Home / Romansa / Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir / Bab 14. Hujan di Balik Jendela

Share

Bab 14. Hujan di Balik Jendela

Author: Liazta
last update Last Updated: 2025-05-31 19:17:48

Sudah tiga hari berlalu, namun kondisi bayi Amora masih belum menunjukkan tanda-tanda membaik. Tubuh kecil itu terbaring lemah diruang NICU. Namun ia masih tetap bertarung melawan takdir.

“Apa yang sebenarnya terjadi pada malaikat kecilku?” batinnya lirih. Ia hanya bisa menunggu, menanti hasil uji laboratorium dan kabar dari dokter yang rasanya tak kunjung datang.

Amora duduk diam di tepi ranjang rumah sakit, matanya kosong menatap menu makan malam yang tak disentuh. Rasanya makanan pun tak punya rasa. Besok ia dijadwalkan keluar dari rumah sakit, tapi benaknya dipenuhi satu pertanyaan besar: apakah pihak rumah sakit akan mengizinkan ia pulang tanpa membayar biaya perawatan terlebih dahulu?

Bingung, cemas, dan takut bercampur aduk dipikirannya. Anak yang sakit, tagihan yang menumpuk, dan kesendirian yang menampar tanpa belas kasihan.

“Maaf Nak, apa kamu tidak punya suami?” suara seorang wanita tua dari ranjang yang berhadapan dengan Amora bertanya. Pertanyaan wanita itu menembus lamun
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 79. Luka yang Tak Terobati

    Kesunyian menyelimuti apartemen Randy. Pria itu duduk membisu di sudut ruangan, ditemani kepulan asap rokok yang perlahan menghilang ke udara. Di hadapannya, secangkir kopi dingin yang tak disentuh, dan tatapan kosong yang tidak pernah lepas dari jendela gelap.Pintu apartemen terbuka. Dewi masuk dengan langkah cepat, wajahnya tegang. Di belakangnya, Miranda yang tengah hamil besar tampak gugup mengikuti.“Randy! Mau sampai kapan kamu terus seperti ini?” tegur Dewi dengan nada tinggi.Randy tidak menjawab. Bahkan untuk sekadar menoleh pun, ia enggan. Wajah sang ibu kandung tak lagi membuatnya tenang, melainkan memicu luka yang terus menganga. Semua ini, berawal dari mereka. Dari Dewi dan Miranda.Dulu, Randy memang menikahi Amora karena keterpaksaan. Tapi seiring waktu, cinta itu tumbuh. Amora merawatnya tanpa pamrih. Dengan sabar. Dengan ketulusan yang tak pernah ia duga. Sayangnya, cinta itu hancur sebelum sempat berbunga. Dihancurkan oleh tipu daya, ibu kandungnya sendiri dan wanit

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 78.Rencana Baru, Harapan Baru

    Meski Emran sudah dinyatakan sembuh, Amora tetap harus rutin membawanya kontrol ke rumah sakit. Proses pemulihan pascaoperasi tak bisa dianggap enteng Emran masih membutuhkan obat-obatan mahal dan pengawasan ketat.Karena itulah, Amora berencana membeli mobil dan menjadi sopir taksi online. Setidaknya, itu cara tercepat untuk tetap bisa merawat Emran sambil menghasilkan uang.“Bagus kalau kamu ingin beli mobil,” ujar Yurika dengan nada mendukung. Ia tahu Amora sudah mempertimbangkan matang-matang keputusannya.Uang tabungan sisa dari penjualan hatinya memang cukup untuk membeli satu unit mobil. Meski Yurika khawatir, ia tidak mau mematahkan semangat wanita muda itu.“Tapi, Mora belum pandai bawa mobil, kayaknya harus kursus dulu ya, baru beli,” ucap Amora sambil tersenyum canggung.Yurika segera mengangguk. “Itu benar, belajar dulu. Jangan sampai nanti mobil ada, tapi nggak bisa dipakai.”“Mora kepikiran jadi sopir taksi online, Tante,” ucap Amora kemudian. “Karena Emran masih harus

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 77. Rumah yang Disebut Pulang

