共有

Bab 473

作者: Liazta
last update 最終更新日: 2025-06-21 20:21:02

Siang itu, matahari bersinar cerah. Cuaca cukup bersahabat, langit biru dengan awan putih berarak pelan.

Dua mobil hitam berhenti di depan sebuah mall mewah di pusat kota. Beberapa pengawal tampak turun lebih dulu, memastikan keadaan aman sebelum akhirnya pintu mobil dibuka.

"Ayo kakak Aruna, aku sudah tidak sabar." Olivia berkata dengan penuh semangat.

Gadis remaja itu sudah merubah panggilannya sesuai perintah Aruna. Aruna sudah mengajarkan kepadanya, bagaimana cara memanggil orang yang lebih tua, jika di Indonesia. Dengan sangat patuh, Olivia langsung menurut.

"Iya," jawab Aruna dengan sedikit tersenyum dan kemudian turun dari mobil. Bersyukur Albert tidak ikut, hingga membuat Aruna lebih nyaman. Jika ada Pria itu pasti membuatnya tidak leluasa.

Olivia melangkah keluar lebih dulu, mengenakan gaun santai berwarna pastel yang membuat wajahnya makin segar. Aruna menyusul di belakang, dengan busana sederhana namun tetap elegan. Meski awalnya terlihat canggung, Aruna berusaha menyesuai
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター
コメント (3)
goodnovel comment avatar
Nur Elifa
ouuuhhhh aku ikut sedih Olivia, semoga inginmu mempunyai ibu Aruna terkabul ya cantik. author kesayangan lanjuuut.
goodnovel comment avatar
Dinda Saeed
ya Allah thor jgn bikin kita lama menunggu dan kecewa ...
goodnovel comment avatar
Bunda Adanni
Thor peluk aku, aku ingin menangis kenapa ceritanya hanya selembar ...
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 491

    “Kurang lebih dua tahun, Nyonya,” jawab Lina, tetap menjaga wajahnya agar terlihat netral.“Dan sebelumnya?”“Saya… sempat bekerja di rumah keluarga Belanda yang tinggal di Jakarta.”Eliza mengangguk perlahan, meski dalam hati menyimpan kebingungan. Ia pernah mendengar nama itu, tapi tak pernah melihat wajah Lina di antara staf-staf sebelumnya yang pernah dia periksa. Keganjilan lain yang makin menumpuk.Mereka akhirnya tiba di tepi danau. Airnya tenang, memantulkan langit biru yang cerah. Eliza berdiri di sana, menikmati pemandangan. Tapi pikirannya sibuk mengurai benang kusut yang baru saja dimulai.Lina berdiri tak jauh darinya, menunduk, namun kedua matanya terus memperhatikan setiap gerak Eliza. Ponsel kecil di saku switer-nya masih menyala diam-diam, merekam percakapan mereka. Siapa pun yang mengirimnya, pasti akan menerima laporan yang sangat lengkap.Namun sebelum Lina bisa mengumpulkan lebih banyak informasi, Eliza memutar badan dan berkata lembut namun tegas, “Kamu tahu, ada

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 490

    Momen sarapan pagi ini ditutup dengan suasana yang hangat dan penuh cinta.Tawa Olivia yang polos, candaan ringan Hermawan, serta kebersamaan yang tercipta di meja makan, membuat pagi itu terasa begitu berharga. Para pelayan mulai merapikan meja saat semua anggota keluarga bersiap melanjutkan aktivitas masing-masing.Namun di tengah kehangatan itu, insting Eliza yang tajam tiba-tiba menangkap sesuatu yang ganjil.Bukan dari Aruna. Bukan dari Albert. Tapi dari sudut ruang makan, tepatnya dari arah dapur.Seorang asisten rumah tangga berdiri di sana, membawa teko kopi. Wajahnya tenang, senyumnya ramah, dan gerak-geriknya sopan. Terlalu sopan. Terlalu diam dan terlalu mengamati.Wanita itu meletakkan teko kopi di atas meja dengan sangat hati-hati. Ia sedikit membungkuk sopan, lalu berbalik dan berjalan kembali menuju dapur.Eliza menoleh perlahan, lalu membisik pada Kiara yang duduk di sebelahnya, “Siapa nama asisten yang tadi itu?”Kiara menoleh sekilas, lalu menjawab pelan, “Yang baru

