Home / Romansa / Menikahi Om Mantan Pacarku / Chapter 5. Bertemu Pemilik Cafe

Share

Chapter 5. Bertemu Pemilik Cafe

last update Last Updated: 2025-04-29 10:36:37

Sheina duduk di kursi dengan melamun, ia tampak kelelahan karena kondisi tubuhnya memang belum pulih benar. Setelah semuanya yang menimpa dirinya akhirnya Sheina memutuskan untuk masuk kerja, karena uang miliknya sudah sangat menipis.

Sheina juga kepikiran untuk membayar pinjaman online yang sangat banyak, juga kebutuhan dirinya sehari-hari. Dari mana uang sebanyak itu ia cari? Bahkan gaji bekerja di cafe saja tidak cukup, semakin hari ia semakin dihantui oleh hutang yang kian menumpuk.

"Sheina, kamu masih sakit? Izin lagi saya Pak Dean pasti mengizinkan," ucap teman kerja Sheina dengan perhatian—Rumi namanya.

"Gak Rum. Aku cuma kelelahan saja," sahut Sheina dengan lirih.

Rumi melihat temannya dengan pandangan heran, karena biasanya Sheina sangat ceria jika bekerja dan hari ini ia seperti melihat Sheina yang lain, seperti banyak beban berat yang Sheina tanggung. Tetapi Rumi tak ingin bertanya karena merasa tak enak dan juga mereka tak sedekat itu.

Dean masuk ke kitchen staff dengan wajah datarnya yang membuat Rumi dan Sheina langsung merapat.

"Ada yang bisa kami bantu, Pak?" tanya Rumi melihat ke arah Dean.

“Besok pemilik cafe akan datang ke sini untuk melihat kinerja kalian. Jangan berbuat kesalahan karena Pak Rayden benar-benar perfeksionis.”

“Baik, Pak!”

Jantung mereka berdegup dengan kencang takut jika mereka membuat kesalahan akan dipecat. Karena yang mereka dengar pemilik cafe ini adalah seorang pria yang sangat dingin.

Sheina dan Rumi, juga beberapa karyawan lainnya belum pernah bertemu langsung dengan pemilik cafe ini. Kecuali chef yang memiliki direkrut langsung oleh pemiliknya agar masakan cafe ini benar-benar khas dan enak, juga pas di lidah semua orang.

"Kembali bekerja, pengunjung sudah mulai banyak berdatangan," perintah Dean dengan tegas.

Dean langsung keluar dari kitchen staff dengan membawa kopi buatan Rumi karena ia memintanya sebelum pergi.

Sheina bertemu pandang ke arah Rumi, keduanya seakan mempunyai pemikiran yang sama, lalu mereka sama-sama terkekeh kecil.

Mereka tak banyak bicara karena takut ditegur oleh yang lainnya, karena pengunjung kian banyak berdatangan di cafe ini. Walaupun masih sakit, jiwa semangat Sheina begitu membara. Ada keteguhan di hatinya untuk terus bekerja, sebab ada utang yang harus Sheina bayar walaupun itu bukan perbuatannya.

Namun mendengar nama Rayden, ia merasa seperti familiar. Tetapi Sheina tidak mengingatnya, tak mau ambil pusing Sheina mengajak Rumi untuk bekerja kembali.

Sheina tidak boleh menyerah, ia tidak ingin Reno dan Rosa berbahagia di atas penderitaannya. Tekadnya sudah bulat untuk membuat keduanya hancur.

****

Pagi ini Sheina sudah berada di cafe karena tak ingin telat. Hari ini juga pemilik cafe akan datang dan melihat kinerja semua karyawan, sebisa mungkin ia harus terlihat baik agar tidak dipecat.

Waktu cepat sekali berlalu, kini jam istirahat sudah tiba, Dean mengumpulkan semua karyawannya. Namun, sebelum itu cafe sudah tutup agar karyawan bisa dikumpulkan semua di dalam satu ruangan.

Sheina dan yang lainnya dibuat tegang karena Dean mengabari jika pemilik cafe sudah datang sejak tadi. Tapi tidak ada yang sadar kehadiran pemilik cafe karena mereka sibuk bekerja.

