Jodoh Malaikat Pelindung

Jodoh Malaikat Pelindung

last updateLast Updated : 2024-12-17
By:  Sayap IkarusCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
118Chapters
2.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Bertemu dengan Akai Badai Bagaspati membuat Sakura Kadita Rumi memiliki pandangan lain akan lelaki idaman menurut versinya. Sasa, begitulah Sakura akrab dipanggil, lahir dalam keluarga dengan aturan militer dan protokoler yang ketat. Sebagai anak perempuan satu-satunya dalam keluarga, Sasa dijaga oleh pasukan berani mati. Sang ayah memiliki kekhawatiran tersendiri pada masa depan Sasa hingga mencetuskan ide untuk menjodohkan Sasa dengan lelaki pilihannya, seorang prajurit muda yang rela mati demi negara.  Berontak, Sasa memilih kuliah ketimbang masuk ke militer seperti harapan keluarga hingga ia bertemu Badai di awal pertama dan jatuh cinta. Pesona tsundere Badai tak dapat ditolak Sasa yang memang tak pernah bertemu dengan lelaki setipe Badai nan dingin dan angkuh.  Tanpa Sasa sadari, Badai adalah lelaki yang dikirim takdir untuk melengkapinya. Sasa tak sadar, lelaki yang telah membuatnya jatuh cinta di pandangan pertama adalah lelaki yang dijodohkan dengannya. Benar, dua misi yang harus Badai kerjakan, menjaga Sasa dan menjaga negaranya. 

View More

Chapter 1

1. Pertemuan Pertama

"Akai Badai Bagaspati, nama kamu kan?" tegur Sasa berdiri angkuh sambil melipat kedua tangannya di depan dada, menunjukkan superioritasnya sebagai ketua kelas terpilih.

Lelaki yang tengah menelungkupkan wajahnya di meja deretan paling belakang itu tak bereaksi. Sejak kelas di mulai pertama kali dua hari yang lalu, lelaki ini sudah masuk dan menempati kursi yang selalu sama, kursi pojok kanan belakang.

"Excuse me, permisi, kulo nuwun, punten, sampurasun, annyeong!!" ulang Sasa mengeraskan lagi suaranya agar lelaki yang masih tenang tak bereaksi ini mendengarnya.

Sepi. Sasa tak lagi bersedekap, ia berganti gaya dengan berkacak pinggang, lama-lama lelaki aneh bin ajaib ini benar-benar menguji kesabarannya.

"Kamu nggak denger apa yang aku bilang ya?" ulang Sasa sengaja mengambil satu kursi dan duduk di deretan depan sambil menghadap pada lelaki yang ia sebut namanya tadi.

"Kenapa?" Badai, sosok tampan yang ditegur oleh Sasa membuka suara, merilis nada bariton itu dari bibir mungil merahnya.

Giliran Sasa yang tertegun. Ia belum pernah menghadapi lelaki sedingin dan seangkuh Badai. Bahkan sang ayah yang merupakan mantan Pasukan Pengaman Presiden pun lebih hangat sikapnya ketimbang lelaki di depannya ini.

"Tugas kelompok ilmu politik, kita satu grup, nanti selesai kuliah Dasar-Dasar Ilmu Sosial, kita rencana mau ke Perpusda buat cari bahan presentasi. Sama iuran sosial dua ribu," terang Sasa lirih.

Badai nampak merogoh sakunya dan mengeluarkan satu lembar uang dua ribuan, ia serahkan langsung pada Sasa tanpa banyak bicara. Kesempatan ini tentu dimanfaatkan oleh Sasa untuk mengamati wajah dan postur tubuh Badai lebih detail. Garis-garis rahang Badai yang tajam dengan sorot mata teduh nan dingin itu menambat tatapan Sasa kali pertama. Putri cantik dari Marsekal TNI, petinggi militer aktif ini kehilangan kata-katanya untuk sepersekian detik. Benar, Badai bukan hanya memiliki aura bad boy yang kental, sikapnya yang terkesan sama sekali tidak menganggap keberadaan Sasa membuat Sasa justru merasa sangat penasaran.

"Udah? Gitu aja? Tugas kelompok Ilmu Politik gimana? Kamu langsung dateng ke Perpusda kan?" tanya Sasa kembali menguasai dirinya.

