Home / Romansa / Menikahi Om Mantan Pacarku / Chapter 4. Diusir dan Tagihan Pinjol

Share

Chapter 4. Diusir dan Tagihan Pinjol

last update Last Updated: 2025-04-29 10:35:13

Sudah seminggu berlalu, kehidupan Sheina benar-benar hancur karena perbuatan Reno. Sheina tidak akan pindah dari rumahnya sendiri karena ia berhak atas rumah ini.

Sheina mencoba bangkit dari keterpurukannya, ia memang sedang cuti bekerja karena akhir-akhir ini tubuhnya sama sekali tidak bisa diajak bekerja sama, ia sampai jatuh sakit karena memikirkan yang terjadi di dalam hidupnya. Untung saja ia memiliki bos yang sangat baik dan pengertian karena memberikan dirinya izin tidak masuk kerja.

Sheina baru saja keluar dari kamar mandi karena perutnya terus terasa mual karena demam dan masuk angin, tenaganya terkuras habis pagi ini dan wajahnya juga terlihat sedikit pucat.

Ketukan pintu membuat Sheina mengurungkan niatnya untuk beristirahat kembali, ia berjalan ke arah ruang tamu yang langsung terhubung dengan pintu utama rumah miliknya. Dan Sheina menatap heran ke arah tiga pria asing memakai pakaian hitam dan terlihat sangat menyeramkan menatapnya dengan tajam.

"Kalian siapa ya?" tanya Sheina dengan sopan.

"Kami suruhan Tuan Reno diminta untuk mengosongkan rumah ini karena sebentar lagi rumah ini akan direnovasi," kata salah satu pria berbaju hitam.

"Rumah ini milik saya dan Reno tidak berhak merenovasinya!" sahut Sheina dengan panik.

Reno benar-benar keterlaluan! Ia tidak habis pikir kenapa lelaki itu bisa melakukan ini terhadap dirinya.

"Kami tidak peduli! Perintah bos kami lebih penting dari ocehan anda." Dengan gerakan mata mengkode temannya mereka langsung masuk begitu saja ke dalam rumah dan mengeluarkan semua barang milik Sheina.

"Kalian tidak berhak mengusir saya!" ujar Sheina dengan suara tegas namun begitu panik. "Keluar kalian!" lanjut Sheina mencoba mengusir ketiga pria tersebut dengan sisa tenaga yang ia punya.

Namun, ketiga pria tersebut tidak peduli dengan usiran Sheina. Mereka tetap bekerja karena ketiganya sudah dibayar oleh Reno.

"Rumah ini milik saya kalian tidak berhak untuk mengusir saya," ucap Sheina berusaha untuk melawan. Namun, tenaganya yang memang sudah habis karena sakit Sheina tidak bisa melawan atau menghadang pria berbadan kekar tersebut.

"Jangan halangi pekerjaan kami!"

Tubuh Sheina bergetar ketakutan, tak ada gunanya melawan, ia takut orang-orang suruhan Reno semakin berbuat nekat. Sheina menatap barang-barangnya yang dikeluarkan begitu saja dengan tatapan nanar.

"Beri saya waktu untuk membereskan barang-barang saya baru saya keluar dari rumah ini."

Pada akhirnya Sheina harus mengalah dengan hati yang begitu hancur karena rumah peninggalan ibunya tidak bisa ia jaga dengan baik. Semuanya telah diambil oleh Reno.

"Oke.. Kami akan menunggu sampai anda pergi dari sini!"

Sheina menatap rumah ini dengan miris bayangan kenangannya bersama dengan sang ibu berputar di pikirannya, sesak sekali dadanya mengingat kenangan hangat itu di rumah ini dan sebentar lagi kenangan itu akan hancur karena Reno.

Hatinya memberontak tetapi ia tidak punya pilihan lain selain pergi dari rumahnya sendiri. Sheina membereskan bajunya ke dalam koper dengan menangis pilu.

Setelah selesai, Sheina keluar dari rumahnya dengan membawa koper. Sekali lagi ia menatap rumahnya dengan perasaan miris, langkahnya begitu terasa berat meninggalkan rumah yang penuh dengan kenangan itu.

****

Sheina berjalan tak tentu arah setelah keluar dari rumahnya, hari ini rencananya ia akan mencari kontrakan murah untuk tempat tinggalnya.

Setelah berjalan lumayan lama dan akhirnya Sheina menemukan kontrakan yang lumayan murah dan cocok untuk dirinya, ia memutuskan untuk memilih kontrakan itu. Sheina sangat bersyukur karena pemilik kontrakan itu sangat baik kepadanya.

"Terima kasih ya, Bu!" ucap Sheina dengan sopan.

Ibu pemilik kontrakan yang Sheina tempati saat ini menatap Sheina dengan iba. Antara kasihan dan penasaran dengan apa yang terjadi pada Sheina.

"Iya, sama-sama. Kalau ada apa-apa panggil ibu saja. Rumah ibu ada di depan," kata Romlah, ibu pemilik kontrakan dengan nada lembut karena Sheina sudah melunasi kontrakan selama setahun.

