Share

Menjadi Nyonya Besar

Setelah selesai mandi bersama, kini Liliana di ajak oleh sang suami untuk pulang ke rumah yang akan mereka tempati. Saat ini mereka bahkan masih berada di kamar Hotel, sekedar untuk sarapan saja bahkan mereka harus berada di dalam kamar. Karena tidak mau sampai ketahuan oleh orang lain. Baik oleh teman-teman Liliana atau bahkan oleh rekan bisnisnya Tuan Abraham Wicaksana.

Mereka berdua tidak mau sampai pernikahan mereka di ketahui oleh orang lain. Karena itu akan menjadi masalah yang sangat besar untuk Tuan Abraham sendiri ataupun untuk Liliana. Karena nama baik Tuan Abraham akan tercemar jika ketahuan bahwa beliau mempunya istri simpanan bahkan seorang gadis di bawah umur. Sebagai seorang pengusaha yang kaya raya, beliau juga akan segera menyalonkan diri untuk menjadi seorang mentri keuangan di Negara ini.

Karena itu nama baiknya harus tetap terjaga. Bukan cuma untuk Tuan Abraham, tetapi untuk Liliana sendiri. Gadis itu masih berstatus pelajar. Dan masih kelas sebelas di sebuah sekolah yang sangat terkenal. Di sana Liliana mendapatkan beasiswa. Karena jika tidak mendapatkan beasiswa maka Liliana takkan mungkin bisa bersekolah di sana. Ayah Liliana tak akan sanggup untuk membiayai biaya di sekolah elite tersebut.

Liliana harus terus bersekolah dan melanjutkan hidupnya. Dia harus menyembunyikan status barunya sebagai seorang istri. Dan menyimpan rapat-rapat rahasia itu. Agar semua rencananya berjalan dengan lancar. Semua sudah di kemas dengan rencana yang sangat matang. Kini bahkan untuk sekedar keluar dari kamar Hotel pun mereka tidak bisa keluar secara bersamaan.

"Baby Lian, sebentar lagi hendrata datang untuk menjemput kita berdua, kamu keluarlah terlebih dahulu bersama dengannya. Tunggu Papi di dalam mobil okay, nanti Papi akan segera datang setelah membayar biaya Hotel," kata Tuan Abraham dengan senyumnnya.

Liliana mengangguk dengan menorehkan senyum yang manis,"Baiklah Papi, Lian akan tunggu di mobil," sahut Liliana kepada sugar Daddy-nya itu.

Benar saja, tidak lama kemudian seseorang datang. Seorang pria tampan dengan postur tubuh yang sangat sempurna. Pria berkulit coklat dan memiliki tinggi sekitar 178cm, pria itu begitu tampan. Mengenakan setelan jas hitam dengan kacamata hitam pula. Liliana mengerutkan dahinya. Bertanya-tanya dalam hatinya. Siapa gerangan pria yang kini berada di dalam hadapannya?

"Masuklah hendra, ini Liliana istri mudaku, cepatlah ajak Lian ke mobil, dan tunggu aku di sana," kata Tuan Abraham kepada Hendrata, Pria itupun mengangguk tanpa senyum dan langsung mempersilahkan Nyonya mudanya untuk berjalan mengikuti dirinya. Dan Liliana kini berjalan mengikuti hendrata. Dan sampailah kini mereka di sebuah mobil yang sangat mewah. Sebuah mobil limusin milik Tuan Abraham wicaksana.

"Silahkan masuk Nyonya muda, tunggulah Tuan dengan santai," kata Hendrata kepada Nyonya muda itu. Liliana kini sudah resmi menjadi seorang Nyonya besar. Nyonya wicaksana. Karena itu hendrata memperlakukan Liliana dengan begitu hormat dan sopan.

"Terimakasih banyak," ucap Liliana sambil masuk ke dalam mobil tersebut.

Hendrata kini sudah berjaga didepan pintu mobi limusin itu. Takut boss besarnya datang. Karena itu hendrata enggan untuk masuk ke dalam mobil tersebut. Liliana yang kini sudah berada di dalam mobiln hanya bisa terpaku. Dia tidak percaya bisa naik mobil semewah itu. Mimpin pun dia enggan, apalagi untuk sekedar berandai-andai. Tetapi kini dia bukan sedang bermimpi, tetapi ini sebuah kenyataan.