"Siang semuanya!" sapa Dean dengan ramah.

"Siang, Pak!" jawab mereka semua dengan kompak.

"Kenapa muka kalian tegang sekali? Nahan berak?" tanya Dean terkekeh lucu melihat karyawannya.

"Enggak, Pak"

"Hampir, Pak!" celetuk Rumi. "Upss!" Rumi menutup mulutnya yang keceplosan.

Ya, Rumi merasa perutnya mulas karena sangking takutnya bertemu dengan pemilik cafe yang belum diketahui wajahnya seperti apa. Tapi ia juga penasaran, Rumi memang seperti perempuan kebanyakan—jiwa kekepoannya sangat tinggi.

"Rumi!" kata Sheina geregetan menyenggol lengan Rumi.

Dan Rumi hanya cengengesan yang membuat Sheina dan yang lainnya jengkel namun mereka tahan di dalam hati.

Dean menggelengkan kepalanya. "Seperti yang saya katakan kemarin pemilik cafe ini ingin bertemu kalian dan melihat kinerja kalian," Kata Dean mode serius dan mengabaikan ucapan Rumi walaupun di dalam hati ia menertawakan tingkah Rumi yang sangat random.

"Pak Rayden silahkan masuk!" ucap Dean dengan tegas dan langkah kaki Rayden membuat semua orang menahan napas.

Semua mata wanita menatap Rayden tidak berkedip melihat ketampanan Rayden. Dan ternyata lebih tampan dari Dean.

Namun, Sheina bukan terpesona melainkan ia terkejut karena Rayden pemilik cafe ini.

“Lelaki itu,” gumam Sheina dengan terpaku.

Ternyata Rayden adalah pria yang sama memberikannya sapu tangan kepadanya. Namun, bukan hanya itu, lelaki yang ada di hadapannya ini sepertinya Sheina pernah melihatnya sebelum mereka bertemu waktu itu.

"Aku gak suka dibanding-bandingkan dengan Om Rayden! Coba kali lihat nih fotonya! Kamu jangan sampai tertipu dengan ketampanannya dia itu penjilat"

Akhirnya Sheina ingat. Ya, Reno pernah menunjukkan foto Rayden. Dan Rayden yang berada di hadapannya ini adalah Rayden yang sama. Om dari Reno sendiri.

Sheina menatap ke arah Rayden dan pandangan mereka bertemu kembali. Sebuah ide muncul di otaknya, mungkin ia sudah gila. Namun, ini harus terlaksana.

Mendekati Rayden demi membalaskan dendamnya terhadap Reno!

Benar! Ini adalah ide yang sangat berlian tanpa sadar Sheina tersenyum membayangkan jika idenya ini akan berhasil karena Rayden adalah om dari Reno, rencana di otaknya sudah tersusun karena dengan mendekati Rayden jauh lebih mudah jika ia harus membalaskan dendamnya seorang diri.

"Kenapa kamu tersenyum? Kamu tidak mendengar apa yang saya katakan?" tanya Rayden dengan dingin.

Sheina langsung tersadar dan terlihat gelagapan. "M-maaf, Pak. S-saya tidak fokus. Bisa diulang, Pak?!" ucap Sheina dengan gugup dan meringis kecil.

Bodoh sekali dirinya! Kenapa bisa melamun di saat Rayden bertanya dengannya. Ia takut kesan Rayden padanya jadi buruk dan membuatnya susah mendekati pria itu.

Rayden melihat ke arah name tag milik Sheina. "Sheina Larasati sudah berapa lama kamu bekerja di cafe ini?" tanya Rayden dengan suara yang sedikit keras dan tegas.

"Enam bulan, Pak!"

"Saya suka kinerja kamu dalam bekerja tapi saya tidak suka kamu melamun saat saya sedang bertanya. Di lain waktu saya tidak mau kejadian ini terulang lagi dan itu berlaku untuk semua karyawan!" ucap Rayden dengan tegas.

"Siap, Pak!"

Dean melihat ke arah Rayden. Rayden benar-benar tegas dengan karyawan bahkan banyak orang-orang yang bekerja dengan Rayden tunduk kepada pria itu.

