Share

Bab 20

Author: Esther
Liana tahu kalau yang dia katakan padanya sia-sia, jadi dia menoleh ke Hasan dan berkata, "Asisten Hasan, aku ingin memeriksa CCTV ruang pantri."

Ekspresi Widia berubah, "Apa maksudmu?"

Liana mengabaikannya, memandang Hasan dan bertanya lagi, "Apa boleh? Asisten Hasan?"

Hasan melirik ke arah Widia. Widia merasa gelisah, tetapi dia tidak bisa berkata apa-apa di depan semua orang, jadi dia hanya bisa setuju, "Oke, ayo lihat CCTV, siapa takut?"

Ponsel Hasan terhubung ke CCTV, tetapi tanpa izin, dia tidak bisa masuk.

Hanya Yohan yang memiliki wewenang.

Hasan menelepon Yohan dan Yohan dengan santai bertanya ada apa.

Hasan tidak bisa menyembunyikannya dari bosnya, jadi dia menjelaskan masalahnya secara singkat.

"Liana nggak akan melakukan hal seperti itu." Ini adalah reaksi pertama Yohan setelah mendengar ini. Setelah jeda, dia menambahkan, "Aku akan memberimu izin. Hasan kamu harus membersihkan nama Liana dalam masalah ini."

"Baik, Pak Yohan." Hasan menutup telepon dan berpikir lama.

Kapan Pak Yohan menjadi begitu antusias dengan urusan bawahannya? Sebelumnya kalau dia menelepon secara khusus untuk meminta izin melihat CCTV, dia mungkin akan dimarahi habis-habisan.

Hasan selalu perhatian dalam pekerjaannya. Mengingat ini adalah masalah pribadi antara Widia dan Liana, dia memanggil mereka ke ruang tamu kecil. Tirainya ditutup, juga menghalangi mata yang bergosip dari luar.

"Kenapa harus dibicarakan di dalam, apa ada yang harus dirahasiakan?" Widia mengibaskan rambut keriting emasnya dengan ekspresi jijik di wajahnya, "Aku nggak melakukan kesalahan apa pun dan aku nggak takut menghadapi masalah besar."

Hasan meliriknya dan berkata, "Widia, kenapa kamu nggak bertingkah seperti anak baik. Aku melakukan ini agar kamu nggak malu, kenapa nggak menghargai kebaikanku."

Widia mengerutkan kening tidak yakin, tapi tidak berkata apa-apa lagi

"CCTV sudah keluar, lihatlah." Hasan menyodorkan tablet di depan mereka berdua.

Pengawasan perusahaan sangat jelas, bahkan pola pada cangkir Widia dapat terlihat dengan jelas, apalagi dia sengaja menabrak Liana.

Widia mungkin tidak menyangka CCTV itu akan begitu jelas, jadi dia langsung berhenti berbicara.

"Apa kalian sudah selesai melihatnya?" Hasan mengambil tablet itu dan berkata, "Widia apa yang ingin kamu katakan?"

"Nggak ada yang perlu dikatakan. Aku mungkin terlalu lelah saat itu dan nggak sengaja menabraknya saat aku melewatinya. Lagi pula, pakaian dan sepatuku lebih mahal daripada miliknya. Kalau aku sengaja menabraknya, bukankah aku sendiri yang rugi?

Liana mendengarkan alasan ini dengan ekspresi kosong.

Hasan bertanya pada Liana, "Liana, apa ada yang ingin kamu katakan?"

Widia langsung menyela, "Astaga, mau mengatakan apa lagi? Bukankah itu cuma satu set pakaian? Aku akan membayarnya."

"Aku nggak butuh uang dan aku nggak mau ganti rugi darinya." Liana menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku mau dia meminta maaf."

"Liana, apa kamu gila? Kamu ingin aku meminta maaf padamu?" Widia menunjuk ke hidungnya, "Apa yang kamu pikirkan? Apa kamu sedang bermimpi?"

