Chapter: BAB 5Nabila yang masih terkejut mendapatkan serangan yang sangat tiba-tiba hanya dapat terdiam, masih mencerna kejadian yang baru saja ia alami saat ini."Dia itu pelakor. Berani-beraninya merebut Adnan dariku. Memangnya dia siapa? Punya jabatan apa? Cuma perempuan kota saja sudah sombong," cibir Ita, gadis yang tadi menjambak rambut Nabila. Ita masih dipegangi oleh beberapa ibu-ibu agar tidak menyerang Nabila kembali."Siapa kamu berani-beraninya menyebutku dengan sebutan pelakor. Justru kamu yang pelakor mau merebut suamiku." Nabila membalas cibiran Ita. Ia tidak ingin diam saja, ingin rasanya membalas serangan Ita yang masih terasa menyakitkan ditubuhnya saat ini."Jelas-jelas kau yang sudah merebut Adnan dariku. Kami sudah pacaran sedari kecil dan itu berarti kau yang telah mengambil Adnan dariku. Kembalikan Adnan padaku." Ita berteriak histeris.Nabila tidak peduli dan hanya menampilkan senyuman mengejek, "Heh! Dengar ya! Kalau memang Adnan suka dan cinta sama kamu, pastilah kamu suda
Last Updated: 2025-10-11
Chapter: BAB 4Tiba di warung tempat suaminya berjualan, terlihat sudah ramai antrian para pembeli. Memang warung ayam geprek Adnan selalu ramai pembeli. Entah karena rasanya memang enak atau karena ketampanan Adnan yang berwajah bule. Nabila menghampiri Adnan yang sedang membuat sambal dan menyodorkan sekantung cabai kehadapannya.Adnan tersenyum, "Terima kasih, maaf merepotkanmu." Nabila memalingkan wajahnya dari sang suami, memperhatikan sekitar dan melirik Adnan sebentar. Berjalan membelakangi Adnan menuju kursi dekat kompor. Menarik napas sesaat dan berkata, "Lain kali aku tidak mau mengantarkannya untukmu,"Adnan terdiam dengan raut wajah penasaran, "Mungkin karena dia gadis kota yang sudah terbiasa dilayani," batin Adnan."Para penggemarmu itu yang membuatku kesal, mereka juga hampir memukulku." Nabila mengepalkan kedua tangannya dan melayangkannya keudara, terlihat sangat kesal. Adnan langsung mendekati sang istri, ada rasa kekhawatiran di dalam hatinya."Apa kau baik-baik saja?" tanya Adnan
Last Updated: 2025-10-11
Chapter: BAB 3Keesokan harinya setelah acara pernikahan selesai, halaman rumah Adnan masih dipenuhi kursi-kursi yang belum dibereskan. Sania, ibu Nabila, duduk di beranda sambil menikmati teh hangat. Di sampingnya, duduk seorang perempuan paruh baya berwajah teduh, Lastri, ibu Adnan, yang kini resmi menjadi besannya.“Saya sungguh senang melihat Adnan dan Nabila akhirnya bersatu. Hati saya jadi lega sebagai seorang ibu.” Sania membuka percakapan dengan senyum tulus.Lastri tersenyum, wajahnya ikut berbinar. “Saya juga, Bu Sania. Adnan itu anaknya keras kepalaa, banyak sekali gadis desa yang melamarnya, tapi selalu ia tolak. Jujur saja, saya sempat khawatir, apakah dia akan menemukan pasangan yang benar-benar cocok. Ternyata Tuhan menuntunnya pada Nabila.”Sania menunduk sebentar, matanya berkaca-kaca. “Seorang ibu hanya ingin melihat anaknya bahagia. Kalau Adnan bisa menerima Nabila apa adanya, itu sudah lebih dari cukup. Saya pun percaya, Nabila bisa jadi istri yang baik untuk Adnan.”Lastri mengg
Last Updated: 2025-10-11
Chapter: BAB 2Malam harinya Adnan bersama Ningrum mengunjungi Nabila di Puskesmas. Ia mengamati wajah Nabila yang sudah tidak terlihat pucat. Namun,Nabila menampilkan wajah kesal dan tidak bersahabat saat melihat Adnan sembari melipat kedua tangannya di depan dada.Adnan menatap Nabila dengan ekspresi penyesalan. "Aku minta maaf untuk yang kedua kalinya. Aku tidak tahu jika ...."“Kamu pikir itu lelucon! Aku tahu kok, kamu hanya ingin balas dendam, ya kan ... bilang aja iya. Tapi cara Anda itu sangatlah tidak baik, Tuan Bule.” Matanya berkaca-kaca karena menahan marah.Adnan menghela napas berat. "Maaf Nona, aku benar-benar tidak tahu soal kecoak itu. Aku sedang berada di bagian kasir saat itu. Adikku yang mempersiapkan semuanya," jelas Adnan.“Seharusnya kebersihan dapur Anda lebih diperhatikan,” Nabila masih menatap tajam. “Ini bukan masalah kecil. Bagaimana kalau orang lain yang menemukannya?”"Jadi ... kalian sudah saling kenal?" tiba-tiba saja Ningrum bersuara setelah mendengar perdebatan ked
Last Updated: 2025-10-11
Chapter: BAB 1Nabila melangkahkan kakinya santai hendak keluar stasiun. Pikirannya melayang mengingat ucapan sang ibu."Kau sudah dua kali gagal dalam hal percintaan, sekarang saatnya Mama yang memilihkan pria untukmu.""Kau itu sudah 25 tahun Nabila, sampai kapan kau akan seperti ini terus?""Mama akan menjodohkanmu dengan anak teman Papa.""Jangan membantah Mama, Nabila. Mama yakin, pilihan Mama kali ini adalah yang terbaik."Nabila menghela napas berat ia tidak ingin ada campur tangan sang ibu dalam hal pernikahan. "Yang nikah kan aku, kok Mama yang repot sih," gerutunya kesal sembari mengepalkan kedua tangannya.Nabila terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri hingga tidak menyadari seseorang berlari dari arah berlawanan.Tiba-tiba ...BRUK!Tubuhnya terdorong keras. Nabila jatuh tersungkur ke lantai dingin hingga tubuhnya terbentur dinding lorong stasiun.“Aduh!” Nabila meringis, menahan sakit di punggung kanannya.Suara napas terengah terdengar di depannya. "Ma ... maaf ... saya tidak .... "Na
Last Updated: 2025-10-11