Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku

Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku

last updateLast Updated : 2025-04-21
By:  Young LadyCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 ratings. 4 reviews
110Chapters
13.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Irish memilih menyerah begitu mengetahui wanita pujaan hati Arthur—suaminya telah kembali setelah dua tahun berjuang seorang diri. Namun, ketika Irish melayangkan gugat cerai, Arthur tak terima dan marah besar. Segala cara lelaki itu lakukan untuk membuat Irish tetap di sisinya. Dapatkah Irish kembali menerima Arthur kembali? Atau tetap memilih berpisah?

View More

Chapter 1

Ceraikan Aku!

“Elyza sudah kembali. Bersiaplah, sebentar lagi Arthur akan meninggalkanmu.”

“Setelah dua tahun menikah, bahkan kamu tidak bisa memberinya anak. Benar-benar tidak berguna.”

Bisikan sang ibu mertua membuat manik mata Irish semakin memerah dan berkaca-kaca. Kedua tangannya terkepal di sisi tubuhnya, menahan desakan air mata yang nyaris keluar. Tanpa memedulikan kata-katanya yang telah melukai  menantunya, Maudy—mertua Irish langsung beranjak pergi dari sana.

Irish masih membeku di posisi yang sama. Menatap lurus ke arah gerbang yang kini sudah kembali ditutup oleh security. Kemudian, tatapan beralih ke meja makan yang sedikit terlihat dari pintu utama. Meja yang masih penuh dengan berbagai menu masakannya yang belum tersentuh sama sekali.

Arthur—suaminya terburu-buru pergi setelah menerima telepon entah dari siapa. Lelaki itu tak menjawab meski Irish sudah mencoba bertanya. Meninggalkan dirinya begitu saja padahal hari ini adalah anniversary pernikahan mereka yang kedua. Jangankan ingat untuk mempersiapkan sesuatu yang spesial. Lelaki itu memilih pergi tanpa memedulikannya.

Irish terkekeh miris. “Apa yang aku harapkan darinya?”

Wanita itu berjalan gontai meninggalkan pintu utama. Kemudian, beranjak menuju ruang makan. Menarik salah satu kursi dan menempatinya. Hanya dirinya seorang yang berada di sana. Ibu mertuanya bahkan  tak pernah sudi makan satu meja dengannya.

Tak ada yang mengharapkan keberadaannya di rumah ini. Namun, Irish terlalu naif dan berharap suatu hari nanti keadaan akan berubah. Arthur akan menatapnya dan memperlakukannya selayaknya istri sesungguhnya. Sayangnya, sepertinya itu hanya akan menjadi mimpinya semata.

“Aku harus pergi,” gumam Irish seraya memaksakan melahap hidangan yang sudah susah payah ia sajikan walaupun selera makannya telah menghilang.

Sudah cukup Irish terbelenggu dalam kebodohannya sendiri. Ia harus mengubur perasaan terpendamnya secepatnya. Tidak ada lagi alasan untuk mempertahankan pernikahannya. Apalagi sejak awal hanya dirinya yang berharap lebih pada pernikahan ini.

“Huek!”

Irish spontan membekap mulutnya. Perutnya tiba-tiba bergejolak sebelum ia sempat melahap makanannya. Padahal seluruh hidangan yang tersaji di meja makan adalah hasil buatan tangannya sendiri. Namun, entah kenapa hanya menghirup aromanya saja sudah membuatnya mual.

Mual yang semakin tak tertahankan membuat Irish bergegas pergi ke toilet terdekat untuk memuntahkan isi perutnya. Namun, yang keluar hanya cairan bening saja. Kepalanya terasa berat, pandangannya pun berkunang-kunang. Ia spontan mencengkram pinggiran wastafel untuk menopang tubuhnya yang lemas.

“Apa yang terjadi padaku? Jangan-jangan—”

Irish tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Tubuhnya gemetar, khawatir sesuatu terjadi padanya di saat yang tidak tepat. Akhirnya, wanita itu lebih memilih kembali di kamar setelah menyimpan masakannya di kulkas tanpa mencicipinya sama sekali.

Irish tidak bisa tidur nyenyak semalaman. Memikirkan hal-hal buruk yang mungkin terjadi padanya. Ditambah lagi, Arthur juga tak kembali ke rumah. Ia sudah mencoba menghubungi suaminya. Namun, pesannya tak dibaca apalagi mendapat balasan.

Pagi-pagi sekali Irish sudah memutuskan pergi ke rumah sakit. Sengaja berangkat menggunakan taksi agar tidak menimbulkan kecurigaan orang-orang rumah. Ia tidak akan tenang sebelum memeriksakan diri dan mengetahui apa yang terjadi padanya.

“Selamat, Nyonya. Usia kandungan Anda sudah enam minggu,” tutur sang dokter setelah selesai memeriksakan Irish.

Sang dokter dan Irish sama-sama memperhatikan layar monitor. Berbanding terbalik dengan senyum cerah dokter kandungan yang memeriksanya, Irish malah memucat. Seharusnya kehamilannya menjadi kabar yang sangat membahagiakan.