Rayden tidak main-main dengan ketegasan banyak karyawan yang sudah dipecat di perusahaan karena tidak sesuai dengan Rayden. Maka dari itu Dean sedikit was-was jika Rayden memecat karyawan cafe.

Namun, sepertinya ketakutannya sama sekali tidak berdasar karena Rayden langsung mengakui suka dengan kinerja semua karyawan di cafe ini.

Tak heran juga jika Rayden menjadi anak kebanggaan orang tuanya karena pencapaian Rayden cukup banyak di usianya yang masih sangat muda.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 112. Baskoro Adjie

    Kedua orang tua berpelukan. Baskoro Adjie menepuk punggung Rayden dengan pelan, ia tampak bahagia ketika kembali bertemu dengan anak sahabatnya ini. Bahkan mereka sangat dekat dulunya, namun karena sang anak meninggal dan banyaknya masalah dalam keluarganya ia lebih memilih diam.Baskoro Adjie lebih memilih menyendiri dari siapa pun, ia ingin hidup tenang dengan banyaknya masalah di dalam hidupnya.“Bagaimana kabarnya, Om?” tanya Rayden dengan tersenyum tipis.“Ya beginilah, Rayden. Om sehat,” sahut Baskoro dengan ramah. “Ayo masuk. Sepertinya banyak yang harus kita ceritakan,” lanjutnya dengan menatap Sheina yang tampak bingung.Rayden mengangguk, ia menggandeng tangan Sheina dengan erat walaupun Nessa tertidur di gendongannya.Sedangkan Nevan hanya tampak bingung dengan suasana baru ini. Anak kecil itu memeluk leher mamanya dengan erat, ia merasa asing dengan tempat ini.“Mas, sini aku bawa Nessa tidur di kamarnya dulu,” ucap Sheina menurunkan Nevan dari gendongannya.Rayden mengang

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 111. Kebenaran Yang Terungkap

    “Bohong!” sanggah Diandra dengan cepat.Ia menatap Rayden dengan sendu, walaupun di dalam hati ia sudah sangat kesal dengan Sheina. Karena ia yakin jika wanita itu yang mengatakan semuanya pada Rayden.Jika begitu, seharusnya ia sudah menyingkirkan Sheina sejak dulu. Wanita murahan seperti Sheina ternyata tidak bisa dianggap remeh.“Rayden, mana mungkin aku seperti itu. Dulu aku memang menemukan ponsel kamu tergeletak di atas meja,” ucap Diandra dengan sendu.Rayden menatap Diandra dengan tajam, lalu ia menyeringai menatap wanita yang sangat pandai berakting seperti ini di hadapannya.“Jangan mengelak lagi Diandra. Saya tidak akan ke makan dengan omongan kamu kali ini,” ucap Rayden dengan tajam.“Rayden, kamu apa-apaan sih? Kenapa kamu jadi memojokkan Diandra seperti ini? Mama lebih tahu dia itu bagaimana dan dia lebih baik daripada Sheina!” tukas Mona dengan tajam.Rayden terkekeh sinis, ia tidak habis pikir dengan mamanya yang selalu membela Diandra daripada dirinya.“Silahkan Mama

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 110. Bimbang?

    Sheina terdiam dengan pertanyaan Rayden saat ini. Tentu saja sebagai ibu dia tidak tega, tetapi ia ragu dan takut untuk kembali bersama dengan Rayden.“M-mas…”Rayden meletakkan jari telunjuknya di bibir Sheina. “Besok saja kita bicarakan, saya ingin tidur memeluk Nessa bahkan saya ingin memeluk kamu tapi saya sadar pasti kamu akan menolaknya,” ucap Rayden dengan tegas.Rayden mulai memejamkan matanya, memeluk sang anak yang tidur dengan berpelukan satu sama lain. Sebenarnya Rayden tidak ngantuk sama sekali, ia tidak ingin Sheina canggung karena dirinya tak kunjung tidur.Rayden ingin menikmati moment kebersamaan mereka bersama untuk pertama kalinya setelah berpisah tiga tahun lamanya.Sheina menatap wajah Rayden dan kedua anaknya yang terlelap di sampingnya, ia mengelus pipi Nevan dengan lembut.“Maafkan Mama ya, Sayang. Karena Mama pergi kamu kehilangan peran Mama,” gumam Sheina dengan sendu.Rayden mendengar semuanya, ia menahan untuk tidak membuka matanya. Rayden ingin mendengar a

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 109. Pria Dingin Itu Menangis?

