Share

Bab 164

Penulis: Rexa Pariaman
"Hah? Ke ranjang?" tanya Ewan menatap Lisa dengan ekspresi terkejut. Hatinya panik. Dia berkata dalam hati, 'Aku datang untuk gantikan perbanmu, kamu malah mau tiduri aku. Keterlaluan sekali!'

"Kenapa? Apa kamu berpikir aneh-aneh lagi? Aku memintamu papah aku ke dalam untuk ganti perban," timpal Lisa dengan kesal sambil memelototi Ewan.

Ternyata seperti itu. Ewan menghela napas lega, tetapi hatinya merasa sedikit kecewa. Sebenarnya, tidak masalah jika Lisa mau menidurinya, asalkan Ewan harus di atas.

Setelah memapah Lisa masuk ke kamar, Ewan menawarkan, "Kak Lisa, bagaimana kalau aku gantikan perbanmu di sofa saja?"

"Aku nggak suka duduk di sofa. Terlalu keras," sahut Lisa.

Ewan cemberut. Dia berpikir dalam hati. Bukankah wanita suka yang keras?

Sesudah duduk di atas ranjang, Ewan membuka perban di betis Lisa. Dia memeriksa sebentar sebelum berucap, "Kak Lisa, sebenarnya lukamu sudah pulih. Nggak perlu ganti perban setiap hari."

"Apa maksudmu? Apa kamu nggak mau datang lihat aku?" Lisa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 168

    "Dipecat?" Tripta tertegun sejenak, lalu buru-buru bertanya, "Pak, Anda pasti salah paham. Atas dasar apa saya dipecat?""Kalau nggak ingin orang lain tahu, jangan berbuat. Pak Tripta, semua yang kamu lakukan, pihak rumah sakit sudah tahu semuanya."Tripta semakin bingung. "Pak, memangnya apa yang saya lakukan?""Pak Tripta, ada beberapa hal kalau terlalu dibuka terang-terangan jadi kehilangan makna."Tripta membentak keras, "Pak, Anda harus beri penjelasan! Saya sudah bekerja keras di rumah sakit ini selama bertahun-tahun. Kalaupun nggak punya jasa besar, paling nggak saya punya pengorbanan! Atas dasar apa Anda memecat saya?"Ewan yang berdiri di dekat sana mendengarnya dengan jelas. Dia sangat terkejut. Pihak rumah sakit akan memecat Tripta? Begitu mendadak?"Pak Tripta, kalau kamu memang ingin tahu, baiklah, akan kujelaskan secara langsung!" ujar Direktur. "Sejak hari pertama kamu masuk ke rumah sakit, kamu sudah menerima amplop dari pasien. Dulu soal ini rumah sakit bahkan sempat m

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 167

    "Yang barusan kamu katakan menunjukkan bahwa kamu sangat membenci Dylan. Apa itu motif kamu membunuhnya?""Aku sudah bilang, aku nggak bunuh dia," jawab Ewan. "Dylan itu juga sering bertindak sewenang-wenang, merasa kebal hukum karena ayahnya adalah Wakil Direktur Eksekutif. Dia sudah melakukan banyak hal buruk. Terus terang saja, kematiannya pun nggak perlu disesali.""Soal Dylan akan kami selidiki lebih lanjut. Tapi ada satu pertanyaan lagi. Pagi saat Dylan menghilang, kamu sempat ke ruang rawatnya untuk mencarinya tapi nggak ketemu. Saat itu, hanya Mona yang ada di sana. Setelah itu, kamu pergi dari rumah sakit bersama atasanmu, Bu Neva. Kalian pergi ke mana?" tanya salah satu polisi."Aku dan Bu Neva pergi ke Gunung Kabut untuk mengobati Raja Naga."Kedua polisi itu saling menatap, ekspresi mereka sama-sama berat.Hubungan Ewan dengan Lisa saja sudah cukup mencurigakan, sekarang ternyata dia juga punya koneksi dengan pemimpin dunia bawah tanah di Papandaya?"Satu hal lagi. Apa hubu

