Home / Romansa / Menikahi Om Mantan Pacarku / Chapter 6. Penawaran Pernikahan

Share

Chapter 6. Penawaran Pernikahan

last update Last Updated: 2025-05-02 13:59:22

“Aduh!”

Sheina terjatuh di hadapan Rayden. Gadis itu sengaja menjatuhkan diri ketika melihat Rayden ingin memasuki cafe, tumben sekali pemilik cafe itu datang lagi, biasanya Sheina tidak pernah melihat Rayden kecuali kemarin.

Sheina meringis saat hendak bangun tetapi ia terhuyung hingga Rayden menangkap tubuhnya dengan sigap.

Tanpa kata Rayden menggendong Sheina dan masuk ke dalam cafe yang membuat semua orang melihat ke arah mereka.

Rayden membawa Sheina keruangannya, ruangan ini memang khusus untuk Rayden jika lelaki itu hendak berkunjung ke cafe.

“Mana yang sakit?” tanya Rayden dengan datar saat ia membantu Sheina untuk duduk di sofa.

“Pergelangan kaki saya, Pak!” sahut Sheina dengan meringis.

Rayden berjongkok di hadapan Sheina. Tanpa kata lelaki itu mengurut pergelangan kaki Sheina dengan kuat hingga Sheina memekik keras.

“Awww…”

“Saya tahu kamu berpura-pura jatuh di hadapan saya, Sheina!” ucap Rayden dengan dingin.

“S-saya gak bohong, Pak. Saya benar-benar jatuh,” ucap Sheina gelagapan.

Rayden menyeringai. “Kamu pikir saya bodoh hmm.. Kamu berpura-pura jatuh untuk menarik perhatian saya bukan?!”

“P-pak…saya tidak seperti yang bapak pikirkan,” gugup Sheina.

“Saya tahu semuanya Sheina termasuk pengkhianatan Reno.”

Sheina melotot. “S-saya…”

“Saya akan membantu kamu jika kamu menerima penawaran saya,” sela Rayden dengan cepat.

“Penawaran apa, Pak?” tanya Sheina penasaran.

Masa bodo jika Rayden mengetahui kebohongannya. Yang terpenting ia bisa mendekati Rayden. Tapi kenapa Rayden bisa tahu semuanya? Dari mana pria itu tahu?

“Menikah dengan saya dan saya akan membantu membalaskan dendam kamu kepada Reno!”

“M-menikah?”

Secepat ini? Ia pikir akan terlalu susah mendekati Rayden tetapi ternyata tidak.

“Iya. Banyak keuntungan yang akan kamu dapatkan jika kamu menikah dengan saya,” ucap Rayden dengan tenang.

“Salah satunya?” tanya Sheina.

“Saya akan membayar lunas utang pinjol kamu, rumah peninggalan orang tua kamu akan kembali ke kamu dan juga kamu tidak perlu hidup susah seperti ini. Kamu hanya perlu melayani saya.” Rayden menjelaskan dengan menatap Sheina dengan tak berkedip.

“Bagaimana?”

Sheina menelan ludahnya dengan kasar ditatap sedekat ini oleh Rayden membuat jantung Sheina tidak aman. “Termasuk membalaskan dendam saya ke Reno?”

“Tentu saja. Itu mudah saja bagi saya.”

“Kalau begitu saya mau. Kapan kita akan menikah?”

Rayden mengangkat alisnya heran, merasa bahwa Sheina terlalu bersemangat, “Secepatnya.”

“Tapi saya mempunyai persyaratan juga,”ucap Rayden dengan serius.

“Katakan, Pak!” Sheina tidak memperdulikan apapun selama ia bisa balas dendam pada dua manusia itu.

“Pernikahan kita akan berakhir setelah kamu berhasil melahirkan seorang anak lelaki untuk saya,” ucap Rayden dengan tegas.

“Jadi ini seperti pernikahan kontrak begitu?”

“Ya. Setelah kita bercerai kamu boleh pergi dari rumah saya dan jangan membawa anak yang kamu kandung karena anak itu akan tinggal bersama saya.”

Sheina terdiam. Ia berpikir sejenak untuk penawaran Rayden kali ini. Rayden akan membantu membalaskan dendamnya dan ia juga akan melahirkan seorang anak lelaki untuk Rayden. Penawaran pernikahan yang menarik bukan? Karena yang terpenting dendamnya akan terbalaskan melalui Rayden.

“Kamu mau mundur?” tanya Rayden dengan mengejek saat melihat keterdiaman Sheina saat ini.

“Tentu saja tidak. Saya terima semua persyaratannya!”

“Oke…persiapkan dirimu untuk bertemu dengan keluarga saya besok.”

“B-besok?” Sheina setuju, hanya saja tidak menyangka akan secepat ini!

“Lebih cepat lebih baik. Saya tidak ingin membuang-buang waktu untuk itu,” ucap Rayden tak terbantah.

Sheina menelan ludahnya dengan kasar. Sungguh ia sangat gugup sekarang. Bagaimana besok ia menghadapi kedua orang tua Rayden? Namun, ia percaya dengan Rayden. Pria itu pasti akan membantunya nanti.

***

Keesokan harinya Rayden benar-benar membawa Sheina ke rumah kedua orang tuanya. Tentu saja Rayden sudah memberikan pakaian yang bagus untuk Sheina agar saat bertemu orang tuanya nanti Sheina tidak dinilai rendah.

Sheina memainkan jemarinya saat ia merasa gugup. Sekarang Sheina sudah berada di dalam mobil Rayden. Lelaki itu benar-benar menepati perkataannya, ia langsung menjemput Sheina sore harinya menjelang magrib.

“Pak”

“Hmmm…”

“Di sana bakal ada Reno gak?” tanya Sheina menatap Rayden.

Sial!

Ternyata Rayden terlihat sangat tampan sekali jika dilihat dari jarak sedekat ini—Sheina baru menyadari jika Rayden lebih tampan daripada Reno.

“Ya.”

Sheina langsung tegang. Namun, sebisa mungkin ia terlihat biasa saja. Ia tidak ingin terlihat lemah karena sekarang ada Rayden yang akan membantunya.

Rayden melihat ke arah Sheina sekilas. “Kamu belum siap bertemu dengannya?” tanya Rayden dengan datar.

Sheina menggelengkan kepalanya. “Tentu saja tidak, Pak. Saya akan membuktikan jika saya baik-baik saja tanpa dia. Dan bisa mendapatkan pria yang lebih dari dia!” sahut Sheina dengan menggebu-gebu bahkan matanya penuh kilat kebencian ketika mengingat Reno.

“Bagus. Buktikan jika kamu benar-benar calon istri saya di hadapan Reno dan keluarga saya.”

Sheina mengangguk, ia tidak perlu takut lagi. Sheina akan menghadapi Reno dengan berani jika nanti mereka bertemu.

Kini, hanya keheningan di dalam mobil ketika percakapan itu usai. Hingga Rayden membelokkan mobilnya masuk ke dalam pekarangan rumah yang sangat mewah hingga membuat Sheina terpanah—ternyata keluarga Rayden sangat kaya. Tapi kenapa Reno masih mengambil rumahnya?

“Turun.” perintah Rayden.

Akhirnya Sheina turun bersamaan dengan Rayden. Sheina sepertinya sudah paham dengan arahan Rayden sebelum mereka datang ke sini.

Sheina segera menggandeng lengan kekar Rayden bahkan ia dilarang menundukkan wajahnya.

“Selamat malam,” sapa Rayden ketika mereka sudah berada di dalam rumah.

Semua orang menatap ke arah Rayden dan juga Sheina termasuk Reno.

Betapa terkejutnya Reno saat melihat siapa yang datang bersama dengan Rayden. Apakah Sheina adalah gadis yang akan diperkenalkan oleh omnya itu dalam acara makan malam ini? Tanpa sadar tangannya terkepal erat melihat Sheina menggandeng lengan Rayden dengan tersenyum manis.

“Malam,” sahut semua keluarga Rayden

“Jadi ini gadis yang kamu bicarakan kemarin, Nak?” tanya mama Rayden bernama Mona itu.

“Iya, Ma.”

Mona menilai Sheina dari atas sampai bawah yang membuat Sheina tidak nyaman.

“Selamat malam Om, Tante.”

“Malam.”

“Silahkan duduk.”

Rayden dan Sheina duduk berdampingan berseberangan dengan Reno dan kedua orang tua Reno.

“Aku pikir selera Om itu berkelas,” celetuk Reno mengejek Rayden.

“Tentu saja Sheina adalah gadis baik-baik!” sahut Rayden dengan dingin penuh penekanan.

“Gadis baik-baik?” Reno terkekeh. “Oma, Opa, kalian percaya? Sheina adalah mantan kekasihku. Kami putus karena Sheina berselingkuh bahkan Sheina berhubungan badan dengan pria lain. Dia adalah wanita malam yang melayani para pria hidung belang,” ucap Reno dengan sarkas.

Sheina melotot mendengar tuduhan Reno yang sama sekali tidak benar. “Aku bukan gadis seperti itu. Kamu lah yang berselingkuh dengan sahabatku sendiri,” ucap Sheina dengan berani.

Sheina tak habis pikir dengan Reno. Kenapa mantan kekasihnya itu bisa menuduhnya seperti ini? Padahal Reno lah yang berselingkuh di belakangnya.

“Jangan seenaknya berbicara, Reno. Kamu tidak memiliki bukti apa pun,” ucap Rayden penuh peringatan.