Widia biasanya menjadi favorit di departemen, tapi sekarang dia diminta untuk meminta maaf kepada pekerja magang yang paling dia benci. Bagaimana dia bisa melakukannya?

"Kalau kamu nggak mau ganti rugi, kamu pasti menginginkan lebih! Meski aku memberimu ganti rugi sepuluh set baju, itu juga pasti nggak seberapa," kata Widia sambil mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan ke Liana, "Aku akan membayarmu sepuluh set sekarang, berikan aku kode bayarnya!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 960

    Hasan mengambil pena dan memegang pergelangan tangannya dengan punggung tangan, "Apa yang kamu lakukan?"Lusi menangis, "Hasan! Kamu sudah menikah denganku selama setahun, tapi kamu belum pernah menyentuhku! Apa aku nggak boleh mencari pria lain untuk hiburan? Aku tahu kamu dipaksa menikah, tapi kita sudah menikah. Bisakah kamu menghormatiku sebagai istrimu?"Hasan menunduk, "Kenapa kamu membicarakan hal ini sekarang?"Lusi menggelengkan kepalanya, mendekat untuk memeluknya lagi, dan memohon, "Kak Hasan, aku khilaf, jadi aku melakukan hal seperti itu. Maafkan aku kali ini? Selama kamu jadi suami yang baik, aku berjanji padamu, aku nggak akan pernah keluar dan main-main lagi."Hasan mengulurkan tangan dan melepaskan tangannya, "Nggak perlu. Aku sudah membalas kebaikan keluarga Halim.""Nggak, nggak! Hutangmu pada keluarga Halim nggak akan pernah terbayar seumur hidup! Aku nggak mau bercerai! Kak Hasan, aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu. Aku cuma nggak bisa menahannya. Aku juga seo

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 959

    ....Tiga hari kemudian.Liana, Yohan, Sudar dan Raisa naik ke pesawat.Hasan kembali ke kampung halamannya dan mengadakan pernikahan.Reno bergegas kembali dari tempat lain dan setelah mempelajari semuanya, dia menghela napas, "Kalian semua sangat nggak berperasaan. Kalian pergi melihat aurora dan nggak mengajakku?"Ratna berdiri di sampingnya dan berkata, "Mereka pergi melihat aurora berpasangan. Itu hal yang sangat romantis. Kenapa mereka harus mengajakmu yang jomblo? Kamu mau buat permintaan?"Reno tertawa tak berdaya, "Bu, kenapa ibu sekarang begitu padaku? Mudah buat cari menantu. Putramu memberi isyarat, mereka yang mau jadi menantumu sudah antri sangat panjang!"Ratna melambaikan tangannya, "Aku nggak mau yang lain, aku cuma mau Sinta.""....""Kalau kamu nggak bisa menikahi Sinta, kamu melajang saja seumur hidupmu.""....""Kamu sendiri saja, sebaiknya kamu sendiri saja, sendiri juga lumayan bagus.""...."Malam itu, Reno mengetahui kalau dia telah diblokir oleh Sinta.Dia men

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 958

    "Nggak bisa," dia melambaikan tangannya, "Aku pusing sekali, aku nggak bisa berdiri. Aku akan tidur di sini."Sudar tidak memaksakannya. Dia menatapnya lama dan bertanya, "Bagaimana kalau aku menelepon pacarmu? Minta dia untuk menjemputmu?""Jangan!" teriak Raisa.Kata "pacar" benar-benar merupakan penghinaan besar baginya saat ini.Dia meringkuk dan bergumam pelan, "Aku nggak punya pacar lagi, aku putus ...."Suara musik terlalu keras dan Sudar tidak dapat mendengarnya.Namun, melihat bibir merah mudanya membuka dan menutup, dia penasaran dengan apa yang Raisa katakan, jadi dia berjongkok di depan sofa dan membungkuk untuk mendengarkan.Kali ini dia mendengar dengan jelas.Dia menyentuh wajah Raisa dengan jarinya dan berkata, "Putus?"Raisa setengah membuka matanya dan menatapnya terluka, "Ya."Sudar mengangkat alisnya, "Kenapa?""..." Raisa mengerucutkan bibirnya, tidak mau mengatakan apa pun.Sudar tersenyum dan berkata, "Kamu putus dengannya dan membuat dirimu seperti ini, nggak se