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 489

    Udara pagi di vila terasa begitu menyegarkan. Kicauan burung menggema lembut, tanpa gangguan suara kendaraan, menciptakan suasana yang tenang dan damai.Di meja makan panjang yang dipenuhi berbagai hidangan lezat, aroma roti bakar berpadu dengan wangi mentega yang meleleh, menguar ke seluruh ruangan. Gelas-gelas berisi susu hangat telah tertuang rapi, sementara buah-buahan tersusun cantik dalam mangkuk kaca bening.Hermawan duduk di ujung meja, mengenakan sweter hangat dan celana santai. Di sisi kirinya, Mawar duduk dengan senyum teduh, sedangkan di sisi kanan, Nathan dan Eliza tampak duduk berdampingan, penuh kebahagiaan.Eliza memandangi wajah suaminya dengan tatapan penuh cinta. Dari sorot matanya, terlihat jelas betapa ia mengagumi pria itu. Mungkin ini ulah hormon kehamilan, tapi juga bisa jadi karena cinta yang memang begitu dalam.“Mau yang ini?” tanya Nathan, sambil mengangkat semangkuk bubur ayam.Eliza tersenyum manja, lalu mengangguk pelan tanpa mengambilnya. Ia hanya diam,

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 488

    Malam itu begitu dingin. Angin dari jendela balkon menggoyangkan tirai tipis di apartemen mewah milik Sherly, menebarkan aroma rokok yang baru saja dinyalakan. Jemari wanita itu sedikit gemetar, bukan karena takut, tapi karena kegembiraan yang nyaris tidak bisa dikendalikan. Ia merasa permainan ini semakin menarik.Telepon khususnya kembali berdering. Ia menjawab dengan cepat.Suara perempuan di seberang terdengar pelan, seperti berbisik dalam kegelapan."Aku belum mendapatkan akses ke setiap kamar. Villa tua ini dirancang dengan keamanan yang sangat tinggi."Sherly menggeram pelan. Kepulan asap rokok mengaburkan pandangannya sesaat, namun tak bisa menyembunyikan rona merah kemarahan di wajahnya."Apa kabar Aruna? Masih bersama Albert?""Masih. Mereka tampak semakin dekat. Tapi dia itu gadis polos. Mudah dipercaya, terutama oleh orang-orang yang ia anggap keluarga."Sherly menutup matanya sejenak. Jemarinya mengetuk permukaan meja secara ritmis, seirama dengan degup jantungnya yang be

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 487

    Nathan duduk di kursi penumpang sambil memeluk putranya yang sedang tertidur. Sedangkan, Eliza bersandar dengan bantal leher, tangannya memegang perut yang semakin besar. Wajahnya lelah, tapi ada senyum kecil yang tak bisa disembunyikan.“Kalau bayinya lahir nanti, kita harus datang lagi ke sini ya by,” bisiknya. “Liza mau mereka lihat awan dari atas bukit.” Eliza berkata dengan tersenyum. Baru membayangkan keindahan di villa saja sudah membuat Eliza bahagia. Apalagi merasakan udara yang dingin dan bersih sambil memandang pemandangan yang indah.Nathan meliriknya, tersenyum, lalu menggenggam jemari istrinya. “Tentu saja. Ingat ya, di sana harus nurut. Jangan terlalu capek. Kamu juga harus pakai kursi roda, biar kedua anak kita aman." Meskipun Nathan senang melihat istrinya bahagia, namun tetap saja ia cemas jika Eliza kelelahan. "Iya," jawab Eliza dengan tersenyum. Baginya yang terpenting bisa beristirahat, dan menikmati keindahan alam. "Apa mau makan buah?" Nathan berkata sambil m

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 486

    Nathan bersama dengan Eliza turun ke bawah. Wajah pasangan suami istri itu tampak begitu bahagia dan berseri-seri. Berbeda dengan orang-orang yang saat ini sudah menunggu dengan gelisah. Belum lagi Olivia yang setiap saat bertanya, membuat kepala Mawar semakin pusing. “Semua sudah siap?” tanya Hermawan dengan suara yang tenang namun penuh wibawa.“Siap, om!” jawab Rizky sambil sedikit tersenyum.Nathan mendekat. “Mobil sudah disiapkan. Supir standby. Aku taruh termos kopi di dashboard.” Dengan cepat Nathan langsung melarikan diri ketika menyadari tatapan Albert, dan juga tatapan Mawar kepadanya.“Kita berangkat sekarang. Perjalanan ke Puncak butuh waktu beberapa jam. Kalau beruntung, sampai sana sebelum matahari benar-benar tinggi," kata Hermawan.Semua mulai bergerak ke luar rumah. Sedangkan koper, dan barang-barang yang lainnya sudah di masukkan ke dalam mobil. Sepuluh mobil mewah berderet di depan pintu utama, siap membawa keluarga besar itu ke tempat penuh ketenangan.Sebelum m

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status