Sudah seminggu berlalu, kehidupan Sheina benar-benar hancur karena perbuatan Reno. Sheina tidak akan pindah dari rumahnya sendiri karena ia berhak atas rumah ini.Sheina mencoba bangkit dari keterpurukannya, ia memang sedang cuti bekerja karena akhir-akhir ini tubuhnya sama sekali tidak bisa diajak bekerjasama. Untung saja ia memiliki bos yang sangat baik dan pengertian karena memberikan dirinya izin tidak masuk kerja.Sheina baru saja keluar dari kamar mandi karena perutnya terus terasa mual, tubuhnya terkuras habis pagi ini dan wajahnya juga terlihat sedikit pucat.Ketukan pintu membuat Sheina mengurungkan niatnya untuk beristirahat kembali, ia berjalan ke arah ruang tamu yang langsung terhubung dengan pintu utama rumah miliknya. Dan Sheina menatap heran ke arah tiga pria asing memakai pakaian hitam dan terlihat sangat menyeramkan menatapnya dengan tajam."Kalian siapa ya?" tanya Sheina dengan sopan."Kami suruhan tuan Reno diminta untuk mengosongkan rumah ini karena sebentar lagi r
"Uwek...uwekk" Sheina memuntahkan isi perutnya namun tak ada yang keluar kecuali cairan bening.Bahkan ia tidak bisa mencium bau nasi yang baru saja matang akhir-akhir ini, hingga Sheina merasa ada yang aneh dengan dirinya.Satu kemungkinan yang terpikir di otaknya sekarang hingga dia menyiapkan testpack yang memang sudah ia beli kemarin.Tanpa banyak berpikir akhirnya Sheina menggunakan alat itu untuk mengetahui tebakannya benar atau tidak.Selama di kamar mandi perasaannya berkecamuk. Bahkan ia sampai melawan beberapa saat, hingga pandangannya beralih pada benda pipih yang berada di tangannya itu.Sheina menatap testpack yang menampilkan dua garis merah di tangannya. Tubuhnya merosot ke lantai, ternyata dugaannya benar jika ia hamil anak Reno setelah kesalahan satu malam yang mereka lakukan.Rasa lemas dan mual yang ia rasakan beberapa hari ini ternyata ia hamil anak Reno.Sheina menangis dalam diam, kesalahan satu malam yang indah bersama dengan Reno berputar di otaknya. Ia menye
Reno dan Rosa— kekasih dan sahabatnya sendiri begitu menikmati percintaan mereka tanpa mengetahui kedatangannya."Kamu sangat nikmat, Rosa!"Deg....Hati Sheina berdenyut sangat sakit ketika mendengar suara Reno yang memuji Rosa. Rasanya Sheina mual sekarang melihat keduanya.Namun, Sheina hanya terpaku melihat adegan di mana Reno dan Rosa sedang bergumul di atas ranjang dengan mengeluarkan suara yang menjijikkan terdengar di telinga Sheina saat ini.Pacar dan sahabatnya mengkhianati dirinya, bahkan ia melihat adegan yang menjijikkan itu secara langsung sekarang. Bibir Sheina terasa keluh bahkan matanya terpaku menatap dua insan yang sedang di mabuk gairah tersebut."Kapan kamu akan memutuskan Sheina, Ren?" tanya Rosa yang berada di atas Reno saat ini. "Aahh... Ren ini enak banget!" racau Rosa yang membuat perut Sheina bergejolak mendengar suara Rosa yang menggelikan."secepatnya, Sayang. Aku sudah berhasil mencicipi tubuhnya setelah ini aku akan memutuskan Sheina," sahut Reno dengan
Sheina berlari keluar dari apartemen Reno dengan menangis, ia tidak mempedulikan kehamilannya saat ini. Sungguh hatinya sangat sakit mengingat bagaimana Reno dan Rosa berhubungan badan seperti suami istri.Sheina pikir Reno adalah lelaki yang setia. Namun, ternyata apa yang ia pikirkan selama ini salah. Reno adalah pria yang begitu menjijikkan dan begitu pun dengan Rosa, sahabat yang selama ini sudah Sheina anggap sebagai saudara kandungnya sendiri ternyata berhubungan dengan Reno di belakangnya."Kamu jahat banget, Ren. Sekarang bagaimana aku merawat anak yang di dalam kandunganku? Sedangkan ayahnya begitu jahat," tukas Sheina dengan terisak.Sheina berjalan seperti orang linglung sekarang. Orang-orang menatapnya dengan iba, tetapi semua itu tak Sheina hiraukan sama sekali. Ia berjalan tak tentu arah dengan air mata yang masih terus mengalir, kenangannya bersama dengan Reno berputar seperti film yang membuat Sheina berteriak dengan kencang."Kamu jahat mas Reno!" teriak Sheina tubuh
