Share

Bab 7

Author: Anana-chan
last update Last Updated: 2025-02-21 16:22:54

Maya memakai gaun hijau bertaburkan mutiara yang mengkilat. Tubuh sintalnya terbentuk dengan sempurna. William tidak henti-hentinya menatap wajah Maya yang begitu menawan.

“Sayang?”

William menyentuh pipi Maya. Istrinya itu sedang merias wajahnya saat ini.

“Kau selalu tampak sempurna,” sambung William kemudian. Dari pantulan cermin, Maya tersenyum. Selama hidupnya, orang-orang selalu mengagumi kecantikannya.

“Aku akan memilihkan syal yang tepat untukmu,” ucap Maya. Dia kemudian berdiri lalu bergegas berjalan menuju sebuah lemari dan mengambil satu syal berwarna biru. Syal itu sangat cocok dengan jacket biru milik William.

“Kau yakin tidak ingin mengajak Aurora?” tanya Maya sambil melilitkan syal di leher William.

“Kamu mau jika dia ikut?” tanya William terheran. Maya terdiam. Dia menatap wajah William dengan lekat. Jarak mereka hanya beberapa sentimeter saat ini.

“Aurora harus dikenal oleh keluarga Keller,” serunya singkat. Eskpresi tidak suka jelas terlihat di wajah William.

“Aku tidak ingin, aku ingin orang-orang tahu bahwa kau adalah istriku, Maya,” balas William kemudian. Dia mencondongkan wajahnya lalu memberikan kecupan di kening Maya dengan lembut.

Maya tersenyum puas. “Tapi, dia juga istrimu sekarang. Walaupun pernikahan ini secara mendadak,” jelasnya.

“Kau tidak cemburu sayang?”

Maya menggelengkan kepala. “Aku tahu kau akan setia kepadaku, William. Jadi, tidak masalah memperkenalkan dia di keluarga Keller bahwa Aurora adalah istrimu.”

William menghela napas panjang. “Baiklah.”

Keluarga Keller selalu melaksanakan jamuan makan malam saat Tuan Damian pulang dari perjalanan bisnisnya. Keluarga Keller sangat tertutup, walaupun setiap anggota keluarga sangat tertutup, keluarga Keller tetap terkenal bahkan di seluruh Las Vegas.

“Kau sudah siap jika ayahku bertanya mengenai kehamilan?” tanya William yang menatap Maya. Istrinya itu sedang memakai mantel tebal.

Maya menganggukan kepala penuh keyakinan. “Aku tidak takut lagi, ayahmu hanya ingin seorang cucu. Aurora bisa memberikan cucu untuk ayahmu itu.”

“Terima kasih sayang, kau adalah istriku yang sangat baik,” ucap William sambil mengengam tangan Maya keluar dari dalam kamar.

***

“Jamuan makan malam, Bibi?” tanya Aurora yang berada di dalam kamar. Margaret menganggukan kepala.

“Iya Nona, anda harus ikut!”

“Keluarga Keller mengadakan jamuan makan malam untuk menyambut Tuan Damian dari perjalanan bisnisnya, setiap menantu yang hadir harus bertemu dengan mertuanya. Semacam ucapan syukur karena Tuan Damian kembali dengan selamat,” jelas Margaret panjang lebar.

Aurora mengusap wajahnya secara kasar.

“Nona Maya yang mengatakan hal itu!” ucap Margaret secepat mungkin. Aurora mengigit bibir bawahnya. Bertemu dengan Tuan Damian benar-benar membuatnya sakit kepala. Tatapan lelaki paruh baya itu selalu tajam.

“Apakah aku bisa tidak ikut?” tanya Aurora lagi. Margaret menggeleng.

“Tidak Nona, anda harus ikut!” Margaret meletakkan satu gaun di samping tempat tidur. Tempat Aurora berdiri saat ini.

“Setiap menantu harus bertemu dengan mertuanya. Tuan William memiliki dua saudara, namun saudara tuan William bukan saudara kandung. Tuan Anora adalah suadara tiri dan tidak memiliki anak juga,” jelas Margaret. Kepala Aurora benar-benar sakit memikirkan penjelasan pelayan itu.

