Beranda / Romansa / 365 Hari Bersama Sang CEO / 6 - Misi Merayu Sukses

Share

6 - Misi Merayu Sukses

Penulis: INIWONJUNG
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-29 10:33:22

Adam kemudian pergi untuk menangkap ikan dori di laut, ia ingin membuat bubur ikan untuk Shino.

Shino tertidur dengan nyenyak sampai ia pun bermimpi masa kecilnya dulu.

“Shino kalau kau ingin membuktikan bahwa kau bukan vampir keluarlah dari balkon rumahmu itu!” teriak seorang gadis kecil berambut pirang di luar rumah Shino.

“Turunlah jika kau ingin berteman dengan kami!” tambah anak laki-laki yang berada di samping gadis itu.

Shino kecil menjadi tertantang karena perkataan teman-temannya itu, ia berlari ke bawah menuju pintu rumah. Ia berniat membuktikan pada teman-temannya bahwa ia bukan vampir yang takut matahari.

“Kau mau ke mana Hoshino?” ayahnya yang sedang membaca koran di ruang tamu terkejut saat Shino membuka pintu lebar-lebar dan berlari keluar dengan baju terbuka.

“HOSHINO!!” Ayah Shino lari mengejar Shino dan segera menjemputnya untuk segera masuk ke rumah.

“Aku bukan vampir kan?” kata Shino kecil sambil tersenyum kepada teman-temannya.

Kemudian mereka menjerit saat wajah Shino mulai berubah menghitam, mereka lari menjauh dari rumah Shino.

“Dia bukan vampir!! Dia monster!!” teriakan teman-teman Shino terdengar di telinga mungil Shino.

Shino menangis dan kemudian ia pusing lalu pingsan, untung saja ayahnya segera menangkap tubuh Shino dan memeluknya membawa ke dalam rumah.

“Aku bukan monster…” gumam Shino pelan. Adam yang sudah duduk di sampingnya terkejut mendengar suara Shino.

“Hei, kau tidak apa-apa? Apakah ada yang sakit?”

Shino membuka matanya pelan, ia melihat wajah Adam yang menatap ke arahnya dengan panik. Di balik brewok dan rambut panjangnya yang seperti Tarzan, Shino bisa melihat kalau pria itu panik melihat keadaannya yang terlihat tidak sehat.

Shino bangun dan duduk menganggukkan kepalanya, tanda ia sudah baikan.

“Makan dulu ini, aku membuatkanmu bubur ikan dori. Maafkan aku jika tidak enak, aku tidak terlalu tahu selera seorang tuan putri.”

Shino meletakkan makanannya lalu beralih menatap Adam, ia menarik napas dalam-dalam.

“Adam ikutlah aku ke Hong Kong, aku ingin menyewamu selama satu tahun untuk menjagaku.”

“Makanlah ini, kau seharian belum makan.” Adam tidak menghiraukan perkataan Shino dan mengambil semangkuk bubur ikan tadi. Ia berniat i menyuapkannya ke mulut Shino.

“Kumohon hanya ini kesempatanku untuk bertemu denganmu…” Shino menolak suapan Adam dan kembali memohon.

Saat ini, Adam menatap serius wanita di depannya.

“Aku sudah berhenti dari pekerjaan itu. Aku tidak ingin menyakiti orang lagi.”

“Kumohon, aku butuh bantuanmu.”

“Beri aku alasan yang jelas.” Shino tersenyum lebar mendengar hal itu.

“Aku pengidap Xeroderma Pigmentosum. Suatu penyakit di mana pengidapnya dilarang terkena sinar matahari langsung karena dapat menyebabkan kulitnya kering dan melepuh. Aku membutuhkanmu untuk menjagaku saat perawatan selama satu tahun ke depan.”

“Menjagamu? Memangnya ada orang yang yang sedang mengincarmu?” Adam menatap Shino dengan mata penuh selidik.

“Ayahku mengalami kecelakaan saat pergi ke Amerika Serikat, dia mengalami kecelakaan saat mencari rumah sakit yang bisa merawatku. Polisi mengatakan, ayahku kecelakaan karena kelalaian akibat dirinya sendiri. Para bajingan itu berkata ayahku mengendarai dalam keadaan mabuk dan menyebabkan kecelakaan itu. Padahal, ayahku tidak bisa minum alkohol. Dia sejak menikah dengan ibuku, sangat menghindari rokok dan alkohol.”

“Jadi, kau menganggap kecelakaan itu ulah seseorang? Kau mau aku menjagamu karena takut hal yang terjadi pada ayahmu juga akan terjadi padamu juga?” Adam tersenyum miring.

Pria itu seolah tidak percaya dengan apa yang dikatakan wanita cantik yang ada di depannya itu. Mirip drama di televisi, menurutnya.

“Kau tersenyum? Baiklah, aku harus melakukan apa agar kau mempercayaiku? Berjemur di bawah sinar matahari? Baik, ayo kita lakukan.”

