LOGINLayla, Sadewa dan Rangga. Rangga Kakak kandung Sadewa diam-diam mengagumi Layla, namun ia berusaha berbesar hati untuk mengalah demi Sadewa, adik kesayangan-nya. Namun disisi lain, Layla harus menelan kepahitan karena cintanya. Layla dan Sadewa harus berpisah karena ulah keji seseorang yang sakit hati akibat penolakan Sadewa terhadap dirinya. Ya ... Saskia yang merasa tak akan pernah bisa menaklukan hati Sadewa akhirnya mebempuh jalan pintas. Dia menggunakan guna-guna untuk mendapatkan Sadewa. Namun ... Tuhan mempertemukan mereka kembali dan pada akhirnya mereka pun menikah. Pernikahan dan kebahagiaan Layla tak berlangsung lama ... kembali ia harus menghadapi ujian yang lebih berat dari sebelumnya. Disaat kebahagiaan benar-benar ia rasakan karena kehadiran Sadewa junior yang masih berusia lima bulan dalam kandungan-nya. Sadewa yang berprofesi seorang pilot mengalami kecelakaan pesawat dan pergi untuk selamanya meninggalkan Layla dan calon Anaknya dalam kandungan ... bagaimanakah kisah selanjutnya? Yuk ikuti kisahnya dalam novel Suami Penggantiku Kakak Iparku.
View More1. Suami Penggantiku Kakak Iparku
Bimbang! Penulis : Lusia Sudarti Part 1 "Ibuu ...!" Layla berlari-lari kecil menghampiri Ibunya yang sedang melayani pembeli. Anjar sang Ibu sontak menoleh kearah Layla yang sedang menghampirinya. Layla pulang dari sekolah, ia berjalan kaki. karena jarak sekolah dengan rumahnya hanya sekitar lima ratus meter. "Ada apa Layla? Kok Anak Ibu kelihatannya begitu riang?" tanya Anjar dengan alis bertaut. Wanita tegar yang merawat kedua Anaknya seorang diri setelah suaminya meninggal empat tahun yang lalu. "Assalamualaikum Bu," Layla mengucap salam ketika telah berdiri di ambang pintu warung kecil-kecilan milik Ibunya. "Waalaikumsalam." Layla mencium tangan Ibunya dengan takzim. Setelah pelanggan warungnya pergi Layla meraih tangan Ibunya dan dibimbing menuju kursi di bagian dalam warung yang sederhana. Mereka berdua duduk di kursi. Layla membuka tas sekolahnya lalu mengeluarkan buku laporan pendidikan. Dan kemudian ia serahkan kepada Ibunya. Ibu Anjar menerima buku laporan dari Layla, kemudian membukanya. Kedua netranya berbinar ketika membaca hasil akhir milik putrinya yang mendapatkan nilai tertinggi di atas rata-rata. "Subhanaallah nak, kamu lulus dengan nilai terbaik," Anjar begitu bahagia dengan pencapaian Anaknya. Dengan penuh haru ia memeluk Layla yang tersenyum bahagia. "Ini berkat doa dan jerih payah Ibu. Terimakasih Bu!" Layla membalas pelukan Ibunya dengan erat. "Ayahmu pasti bangga Nak melihat keberhasilan kamu!" Anjar menangkup pipi Layla lalu menciumnya dengan penuh kasih. Anjar menitikkan air mata kala mengingat almarhum Suaminya yang telah tiada. 'Mas, Anakmu mewarisi kepandaianmu," lirihnya dalam hati. "Layla kamu mendapatkan bea siswa Nak untuk melanjutkan ke SMA," ujar Anjar terharu. Dan tak henti-hentinya ia mengucap syukur kepada yang mempunyai kehidupan. "Iya Bu, Layla mendapatkan bea siswa," ujar Layla. "Tapi Bu, apa Ibu mempunyai cukup uang untuk Layla melanjutkan ke SMA?" tanya Layla kepada Ibunya dengan wajah ragu. "Insyaallah, Ibu akan berusaha Nak. Namun Ibu hanya mampu membiayai sekolah Layla hanya sebatas SMA ya Nak?" sang Ibu membelai pucuk kepala Layla dengan sayang. Layla mengangguk lalu tersenyum manis mendengar ucapan Ibu Anjar, Ibunya. "Iya Bu, Layla faham dan mengerti kok, kan masih ada Adik Layla yang juga membutuhkan biaya," sahut Layla sambil menatap manik coklat sang Ibu. "Layla kan punya penghasilan tambahan, mengajar les privat dua kali seminggu, juga