/ Pendekar / TULANG SUCI NAGA ABADI / BAB 8 : ROH API PRIMODIAL

공유

BAB 8 : ROH API PRIMODIAL

작가: Faisalicious
last update 최신 업데이트: 2025-04-26 12:08:35
"Sepertinya Nenek belum pulang. Lebih baik aku bermeditasi kembali."

Xu Ming duduk di tikar usang dalam pondok kayu, menggenggam liontin es yang sejak kecil menggantung di lehernya. Tak ada kata istirahat untuknya. Anak-anak lain seusianya masih tertawa-tawa, mengejar ikan atau mencari katak monster di sungai belakang lembah. Mere`ka sudah mencapai Taraf 1 dan merasa itu cukup. Tapi bagi Ming'er, ini tak cukup!

Ia menutup mata, berusaha menstabilkan aliran Qi. Tapi tepat saat energi Dao mulai mengalir dari Dantian ke meridian, sebuah suara dingin muncul, menggema dari dalam liontin.

“Teteskan darahmu. Alirkan Dao Qi ke liontin. Sekarang!”

Xu Ming terlonjak, membuka mata lebar-lebar. “Siapa itu?!”

“Jangan banyak tanya. Kau ingin menjadi kuat bukan? Lakukan!” titah suara misterius itu

Suara itu dingin. Tegas. Tak memberi ruang penolakan. Darahnya berdesir. Dan entah kenapa, ia patuh. Tanpa ragu, ia menggigit jari, meneteskan darah ke liontin biru es di dadanya. Dalam sekejap, seluruh rua
Faisalicious

Dalam catatan kuno yang disegel di Paviliun Langit Timur, tertulis bahwa dunia ini ditopang oleh 25 api primordial yang berasal dari kejadian kosmik, pertumpahan darah, atau kehendak dewa dan makhluk purba. Api-api ini bukan sekadar nyala biasa, melainkan kekuatan yang bisa membentuk atau menghancurkan jalan Dao. Sepuluh peringkat teratas dari api primordial ini bahkan memiliki roh api masing-masing — entitas kuno yang hidup dan memiliki kesadaran, hanya tunduk pada pemilik yang layak. Para penyuling pil tingkat tinggi dan pendekar besar berebut untuk memilikinya, karena satu api saja bisa mengubah nasib sekte, kerajaan, bahkan benua.

| 5
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin seru
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 120

    Suasana di aula produksi mendadak membeku. Tubuh Xu Ming ambruk begitu saja, jatuh dengan suara berat di lantai batu hitam yang masih hangat oleh suhu dari puluhan tungku yang menyala. Suara dentuman tubuhnya memantul keras di seluruh sudut ruangan, memotong setiap obrolan pelan, setiap desisan uap, dan setiap langkah para Dan Shi yang sebelumnya sibuk.Beberapa orang langsung berlari panik ke arahnya. “Xu Ming!”Teriakan itu datang hampir bersamaan dari berbagai penjuru aula. Beberapa Dan Shi senior yang paling dekat segera berlutut, memeriksa denyut nadi dan kondisi napasnya. Wajah-wajah mereka langsung berubah pucat."Nadinya lemah! Napasnya tidak stabil!"Sha Bu, yang sejak awal berdiri di pinggir ruangan bersama Lin Feng dan Liu Mei, langsung melesat secepat kilat. Tubuh besar pria itu menerobos kerumunan Dan Shi tanpa memperdulikan siapa pu

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 119

    Sin Wok Yu menepuk bahunya pelan. “Benar. Kompresi Qi Anti-Racun adalah teknik produksi masal. Suatu metode yang biasanya hanya dipakai dalam perang besar.”Zhuge Liang berdiri tegak, menatap seluruh aula. “Dan ingat! Tidak ada satu pun dari kalian yang boleh menyebutkan apapun tentang ini pada siapa pun di luar aula ini.” Ia berhenti sejenak, lalu mengeraskan suaranya. “Jika Lembah Moyan sampai tahu sebelum kita selesai, kesempatan kita untuk membalikkan keadaan musnah.”Semua kepala mengangguk. Sumpah tak terucap tapi dipahami semua. Sin Wok Yu mengambil jarum peraknya, menatap formula di hadapannya lalu menatap Xu Ming. Senyum samar muncul di wajahnya yang lelah namun tegas.“Bersiaplah, anak muda.”Gemeretak suara logam, desisan tungku pembakaran, dan aroma kuat dari herbal yang direbus memenuhi setiap sudut