“Oke, bantu aku berpakaian!”

Walaupun hatinya masih sakit karena Antoni, Aurora tidak boleh larut dalam kesedihan. Dia harus mencari cara untuk keluar dari rumah ini dan segera mencari Robert untuk meminta pertanggung jawaban. Lelaki tua itu dalang dari kehancurannya.

Setelah berpakaian dan dibantu riasan oleh Margaret. Aurora segera ke ruang tamu saat mendengarkan suara Maya memanggilnya. Aurora berjalan dengan pelan. Dia menatap Maya dan William yang sedang bergandengan tangan. Kedua manusia itu menatapnya.

Aurora mencoba memandangi William yang berdiri di samping Maya. Lelaki itu mengalihkan pandangannya secepat mungkin saat bola mata mereka bertemu beberapa detik.

“Kau sudah siap?” tanya Maya. Aurora memganggukan kepala.

“Ingat, saat berada di luar rumah. Jangan berani kabur dari kami. Aku dan William akan menjual rumah peninggalan orang tuamu jika hal itu terjadi!”

Bola mata Aurora membulat sempurna. “Kau tahu tentang itu?” tanya Aurora secepat mungkin. Maya menganggukan kepala.

“Tentu saja, aku tahu hal itu.”

William terdiam, dia membiarkan istrinya yang berbicara. Perlahan, William mencuri pandangan ke arah Aurora. Pesona Aurora benar-benar membuatnya merasa aneh seketika.

“Jangan jual rumah itu!” ucap Aurora segera sambil menatap tajam Maya.

“Rumah itu sangat berarti untukku,” serunya lirih.

“Aku tidak akan menjualnya jika kau tidak kabur dari kami!” Maya mengangkat salah satu alisnya menatap Aurora.

“Kita tidak punya waktu, segera bergabung di acara keluarga Keller. Setiap menantu harus ikut!” ucap Maya sambil berjalan keluar dari dalam rumah. William mengikuti langkah istrinya dari belakang.

Aurora hanya bisa menghela napas panjang dan berjalan di samping William.

***

“Tuan Damian, bagaimana dengan menantu anda yang model itu?” sahut tuan Alex saat menatap Tuan Damian menikmati wiskinya. Tuan Alex adalah sahabat Tuan Damian.

“Kau tahu, kedua putraku itu sama-sama bodoh memilih istri, bagaimana bisa mereka tidak memiliki anak?” gerutu Tuan Damian sambil menyeruput dengan pelan wiski miliknya.

“Hahaha, tidak usah cemas Tuan Damian, kedua putramu masih muda. Mereka pasti memiliki anak,” balas tuan Alex sambil menepuk pundak sahabatnya dengan pelan. Tuan Damian menghela napas panjang.

Acara perjamuan makan malam keluarga Keller selalu diwarnai dengan pertanyaan cucu. Tuan Damian bahkan sudah tahu bahwa setiap tahun, kedua putranya itu tidak memberikan cucu kepadanya.

“Tuan Damian, kau melihat perempuan muda yang berada di samping William, siapa dia?”

Perhatian tuan Alex pecah saat menatap William dan Maya masuk ke dalam rumah. Tuan Damian meletakkan gelas wiskinya lalu berjalan menghampiri William yang baru saja datang.

“Kau datang juga?”

“Aku selalu berharap kau datang sambil membawah bayi,” gerutunya.

“Apakah kau tidak merasa bersalah, setiap tahu di dalam perjamuan ini, ayah selalu ditanya mengenai penerus keluarga Keller?” sambungnya. Maya mengengam tangan William dengan erat.

“Aurora, ikuti aku!”

Tuan Damian menatap Aurora yang tampak kaget karena suaranya. Perempuan muda itu mengikuti Tuan Damian dari belakang.

Beberapa pelayan keluarga Velmor segera menyediakan tempat khusus untuk Aurora. Biasanya tempat khusus itu untuk Maya. Entah mengapa Tuan Damiant memanggil Aurora untuk mengisi meja khusus untuknya.

“Tuan Damian, maaf karena lancang masuk ke keluarga anda.”