mengajar Anak-anak mengaji di rumahnya selama dua jam." Yah Layla memang anak yang cerdas, selain pandai Layla juga pandai mengaji. Tak heran jika para Ibu-Ibu di lingkungannya meminta Layla mengajarkan Iqro kepada Anak-anak mereka. Layla pun aktif mengikuti pengajian di pesantren yang berada tak jauh dari rumah kediamannya. Teman-teman Layla yang pernah belajar di pesantren waktu di SMP sebagian melanjutkan di SMA yang sama dengannya. Bahkan dengan para guru yang mengajar di pesantren pun masih tetap berhubungan baik dengannya. "Layla, kamu ada kegiatan gak sehabis selepas ashar nanti?" ujar Siti yang baru saja belanja dari warung Ibu Layla. "Eemm, kayaknya aku mengajar iqro' deh Sit," sahut Layla. Siti terdiam seolah sedang berfikir. "Emang kenapa Sit?" Layla penasaran dengan pertanyaan Siti. "Ah enggak kok. Kamu dapat undangan kerumah Ibu Indri gak nih? Hari ini ulang tahun Sadewa yang pernah mencoba PDKT sama kamu," Siti tersenyum menggodaku, aku terkejut mendengar ucapan Siti perihal undangan. "Aduh, iya ya Sit! Kok aku bisa lupa sih," ucap Layla sambil melipat tangannya didada. "Duduk dulu Sit," Layla melangkah masuk hendak mengambil air dingin untuk sahabatnya itu. Sementara Siti mengikuti titah Layla untuk duduk di teras rumah Layla. Layla gegas melangkah kedapur dan membuka kulkas, dimana tersimpan berbagai minuman kaleng dan botol. Layla meraih dua kaleng minuman bersoda menaruhnya dalam baki dan menaruh satu toples kecil makanan ringan. Dengan langkah santai dan gemulai ia menuju ke teras dimana sahabatnya menanti kehadirannya. "Kelamaan nunggu ya Sit!" Layla menaruh baki di atas meja teras. Siti tersenyum ceria. "Enggak kok hehehe," jawab Siti, ia tampak menelan saliva melihat air dingin bersoda yang berada di atas meja. "Ambil aja, emang khusus buat kamu kok," ujar Layla yang mengerti sifat dan karakternya dari kecil. Tanpa menunggu ucapan Layla yang kedua kalinya, Siti menyambar sprite kaleng lalu disesapnya hingga setengah kaleng. "heegg, ups hehehe. Keluar seketika kan angin-angin jahat yang merasuki pencernaanku," ujarnya sambil mengusap bibir yang belepotan air sprite. Layla hanya tertawa melihat tingkah Siti yang tak berubah. "Dasar gak pernah bisa berubah. Gimana coba kalo suatu saat nanti punya pacar," ujar Layla sembari menyentil kening Siti. Siti terkenal dengan gaya tomboy dan slengek'an, namun Siti begitu disukai teman-teman mereka. "Jadi gimana Lay, apakah kamu bisa menghadiri undangan itu? Kan bisa PDKT lagi," bisik Siti sembari melayangkan senyuman menggoda, kedua alisnya pun bergantian turun naik. Layla bukannya tertarik dengan gurauan Siti, namun terkekeh karena alis Siti yang bisa bergantian turun naiknya. "Sungguh diluar nurul sekali kedua alis kamu Sit," kekehnya. Siti terdiam, karena Layla tak merespon gurauannya sama sekali. "Ihh kamu gak seru banget sih," cerca Siti sambil mencebik. Sementara jemarinya meraih kripik singkong pedas manis lalu mengunyahnya perlahan. Layla hanya menanggapi ucapan sahabatnya itu dengan mengangkat bahu. "Ya udah deh, jika kamu berubah fikiran nanti pon aja ya!" ujarnya sambil berdiri, tetapi ia mencomot kripik kembali lalu berlalu begitu saja sambil ngemil. Layla hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Siti yang kadang nyebelin. Tak urung Layla pun termenung memikirkan antara menghadiri undangan atau mengajarkan Iqro'. 