Sheina mengangguk, setelah ia diberi kunci kontrakan Sheina langsung masuk ketika ibu itu sudah pergi. Untung saja kontrakan ini sudah bersih jadi Sheina tak perlu repot-repot untuk membersihkannya lagi. Sheina menaruh kopernya di kamarnya, setelah itu ia merebahkan tubuhnya yang terasa begitu lelah.

Akhirnya mata Sheina terpejam dengan cepat. Namun, di tengah tidurnya pikirannya tetap sangat berisik hingga dirinya tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Tak lama Sheina membuka matanya dengan perlahan saat mendengar dering ponselnya. Mau tak mau Sheina melihat siapa yang meneleponnya, ia mengernyitkan dahinya dengan bingung ketika melihat nomor asing yang meneleponnya.

“Halo!”

“Halo selamat sore. Kamu dari DanaCash ingin memberitahukan jika pembayaran pinjaman yang anda lakukan sudah memasuki tempo hari ini.”

“Pinjaman? Maksudnya apa, Pak?”

“Menurut data yang terinput di sistem kami. Anda meminjam dana sebesar seratus juta. Jika anda kurang paham maka akan saya jelaskan melalui pesan saja.”

“Seratus juta?” Sheina benar-benar terkejut. Sebanyak itu?

“Iya, Mbak!”

Setelah telepon itu terputus Sheina memijat pelipisnya. Reno benar-benar keterlaluan!

Ia tidak habis pikir dengan Reno. Ternyata pria itu sudah merencanakan ini dengan sangat matang. Bahkan pria itu tidak menyisakan satu pun untuk Sheina, semuanya diambil begitu saja oleh Reno.

Dan dengan bodohnya ia bisa jatuh cinta dengan Reno dan sangat mempercayai lelaki itu. Kini, tak ada yang bisa ia percaya saat ini, hanya dirinya sendiri.

Apa Rosa juga terlibat dalam hal ini? Ahh... Tentu saja kedua orang itu berniat menghancurkannya tanpa sisa.

Tangan Sheina terkepal dengan sangat erat tatapannya begitu tajam membayangkan wajah Reno. Tatapan kebencian begitu terlihat jelas.

"Reno, kamu benar-benar keterlaluan. Lihat saja kamu akan menyesal setelah memperlakukan aku seperti ini!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 92. Hinaan

    Rayden merebahkan dirinya di samping Sheina, ia ingin mengelus perut wanita itu terlebih dahulu, dan menciumnya tanpa sepengetahuan Sheina.Setelah puas memeluk Sheina, ia memutuskan untuk keluar dari kamar. Ia tidak ingin Sheina mengetahui jika dirinya berada di sini.“Maaf saya belum bisa tidur bersama dengan kamu,” ujarnya dengan penuh rasa kecewa.Rayden keluar dari kamarnya, ia harus terbiasa tidur tanpa Sheina. Wanita itu harus diberi pelajaran terlebih dahulu, ia membuang rasa tak tega di dalam hatinya, agar bisa meninggalkan Sheina sendirian di sini.Lelah sekali ia hari ini, apalagi bertemu dengan Alex. Ia tidak ingin semakin emosi jika Sheina membuka matanya.Ada kehampaan di hati Rayden saat ini, tetapi egonya lebih besar daripada memaafkan dan mendengarkan penjelasan Sheina kepadanya. Ia harus memutuskan sesuatu setelah anak mereka lahir nantinya. Ia juga tidak mungkin hidup dengan seseorang yang ternyata adalah kekasih dari musuhnya sendiri, kan? Kebimbangan terus ia rasa

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 91. Gengsi Tapi Rindu

    Rayden langsung menarik kerah kemeja Alex saat lelaki itu sudah sampai di ruangan pria itu. Matanya yang begitu tajam menatap Alex, tetapi Alex hanya santai saja.“Santai, Bro. Duduk dulu,” ucap Alex dengan santai dan tak ada merasa takut sedikitpun pada Rayden yang begitu terlihat marah.“Saya tidak akan berbasa-basi di sini, Alex. Ada hubungan apa kamu dengan istri saya?” tanya Rayden dengan tajam.Alex melepaskan tangan Rayden yang ada di kerah bajunya, ia merapikan penampilannya. “Hubungan? Hubungan apa?” tanya Alex berpura-pura tidak paham apa yang di maksud Rayden.“Gak usah sok tidak paham, Alex!” gertaknya.Alex tentu saja terkekeh. “Kalau Sheina kekasih saya. Kamu mau apa hmm?” tanya Alex dengan tatapan mengejek.Bugh….Alex tidak bisa mengelak pukulan pria itu hingga sudut bibirnya berdarah. Ia menyekanya dengan tersenyum miring.“Jangan sesekali kamu mendekati istri saya lagi! Dengar Alex! Dari awal Sheina milik saya!” ucapnya penuh penekanan.“Karena itu saya yang memberin