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 957

    Bar itu dikelola oleh dua bawahannya, dan kebetulan mereka berdua juga mengenal Raisa.Mereka berdua memperhatikan Raisa sejak dia masuk dan mengamatinya.Raisa memesan dua gelas anggur, duduk di bilik, dan mulai minum.Seorang pria di dekatnya datang untuk memulai percakapan, tetapi dia memarahinya.Mengutuk dan mengumpat, dan dia mulai menangis lagi.Melihat ada yang tidak beres, kedua pria itu segera menelepon Sudar.....Sepuluh menit berlalu. Liana dan Yohan sedang duduk di dalam mobil, tetapi Raisa tidak keluar.Setelah menunggu satu menit lagi, Liana mengulurkan tangan untuk menarik pintu mobil, "Nggak bisa, aku harus masuk dan mencari Raisa. Dia perempuan, bagaimana kalau dia diganggu?"Yohan berkata, "Aku akan menemanimu."Sebelum keduanya turun dari mobil, mereka mendengar deru sepeda motor yang melaju dari ujung jalan. Dalam waktu sepuluh detik, sebuah sepeda motor berwarna hitam menerobos angin. Seperti kilat hitam, dan meninggalkan bayangan di malam yang kabur.Saat sampai

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 956

    Raisa tumbuh dewasa dengan selalu dimanjakan oleh keluarganya, dan dia hanya pernah ditolak oleh Yohan.Semua orang di sekitarnya tahu perasaannya pada Hasan.Sekarang Hasan mau menikah dengan orang lain, ini adalah pukulan besar bagi Raisa.Tidak heran dia sangat sedih dan mendatangi mereka sambil menangis.Liana menghiburnya, "Jangan khawatir, Yohan akan menelepon dan mencari tahu apa yang terjadi. Hasan adalah bawahan Yohan, dan dia pasti akan mendengarkan Yohan."Kata-katanya sangat efektif. Setelah mendengar itu, Raisa perlahan-lahan berhenti menangis, "Tapi, Hasan pasti akan melakukan apa yang dia janjikan kepada orang lain. Apa dia benar-benar akan mendengarkan Kak Yohan?"Liana tidak bisa menjaminnya, tetapi dia ingin Yohan mencobanya.Mungkin saja ada rahasia lain.Mungkin saja Hasan bisa berubah pikiran.Mungkin saja.Sama seperti dia dan Yohan telah melalui begitu banyak hal di masa lalu, dan kesalahpahaman di tengah-tengah mereka sangat buruk, tetapi pada akhirnya semua aka

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 955

    Suara di seberang telepon sangat berisik, sementara di sisi Yansen sangat sunyi.Beberapa detik kemudian, Yansen memutuskan panggilan telepon itu.Dia mematikan ponselnya dan duduk sendiri di dalam mobil.Dia menunduk, memandang bunga tujuh warna yang kini menjadi spesimen di tangannya sambil tersenyum getir.Siapa yang menyangka, segala usahanya untuk mendapatkan bunga itu pada akhirnya malah membuat Josua yang menang?Yansen menyalakan mobilnya dan melaju kencang, menuju ke tepi pantai.Dia melemparkan bunga tujuh warna yang sangat berharga itu ke laut.Setelah melihat ombak mendorong botol itu menjauh dan perlahan tenggelam ke dasar laut, barulah Yansen berbalik dan pergi....Kabar tentang Linda dan Josua yang telah kembali rujuk tersebar sampai ke Kota Rogasa.Liana dan juga keluarga Reihano, semuanya senang mendengar kabar itu.Meskipun Ratna sempat agak keberatan, bagaimanapun juga, yang paling penting adalah kebahagiaan putrinya.Selain itu, dia juga tak bisa berkomentar banyak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status