'Yaa Rosulullah salamun alaik! Disaat kebimbangan melanda hatinya, suara panggilan menggema dari ponselnya di atas meja di hadapannya. Bu Rt memanggil ... Layla mengusap layar ketika ia melihat sebuah panggilan dari Bu Rt. "Assalamualaikum Bu. Ada yang bisa saya bantu," sapa Layla. Waalaikumsalam Layla, oh iya Layla. Sepertinya hari ini libur dulu ya. Ibu ada acara nih sahut Bu Rt dari seberang telpon. Kening Layla bertaut mendengar ada acara. "Oh baik Bu. Tapi kalo Layla boleh tau acara apa ya Bu? Dan dimana? Maaf jika pertanyaan saya tidak sopan," ujar Layla. "Mengantarkan ketring sekalian menghadiri ulang tahun Mas Sadewa putra Ibu Indri." Deg! Tiba-tiba jantung Layla berdegub, jika Ibu Rt menghadiri ulang tahun Mas Sadewa, berarti mau tak mau aku pun harus hadir. Fikiran Layla bimbang saat ini. "Halo Layla. Masih disanakah?" suara Ibu Rt memanggilnya, Layla pun tersadar dari lamunannya. "Oh, i-iya Bu. Maaf ... baiklah kalau demikian Bu," sahut Layla terbata. "Kalau begitu, Ibu tutup dulu telponnya ya Layla ... Ibu akan bersiap mengantarkan pesanan ketring terlebih dahulu." "Silahkan Bu. Terima kasih, wassalamualaikum," jawabku. "Waalaikumsalam warohmatulohi wabarokatuh." Hening terasa setelah panggilan terputus. Kini Hati Layla pun kembali bimbang. Antara hadir dan tidak ...! (Bersambung)76. Suami Penggantiku Kakak IparkuDokter Larasati Menelpon Rangga.Penulis : Lusia Sudarti Part 76"Duduklah, Bik! Ada yang akan saya sampaikan kepada Bibik! Perihal Ratna," ucap Rangga pelan, namun tegas.Bik Ijah patuh pada perintah Majikannya, beliau segera menduduki kursi yang ada di depan Rangga. Dengan wajah tegang bercampur penasaran, Bik Ijah memberanikan diri menatap Rangga. Rangga menatap lembut wanita paruh baya berwajah teduh tersebut sembari menghela nafas perlahan. "Begini, Bik! Sebetulnya Ratna tertabrak mobil yang saya kendarai pada malam pengejaran mafia yang melarikan diri!"Bik Ijah terhenyak mendengar penuturan Rangga, hingga kedua netranya membola dengan bibir ternganga."Astagfirullah ... kenapa bisa sampai tertabrak Pak? Pasti Ratna bikin ulah lagi!" serunya tertahan. Rangga terdiam sesaat, kemudian meraih kopinya dan di sesapnya. "Kalau masalah itu, saya tidak tahu, Bik! Silahkan Bibik tanyakan langsung padanya."Bik Ijah menunduk sesaat, kemudian menatap R
75. Suami Penggantiku Kakak Iparku Anjasmara.Penulis : Lusia Sudarti Part 75Wajah Layla bersemu merah mendengar ucapan suaminya. "Ihh ... mulai deh." Layla sedang bercengkrama dengan Rangga di balkon kamarnya. Mereka memandang suasana malam yang indah. Rembulan bersinar redup, bintang bertaburan di langit malam dan menambah suasana menjadi lebih syahdu. Layla menyandarkan kepalanya di bahu sang suami. Tak dapat di pungkiri, jika hidupnya kini lebih bahagia, lebih berwarna.Usia pernikahannya dengan Rangga hampir berjalan selama delapan bulan."Mas ... jadi bagaimana dengan Ratna! Apakah akan tinggal disini bersama kita? Atau dipulangkan kembali ke kediamannya?" tanya Layla sembari mendongak, menatap Rangga. Rangga mengusap lembut kepala Layla yang tidak memakai hijab. "Kita lihat dulu, Sayang! Apakah sikap Ratna akan berubah atau malah sebaliknya."Layla kembali menatap gemerlap lampu kota yang nampak sangat indah dari kejauhan. Angan-nya berkelana entah kemana. Hatinya bimbang
