Nathaniel Hawthorne

When you truly love someone, mistakes will never change your feelings because the mind only gets angry but your heart still cares and that's all that matters. Veronica Chrystelle Valderama is your typical ideal woman. Maganda, matalino yun nga lang brat sa paningin ng ibang tao. She has everything a woman could have but she's not the type who keep everything for herself. She is helping a foundation for orphans and less fortunate children but she's kept it a secret. She's an heiress, an international model and she had anything every woman wished to have pero sa kabila ng tinatamasang karangyaan nananatiling mababa ang kalooban nya. She maybe bratty and spoiled but she's also sweet and generous at all times. Hanggang sa nakilala niya ang isang gwapong negosyanteng matalik na kaibigan ng Kuya niya. Masungit, suplado at lahat na lang ata ng katangian nito ay kinaiinisan niya. He is... Ret. Major, Nathaniel Devon Castillo, an ex-military, a businessman with oozing with sex appeal. But their first encounter didn't leave her a good impression. One day the guy showed up in their mansion, not to visit her brothers but to be her...personal body guard. She's irritated, irked and dismayed but she can't do anything because her father decided. She promised to herself that she'll do anything to annoy the guy but little did she know she's falling for him...so hard to the point that she doesn't know how to recover. Their relationship started and ended too fast, yong tipong kakasimula palang, natapos din agad sa di malamang dahilan. Malalampasan kaya niya ang sakit ng katotohanan kapag natuklasan nya na ang sekretong matagal na nitong inililihim sa kanya? Will her love enough to forgive and give chance to a broken billionaire?

" Kumohon, menikahlah denganku". Inikah proses lamaran yang selama ini Lyra idamkan? Lelaki yang dicintainya, berlutut di hadapannya dengan melontarkan kata-kata yang diharapkannya kemudian keduanya terlibat dalam sebuah ciuman hangat karena perasaan senang yang membuncah. Tapi itu hanya khayalannya saja. Lelaki ini melamar Lyra bukan untuk menikahinya karena cinta, tapi menikahinya karena ingin sesuatu darinya. Senyum sinis tersungging di bibir Lyra berbanding terbalik dengan matanya yang berkabut karena cairan yang menghalangi pemandangannya. Dia menatap lelaki yang masih dalam posisi sebelumnya itu tajam, mengeluarkan sisi lain yang tak pernah ditunjukkannya pada siapapun kecuali sang pria. "Jadi, kau kesini hanya untuk memintaku menjadi istri keduamu, yang memberikan seorang anak lalu menendangku keluar setelahnya, begitu? Jika itu maumu, kau bisa mencari wanita lain. Aku terlalu terhormat untuk menjadi wanita yang memberikan rahimku untuk pasangan istri yang picik seperti kalian. Sekarang, kuharap kau segera keluar dari rumah ini, dan jangan kembali karena pintu rumah ini tertutup untuk lelaki bejat sepertimu" Nathaniel bangkit dari posisinya tadi dengan bola matanya yang menatap gadis itu penuh harap. Lyra tak mau tergoda. Gadis itu mengalihkan pandangan, tak mau terbujuk rayu lelaki yang bahkan kembali menaruh garam di atas luka terdahulunya yang belum sembuh seluruhnya. Setelah pintu tertutup, tubuh Lyra merosot ke lantai. Tangannya memegang erat kaki tangga yang menjadi saut-satunya sandarannya saat ini. Tangisannya mulai muncul. Isak tangisnya terdengar sangat memilukan, menandakan jika kesakitannya itu bahkan terlalu parah untuk bisa disembuhkan dalam waktu yang cepat. Dia memegang dadanya yang berkecamuk sembari melirih tak berdaya. Teganya kau, Nathaniel.