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 90 Sikap Yang Dingin

    Sheina membuka matanya dengan pelan, tak seperti biasanya yang semangat. Kali ini, ia merasa sangat lemas sekali. Tubuhnya terasa begitu lelah, hembusan napasnya terdengar begitu berat.Ia baru bisa tidur ketika memeluk baju kotor Rayden, wangi yang tertinggal di baju itu membuat dirinya nyaman. Tetapi tetap saja, ia merasa ada yang kosong, karena Rayden tidak berada di sampingnya malam ini dan mungkin malam-malam seterusnya.“Mas,” gumam Sheina mengelus bantal yang biasanya menjadi tempat tidur Rayden.Matanya kembali memanas, buru-buru ia hapus dengan kasar air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.“Aku harus menyiapkan pakaian untuk Mas Rayden,” gumamnya dengan semangat.Sheina menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya, ia berjalan ke arah lemari dan mencari pakaian untuk Rayden kenakan hari ini.Ia yakin setelah ini Rayden akan luluh kembali kepadanya, pria itu selalu meminta dirinya untuk mengenakan pakaian kerjanya tak lupa pula dengan dasi yang Rayden pakai.“Aku yaki

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 89. Pisah Ranjang

    Bagai tersambar petir di siang bolong, tubuh Sheina kaku mendengar ucapan Rayden yang ingin tidur terpisah dari dirinya. Suara Sheina tercekat, ia tidak tahu harus berkata apa lagi, air mata yang mewakili betapa terluka hatinya saat ini.“M-mas…”“Saya tidak ingin mendengar apa pun lagi, Sheina. Keputusan saya sudah mutlak. Silahkan kamu tidur di kamar ini dan saya di kamar sebelah,” ucap Rayden dengan tegas.Rayden membuat mukanya ke arah samping, jangan sampai ia luluh karena melihat wajah pucat dan sendu Sheina. Rayden mencoba untuk tidak peduli dengan wanita itu, walaupun jauh di lubuk hatinya yang paling dalam ia juga ikut merasakan sakit melihat Sheina menangis karenanya.Tetapi rasa kecewanya lebih besar, ia tidak ingin melihat wajah Sheina untuk sementara. Karena jika ia melihatnya, amarahnya semakin meledak dan Rayden tidak ingin itu terjadi. Ia masih punya hati untuk tidak menyakiti ibu dari anak-anaknya tersebut.“Please…dengarkan penjelasanku dulu,” pinta Sheina menangkup

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 88. Amukan Rayden

    Bugh…Bugh…Rayden terus memukul tembok dengan sangat keras, ia melampiaskan amarah dan amukannya di ruang kerjanya saat ini. Ruangan yang tadinya sangat rapi kini terlihat begitu sangat berantakan.“Sialan kamu Sheina!” teriaknya penuh amarah.Sungguh Rayden sangat kecewa dengan wanita itu, ia berusaha untuk denial dengan semuanya. Tetapi bukti sudah menjelaskan jika Sheina dan Alex—musuhnya sendiri mempunyai hubungan dan mungkin saja mereka merencanakan untuk menghancurkan dirinya melalui Sheina.Pemikiran itu terus mengusik hatinya, ada perasaan yang tidak bisa Rayden jelaskan bagaimana. Yang jelas hatinya begitu sakit melihat pengkhianatan itu terjadi di depan matanya sendiri.Darah segar mengalir dari sela-sela tangan Rayden, tetapi rasa sakitnya sama sekali tidak terasa dibanding rasa sakit di hatinya saat ini.Rayden mengacak rambutnya sendiri, emosinya sama sekali belum mereda. “Sheina milik saya, Alex. Saya akan menahannya di rumah ini hingga kalian tidak bisa bertemu kembali

  • Menikahi Om Mantan Pacarku   Chapter 87. Tuduhan

    Mata Sheina mengembun mendengar tuduhan Rayden yang begitu menyakitkan untuknya saat ini.“A-apa, Mas?” tanya Sheina dengan gemetar berharap apa yang ia dengar salah.Rayden menyeringai, menatap Sheina dengan jarak yang begitu sangat dekat. Wajah sedih Sheina membuat bagian hatinya tidak tega. Namun, apa yang ia lihat hari ini adalah kenyataan yang ada. Bahwa Sheina memiliki hubungan di belakangnya bersama dengan Alex.“Kamu wanita murahan, Sheina!” ulang Rayden dengan pelan tetapi penuh penekanan.Hatinya begitu sakit bersamaan dengan air mata yang jatuh di kedua matanya. “M-mas aku…”“Seharusnya saya tidak terlalu percaya dengan kamu, Sheina. Kamu memanfaatkan kebaikan saya selama ini,” ujarnya dengan sangat tajam.Rayden mencengkram dagu Sheina dengan kuat, ia mencoba tidak peduli melihat Sheina yang ketakutan karena amarahnya. “Kamu memiliki hubungan dengan Alex di belakang saya, kan? Kamu bekerja sama dengan Alex untuk menghancurkan saya? Licik sekali kamu, Sheina. Dan dengan bo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status