“Kau pikir aku sejahat itu? Aku ini masih punya hati.” Adam mulai tersinggung dengan sindiran yang dilontarkan oleh Shino.

“Tapi hatimu tidak sinkron dengan ucapanmu,” gumam Shino pelan.

“Apa kau bilang?” Adam mengernyitkan alisnya.

“Ah tidak, mulutku ini diam saja dari tadi. Walaupun aku ini wanita yang memiliki perilaku buruk, aku masih memiliki sopan santun kepada orang yang baru kutemui.” Shino tersenyum dengan terpaksa, ia berusaha menyingkirkan ingatan soal pegawai baru yang dia marahi kemarin.

“Kau mau membayarku berapa?”

“Sebanyak yang kau mau.” Shino mengatakannya dengan jelas, walaupun sebenarnya ia terpaksa mengatakannya.

“Aku akan memikirkan nanti bayarannya”

“Lantas, mengapa kau tanya sekarang?” batin Shino, wanita itu dibuat kesal oleh pria di depannya saat ini.

“Sudahlah, cepat makanlah itu. Kau tidak tahu perjuanganku pergi ke laut untuk menangkap ikan saat cuaca panas seperti ini.”

“Aku tidak menyuruhmu,”

“Lalu, aku sebaiknya membiarkanmu mati kelaparan. Begitukah nona vampir?” Adam tersenyum sinis. Pria berambut hitam itu lelah meladeni tingkah laku Shino.

“Apa?! Kau jahat sekali menghinaku seperti itu. Aku ini sedang sakit!”

“Ya, kuakui kau sedang sakit. Fisik maupun otakmu.” gumam Adam pelan, tangannya mulai mengambil sesuap bubur untuk Shino.

“Apa?! Coba ucapkan sekali lagi!”

“Kubilang makanlah ini. Perutmu tidak akan kenyang dengan terus-terusan melahap angin begitu.” Adam menyuapkan bubur itu ke mulu wanita galak di depannya.

“Besok kita pergi dari pulau ini, segera kemasi barangmu,” Shino menelan suapan dari Adam dengan susah, lidahnya tidakbisa diajak kompromi saat ini.

“Baiklah, hanya satu tahun. Tepati janjimu.” Akhirnya Adam menerima tawaran Shino, tawaran yang perlahan akan mengubah takdirnya saat ini

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   79 - Putus?

    Berry tercengang ketika mendengar kalimat yang keluar dari mulut adiknya sendiri. Apa dia tidak salah dengar? Bocah SMA yang selama ini hanya menumpang tidur dan bermain game di rumahnya ternyata seorang pecandu?“Kau jangan asal bicara Jay, kau tahu dia seorang konglomerat. Jaga mulutmu jika kau ttak mau dipenjara mereka nanti.” sahur Berry berusaha tak percaya. Ia tidak mau asal memfitnah orang apalagi keluarga Jaekyung punya kuasa di negara ini.“Kau kira aku bicara tanpa bukti?!” sentak Jay sambil melotot pada kakaknya itu yang seolah-olah memandang dirinya penipu. Berry menoleh ke arah adiknya dan menatapnya tajam, “Jadi, apa kau punya buktinya? Tunjukkan padaku kalau begitu!” jawab Berry dengan nada menantang. Saat ini mereka diam di samping jalan, Berry menunggu jawaban Jay.Jay berpikir sejenak, selama ini ia tak mengambil bukti apapun dari Jaekyung. Dia hanya menebaknya saja.“Untuk buktinya ….” Jay menggigit jarinya bingung. Berry tak tahan dengan hal itu, ia hanya tertawa

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   78 - Berry Terkejut

    "Hah?" Pak Imura tercengang ketika mendengar kalimat yang keluar dari mulut bosnya barusan. Apa dia tidak salah dengar tadi? Tidak mungkin, dia selama ini selalu menjadi manajer departemen ini untuk waktu yang lama. Dan dia tak pernah menduga bahwa dia akan dipromosikan langsung oleh CEO perusahaan ini.Shino tersenyum miring, "Jika kau mau, kau harus menunjukkan bahwa dirimu lah yang mampu mengemban tugas ini. Jangan merendah, aku ingin melihatmu melawan mereka. Hubungi aku untuk berdiskusi soal ini."Shino keluar dengan diikuti Adam yang menahan senyumnya ketika melihat wajah Pak Imura yang kebingungan. Bu Dinan pun tak sadar jika ia telah menganga selama lebih dari 5 menit. Tidak ada hujan tiba-tiba ada berita seperti ini.Pak Imura terduduk lemas di kursi sofa, rasanya seperti sedang memenangkan sebuah lotre yang sudah diinginkannya sejak lama. Tangannya gemetar dan berkeringat, lidahnya terasa kelu, pikirannya kosong.Bagaimana jika keluarganya mendengar hal ini, mereka pasti aka