“Aku juga …,”

“Aku mengerti, diam saja karena banyak hal yang harus kau jawab setelah ini!” ucap Tuan Damian. Dia duduk di samping Aurora. Beberapa tamu segera mengisi meja makan yang panjang. Aurora merasa risih karena seluruh tatapan mengarah kepadanya. Bahkan pelayan sangat melayaninya dengan ramah.

Namun tidak bagi Maya. Perempuan cantik itu menatapnya dengan ekspresi tidak bersahabat.

Bersambung …

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Taken By The Jerk CEO   Bab 146

    “Apa kamu serius akan meninggalkan semua ini?”“Aku yakin, prof. John akan menunggumu. Dia lelaki setia. Dia tidak mudah menyerah!”“Jadi, kamu harus menikmati hidupmu selama lima tahun di Prancis ini dan kembalilah bersamanya nanti. Apa kamu tegas melihatnya bersedih seperti itu?” gumam bibi Madame. Aurora tersenyum.“Ya, aku akan menjadi Aurora yang baru dan layak untuk dicintainya. Jika aku tetap di Nevada maka aku tidak akan bisa membahagiakannya. Aku dan melukaianya dan aku akan terbayang dengan masa lalu yang menyakitkan! Aku tidak ingin itu terjadi,” sahut Aurora sambil memandangi Madame. Perempuan paruh baya itu setuju.“Ya, aku setuju dengan keputusanmu, kamu berhak memiliki waktu sendiri. Buatlah dirimu bahagia dan perhatikan Peter dengan baik,” serunya. Aurora menghela napas lega.Selama di Prancis, dia akan membuat banyak hal. Aurora akan terjun di dunia bisnis pakaian dan juga akan melanjutkan hobinya untuk menulis novel. Bibi Madame menemainya selama setahun. Rupanya per

  • Taken By The Jerk CEO   Bab 145

    “Dia pantas mendapatkan itu!”“Dia sangat pantas mendapatkan itu!” sahut Cicilia lirih. Para pengawal menahannya. Para pengawal berusaha mengurungnya di ruangan khusus. Alex hanya bisa menenangkan Cicilia. Memberikan peringatakan dengan apa yang baru saja dilakukannya.“Kamu akan mendapatkan hukuman dengan apa yang kamu lakukan hari ini!”“Aku tidak peduli!” teriak Cicilia segera.“Kamu pikir aku peduli itu, Alex? Aku sama sekali tidak peduli. Aku menyesal, bukan Aurora yang terkenal pistolku melainkan William!”“Sial!” gerutunya. Alex menghela napas panjang. Cicilia benar-benar keras kepala. Seharusnya perempuan itu menyesal. Apa dia sudah gila? Pikir Alex.“Kamu gila, Cicilia!”“Kamu benar-benar gila!” gerutunya kemudian. Cicilia menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan pelan. Dia tertawa terbahak-bahak dan membuat Alex ketakutan setengah mati.“Aku memang gila, aku gila karena John!”“Aku gila kerena John!” sahutnya lagi. Para pengawal akhirnya membawah Cicilia ke kantor

  • Taken By The Jerk CEO   Bab 144

    “Cicilia?” sahut prof. John tidak menyangka. Perempuan itu ada di depannya secara tiba-tiba. Kapan Cicilia datang? Bagaimana bisa dia tahu di mana dirinya berada.“Kau membohongiku, prof. John!” gumamnya. Satu butir air mata menetes di pipinya. Cicilia mengarahkan pistol itu ke arah Aurora. Prof. John segera menarik tangan Aurora mendekat ke arahnya.“Apa yang kau lakukan?”“Apa yang kau lakukan, Cicilia? Hentikan dan simpan pistolmu!” perintahnya. Aurora menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan pelan. Tubuhnya bergetar hebat karena ketakutan.“Kau membohongiku John, apa seperti ini caramu?” Cicilia semakin mendekat. Dia menatap Aurora dengan pandangan tajam.“Aku sudah katakan, jika aku tidak bisa memilikimu, maka Aurora tidak bisa memiliki siapapun itu!” gumamnya lagi. William secepat mungkin berdiri di samping Aurora. Kedua lelaki itu berdiri dan menghadang Cicilia.“Kau berjanji akan menikahiku, John!”“Apa seperti ini yang kau janjikan kepadaku? Kau membohongiku, kau m

