Mengejar Cinta Istriku
Sampai suatu hari ia berada pada pucak lelahnya. Hari dimana seharusnya kami merayakan hari jadi pernikahan kami.
Hari dimana pertama kali aku melihatnya marah besar. Karena aku yang meninggalkannya begitu saja di restoran.
Pulang kerumah dengan membanting pintu, ia menurunkan kopernya dan berkemas seolah akan benar-benar pergi meninggalkanku.
Detik itu juga aku merasa, aku sudah melewati batas. Hingga kesabaran yang tersisa padanya sudah habis karena perlakuanku padanya.
Hari-hari setelahnya pun terasa begitu sulit, sebab hanya tersisa kebencian yang ada dalam tatapan matanya padaku.
Disaat itu aku mulai merasa takut, aku akan benar-benar kehilangannya dirinya tak lama lagi. Aku coba segala cara untuk mengembalikan semuanya.
Kuturuti setiap permintaannya, memohon maaf padanya, sampai berusaha meyakinkan kalau aku masih Bayu yang sama. Bayu yang mencintainya, sangat mencintainya seperti dulu saat pertama kali kami bertemu.
Namun semua hal itu rasanya tak cukup. Aku ketahui setelahnya, Diana mengetahui semua kesalahanku, keburukan, dan kelemahanku, satu per satu.