Filter By
Updating status
AllOngoingCompleted
Sort By
AllPopularRecommendationRatesUpdated
Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3

Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3

Suro Joyo ingin kembali ke kerajaannya, Krendobumi. Di tengah perjalanan diserang sosok yang sama persis dengan dirinya. Bedanya, yang menyerang berpakaian warna putih, sedangkan Suro Joyo berpakaian warna merah. Suro Joyo jadi-jadian ini samaran dari Badas Wikatra. Badas Wikatra pendekar dari golongan hitam yang memiliki kesaktian luar biasa. Satu kesaktian yang membahayakan, dirinya mampu mengubah dirinya sama persis dengan Suro Joyo sejati! Sebelumnya, dengan cara menyamar sebagai Suro Joyo, Badas Wikatra membunuh Maeso Item dan Trinil Manis. Maeso Item dan Trinil Manis guru Suro Joyo. Badas Wikatra juga telah membunuh kedua orang tua Suro Joyo, Agung Paramarta dan Niken Sari, serta para punggawa Kerajaan Krendobumi. Dalam pertarungan melawan Badas Wikatra, Suro Joyo hampir tewas. Dia ditolong Ki Tambung Bumandala. Pendekar yang dijuluki Pendekar Bisu. Suro Joyo digembleng berbagai ilmu dan kesaktian di Padepokan Carang Giring. Suro Joyo juga menapatkan Mantra Sakti Pemanggil Tombak Bowong warisan dari Maeso Item dan Trinil Manis. Setelah dirasa cukup menguasai ilmu dari Pendekar Bisu, Suro Joyo pamit ke Krendobumi untuk menumpas Badas Wikatra dan pengikutnya. Suro Joyo siap mengembalikan rakyat Krendobumi kembali ke masa kejayaan, makmur, dan sejahtera. Masa kejayaan untuk rakyat jelata, bukan untuk para punggawa. Suro Joyo tahu, melawan Badas Wikatra itu sama saja bunuh diri. Ilmu yang dimiliki Suro Joyo tak seberapa dibandingkan Badas Wikatra. Namun Suro Joyo siap bertaruh jiwa demi menegakkan keadilan dan kebenaran di alam semesta. ***
Pendekar
47 viewsOngoing
Read
Add to library
Pengantin Dewa

Pengantin Dewa

Musim kemarau panjang telah mengeringkan tanah-tanah Desa Yamanira, membawa kelaparan dan penyakit yang ‘tak kunjung reda. Dalam keputusasaan, tetua desa yang dianggap jembatan antara dewa dengan manusia, bermimpi tentang sosok tinggi berjubah hitam-Yama, dewa kematian yang telah lama mereka puja. Sang dewa menuntut tumbal lebih cepat: satu jiwa suci untuk menyelamatkan desa dari panceklik yang nyaris memusnahkan segalanya. Korban itu adalah Melati, gadis berparas teduh yang terlalu tersenyum, anak semata wayang dari Pamantra, kepala desa yang begitu dihormati. Meski hatinya hancur, Pamantra menyerah pada desakan warga desa dan mimpi para Tetua. Demi desanya, ia menyerahkan putrinya sendiri. Pada malam bulan penuh, Melati dibawa ke altar di hutan larangan. Belati ritual sudah diangkat, siap merobek jantungnya. Tapi sebelum darahnya menyentuh tanah, langit terbelah-Yama sendiri datang. Dengan mata kelam ‘tak terbaca, ia mengambil Melati, membawanya ke istana kematian. Di sana, Melati bertemu dengan Wirya-tunangan yang menghilang dalam perjalanan pulang dai desa seberang untuk mempersiapkan pernikahan mereka. Namun pertemuan kembali ini bukan anugerah. Di istana kematian, cinta yang dulu hangat kini terbakar menjadi amarah dan dendam. Melati terperangkap di antara bayang cinta masa lalu, kuasa ‘tak terhindarkan sang dewa kematian, dan rahasia gelap yang mulai terungkap... Bahwa mungkin semua ini bukan sekadar takdir-melainkan rencana.
Romansa
30 viewsOngoing
Read
Add to library
Cinta di Tengah Bahaya

Cinta di Tengah Bahaya

Saat aku hamil lagi, Arif Ravindra memutuskan berhenti berjudi dan berjanji akan bekerja keras demi menafkahi keluarga kami. Aku pun menangis terharu. Dengan tangan gemetar, aku menyerahkan semua tabungan hasil kerja paruh waktuku selama setahun kepadanya. Ada dua lembar uang jatuh ke lantai. Saat aku memungut uang dan mengejarnya keluar, aku melihat adegan yang mengejutkan. Aku melihat di ujung gang, para preman mafia yang biasa menagih hutang kini bersikap begitu hormat kepada Arif. Ternyata, kemiskinannya hanyalah pura-pura. "Bos, besok kami masih perlu mengerumuni di depan rumahmu?" Arif duduk santai di dalam mobil Lincoln panjang dan menjawab dengan acuh, "Tidak perlu." Ia menatap cincin di jarinya dan menghela napas. "Sudah bertahun-tahun dia membuktikan cintanya. Dia rela bekerja keras demi membayar hutangku, bahkan dia sampai kelelahan dan keguguran.” “Aku sudah sangat merasa bersalah padanya. Kini saatnya memberitahu identitas asliku biar dia tidak perlu bekerja keras lagi." Namun Lina Candra, sahabat kecilnya yang duduk di sampingnya malah tidak sependapat. “Tidak, belum waktunya! Bagaimana jika dia ternyata seperti wanita-wanita sebelumnya, hanya tertarik dengan uangmu dan statusmu sebagai kepala mafia?" "Lebih baik tunggu sebentar lagi. Kita lihat apakah dia mau melahirkan anak ini." Setelah berpikir sejenak, Arif mengangguk, "Baik, ikuti pendapatmu. Lagi pula dia sudah bersamaku begitu lama, pasti tak tega meninggalkanku." Aku menggenggam erat uang di tangan, membalikkan badan dan menangis sejadi-jadinya. 'Arif, cinta penuh kebohongan ini, aku tidak mau!'
Short Story · Romansa
0 viewsCompleted
Read
Add to library
PREV
1
...
404142434445
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status