Beberapa saat kemudian Tuan Abraham pun datang. Beliau langsung memerintahkan hendrata untuk mengemudi menuju ke rumah yang akan Liliana tempati setiap harinya. Di dalam perjalanan mereka hanya terdiam. Tidak ada sepatah katapun terucap. Dan pada akhirnya mobil itu berhenti di sebuah halaman rumah yang sangat besar.

Liliana tersentak, rumahnya begitu besar dan sangat mewah. Apa benar ini rumah yang telah menjadi maskawinnya? Atau mungkin ini adalah rumah utama Tuan Abraham. Banyak sekali pertanyaan di dalam benaknya. Tetapi tak mungkin dia kemuka kan begitu saja. Liliana hanya gadis kecil yang serba takut dan hanya bisa menurut saja kepada suaminya tersebut.

"Ayo Baby, kita sudah sampai di rumah, kita turun, welcome to our new home dear," kata Tuan Abraham kepada Liliana. Gadis kecil itu tersentak tatkala mendengar bahwa ini adalah rumah barunya, rumah yang akan mereka tempati bersama dan menjadi maskawin dalam pernikahannya.

"Papi, tapi ini sangat besar, aku akan takut tinggal sendirian," kata Liliana sambil menatap ke seluruh rumah. Liliana tak percaya ini adalah rumahnya. Rumah yang sangat megah, sudah seperti istana saja. Halaman yang begitu luas dan telah teratat begitu rapih, ada kebun bunga di sebelah kanan rumah, sehingga Liliana akan bebas memandangi keidahan bunga tersebut dari balkon lantai dua rumahnya.

"Ayo masuk Baby," Tuan Abraham menggandeng tangan sang istri dengan lembut, dan kini mereka sudah sampai di pintu rumah. Mereka segera di sambut oleh seorang pelayan wanita paruh baya, dengan usia sekitar seumuran dengan Tuan Abraham.

Liliana menelan saliva tatkala dia masuk dan melihat kemegahan interior rumah tersebut. Sungguh seperti di dalam negeri dongeng saja, semua yang dia lihat di sebuah televisi kini sudah Liliana miliki. Gadis itu terdiam tak percaya. Benarkah ini rumahnya? Tetapi ini bukanlah sebuah mimpi, ini adalah kenyataan dalam hidupnya.

"Duduklah di samping Papi Baby, Papi mau menjelaskan sesuatu kepadamu."

Liliana mengangguk dan ia pun segera duduk di samping sang suami.

"Bibi nah, panggilkan semua orang yang ada di sini!"

"Baik Tuan besar," bibi nah lalu pergi untuk memanggil semua orang yang ada disana. Dan beberapa saat kemudian semua orang sudah berkumpul di depan tuan Abraham dan Liliana.

"Dengarkan semuanya, ini adalah istri muda saya, kalian harus melayani Nyonya muda kalian dengan sepenuh hati, saya sudah mempercayai kesetiaan kalian semua, maka jangan sampai Liliana merasa tidak nyaman, ini adalah rumah maskawin pernikahan kami, ini rumah Liliana, bukan rumah saya. Saya akan datang seminggu satu kali atau seminggu dua kali untuk menginap di sini, dan jika sampai terdengar Liliana mengeluhkan salah satu dari kalian, maka kalian tidak ada ampun, jika ada yang tanya status Liliana, kepada siapapun itu, katakan bahwa Liliana keponakanku," bagaimana kalian mengerti?" tutur Tuan Abraham kepada semua pekerjanya.

"Baik Tuan kami mengerti," kata mereka secara serempak.

"Baby, Papi perkenalkan, mereka adalah orang kepercayaan Papi, dia adalah hendrata bodyguard kamu, itu bi nah, yang akan membantu memasak di dapur, itu adalah Joni tukang kebun, dan itu ani anaknya bi nah yang akan membantu bersihkan rumah ini, di luar pun ada beberapa satpam, jadi kamu tidak sendirian tinggal di sini selama Papi tidak ada," ungkap Tuan Abraham kepada istri mudanya. Dan lilian pun hanya bisa mengngguk saja.

Mereka pun akhirnya bubar. Liliana kini sudah di gendong menuju ke kamar utama, gadis kecil itu hanya bisa diam ketakutan, dia takut menghadapi suaminya di atas tempat tidur. Gadis mana yang mau berhubungan dengan pria yang seumuran dengan ayahnya?

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status