  • Taken By The Jerk CEO   Bab 143

    Roy menatap Joanna yang tampak manis malam ini. Besok, perempuan itu akan resmi menjadi miliknya. Roy sudah menunggu hal itu jauh-jauh hari. Dia sangat ingin Joanna menjadi miliknya.“Apa kamu menyukainya?” bisik Roy lembut. Makan malam istimewa ini sebagai kado spesial. Dia mencintai Joanna setulus hatinya dan memberikan apapun yang diinginkan perempuan itu.“Apa kamu menyukainya?” tanyanya lagi. Joanna menganggukan kepala. Dia sedikit malu dengan sentuhan Roy yang sangat memabukan.“Aku sedih,” bisik Joanna. Mereka berdua duduk di taman yang indah. Saling bertatapan dan saling menebar kasih.“Apa yang kamu pusingkan sayang?”“Apa ada yang menganggumu?” Joanna menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan pelan.“Aurora, aku kasihan kepadanya. Besok adalah hari bahagia untukku, tapi untuk Aurora, aku rasa dia akan sedih dengan rumah tangganya.”Roy tersenyum. Hal yang sangat disukai dari Joanna adalah ketulusan hatinya. Joanna cantik dan memiliki hati yang tulus. Selain itu, di

  • Taken By The Jerk CEO   Bab 142

    Cicilia duduk sambil menunduk ke bawah. Air matanya terus mengalir. Dadanya terasa sesak. Dia sesekali memandangi prof. John yang sedang berdiri di depannya. Alex keluar dan membiarkan prof. John berbicara dengan serius kepada Cicilia. Perempuan itu akan mendengarkannya dengan baik.“Jadi, kamu berencana untuk mengakhiri hidupmu? Apa kamu tidak pernah pikirkan hal ini lebih jauh?” gumamnya. Prof. John memandangi Cicilia yang terus terisak menangis.Prof. John menyentuh tangan perempuan itu. Memberikan ketenangan kepadanya.“Aku yakin, kamu bisa melewati semua ini, Cicilia. Aku yakin kamu bisa menghapus segala sakit hatimu itu.” Prof. John mencondongkan wajahnya. Dia meraba pipi perempuan itu dan menyeka air matanya.“Kamu sudah berjanji akan menikahiku!” Cicilia menatap prof. John dengan bola mata berkabut.“Aku tidak bisa menguasai diriku sendiri, aku tidak bisa,” bisiknya lagi. Cicilia segera berdiri dan spontan memeluk prof. John. Dia tidak ingin melepaskan lelaki itu. Dia sudah gi

  • Taken By The Jerk CEO   Bab 141

    “Aurora, aku serius mengatakan hal ini, tidak mungkin prof. John melakukan hal yang membuatmu terluka. Dia tidak akan melakukan itu, aku serius!” jelas Joanna penuh keyakinan. Dia menunjukan seluruh bukti dan rekaman Alex. Lelaki itu menjelaskan bahwa dirinya dan Cicilia memiliki hubungan tersembunyi.Jika Cicilia sedang frustasi, perempuan itu akan menghampirinya. Mengadu dan bahkan mereka selalu bermesraan. Cicilia memanfaatkannya sebagai tempat untuk meluapkan seluruh emosi. Alex paham, namun rasa sayangnya kepada Cicilia benar-benar sangat besar. Dia tidak ingin perempuan itu sendiri dalam keterpurukan. Maka dari itu, Alex berusaha bersamanya dan mengejarnya hingga ke Nevada.Aurora memandangi seluruh bukti yang ditunjukan Joanna dan Roy secara serius.“Prof. John lelaki baik, dia tidak akan melakukan hal seperti itu. Makanya, aku jelaskan kepadamu seperti ini agar kamu paham!” sambung Joanna.Aurora menghela napas panjang.“Aku harus pulang, Roy dan aku harus mengurus beberapa ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status