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 118

    Suasana di ruang penyulingan mendadak terasa lebih berat setelah Sin Wok Yu selesai mengumumkan komposisi racun utama. Tak ada yang bicara. Hanya suara napas berat dan langkah kaki pengawal yang terdengar samar dari luar koridor. Xu Ming menunduk, tangannya yang menggenggam botol racun masih sedikit bergetar. Keringat dingin mengalir di pelipisnya. Tatapannya sesekali melirik Sin Wok Yu, menanti arahan selanjutnya, seolah satu kalimat saja dari lelaki tua itu akan menentukan arah hidup seluruh kota.Zhuge Liang berdiri di dekat ambang pintu. Tubuhnya kokoh seperti biasa, namun bayangan gelap di bawah matanya mengungkapkan segalanya. Bahu lebarnya sedikit turun, seolah dua tahun beban penderitaan kota ini benar-benar melekat di punggungnya sendiri. Sin Wok Yu memejamkan mata beberapa saat, menarik napas panjang, lalu membuka suara dengan nada rendah dan berat.“Zhuge Liang.” Panggilan tanpa gelar, tanpa basa-basi.Zhu

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 117

    Udara dalam ruang isolasi masih dipenuhi aroma alkohol, herbal, dan bau amis dari racun hitam yang baru saja dikumpulkan. Sin Wok Yu menutup matanya sejenak, tangannya yang kurus masih menggenggam pergelangan pasien, memastikan denyut nadinya stabil. Zhuge Liang melangkah maju mendekati Xu Ming dan Sin Wok Yu, wajahnya sedikit lebih segar meski lelah masih kentara di sudut matanya.“Pak Tua, dengan semua cairan yang sudah kita kumpulkan... apa langkah selanjutnya?” tanya Zhuge Liang, suaranya berat namun penuh harap.Sin Wok Yu perlahan membuka mata, napasnya sedikit berat. “Kita harus memisahkan struktur kimiawi dan spiritual racun ini. Menyingkap lapisan-lapisannya satu per satu.”Kepala Tabib Kota yang sejak tadi berdiri di sudut, langsung menimpali dengan gugup, “T-Tapi... di ruang medis kami tak punya fasilitas sekompleks itu, Tetua.”Zhuge Liang berpikir sejenak, lalu mengangguk mantap. “Ikuti aku. Di dalam

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 116

    Ruangan isolasi itu sunyi, namun tegang seperti tali busur yang ditarik sampai hampir putus. Udara di dalamnya terasa lebih berat dari penjara bawah tanah tadi. Aroma herbal yang dibakar sebagai penetral racun bercampur dengan bau besi, darah kering, danVsesuatu yang lain. Sesuatu yang busuk, lembab, dan membuat bulu kuduk berdiri.Sin Wok Yu duduk bersila di kursi rendah di sisi ruangan. Di sampingnya, seorang tabib kota berdiri dengan gugup, tangannya menggenggam kotak peralatan medis. Xu Ming, yang masih mengenakan pakaian perjalanan lusuh, berdiri tak jauh dari mereka, menatap dengan campuran rasa ingin tahu dan kecemasan.Di tengah ruangan target utama mereka terbaring. Seorang pria, atau lebih tepatnya sisa-sisa dari seorang manusia. Tubuhnya kurus kering, kulitnya menempel ketat di atas tulang-tulang yang menonjol. Kulitnya berwarna abu-abu kehitaman. Beberapa bagian sudah membusuk di sekitar siku dan lutut. Di wajahnya, hanya ada sepasang mata merah menyala, de

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 115

    Xu Ming yang sedari tadi berdiri diam di sisi Sha Bu, sempat terkejut. Keningnya berkerut, alisnya terangkat. “Kenapa dia menatap ke arahku?” pikirnya heran.Sin Wok Yu, tanpa mengalihkan pandangan, perlahan mengelus jenggotnya yang tak terlalu panjang. Ada senyum tipis, nyaris tak terlihat di sudut bibirnya. Dengan nada datar namun dalam, ia berkata.“Dan kau, anak muda, bisakah kau membantuku dengan sesuatu?”Xu Ming spontan menunjuk dirinya sendiri. “Aku?!” Suaranya nyaris naik satu oktaf karena kaget.Sin Wok Yu mengangguk pelan lalu menggeleng sambil menarik sudut bibirnya seolah mengejek. “Lalu siapa lagi? Bukankah kau seorang... Dan Shi?” Mata tuanya menyipit, penuh penilaian tajam.“Sejak pertama kali aku melihatmu pada pertemuan pertama kita di hutan saat memasuki kota pembantaian sebelumnya, aku sudah merasakan aroma herbal yang samar, merembes keluar dari dantianmu.”Xu Ming membelalak. “Apa-apaan orang tua ini? Apa dia anjing pelacak atau sejenisnya? Bisa-bisanya dia menc

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status