“Aku melihatnya sendiri Om jika Sheina sedang bersama pria memasuki hotel,” ucap Reno dengan tajam berani menantang Rayden.

“Kamu bertemu gadis ini di mana? Jika apa yang dikatakan Reno benar itu sangat memalukan keluarga kita,” ucap papa Reno kepada Rayden.

“Om aku tidak seperti yang Reno tuduhkan!”

“Aku gak bohong. Sheina adalah perempuan malam yang sudah sering melayani pria hidung belang. Atau dia juga sudah dibayar oleh Om Rayden untuk datang ke sini?!”

“Sudah berapa ronde kamu melayani Om Rayden?” tanya Reno dengan sinis.

Brak…

“Cukup!” bentak Rayden keras hingga semua orang terdiam—Rayden juga merasa tidak terima jika Reno menuduhnya seperti itu.

Saat ini Sheina sudah menunduk menahan tangisnya yang hendak pecah. Dadanya seperti terhimpit batu besar karena tuduhan Reno di hadapan semua keluarga Rayden.

“Mas aku tidak seperti yang Reno tuduhkan. Dia fitnah aku.”

“Rayden apa benar Sheina gadis yang seperti itu?” tanya Mona dengan tatapan tertuju ke arah Sheina yang membuat Sheina semakin terpojok.

“Mama tidak akan setuju jika kamu menikah dengan gadis murahan seperti dia.”

“Saya bukan wanita murahan, Tante! Kenapa tidak ada yang percaya sama saya? Reno itu licik.”

“Berani sekali kamu mengatai anak saya wanita murahan,” ucap Intan emosi.

“Diam!”

Rayden yang melihat kekacauan ini berkata dengan tegas, “Saya akan tetap menikah dengan Sheina walaupun kalian tidak setuju.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 140. End

    Sheina sedang memperhatikan kedua anak kembarnya yang berlarian bersama dengan Rayden. Keduanya tertawa bahagia saat papa mereka mengejar.Sheina tertawa melihat Nessa berteriak histeris, mungkin karena geli juga dikejar oleh Rayden. Suaranya begitu melengking padahal di taman ini tidak banyak orang, tetapi karena suara Nessa dan Nevan suasananya menjadi sangat ramai.“Hahaha…Papa geli,” teriak Nessa saat Rayden berhasil mendapatkan anaknya itu.Sedangkan Nevan berlari ke arah Sheina, ia masuk ke dalam pangkuan Sheina bermaksud untuk bersembunyi di sana.Nicholas berada di stroller, anak bayi itu hanya melihat saja tanpa tahu apa yang sedang saudaranya lakukan.“Mama angan acih tau Papa Evan di cini ya,” bisik Nevan dengan napas yang begitu memburu.Sheina mengangguk dengan terkikik geli. Padahal siapa saja bisa melihat Nevan yang ada di pangkuannya, hanya saja anaknya itu benar-benar menutupi wajahnya.“Sayang, kamu ada lihat Nevan gak?” tanya Rayden dengan mengedipkan matanya, berpu

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 139. Gara-gara Begadang

    “Nicho sudah mandi iya, Nak? Hmmm…wanginya,” ucap Rayden mencium pipi anaknya.“Ini Mamanya juga sudah cantik banget,” lanjut Rayden yang mencium bibir istrinya.Tentu saja perlakuan Rayden yang seperti itu membuat Sheina mendelik, bukan tidak suka, hanya saja sikap suaminya ini banyak sekali berubah.Dan Sheina suka perubahan itu, Rayden lebih banyak tersenyum bahkan bercanda dengan ketiga anaknya. Waktu lelaki itu juga lebih banyak di rumah daripada di kantor.“Mas, di depan anak loh ini,” protes Sheina dengan pelan.Rayden hanya terkekeh saja, membuat Sheina kesal namun wajahnya memerah seperti ini karena malu adalah hobi terbarunya saat ini.“Ooo…jadi, kalau di belakang anak boleh ya?!” ucap Rayden dengan menaik turunkan alisnya.Sheina mencibik bibirnya tetapi diam-diam ia juga tersenyum dengan tingkah suaminya. Lelaki yang begitu dingin dan kaku kini bisa ia taklukan.“B-bukan begitu,” sahut Sheina dengan gugup.Rayden tertawa pelan. Tetapi Sheina langsung memperingati suaminya