Senyum seringai muncul di wajah Badai, lirikannya masih setajam sebelumnya. Bahkan dahinya mengerut sedikit, membuat wajah setampan dewa itu berubah seolah mengancam Sasa.

"Nggak semua yang kamu mau dan kamu pengin bisa kamu paksain ke orang laen. Berhenti bikin repot orang-orang di sekitar kamu dan nyusahin mereka. Dewasalah!" ujar Badai sedikit keterlaluan karena ucapannya membuat Sasa merasa diserang.

"Aku ketua kelas asal kamu tau! Dan aku ngobrolin soal tugas. Kenapa kamu jadi nyinggung masalah pribadiku? Tau apa kamu soal kehidupanku?" lengking Sasa cukup keras hingga beberapa mahasiswa yang masih tinggal di dalam kelas menolehnya.

Semua orang tahu siapa Sakura Kadita Rumi. Gadis yang lahir sebagai cucu cantik mantan presiden terdahulu dan mewarisi kemampuan seni peran dari ibundanya yang adalah mantan artis terkenal. Ia dibesarkan dalam keluarga militer yang kental. Sasa, begitu gadis ini akrab disapa tumbuh sebagaimana mestinya, manja dan penuh keceriaan meski sepanjang hidupnya ia tidak pernah lepas dari penjagaan tim pengamanan. Memilih untuk menjadi seorang guru, Sasa yang baru lulus SMA mendaftar kuliah di sebuah universitas keguruan, di luar yayasan yang ibundanya naungi.

"Artis emang nggak bisa diremehin kemampuan dramanya," desis Badai segera berdiri dari kursinya dan berlalu meninggalkan Sasa yang siap mengutuknya. Harus Badai akui, kecantikan Sasa ada pada level yang berbeda. Putri Panglima Tentara Indonesia ini benar-benar memancarkan keindahan bunga, matanya yang bening khas Indonesia, Badai hampir kehilangan akalnya.

Ini adalah kali pertama Badai berinteraksi dengan Sasa. Ya, Akai Badai Bagaspati, 26 tahun, mengabdi di Kesatuan Indonesian Special Force, Tentara Indonesia dengan kemampuan di atas rata-rata. Bergabungnya ia di kelas Sasa sebagai seorang mahasiswa tak lain adalah karena ia mengemban dua tugas berat di pundaknya. Ia menjaga sang putri Panglima Tentara sebagai calon suami, juga melindungi negaranya dari ancaman teror yang mulai meracuni para mahasiswa dan menggunakan kekuatan anak muda untuk mencapai tujuan makar mereka.

***

Akhirnya, mau tidak mau, Badai terpaksa menjalani agenda perkuliahan yang mengharuskannya menjaga Sasa. Ia tidak bisa menolak perintah dan mengabaikan kewajibannya begitu saja.

"Apa nih?" gumam Sasa bingung saat tiba-tiba Badai melempar jaket padanya di pintu keluar perpustakaan daerah.

"Mau ujan, kamu cuma pake baju tipis, anginnya kenceng, pake jaketku. Balik bareng aku aja, di sini susah nyari taksi online. Lagian, sok-sokan nggak dikawal dan dijemput sopir segala," ujar Badai berusaha tampak tidak peduli tapi sikapnya bertolak belakang dengan mulutnya.

Sasa terhenyak tapi tak menolak, ia terima jaket pemberian Badai. Meski wajahnya tak ramah, meski Badai tak memiliki urat senyum di wajahnya, tapi hati Badai masih tergerak untuk memuliakan perempuan sepertinya.

"Aku ngambek sama Ayah, makanya aku kabur dari pengawalan," keluh Sasa jujur. "Kamu duluan aja, aku bisa pulang sendiri," tolaknya.

"Nggak bisa! Kamu keliat terakhir keluar dari sini sama aku, kalau ada apa-apa, aku yang jadi tersangka utama. Ikut!" paksa Badai meraih pergelangan tangan Sasa agar ikut naik ke motornya. "Ke kost-ku aja dulu yang deket sini, sambil nunggu ujan deresnya lewat," putusnya.

Kalimat tak acuh dan tegas Badai yang bertolak belakang dengan sikap penuh perhatiannya justru menambat hati Sasa sangat kuat. Dirinya tertawan begitu saja, jatuh cinta pada pandangan pertama.

###

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Sarully Shukma
keren novelnya
2024-12-10 22:32:10
1
118 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status