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 166

    Begitu mendengar bahwa Ewan akan dibawa pergi oleh dua orang polisi, Lisa langsung panik. Dia buru-buru berkata, "Ewan, mereka nggak punya bukti apa-apa. Kamu nggak perlu ikut mereka pergi.""Nggak apa-apa, Kak Lisa." Ewan tersenyum. "Polisi cuma memintaku untuk bekerja sama dalam penyelidikan, bukan menangkapku. Lagi pula, kalian nggak akan menuduh orang baik dengan sembarangan, 'kan?"Salah satu polisi segera mengangguk, "Tentu saja, Pak Ewan. Kami nggak akan menuduh orang baik tanpa alasan."Polisi lainnya memberi isyarat mempersilakan dan berkata, "Silakan, Pak Ewan."Ewan menoleh pada Lisa dan berkata, "Kak Lisa, aku ikut mereka dulu. Kamu istirahat saja di rumah.""Maaf sudah mengganggu, Bu Lisa." Kedua polisi itu tidak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan, jadi mereka segera membawa Ewan pergi dari sana dengan cepat.Begitu mereka pergi, Lisa langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.Tak lama kemudian, terdengar suara dingin dari seberang, "Halo, aku Neva.""In

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 165

    "Terus, kamu mau jadi apa?" tanya Ewan.Lisa meraih dagu Ewan dengan satu tangan, lalu menjawab dengan menggoda, "Aku mau jadi wanitanya seorang bos."Hm .... Ewan bahkan tidak berani menatap mata Lisa. Wanita ini terlalu menggoda. Satu tatapannya saja bisa membangkitkan hasrat liar pria. Ewan sungguh takut tidak bisa menahan diri."Perbannya sudah selesai diganti?" tanya Lisa tiba-tiba."Sudah," sahut Ewan."Bagaimana kalau kita manfaatkan kesempatan ini untuk olahraga sedikit?" ujar Lisa."Olahraga apa?" tanya Ewan agak bingung."Dasar bodoh!" pekik Lisa. Dia mengetuk dahi Ewan, lalu berbaring lurus di ranjang.Dalam sekejap, Ewan langsung paham maksud ucapan Lisa. Begitu menoleh, terlihat kaki yang jenjang, perut yang rata, leher yang putih bersih, wajah yang sangat cantik, dan sorot mata yang memabukkan ....Ewan merasa tenggorokannya kering. Sekujur tubuhnya memanas."Kenapa masih bengong? Cepat. Aku sudah nggak sabar," desak Lisa sambil menggigit bibirnya dengan giginya yang puti

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 164

    "Hah? Ke ranjang?" tanya Ewan menatap Lisa dengan ekspresi terkejut. Hatinya panik. Dia berkata dalam hati, 'Aku datang untuk gantikan perbanmu, kamu malah mau tiduri aku. Keterlaluan sekali!'"Kenapa? Apa kamu berpikir aneh-aneh lagi? Aku memintamu papah aku ke dalam untuk ganti perban," timpal Lisa dengan kesal sambil memelototi Ewan.Ternyata seperti itu. Ewan menghela napas lega, tetapi hatinya merasa sedikit kecewa. Sebenarnya, tidak masalah jika Lisa mau menidurinya, asalkan Ewan harus di atas.Setelah memapah Lisa masuk ke kamar, Ewan menawarkan, "Kak Lisa, bagaimana kalau aku gantikan perbanmu di sofa saja?""Aku nggak suka duduk di sofa. Terlalu keras," sahut Lisa.Ewan cemberut. Dia berpikir dalam hati. Bukankah wanita suka yang keras?Sesudah duduk di atas ranjang, Ewan membuka perban di betis Lisa. Dia memeriksa sebentar sebelum berucap, "Kak Lisa, sebenarnya lukamu sudah pulih. Nggak perlu ganti perban setiap hari.""Apa maksudmu? Apa kamu nggak mau datang lihat aku?" Lisa

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 163

    Polisi itu hanya bisa berujar, "Berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan dokter forensik, putra Anda meninggal karena kekurangan oksigen."Tripta mengernyit sembari bertanya, "Kekurangan oksigen? Apa maksudnya?""Sederhananya, dia dikubur hidup-hidup," sahut polisi."Apa? Dikubur hidup-hidup? Tripta membelalakkan mata sebelum tiba-tiba berteriak marah, "Ewan, kamu bajingan! Beraninya pakai cara sekejam ini untuk bunuh putraku! Aku akan mencincangmu dan balas dendam untuk Dylan ....""Pak Tripta, siapa itu Ewan?""Kenapa Anda berpikir Ewan yang membunuh Dylan?"Kedua polisi itu bertanya secara bersamaan. Mereka menatap tajam ke arah Tripta.Tripta menjawab, "Karena Dylan rebut pacarnya Ewan, jadi Ewan mau membunuhnya. Selain itu, beberapa hari lalu, Dylan hampir dipukul Ewan sampai mati ...."Seiring penuturan Tripta, wajah kedua polisi itu tampak makin serius. Berdasarkan pengalaman bertahun-tahun menangani kasus, mereka memiliki firasat yang kuat bahwa Ewan adalah pembunuhnya.Tripta

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status