Share

5 PEMBURU DUNIA BAWAH
5 PEMBURU DUNIA BAWAH
Penulis: Prunuserrulataa

PROLOG

SRAATTT

 Suara tebasan pedang tajam yang memotong lengan lawannya terdengar jelas karena keheningan di sekitarnya. Pemilik pedang itu kemudian menoleh ke belakang, mencari keberadaan keempat rekan satu timnya yang tiba-tiba menghilang.

 Benar-benar tempat misi yang berbahaya.

 GRRRR …

 Geraman dari makhluk itu terdengar setelah lengannya putus. Namun yang tidak terduga adalah regenerasi yang begitu cepat terjadi, lengannya kembali tumbuh dan tubuhnya menjadi dua kali lipat lebih besar. Helaan napas terdengar dari si pemilik pedang karena ya … sekuat apapun dirinya, melawan makhluk dunia bawah tidak pernah mudah.

 Pada akhirnya dia memilih berlari, mencari rekan-rekannya dan keluar dari goa ilusi yang diciptakan makhluk-makhluk pemakan jiwa itu. Pilihannya hanya ada dua; melarikan diri atau mati.

 DUM! DUK! DAM!

 Makhluk pemakan jiwa itu berjalan mengikutinya sampai-sampai stalaktit dan stalagmit yang ada di dalam goa hancur begitu saja karena tubuh besarnya. Meskipun begitu dia terus berlari, menelusuri sudut-sudut goa untuk mencari keberadaan teman-temannya.

 Hah … hah … hah …

 Meskipun kakinya sakit, dia sama sekali tidak memperlambat laju larinya. Pedangnya ia hunuskan ke setiap makhluk pemakan jiwa yang ditemui, menebas mereka dan kembali berlari. Sampai kemudian …

 “BRANDON!”

 Menabrakkan tubuhnya sendiri ke dinding goa untuk menghentikan laju larinya, dia sama sekali tidak mengeluh sakit dan langsung mencari sumber suara yang memanggil namanya dan dia melihatnya … di sana, di ujung goa—sekaligus jalan keluar dari ilusi yang memerangkapnya, terlihat sebuah api menyala-nyala dengan tiga tubuh terduduk penuh luka di dekatnya.

 “JANGAN DIAM SAJA! CEPAT LARI KE SINI!”

 Kelegaan memenuhi dada Brandon, dengan cepat dia berlari kea rah teman-temannya sebelum kemudian serangan bola-bola api dengan cepat melewati tubuhnya, membakar makhluk-makhluk pemakan jiwa yang mengikuti di belakangnya.

 Tangan yang dipenuhi api itu terulur padanya, lalu ketika Brandon menerimanya—meskipun dia harus menanggung rasa terbakar yang menyakitkan, dia akhirnya berhasil keluar dari goa ilusi itu dengan selamat dan kembali berkumpul bersama keempat teman-temannya.

 Goa ilusi itu lenyap begitu tidak ada lagi manusia yang terjebak di dalamnya. Selanjutnya hanya ada Brandon yang berlutut dan sibuk menanyakan kondisi ketiga temannya yang terluka tetapi mengabaikan luka bakar di tangannya sendiri.

 Gadis berambut merah dengan warna kekuningan di bagian ujungnya memadamkan api yang berkobar melingkupi seluruh tubuhnya dan berkata, “Sudah berapa kali kita hampir mati dalam misi? Kenapa kita harus mempertaruhkan nyawa untuk sesuatu yang tidak kita nikmati?”

 Terjadi keheningan selama beberapa saat sebelum kemudian Brandon, yang tertua sekaligus ketua tim mereka menjawab, “Jujur saja aku tidak tahu apakah aku menikmatinya atau tidak,” katanya. Dia kembali berdiri, memainkan pedangnya di udara, melemparnya ke arah semak-semak dan berhasil menumbangkan sosok makhluk pemakan jiwa yang bersembunyi di sana. Laki-laki itu kemudian menoleh kepada teman-temannya, tersenyum dan berkata, “Tetapi aku suka memburu mereka untuk menyelamatkan banyak manusia.”

 Perkenalkan, mereka adalah salah satu tim pemburu makhluk dunia bawah yang sudah dilatih keras—dalam artian … benar-benar melalui pelatihan fisik dan mental tanpa henti. Sebuah tim yang kurang berpengalaman sehingga selalu diremehkan sekaligus merupakan satu-satunya tim yang memiliki warrior paling langka: warrior api yang berkobar, Agnia Shiasara.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status