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 138. Pulang Ke Rumah

    Sheina dan Nicholas sudah diperbolehkan pulang ke rumah setelah tiga hari dirawat di rumah sakit.Anak bayi itu tampak anteng di dekapan papanya. Nicholas sejak tadi belum tidur, ia asyik menggerakkan mulutnya.“Gemes banget kamu, Dek,” ucap Rayden dengan terkekeh.Rayden melihat Sheina yang bangun dari kasur. “Mau ke mana, Sayang?” tanya Rayden dengan cemas.Sheina tersenyum, ia melihat gurat kekhawatiran di wajah Rayden. Padahal ia hanya ingin ke kamar mandi saja, tapi Rayden terlihat begitu berlebihan.“Ke kamar mandi, Mas,” sahut Sheina dengan pelan.“Mas temani ya,” ucap Rayden berdiri dari duduknya dan meletakkan Nicholas di dalam box bayi miliknya.“Aku bisa sendiri, Mas,” protes Sheina yang menganggap Rayden terlalu berlebihan mengkhawatirkan dirinya.Rayden seperti ini karena ia terlalu takut terjadi sesuatu dengan Sheina. Ia tidak ingin terjadi sesuatu dengan Sheina seperti dulu, itu begitu membuat dirinya merasa bersalah sampai sekarang.“Mas temani!” ucap Rayden dengan teg

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 137. Kembar Sayang Adik Bayi

    Ranti menggendong cicitnya dengan tersenyum bahagia, lalu ia meletakkan Nicholas di dalam pangkuan Nessa yang ingin sekali memangku adiknya itu. “Adik bayinya tidul telus,” keluh Nessa saat melihat sang adik tidur dengan begitu nyenyak karena habis minum asi dengan Sheina. “Ngantuk adiknya, Kak,” sahut Ranti dengan terkekeh melihat ekspresi Nicholas saat pipinya dipegang oleh Nessa. “Nenek Uyut,” panggil Nevan mendekat. “Iya Kak Nevan,” sahut Ranti dengan sabar. Ranti tahu Nevan juga ingin menggendong sang adik. Ia harus sabar menghadapi cicitnya yang begitu aktif itu. “Antian dong,” ucap Nevan dengan cemberut. “Cabal Neca dulu.” Nevan mendelik ke arah kembarannya, ia merasa tidak suka ketika Nessa tidak mau gantian kepadanya. “Kamu teyus yang angku. Evan uga au,” protesnya. “Cabal-cabal,” ucap Nessa dengan santainya tak mau melepaskan adiknya begitu saja untuk dipangku oleh kakak kembarannya itu. Nevan yang kesal mendekati papa dan mamanya. Ia meminta gendong pa

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 136. Kebahagiaan Keluarga Kecil

    Hari demi hari berlalu begitu sangat cepat. Kini, usia kandungan Sheina sudah 9 bulan. Selama kehamilannya, Sheina benar-benar sangat manja dengan Rayden.Perutnya yang sudah membesar begitu sangat menggemaskan di mata Rayden. Bahkan kedua anak kembar mereka sangat suka mencium perut Sheina dan berakhir mereka tertawa bahagia ketika adik mereka merespon dengan sebuah tendangan.“Sudah siap semua, kan?” tanya Rayden yang tampak sibuk mempersiapkan semua keperluan persalinan Sheina.Bahkan Sheina hanya duduk diam bersama dengan kedua anak kembarnya, mereka memakan camilan. Sedangkan Rayden sibuk sendiri karena lelaki itu yang melarang Sheina.“Sudah, Mas,” sahut Sheina yang melihat semua barang yang sudah dipersiapkan oleh Rayden.Dokter menyarankan Sheina caesar kembali, karena tidak memungkinkan untuk lahiran secara normal.Rayden sudah membooking kamar untuk Sheina di rumah sakit. Bahkan yang menangani Sheina adalah dokter yang terbaik.“Kalau gitu ayo kita berangkat ke rumah sakit s

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 135. Rosa Telah Pergi

    Sheina menatap nisan Rosa dengan pandangan yang begitu sulit diartikan, wanita itu sama sekali tidak menangis atau pun terlihat bahagia.Hanya menatap nama Rosa dengan helaan napas yang begitu berat. Pada akhirnya ia juga kehilangan Rosa, saat itu setelah memaafkan kakaknya, Sheina berharap hubungan mereka bisa seperti kakak dan adik pada umumnya.Tetapi takdir berkata lain. Setelah kemarin ia pulang dari rumah sakit, malam harinya ia dikabarkan oleh pihak rumah sakit jika Rosa sudah menghembuskan napas terakhirnya malam itu ditemani oleh Reno.“Rosa sudah tidak merasakan sakit lagi,” ucap Baskoro menatap sendu ke arah nisan itu.Ada rasa penyesalan di hatinya karena semenjak Rosa lahir ke dunia dan sampai Rosa dewasa ia tidak pernah menganggap Rosa sebagai cucunya, bahkan ia tidak pernah menggendong Rosa kecil.Tetapi setelah kepergian wanita itu, ia merasa berdosa bahkan meminta maaf di jasad Rosa yang sudah tidak bernyawa.“Ya, Rosa sudah tidak merasakan sakit lagi. Semoga dia baha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status