Sudah seminggu berlalu, kehidupan Sheina benar-benar hancur karena perbuatan Reno. Sheina tidak akan pindah dari rumahnya sendiri karena ia berhak atas rumah ini.Sheina mencoba bangkit dari keterpurukannya, ia memang sedang cuti bekerja karena akhir-akhir ini tubuhnya sama sekali tidak bisa diajak bekerjasama. Untung saja ia memiliki bos yang sangat baik dan pengertian karena memberikan dirinya izin tidak masuk kerja.Sheina baru saja keluar dari kamar mandi karena perutnya terus terasa mual, tubuhnya terkuras habis pagi ini dan wajahnya juga terlihat sedikit pucat.Ketukan pintu membuat Sheina mengurungkan niatnya untuk beristirahat kembali, ia berjalan ke arah ruang tamu yang langsung terhubung dengan pintu utama rumah miliknya. Dan Sheina menatap heran ke arah tiga pria asing memakai pakaian hitam dan terlihat sangat menyeramkan menatapnya dengan tajam."Kalian siapa ya?" tanya Sheina dengan sopan."Kami suruhan tuan Reno diminta untuk mengosongkan rumah ini karena sebentar lagi r
Reno menatap sertifikat rumah yang diberikan Dito kepadanya dengan timbal balik sejumlah uang untuk Dito. Dengan sertifikat rumah ini ia bisa menguasai rumah milik Sheina untuk kepentingan dirinya sendiri.Entah apa yang di pikiran Reno saat ini yang jelas ia ingin menguasai harta Sheina untuk kepentingan dirinya sendiri. Selama ini ia terus diremehkan dan dibanding-bandingkan oleh keluarganya dengan om-nya sendiri, ia ingin membuka usaha dengan hasil dari rumah Sheina dan beberapa uang yang ia ambil dari Sheina tanpa sepengetahuan gadis itu.Jahat dan licik?Ya, Reno mengakui dirinya jahat dan licik terhadap Sheina. Karena hanya Sheina yang mudah ia manfaatkan dan Reno sama sekali tidak peduli akan hal itu yang terpenting ia bisa mewujudkan semua mimpinya walaupun harus mengambil hak orang lain.Kakek dan neneknya selalu membanggakan om-nya dan meremehkan dirinya bahkan orang tuanya juga ikut meremehkan dirinya padahal ia adalah anak kandung dari orang tuanya. Beberapa bulan ini juga
Sheina berlari keluar dari apartemen Reno dengan menangis, ia tidak mempedulikan kehamilannya saat ini. Sungguh hatinya sangat sakit mengingat bagaimana Reno dan Rosa berhubungan badan seperti suami istri.Sheina pikir Reno adalah lelaki yang setia. Namun, ternyata apa yang ia pikirkan selama ini salah. Reno adalah pria yang begitu menjijikkan dan begitu pun dengan Rosa, sahabat yang selama ini sudah Sheina anggap sebagai saudara kandungnya sendiri ternyata berhubungan dengan Reno di belakangnya."Kamu jahat banget, Ren. Sekarang bagaimana aku merawat anak yang di dalam kandunganku? Sedangkan ayahnya begitu jahat," tukas Sheina dengan terisak.Sheina berjalan seperti orang linglung sekarang. Orang-orang menatapnya dengan iba, tetapi semua itu tak Sheina hiraukan sama sekali. Ia berjalan tak tentu arah dengan air mata yang masih terus mengalir, kenangannya bersama dengan Reno berputar seperti film yang membuat Sheina berteriak dengan kencang."Kamu jahat mas Reno!" teriak Sheina tubuh
Reno dan Rosa— kekasih dan sahabatnya sendiri begitu menikmati percintaan mereka tanpa mengetahui kedatangannya."Kamu sangat nikmat, Rosa!"Deg....Hati Sheina berdenyut sangat sakit ketika mendengar suara Reno yang memuji Rosa. Rasanya Sheina mual sekarang melihat keduanya.Namun, Sheina hanya terpaku melihat adegan di mana Reno dan Rosa sedang bergumul di atas ranjang dengan mengeluarkan suara yang menjijikkan terdengar di telinga Sheina saat ini.Pacar dan sahabatnya mengkhianati dirinya, bahkan ia melihat adegan yang menjijikkan itu secara langsung sekarang. Bibir Sheina terasa keluh bahkan matanya terpaku menatap dua insan yang sedang di mabuk gairah tersebut."Kapan kamu akan memutuskan Sheina, Ren?" tanya Rosa yang berada di atas Reno saat ini. "Aahh... Ren ini enak banget!" racau Rosa yang membuat perut Sheina bergejolak mendengar suara Rosa yang menggelikan."secepatnya, Sayang. Aku sudah berhasil mencicipi tubuhnya setelah ini aku akan memutuskan Sheina," sahut Reno dengan
"Uwek...uwekk" Sheina memuntahkan isi perutnya namun tak ada yang keluar kecuali cairan bening.Bahkan ia tidak bisa mencium bau nasi yang baru saja matang akhir-akhir ini, hingga Sheina merasa ada yang aneh dengan dirinya.Satu kemungkinan yang terpikir di otaknya sekarang hingga dia menyiapkan testpack yang memang sudah ia beli kemarin.Tanpa banyak berpikir akhirnya Sheina menggunakan alat itu untuk mengetahui tebakannya benar atau tidak.Selama di kamar mandi perasaannya berkecamuk. Bahkan ia sampai melawan beberapa saat, hingga pandangannya beralih pada benda pipih yang berada di tangannya itu.Sheina menatap testpack yang menampilkan dua garis merah di tangannya. Tubuhnya merosot ke lantai, ternyata dugaannya benar jika ia hamil anak Reno setelah kesalahan satu malam yang mereka lakukan.Rasa lemas dan mual yang ia rasakan beberapa hari ini ternyata ia hamil anak Reno.Sheina menangis dalam diam, kesalahan satu malam yang indah bersama dengan Reno berputar di otaknya. Ia menye