Share

bab 12. Rencana Menculik

"Buk! Mam pus. Kiamat ini!" seru Larsono sambil mengusap keringatnya yang mulai berjatuhan sebesar biji jagung.

"Kenapa? Semua baik-baik saja kan?" tanya ibunya khawatir.

"Temanku tidak mau mengurusi masalah ini."

Larsono menatap lemah ke arah ibunya.

"Ada apa?" tanya Titin mendekat.

Larsono hanya terdiam tapi dia memberikan surat dari pengadilan yang dibawanya.

"Apa? Tidak mungkin! Mas, kita harus melawan kan?" tanya Titin. Wajahnya yang penuh make up, pias.

"Ya. Tentu saja kita harus melawan. Tapi bagaimana caranya kalau pengacaraku saja tidak mau membantu?"

Titin terdiam sejenak. "Kalau begitu biar aku yang ke rumah Mbak Naimah nanti!" cetus Titin mantap.

"Emang kamu mau ngapain di rumah kakak kamu?"

"Mas lihat saja nanti. Yang jelas, sekarang kita harus melanjutkan rencana pernikahan ini."

"Ya dong. Ini kan kita sedang menunggu tamu yang diundang dan kedatangan penghulunya."

"Tapi kenapa mereka nggak datang-datang sih, Mas? Apa mereka tidak mau datang di acara ini?" tanya T
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status