    Mobil berhenti perlahan di depan sebuah rumah sederhana berpagar putih. Meski baru sebentar menempatinya, Amora bisa merasakan ketenangan yang sulit dijelaskan. Rumah itu tak megah, tidak mewah, tapi dikelilingi pohon-pohon besar yang memberikan kesejukan dan rasa damai. Udara di sekitarnya harum oleh bunga melati yang tumbuh di sudut-sudut taman kecil.Perlahan, Amora membuka pintu mobil dan menjejakkan kakinya ke tanah. Matanya membasah. Bukan karena keindahan rumah itu, bukan pula karena ukurannya. Tapi karena untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ada tempat yang benar-benar bisa ia sebut rumah.Dari sisi lain mobil, Yurika turun sambil menggendong Emran yang tertidur pulas.“Cucu Oma sudah pulang ke rumah,” ucap Yurika lembut, senyumnya begitu hangat.Amora membalas senyum itu, hatinya hangat. Diberi kesempatan bertemu sosok sebaik Yurika, yang seperti ibu peri baginya. Meskipun anugerah yang tak terhingga.Seorang wanita paruh baya dengan rambut digelung rapi segera menghampiri m

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 76. Kembali Pulang

    Pagi ini udara terasa sangat segar. Dengan sengaja Amora membuka jendela lebar. Dan kemudian tersenyum mengendong putranya."Nak lihat matahari pagi ini sangat cerah. Kamu harus merasakan hangatnya sinar matahari pagi. Karena ini sangat baik untuk kesehatan kamu. Udaranya juga sangat segar." Amora berkata sambil menjemur putranya yang saat ini sudah berusia, 3 bulan.Sudah lebih 2 Minggu mereka berada di kamar perawatan. Saat ini kondisi ibu dan anak itu tampak sudah jauh lebih sehat. Wajahnya terlihat jauh lebih tenang, meski masih pucat, tapi sorot matanya mulai hidup kembali."Nak, kata dokter, hari ini kita sudah boleh pulang. Mama rindu dengan rumah kita. Eh salah, rumah Oma. Mama bosan sekali di sini. Mama sangat senang, karena kita sudah punya rumah yang sangat cantik dan juga nyaman. Kita gak perlu pulang ke rumah itu." Amora berkata sambil mengusap pipi putranya dengan lembut.Kondisi Emran sudah sangat membaik. Bahkan dokter dari luar negeri, tidak pernah berhenti untuk mem

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 75. Pertanyaan yang Tak Biasa

    "Mami, bagaimana keadaan Amora dan juga anaknya?" tanya Alvaro pelan, sembari memandang wajah ibunya yang duduk tak jauh darinya.Yurika yang sedang membuka buah jeruk di tangan, spontan menghentikan gerakannya. Matanya terangkat, menatap putranya dengan ekspresi terkejut. Jemarinya menggenggam erat potongan jeruk yang belum sempat dikupas sepenuhnya.Ada yang berbeda.Sebab Alvaro, bukan pria yang mudah menunjukkan perhatian. Sejak ditinggalkan oleh istrinya bertahun-tahun silam, ia hidup dingin. Tidak pernah menyinggung soal wanita, apalagi menanyakan kabar seseorang seperti Amora—seorang wanita yang hanya berstatus sebagai ibu dari anak kecil yang ia sayangi."Kamu... menanyakan Amora?" Yurika bertanya hati-hati, mencoba memastikan bahwa ia tidak salah dengar.Alvaro mengangguk perlahan. “Zolin sering bercerita tentangnya.”Suara pria itu tenang, tapi dalamnya mengandung sesuatu yang aneh, rasa ingin tahu yang tidak biasanya. Bahkan seolah ada rasa peduli yang terselip di sana, me

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 74. Rasa Sunyi

    Zolin menyeka sudut bibir Alvaro dengan tisu. “Daddy, jangan diem terus dong. Aku ngomong panjang lebar, Daddy malah ngelamun.”Tiba-tiba, Alvaro mengangkat tangannya yang masih lemah, menyentuh kepala Zolin. Ia mengusap lembut rambut anaknya, membuat Zolin terpaku.Lalu, dengan suara pelan namun tegas, pria itu akhirnya berbicara.“Terima kasih, Zolin.”Gadis kecil itu membelalakkan mata. “Daddy ngomong.”Alvaro mengangguk pelan. Suaranya terdengar berat, seperti sedang menahan sesuatu yang lama mengendap di dalam dada.“Maafkan Daddy, Daddy sudah membuat kamu sendirian selama ini.”Zolin memeluk tangan Alvaro, memeluknya erat. “Aku nggak pernah marah kok, Daddy. Aku tahu Daddy sakit. Tapi sekarang Daddy sudah bangun dan aku senang banget.”Senyum kecil menghiasi wajah Alvaro. Tapi matanya berkaca-kaca.“Daddy janji, mulai sekarang Daddy akan selalu temani Zolin.”“Bener ya?” bisik Zolin, seolah takut berharap terlalu banyak.Alvaro mengangguk, lalu menarik Zolin ke dalam pelukanny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status