Kabar ini selalu Irish tunggu-tunggu sebelumnya. Karena Irish berpikir kehadiran anak dapat memperbaiki hubungannya dengan Arthur. Namun, sekarang tidak lagi. Keputusannya untuk berpisah dengan lelaki itu sudah bulat. Kehamilannya tak akan mengubah keputusannya.

Arthur pun tidak akan menginginkan anak ini. Lagipula sekarang pujaan hati lelaki itu telah kembali. Keberadaannya hanya menjadi penghalang bagi mereka. Tinggal menunggu saja dan Arthur akan meninggalkannya. Membuangnya seperti sampah yang tidak berguna.

“Apa Nyonya baik-baik saja?” tanya sang dokter saat melihat ekspresi aneh Irish.

Irish spontan berdeham pelan dan tersenyum kaku. “Aku baik-baik saja, Dok.”

Setelahnya dokter tersebut meminta Irish turun ranjang pasien dan langsung menjelaskan kondisi wanita itu. Namun, Irish tak mendengar penjelasan dokternya sama sekali. Bahkan, hingga keluar dari ruangan tersebut ia masih tampak seperti orang linglung.

“Kenapa harus sekarang?” gumam Irish sembari menyentuh perutnya yang kini masih datar.

Langkah gontai Irish kontan terhenti ketika tak sengaja mendapati keberadaan suaminya. Sedang tertawa bersama seorang wanita yang duduk di kursi roda. Lelaki itu juga memberi usapan-usapan penuh kasih sayang di puncak kepala sang wanita.

Perlakuan yang tak pernah Irish rasakan selama menikah dengan Arthur. Jangankan perlakuan lembut, tersenyum apalagi tertawa di depannya saja lelaki itu enggan. Namun, Elyza mendapatkan semuanya dengan mudah. Bahkan, setelah sekian lama wanita itu menghilang.

“Ternyata dia ada di sini,” monolog Irish dengan senyum miris.

Semalam, Irish masih mengkhawatirkan Arthur yang tidak kembali ke rumah. Takut terjadi sesuatu pada lelaki itu di jalan. Namun, ternyata orang yang dirinya khawatirkan malah sedang asyik bersama wanita lain. Bahkan, mengabaikan pesan-pesan yang dirinya kirimkan.

Keputusannya untuk berpisah dari lelaki itu semakin kuat. Sudah cukup selama dua tahun ini dirinya berusaha menjadi istri yang baik. Toh, apa pun yang ia lakukan tidak akan membuat Arthur menatap ke arahnya. Sebab, yang lelaki itu lihat hanyalah Elyza.

Tiba-tiba Arthur melirik ke tempat Irish berada. Ekspresi lelaki itu langsung berubah tajam. Irish spontan berbalik dan bergegas pergi dari sana. Tetapi, Arthur malah meninggalkan Elyza dan mengejarnya. Irish memacu langkah lebih cepat, nyaris berlari. Namun, perutnya yang mendadak kram membuat langkahnya terhenti.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Arthur sembari menarik Irish yang nyaris berbelok di ujung lorong.

Irish cepat-cepat menyembunyikan surat hasil tes kehamilannya dari dokter tadi. Tak ingin Arthur melihat kertas tersebut. Lelaki itu pasti akan marah besar jika mengetahui kehamilannya. Dan lebih baik lelaki itu tidak perlu mengetahuinya. Ia akan pergi sejauh mungkin dan membesarkan anak ini sendirian.

“Bukan urusanmu!” jawab Irish sembari menyentak tangan Arthur yang menyentuh tangannya.

Arthur sedikit terkejut karena respon Irish. Wanita itu selalu menjaga sikap di depannya dan tak pernah melawan sama sekali. “Kamu sengaja mengikutiku?”

Seulas senyum miris tersungging di wajah Irish. Ia tak menyangka Arthur malah menuduhnya macam-macam. Seolah-olah dirinya lah yang bersalah di sini. Padahal seharusnya Irish lah yang menuntut jawaban karena semalaman lelaki itu tidak pulang dan kini malah bersama wanita lain.

“Aku tidak mengikutimu. Minggir! Jangan menghalangi jalanku!” seru Irish yang hendak kembali melanjutkan langkahnya, namun dihalangi oleh Arthur.

Arthur kembali mencekal pergelangan tangan Irish. Tak membiarkan wanita itu pergi. “Kalau tidak mengikutiku, lalu apa.yang kamu lakukan—”

“Arthur, ceraikan aku!”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Zhen Zhen
lanut thor euka dengn ceritanya rajin up ya
2024-12-21 17:28:10
1
user avatar
Hana Maliqa
ceritanya bagus nunggu up LBH bnyak dlu Bru baca lagi suka ngenes kalau nunggu ongoing gini, SMG authornya rajin up ya thor jgn pakek lama
2024-12-20 16:42:30
1
user avatar
Rich Mama
Keren ceritanya kak, lanjutkan.....
2024-12-19 22:29:27
1
user avatar
Young Lady
selamat membaca, semoga suka
2024-12-17 15:29:37
1
110 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status