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   77 - Pernikahan Vivi

    Berry membuka aplikasi perekam dalam ponselnya, segera ia mendekatkan benda itu di balik lemari. Pak Kim dan Pak Jung duduk di sofa sambil berbincang mengenai pernikahan cucu mereka yang semakin dekat.“Tak lama lagi kita akan jadi besan pak,” ujar Pak Jung sambil tertawa pelan."Bagaimana? Apa kau sudah mengurus hal itu? Dia sebentar lagi akan keluar." tanya Pak Kim membuat Berry semakin penasaran dengan orang yang dimaksud Pak Kim."Kento sudah mengurusnya dengan baik, sebentar lagi Anda hanya duduk tenang menunggu cucu anda menggantikan." Pak Jung tersenyum miring, mereka berdua lalu keluar dari ruangan itu. Berry mengernyit lalu keluar dengan diam-diam.Dia kembali mendengarkan suara rekaman tadi dengan earphone, mengamati suara mereka berdua. Apa yang dimaksudnya? Siapa yang akan menggantikan Pak Kim? Seok Hoon?Apa dia akan dicalonkan untuk penggantian direktur nanti? Apa mereka sudah merencanakan ini sebelumnya?Berry kemudian mengirim file rekaman itu kepada Shino agar dia tah

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   76 - Bergerak

    Berry menggigit jarinya untuk menenangkan dirinya dari rasa berdebar yang sangat hebat. Saat ini, ia sedang menunggu pintu dibuka oleh Shino. Akar dari masalah ini mulai terlihat setelah ia nekat mengutak-atik laptop milik pacarnya, Jiho.Tak lama kemudian, pintu terbuka dan terlihat Adam dengan wajah dinginnya menyuruh Berry masuk ke dalam. Setelah Berry masuk, diliriknya keadaan luar memastikan tidak ada seorangpun yang melihat mereka."Berry, apa Jiho tahu hal ini?" tanya Shino memastikan."Sepertinya dia memang sedang memantau Jaekyung setiap harinya. Walaupun dia terlihat dingin dan tak peduli sekalipun, tetapi di laptopnya banyak video rekaman cctv aktivitas yang dilakukan Jaekyung." jelas Berry.Shino dan mengangguk bebarengan lalu mereka saling melirik satu sama lain. Sepertinya Berry akan dapat misi baru setelah ini. Mereka sudah tahu kinerja Berry yang cepat tanggap menangani masalah ini."Oke, sekarang aku memiliki misi baru untukmu. Singkirkan Jiho dan Jaekyung dari pikira

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   75 - Kenakalan Remaja

    "Nanti siang aku akan menjemputmu, kita harus fitting pakaian pengantin kita. Aku mau semunu harus selesai dalam dua hari ini." ucap Seok Hoon dengan tegas. Terlihat dari ekspresinya, ia tampak datar. Setelah kejadian itu, membuatnya menjadi lebih dingin dari biasanya. Dia menjadi lebih serius ketika bersama Vivi. "Baiklah," balas Vivi, ia menahan senyumnya agar tidak muncul di hadapan Seok Hoon. Walaupun Seok Hoon berubah, ia tetap senang karena Seok Hoon berhasil melupakan wanita itu. Mulai dari sekarang, ia akan berusaha membuat Seok Hoon yang dingin ini menjadi tergila-gila padanya. Sesampainya di depan rumah Seok Hoon, pria itu meminta Vivi memberhentikan mobilnya disana. "Pulanglah. Terima kasih sudah mengantarku." Seok Hoon keluar dari mobil meninggalkan Vivi. Di dalam mobil, Vivi berteriak kegirangan. Ia tak dapat mendeskripsikan perasaan senangnya kini. Di rumah Vivi, tampak Pak Jung duduk di ruang tamu. Pria tua itu tersentak ketika melihat Vivi datang secara terburu-bur

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   74 - Kebenaran Baru

    Shino telah selesai mengobati luka Adam, ia menutup kotak obat tersebut dan meletakkannya di meja. Shino menghela napas menatap pria itu dengan tajam, ia menunggu Adam mulai berbicara. Pria itu tertunduk berusaha menghindari kontak mata dengan Shino."Jelaskan, bagaimana ini bisa terjadi! Apa kalian berantem satu sama lain?" tanya Shino dengan cepat.Adam diam seribu bahasa dan tidak mau menatap Shino sama sekali. Ia tetap masih menundukkan kepalanya."Angkat kepalamu dan jawab pertanyaanku! Apa kau bisu?!" Shino mulai menaikkan suaranya.Pria itu kemudian menghela napas pelan lalu menatap Shino dengan tenang. Ia melihat sebuah guratan jelas di leher Shino, sepertinya wanita itu sangat marah kali ini."Maafkan aku, soal tadi mal—""Aku tidak sedang membicarakan hal itu!" bentak Shino sambil berusaha mengontrol wajahnya agar tidak goyah dan salting mengingat tadi malam."Benar, aku adu jotos dengan Seok Hoon. Dia yang lebih dulu memukulku dan memnacingku dengan kata-katanya yang menusu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status