani. Bahkan, dia tidak sayang pada anak kami.
Setelah usia anak kami genap 100 hari, dia baru memeluknya untuk pertama kalinya.
Lalu, kekasih pertamanya kembali ke Kota Jenang.
Pria yang selama ini bersikap dingin itu pun, untuk pertama kalinya tersenyum di meja makan dan bahkan menyuapi anakku.
Semalaman, anakku tampak sangat bahagia. Sebelum tidur, dia bertanya dengan suara lembut.
"Ibu, apakah paman sedikit menyukaiku?"
Aku memeluknya erat-erat. Mataku berkaca-kaca dan aku menggeleng pelan, berkata.
"Bukan, tetapi kekasih paman telah kembali. Jadi kita harus pergi."