    Sheina merasakan lehernya basah, awalnya iya tidak menyangka jika itu adalah air mata Rayden. Tetapi mendengar isakan lirih dari pria itu, hati Sheina menjadi iba.“M-mas kamu nangis?” tanya Sheina memastikan.Tak ada jawaban dari Rayden, pria dingin itu semakin mengeratkan pelukannya hingga Sheina tidak bisa berkutik dan merasa sesak karena pelukan tangan Rayden di perutnya begitu erat.“Mas?” panggil Sheina dengan lembut.Wanita itu berusaha melepaskan pelukan Rayden pada perutnya tetapi tidak bisa, akhirnya Sheina melihat ke arah samping. Dan benar saja Rayden menangis di pundaknya.Pria dingin itu menangis? Sungguh? Sheina belum pernah melihat Rayden menangis sebelumnya?Rasanya Sheina ingin tertawa kecil. Namun, melihat wajah Rayden yang memang terlihat serius dan tidak berpura-pura, ia menjadi iba.“Saya merindukan kamu, Sheina. Saya sudah mencari ke mana pun kamu pergi tapi sama sekali tidak membuahkan hasil.” Rayden bercerita dengan jujur.Sheina menghela napasnya dengan berat

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 108. Tambah Mesum

    Sheina membekap mulut Rayden, ia melirik ke arah anak mereka yang sedang asyik bermain. Takut keduanya mendengar ucapan Rayden yang begitu vulgar.“Mas jaga ucapan kamu. Anak-anak bisa mendengar omongan kamu itu,” ujar Sheina dengan panik.Rayden menyeringai. “Saya tidak sedang bermain-main, Sayang. Saya bisa saja menyuruh baby sitter Nevan untuk membawa mereka pergi dan kita akan menghabiskan waktu berdua di sini dengan berbagi keringat,” ucap Rayden dengan tegas.Sheina menelan ludahnya dengan kasar, tatapan Rayden begitu intens saat ini. Gugup sudah pasti karena mereka tak lagi bertemu selama tiga tahun terakhir.“Otak kamu semakin aneh, Mas. Tambah mesum!” ucap Sheina dengan penuh penekanan dan matanya melirik Rayden dengan malas.Ia mencoba menanggapi ucapan Rayden dengan santai. Walaupun sebenarnya jantungnya saat ini berdetak begitu kencang.“Kayaknya gak ada yang perlu kita bicarakan lagi, Mas. Aku harus pergi,” ucap Sheina yang tak ingin berlama-lama di sini.Rayden mencekal

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 107. Dia Sheina

    Rayden mengajak Nevan untuk pergi ke pantai setelah semalam anaknya itu merayakan ulang tahunnya dalam keadaan bersedih karena Sheina dan kembarannya tak datang.Harus ke mana lagi Rayden mencari istrinya itu, sungguh ia sangat merindukan Sheina. Semua yang ada di diri wanita itu sangat ia rindukan. Tetapi ia tidak pantang menyerah, Rayden yakin dirinya akan segera menemukan Sheina dan anaknya.“Papa itu Mama,” ucap Nevan menunjuk ke arah seseorang yang sangat mirip dengan mamanya sedang bermain dengan anak seusianya.Nevan langsung berlari ke arah wanita tersebut, ia sudah sangat merindukan wanita yang menjadi ibunya itu. Yang selalu ia tatap fotonya tanpa ia bisa peluk dengan erat.“Mama!” teriak Nevan menubruk tubuh wanita itu.Awalnya Wanita itu hanya biasa saja, ia tersenyum dan menganggap anak kecil itu salah mengenali orang. Namun, setelah menatap wajah Nevan wajahnya berubah drastis. “Mama ke mana aja? Nevan lindu, Mama,” ucap Nevan dengan menangis tak ingin melepaskan peluka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status