Share

BAB I

Suara sirine mobil ambulans dan mobil polisi memekakkan telinga pagi itu. Violet sudah bisa menebak apa yang terjadi di sekolahnya pagi ini.

"Ada yang bunuh lagi diri, tuh!"

"Hah? Lagi?"

"Iya. Kali ini yang bunuh diri itu si artis yang gagal tenar itu! Yang cewek kelas sebelas itu, lho!"

"Ya ampun!"

Mendengar percakapan yang terdengar di telinganya, Violet menghembuskan nafasnya pelan. Lagi-lagi ada yang bunuh diri.

Itu bukan kali pertamanya ada yang bunuh diri di sekolah ini, atau di gudang sekolah mereka lebih tepatnya. Ini mungkin sudah terjadi yang ke-13 kalinya semenjak Violet bersekolah disini. Dan Violet baru satu setengah tahun bersekolah disini. Bayangkan saja.

Awalnya Violet merasa takut dan meminta kedua orangtuanya untuk memindahkan dirinya ke sekolah yang lain. Tapi orangtuanya tidak mau dengan alasan yang tidak jelas. Yah, mau tidak mau Violet terpaksa bersekolah disini.

Violet tidak ingin menghiraukan itu dan berjalan cepat-cepat ke kelasnya. Di perjalanan kelas, gadis itu sering sekali disapa oleh orang yang dikenal maupun yang tidak dikenalnya.

Bukannya mau sombong, tapi Violet itu cukup terkenal di sekolahnya. Selain cantik, pintar, dia juga mudah bergaul.

Saat tiba di depan pintu kelasnya, senyum manisnya yang merekah sempurna tadi tiba-tiba lenyap karena melihat kelakuan absurd teman-temannya yang sudah rusuh pagi-pagi.

Ingin rasanya dia menjedotkan kepala ke dinding dan pura-pura amnesia tentang dialah ketua dari kelas bobrok ini. Seharusnya waktu itu dia menolak saja saat disuruh menjadi ketua kelas.

Violet mengambil nafas sedalam-dalamnya, lalu, "WOI! PENGHUNI NERAKA! DIEM LO SEMUA!!!"

Teriakan gadis itu menyebar ke seluruh ruangan, membuat orang-orang yang tengah ribut itu langsung terdiam.

Lalu tiba-tiba Bobi, si biang rusuh, nyeletuk membuat Violet semakin kesal. "Macam lo penghuni surga aja. Lo kan ratunya jahanam," lalu mereka kembali meributkan hal yang tidak penting.

Violet menghela nafas lelah, wajahnya dia tekuk seperti bebek buruk rupa. Dengan langkah tergesa-gesa dia menghampiri meja El-si wakil ketua kelas lembek-yang sedang membaca komik thriller di mejanya.

Digebraknya meja itu dengan kasar, membuat El mendongak malas.

Violet berdecak, "Lo jadi wakil lembek banget, sih! Itu dibawah lagi pada ada polisi. Mau kita dipanggil ke ruang guru lagi karena ribut banget? Diemin tuh makhluk jahanam!"

El membalasnya dengan decakan malas, lalu dia berdiri dan berjalan ke arah Bobi dan teman-temannya. Cowok tampan itu membisikkan sesuatu ke telinga Bobi membuat cowok itu tiba-tiba terdiam dan berkata 'bubar' pada teman-temannya.

Seketika kelas menjadi diam, hening, dan sepi.

El duduk dengan santai dan kembali membaca komiknya.

Violet akhirnya lega. Akhirnya kelas mereka diam juga, kalau mereka masih ribut pasti kelas ini akan didatangi kembali oleh guru dan yang pasti hukumannya akan lebih berat daripada yang kemarin.

"Gitu dong, El!" Ucap Violet semangat dan menepuk bahu cowok itu beberapa kali sebelum pergi ke mejanya.

Violet menyernyit kala mendapati teman sebangkunya, Anya, masih terus menatap El. Violet melirik El yang juga menatap ke arah meja mereka, lalu kembali melirik Anya. Kepalanya melirik ke arah El lalu ke arah Anya, begitu terus sampai tiba-tiba dia menggebrak mejanya sendiri membuat Anya kaget dan menatap ke arahnya.

"Apaan sih, Vi?" Anya melotot sambil mengelus-elus dadanya yang masih kaget.

Sementara Violet memasang wajah seriusnya, "Lo suka sama si El? Liat-liatan mulu lo berdua."

"Buk--"

"Atau lo berdua udah jadian?! Si An--pfftttt!!!"

Anya buru-buru membekap mulut Violet, takut ada yang dengar dan malah menjadi berita tidak benar. Setelah Violet mau diam, Anya menjauhkan tangannya sambil melotot marah.

"Bukan itu goblok!"

Violet terdiam sambil mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba memproses perkataan Anya, "Lah, terus ngapain liat-liatan kek di sinetron?"

Kini wajah Anya kembali serius. "Coba deh lo perhatiin. Dia ngeliat ke arah lo mulu," Violet sudah melotot ditempatnya tapi Anya kembali melanjutkan perkataannya, "Tapi tatapannya itu bukan tatapan orang yang lagi merhatiin orang yang dia suka."

Kernyitan halus muncul di dahi Violet. Gadis kembali menatap ke belakang-tempat dimana El duduk-dan mendapati El yang sudah sibuk dengan komiknya.

"Perasaan lo aja kali," ujar Violet sambil mengambil buku pelajarannya.

***

Suara sepatunya terdengar jelas saat Violet berjalan di koridor yang sepi itu.

Hanya ada beberapa murid yang masih tinggal di sekolah, yang Violet tebak karena ekskul. Violet sendiri masih di sekolah karena dia harus melaporkan keadaan kelas kepada sang wali kelas.

Wali kelasnya memang aneh. Disaat wali kelas yang lain akan datang ke kelas mereka untuk mengecek keadaan kelasnya sendiri atau memantau melalui group chat, ini malah menyuruh ketua dan wakil ketua kelas datang ke ruang guru untuk menemuinya dan melaporkan keadaan kelas setiap pulang sekolah. Belum lagi ceramahnya yang panjang lebar tentang keadaan kelas itu, kan bukan Violet yang salah sepenuhnya.

Violet mendengus kesal mengingat pertemuannya dengan wali kelasnya itu hari ini. Sudah dimarahi karena ketidakbecusannya dalam mengatur kelas lalu ditambah dengan menghilangnya El secara tiba-tiba.

Makin panjang kan ocehan bapak guru tercintanya itu.

Violet terus berjalan sambil mengentak-hentakkan kakinya, tanda dia sangat kesal. Sesekali memukul udara dengan tangan terkepal kuat.

Tapi diperjalanannya menuju halte bus, gadis itu terdiam dengan mata memicing di depan sebuah gang sepi yang jarang dilalui oleh orang-orang.

"Itu bukannya wakil ketua kelas?" Gumamnya sambil refleks bersembunyi di belakang tong sampah besar. Bau sih, tapi bisa ditahan demi memuaskan rasa penasaran.

Violet terus mengamati. Tidak begitu jelas sebenarnya apa yang El lakukan, tapi Violet yakin El tidak sendiri di sana. Karena sudah terlanjur penasaran Violet diam-diam menggeser tong sampah itu untuk maju tapi-

Braak!!!

Ow-ow dirinya tertangkap basah...

.....lalu semuanya menjadi gelap.

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
hayoloh, Vi!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status