74. Suami Penggantiku Kakak Iparku Rangga Pulang Bersama Ratna.Penulis : Lusia Sudarti Part 74Ratna terhenyak saat melihat Rangga menghampirinya. "Ba--Bapak!"===========Rangga mengendarai mobilnya, membelah jalan raya. Sementara di jok tengah, Ratna hanya mampu terdiam! Hatinya sangat ketakutan! Ya ... bagaimana tidak! Ratna membuat ulah di hari pertamanya bekerja di rumah majikan budenya.Ratna hanya mampu tertunduk, dan sepintas lalu menatap Rangga yang fokus di belakang kemudi."Kalau boleh tahu, kenapa kamu berkeliaran hingga dini hari?" tanya Rangga memecah keheningan. Rangga menatap Ratna dari kaca spion.Ratna terkejut mendengar pertanyaan dari Rangga, dan seketika wajahnya bertambah pias. Dia memberanikan diri untuk menatap Rangga. "Sa--saya ... pulang be-bekerja. Iya saya pulang bekerja, Pak!" jawabnya terbata.Rangga menautkan kedua alisnya. "Bekerja? Pekerjaan yang bagaimana? Setahu saya. Karyawan atau pegawai, pulangnya tidak selarut itu! Meskipun ada, hanya untuk k
73. Suami Penggantiku Kakak Iparku Arjun Dan Budi berhasil di ringkus.Penulis : Lusia Sudarti Part 73(Baik, dok. Tolong jaga pasien itu, sampai kedatangan saya! Saya akan antarkan dia ke tempat keluarganya setelah tugas saya selesai.)(Baik, Letnan! Anda tenang saja.)=================Keesokan harinya ...Layla di sibukkan dengan usaha onlinenya, namun, Layla selalu mempunyai waktu untuk ibu dan putranya. Pagi ini mereka ber-empat sedang menyantap sarapan pagi."Nak, bagaimana kabarnya, Nak Rangga?" tanya ibu Anjar membuka percakapan.Erika pun mengangguk dan menatap Layla penuh rasa ingin tahu kabar sang Kakak ipar. "Iya, Mbak! Bagaimana kabar Mas Rangga?"Layla menatap sejenak ibu dan Adiknya sembari menghela nafas perlahan. "Mas Rangga belum bisa menangkap mafia itu, Buk, dek!"Erika saling pandang dengan ibu Anjar, lalu sama-sama menghela nafas. "Ya Allah, semoga mafia itu tertangkap! Rika heran, Bu. Dia selalu membuat susah Mbak Layla."Ibu Anjar mengangguk. "Itu tandanya or
72. Suami Penggantiku Kakak Iparku.Arjun Lolos Dari Kejaran Rangga.Penulis : Lusia Sudarti.Part 72'Apakah yang terjadi, sehingga hatiku berdebar============"Bos ... sepertinya pasukan yang di pimpin Rangga telah menyebar seluruh anggota timnya," bisik anak buah Arjun yang membantunya melarikan diri.Mereka bersembunyi di sebuah saung di tengah hutan bambu yang terletak di pedesaan pinggiran kota J."Budi, cepat cari informasi! Lokasi mana saja yang belum terendus mereka," titah Arjun. Pandangannya tetap waspada terhadap keadaan di sekelilingnya."Bentar, Bos. Aku juga sedang mencari tahu!" sahut Budi. Ia sedang mencoba menghubungi seseorang dengan ponselnya."Buruan! Aku sudah kelewat lapar! Dari kemarin perutku tidak terisi apapun!" hardiknya.Budi mengangguk dan tak berani membantah lagi.Kraakk!Budi dan Arjun seketika menoleh dan saling pandang, mereka terkejut mendengar ranting kering seperti terinjak.Seperti dikomando, mereka mengintip dari celah dinding bambu sembari men
71. Suami Penggantiku Kakak Iparku.Ratna Terserempet Rangga. Penulis : Lusia Sudarti.Part 71Hatinya pedih mengingat Ratna adalah Anak yang tidak di inginkan kehadirannya. Selama ini, Bik Ijah yang merawat dan membesarkan Ratna.Tetapi ini juga kesalahannya.=============Rangga berdiri di jendela kamarnya. Ia memandang jauh langit malam yang hanya berhias gemerlap bintang, awan kelabu ber-arak tertiup angin ...Rangga menyesap kopi yang baru saja diseduh, asap rokok bergulung di udara, lalu hilang di sapu angin malam.Hatinya gundah ... teringat pesan dari dokter militer yang pernah merawatnya kala itu.(Letnan ... aku tahu! Aku tidak berarti apa-apa di hatimu. Aku hanya ingin, Letnan tahu, seberapa besar cinta yang aku miliki buatmu, Letnan!)Sepenggal pesan yang dikirim oleh dokter itu, berseliweran dalam kepalanya.Rangga menghisap rokoknya, lalu dihembuskan perlahan di udara. Asapnya memenuhi ruangan, sekilas ia melirik ke arah pembaringan. Rangga segera mengibas asap yang men
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments