Share

NASIB YANG DI PHP.

Tika lucu, habis ngambek malah minta dijajanin beli pakan kucing kesayangan dan kandang baru lebih besar. Tapi bukan cuma itu, dia juga minta di jajanin abang banyak makanan dan buku novel.

Abang cuma ngintilin dan gesek kartu, mengikuti saja tanpa komentar selagi adik manisnya tidak merengek ataupun ngambek berkepanjangan.

Tidak enak rasanya kalau tidak diributin Tika sehari saja, kaya kemarin ngambekkan dua hari mendiamkan Farhan. Padahal Farhan mau curhat kalau liat mantannya uplod poto dengan tangan saling membentuk love jadi ada yang nyeri didada melihat itu sedang dia masih belum punya pasangan buat sombongkan diri.

Jangan ikuti jalan abang, ya, teman-teman. Nggak baik, sama saja memanfaatkan pasangan kita yang sudah begitu memberi hatinya ada kita. Ternyata hanya untuk pamer sama mantan.

Nanti atah hati, situ mau tanggung jawab?.

Nggak kan. Yang ada melarikan diri iya. Terus saling menuduh karena tidak mau di angkat dalam masalah yang kamu tinggalkan.

"Abang, ini bagus gak?."

"Bagus, yaudah beli itu aja."

"Ih, tapi kayanya inimah bikin anak kucing molos. Warnanya juga nggak cocok sama warna bulu Miu."

"Ah..gimana kalau ini bang? Aku suka sama bantal tidurnya. Imuttt."Tika tunjuk lagi kandang kucing besar tingkat dua berwarna pink beserta tambahan bantal tidur kucingnya.

"Bagus, beli itu yang kamu suka."

"Ihhh, abang dari tadi bagus-bagus mulu. Udahlah mending balik aja."

Dengan itu Tika hengkang dari petshop berjalan dengan kesal. Abang aneh, dimintain pendapat dijawab semua dikata bagus.

Tapi itu juga pendapat sih, ya tapikan bilang apa kek selain bagus. Iya itu bagus tapi kandangnya kecil. Gitukan enak ada tapinya bukan bagus-bagus doank.

Lebih aneh lagi Tika. Sudah diberi jawaban malah ngambek lagi, ketimbang tidak dijawab, dicuekin.

Nanti panjang lagi masalahnya.

Dasar cewek!.

.

.

Di mobil keduanya diam, Tika masih marah tapi abang terlihat masa bodo. Walau sesekali melirik kearah Tika yang ogah noleh. Tapi abang malah menjelaskan tanpa ditanya ya Tika abaikan juga.

"Semua kandanganya kan bagus, makannya abang bilang  bagus. Yang pakaikan Miu, jadi tergantung nyamannya Miu dimana. Kenapa kamu yang cemberut gini? abang salah ya jawab bagus?."

Bodo abang, sudah tau perempuan itu membingungkan malah ditanya. Ya wasalam deh tidak dapat jawaban. Habis kadang si perempuannya juga tidak tau kenapa dia begitu.

Yang akhirnya abang bawa Tika ke tempat makan sate topcer dekat alun-alun kota menuju jalan pulang, tanpa kata abang turun diikuti Tika yang diam-diam menahan lapar tapi masih marah kaya kucing minta dielus-elus sayang.

"Pak, sate ayam 25 tusuk, sop daging 1 sama soto babat satu, nasi dua yang satu setengah ya pak."

"Siap den, kesini sama siapa toh?."

"Sama si Tika pak, biasa lagi ngambek. Makannya saya ajak makan sate ayam kesini" Lalu abang tertawa bersama pak Nana yang sudah kenal abang karena sering datang makan kesini tiap minggu.

"Tumben atuh, kemarin bawa pacar kenapa sekarang si Tika lagi yang dibawa?"

"Biasalah pak, yaudah. Saya duduk pak, buat yang enak sopnya. Awas aja kalau kagak, nama warung topcer tapi masakan kagak enak. Gue beli semua nanti satenya." Abis itu abang ngakak garing sama si bapak.

Tika mah apa atuh, masih dalam mode pura-pura marah tapi laper. Abang duduk didepan Tika yang sedang memainkan ponselnya, diabaikan abang jago satu ini. Abang juga diam-diam saja jadi Tika malas mengajak bicara biarkan saja sampai pesanan datang dan makan dalam diam tanpa obrolan seperti biasanya.

Eh tapi, setelah kenyang menghabiskan 17 tusuk sate dan satu mangkuk sop daging Tika tersenyum dan bilang.

"Makasih abang, Tika dah kenyang sekarang."

Dengan menepuk perutnya yang kembung dan diangguki oleh si abang dengan senyum jenaka. Sudah dibilang jurus jitunya kasih makan kesukaan Tika nanti juga nurut, buktinya kaya sekarang. Malu-malu meong nyeruput es teh botol punya abang yang masih ada kemudian menyisakan es batunya saja.

Dan mengalir begitu saja kaya air kali ciliwung tanpa sampah. Sampai tiba-tiba abang dengan postur tegang megang kedua tangan Tika sampai Tika kedip-kedip imut amit-amit bertanya.

"Abang kenapa?."

Terus abang sedikit menunduk dan mendakat sambil berbisik.

"Dibelakang kamu ada mantan yang mutusin abang dan dia lagi sama selingkuhannya. Kamu diam aja, ikutin abang."

Tika mau nengok buat liat udah dipagangin aja palanya sampai kedua pipinya ditekan tangan abang yang besar.

"Sayang! Kan tadi aku bilang jangan tengok, kenapa masih maksa, ku hukum mau?."

Geleng otomatis pala Tika pas dengar suara abang ditekan dengan bibir menipis karena Tika ngeyel di bilang jangan nengok masih saja nengok. Ya abang lagi, tau manusia kalau dilarang suka dilanggar.

Serem liat abang memicing natap punggung mantan dan selingkuhannya tertawa berasa dunia milik berdua dan abang hanya angin lalu, walau tadi sempat natap abang mantannya malah melengos seakan tidak kenal.

Padahal nggak semua  mantan begitu kok, hanya gimana cara kita mengakhiri dan menyikapi perpisahan itu. Bukan semua berujung lupa sejarah kalau masa lalu kita pernah diisi lembaran mereka.

Bisa jadi masa lalu baik atau buruk itu bisa jadi pelajaran yang sesekali diingat bahwasannya kita pernah menjadi bodoh karena emosi bernama cinta.

"Huh. Mantannya aja keliatan nggak modal, liat cara pakai bajunya aja nggak ada okenya. Bagus abang dibawa kemana-mana."

"Hu'uh"

Tika hanya turuti dan mengiyakan kemudian menggeleng dengan kedua tangan yang kini sudah ada dalam genggaman abang.

"Kamu udah kenyang, jangan diet-diet ya. Aku suka kamu yang berisi, empuk sana sini buat diunyel-unyel."

Tika menatap horor abang seketika sedang abang menatap kearah belakang Tika dengan tatapan meremehkan. Terus omongannya tanpa filter dan volumenya bukan main keras. Hampir menyamai suara pengamen nyanyi.

"Masih ada yang mau kamu makan nggak?. Atau mau beli buat dibawa pulang?."

Tika geleng-geleng tapi kedua tangannya langsung ditarik abang dan ditatap tajam mengancam, Tika telan ludah sulit. Terus mengangguk ikutin alur buatan abang tanpa info, dadakan terus kaya tahu bulat.

"Aku mau beli dua porsi sate lagi, sekalian deh sama sop dagingnya ya."

Tika asal bicara saja, biarkanlah. Padahal dia sudah kenyang tapi karena abang memulai lagi aksi membuat mantan tersayang panas dengan menjadikan Tika sebagai objek pacar bohongan.

Abang ini sering banget di tinggalin mantan pas lagi sayang-sayangnya, banyaknya sih karena selingkuh. Abngmah mana berani selingkuh, terlalu Setia sudah kaya sapi di cucuk hidungnya. Manggut aja sama omongan pacar, kalau suruh jauhin sesuatu yang pacarnya nggak suka kalau tidak mengganggu pekerjaan abang hayu aja.

Masalahnya itu, abang suka nggak bisa duluan nyari pengganti sehabis ditinggal pacar selingkuh. Yang ada abang stuck dulu beberapa bulan sampai nemu lagi. Tapi kalau Tika yang dekat sama cowok malah abang yang belingsakan sampai mulutnya keluar api.

Uh. Untung bau mulut abang Wangi mint, jadi Tika tidak pingsan pas abang buka mulut buat ngomentarin gebetan Tika.

Serius, kaya kemarin itu gebetan Tika malah mundur teratur sehabis abang bilang begitu. Walau awalnya gebetan Tika biasa-biasa saja, tapi kalau sering di omong begitu ketika Tika baru balik jalan pasti abang tiba-tiba sudah ada didepan rumah.

Terus nanti mulut bon cabenya bunyi terus kaya burung mau ikut lomba. Tau kan sobat, lomba burung yang kaya menyanyi. Berisik dan mengganggu bagi yang tidak biasa.

"Oke, aku pesankan dulu ya."

Abang beneran berdiri dan mendekati si mamang sate untuk pesan apa yang Tika asal omongkan. Abang bener-bener totalitas ya kalau mau bikin mantan menyesal.

Tika menoleh untuk melihat jika pasangan selingkuh itu tengah bertengkar karena si mantannya abang minta dipesankan minum tapi pacarnya main game terus. Serius, Tika sampai bisa dengar mereka sedang debat.

"Taruh hp kamu sebentar, ambilin aku minum. Nggak ribet kok."

"Sebentar, aku bentar lagi menang. Kalau nggak bisa kamu ambilkan, punya tangan sama kaki. Atau panggil aja deh mamangnya, gampang kan?." Tanya pacarnya dan mantan abang melengos sampai bertabrakan dengan Tika.

Tapi langsung melengos sebal.

Dah lah.

Tika malas ikut lebih jauh, biar nanti abang ceritain aja sendiri.

.

.

.

"Yuk, balik."

Tika langsung matung dikursi pas tau-tau abang nyium pipi Tika yang lagi main hp. Seriusan, kepala Tika di tarik abang untuk dicium pipinya.

Serius, Tika sadar dari keterpakuan sudah mau murka abang sudah narik badan Tika dengan memegang pinggang Tika.

Masih Tika diamkan abang peluk pinggang jalan keluar dari warung sate, pas sudah sampai parkiran dan masuk mobil singa betina yang disenggol langsung tancap cakar ke tubuh abang sampai abang teriak bertanya nggak ngerti.

"Tika, sakit loh!! Seriusan kamu kenapa?. Abang buat salah apa lagi?."

Abang tahan kedua tangan Tika walau masih beringas mencoba melepaskan Tika tatap wajah abang murka.

"Siapa suruh abang main cium dan peluk pinggang Tika?."

"Ya ampun, cuma karena itu doang?."

"Yi impin, cimi kirini iti diing!!. Padahal abang sendiri yang bilang sama Tika buat jangan memberi lelaki kesempatan pegang tangan sampai cium walau hanya pipi. Abang bilang laki-laki kalau diberi ijin suka merambat minta ijin ke hal intim lainnya?!!"

Tika memulai aksi protes sampai ludahnya muncrat kemuka abang yang meringis tapi tidak bisa langsung mengelap muntahan ludah itu di wajah.

Soalnya kalau sampai abang lepas kedua tangan Tika yang ada habis lah ini badan sama rmabutnya kena cengkraman Tika yang bukan main bikin sakit.

"Masih mau bilang cuma lagi?!."

Tika bertanya mengancam dan abang jawab gelengan, menuruti singa betina yang lepas kendali.

"Bilang apa kalau gitu?!! Buruan bilang apa?!!"

"Oke, oke. Abang minta maaf, abang salah."

"Yaudah lepasin tangan aku kalau gitu!!."

"Abang lepasin tapi Tika jangan ngamuk lagi ya..."

Tika tidak menjawab malah menatapi abang seakan ingin mencincang.

"Jangan begitu Tika, dosa kamu nyakitin abang sendiri."

"Bodo amat. Bukan kandung, masih bisa di nistain!!"

"Ya tuhan!! Kalau gitu nggak akan abang lepasin sampai rumah kalau gitu!!."

"Abang!!!"

.

.

Setelah kejadian Sigit yang meninggalkan tanpa kepastian mulai Tika lupakan, kehidupan Tika berjalan seperti biasanya walau ada satu orang yang mulai Tika abaikan hadirnya dari pada membawa fitnah dan jadi omongan berkepanjangan karena main belakang dengan teman divisi.

Tika nggak marah maupun mendendam hanya menyayangkan saja kenapa cara perpisahannya sangat tidak bertanggung jawab. Harus sekali dengan memainkan hati dan mencari yang lain tanpa klarifikasi dengan perasaan lain yang sudah dibuat melayang.

Contohnya Tika, sudah dibuat sayang dan hampir jatuh cinta taanpa status malah ditinggalkan tanpa ada aba-aba.

Rina, yang kini dekat dengan Sigit dan dikabarkan sudah jadian tapi Tika mana peduli.

"Tika... kamu beneran gapapa ya?. Soalnya liat si Rani kok jadi sombong gitu karena sering di jemput pake mobil keluaran jerman sama mantan gebetan lo?."

"Aku gapapalah, emang aku harus apa-apa ya?."

"Bukan gitu maksudnya, seenggaknya kamu marah dan memaki Rani yang nggak tau diri itu. Seharusnya dia juga kan sadar diri, kalau Sigit itu sedang dekat dengan kamu dan akan mendapat predikat baru sebagai pacar. Senggaknya dia merasa nggak enak kek, apap kek gitu."

"Hem... Biarin aja sih mbak, toh itu hubungan dia yang menjalani ini kan?. Kalau dia memang tidak merasa malu itu terserah, Tuhan tidak pernah tidur untuk nggak membalas mereka yang mendzalimi kita. Jadi aku tenang-tenang aja karena keyakinan aku."

"Eyyy susah lah ngomong sama Tika yang selalu positiv thingking ini, nggak bisa diajak ghibah deh..."

Terus Tika ngakak saja pas liat muka teman kantornya ini, Naomi namanya. Dia memang nggak bisa diam kalau melihat keburukan, inginnya di julidin terus sampai panas yang bersangkutan dia omongi.

Naomi ini orang paling berani menyindir bahkan melabrak mereka yang nggak tau diri seperti Rani ini. Memang Tika dan Sigit belum ada status pasti tapi tetap saja seharusnya Rani sadar dan tunggu Sigit dan Tika benar-benar klarifikasi tidak ada lagi kelanjutan dalam hubungannya.

Inimah, sudah liat Tika masih jalan sama Sigit dan beberapa kali jalan, apalagi Sigit mengakui sendiri jika dia akan punya hubungan dengan Tika.

"Yailah mbak. Gitu aja ngambek, entar dede bayi mirip aku tau rasa loh!."

"Idih!!!. Amit-amit tuhan!! Dek kamu jangan sampai mirip si Tika ya, nanti nggak bisa mamah ajak julid lagi!." Sambil mengusap-usap perut besarnya merapal.

Kemudian ngakak lagi, rasa sakitnya juga sudah tidak dapat teraba. Lagian sebulanan ini Tika di dekati oleh salah satu teman kantornya juga yang beda divisi, namanya Burhan. Sebenarnya dia lebih tinggi sih jabatannya dari Tika yang hanya seorang editor.

Burhan lebih gentle dari Sigit sebab selalu bertanya lebih dulu apa yang tidak dan disukai Tika maupun yang nggak bisa Tika makan karena alergi.

Tika jadi salah tingkah kalau ingat itu. Padahal beberapa waktu kebelakang Tika nangis sama abang karena gebetan sekarang sudah dapat baru saja.

Tika itu salah satu orang yang mudah move on dan tidak ambil pusing, selalu mengambil hikmah disetiap kejadian. Kadang susah buat di pengaruhi biar ghibahin orang. Tapi ya walau kadang Tika juga ghibah seperti perempuan kebanyakan, tapi tidak sering.

Mas Burhan: Tau nggak?

Tika: Nggak tau dan nggak mau tau.

Mas Burhan: Tadi saya salah naikin motor, saya sudah ngerasa aneh pas masukin kunci susah banget. Sampai yang punya motor ngdeket dan kirain saya mau maling. Ternyata pas saya bilang ini motor saya dengan ngotot si abang-abangnya ngakak. Saya bingung.

Tika: Terus gimana akhirnya?.

Mas Burhan: Dia suruh saya nyingkir dan masukin kunci motor terus stater langsung nyala, saya langsung tengok kanan kiri. Ternyata saya bawa motor anak kantor yang lain bukan motor saya hahahaha.

Tika langsung ngakak sampai kepelanya terpantul kebelakang sambil megang perut. Terus mukul-mukul meja heboh.

"Tika!!! Berisik lu anjir!." Itu suara Rio, teman satu divisinya yang protes.

"Biasa, Ri. Dapet yang baru jadi gila lagi dia, nggak inget kemarin udah kaya raga tanpa nyawa di tinggal Sigit sama yang lain."

Kemudian ramai, kantor bagian editor memang seheboh itu apalagi menyangkut Tika sebagai moodboster. Tika sih masa bodo, orang dunianya sedang dengan mas Burhan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status