Share

ADIKKU YANG BERNAMA EVE, JADIKAN AKU SEBAGAI MATA KE DUAMU
ADIKKU YANG BERNAMA EVE, JADIKAN AKU SEBAGAI MATA KE DUAMU
Penulis: HANA PUSPARINI

ANNE DITEMANI EVE

"Eve, sudahlah. Kamu punya penyakit jantung. Sihirmu disimpan saja," ucap wanita muda yang berusia 20 tahun. dia terbaring di sebuah kasur yang berbentuk segi empat dan terbuat dari kapas dengan ukuran tebal. Wanita yang bernama Eve, memakai baju medis dan tengah menemani Anne. Anne tertidur karena kakinya mengecil akibat kutukan dan lahir tidak bisa bergerak.

 

"Kakakku, Kamu adalah putri mahkota. Aku ingin menemani kamu. Kamu selalu kesepian." Eve meraba-raba tumor sang kakak dengan mana berwarna biru yang tersimpan di tangan, kemudian dia mengambil sebotol obat salep.

 

"Anne ... aku tidak mau ... kamu ... sakit ...," ucap Anne dengan tidak jelas. Wanita itu tengah terbata-bata, sihir dalam raganya tengah membuat tumor di dalam rahim. Di saat Eve sedang menemani dan berusaha supaya saudara kembarnya sehat, wanita yang tengah ditemani Eve tiba-tiba kejang karena penyakit kutukan mulai mengeluarkan racun.

Saat mereka sedang di kamar, salju di dunia sihir turun sangat lebat. Eve kemudian mengambilnya dengan mengadah tangan untuk membuat salju berada di tangannya, kemudian Eve masukkan ke kain dan mengompres.

 

"Eve, mengapa kakakmu?" tanya sang ibu yang datang dengan baju ala Eropa. 

"Eve, kamu harus istirahat. Besok tabib akan datang. Jika kakak dan kamu sakit. Siapa yang menjaga batu suci?" tanya sang ibu dengan pertanyaan yang tak pantas dijawab.

 

Ratu kemudian memeriksa putri pertamanya. dia kemudian mengambil tongkat sihir yang terbuat dari kayu pohon pinus dan yang dicampuri minyak almon.

 

Eve, aku sebagai kakakmu akan membuat kamu sukses di dunia sihir. Aku tahu ada bangsawan sihir yang menentang lahirnya kita karena dianggap kutukan bagi penyihir. Namun, semua ini karena ulah penyihir hitam. Anne yang membatin kemudian menghela napas sebentar.

 

"Anne, ibu tahu kamu cemas dengan Eve. Eve pasti melalui ujian sihir dengan sukses," ucap wanita yang memakai mahkota. Wanita itu membajakan mantra-mantra. Rambut ratu tergurai dan berwanra pirang. Pupil matanya berwarna hijau emerlad dan bunga yang disukai ratu adalah bunga mawar. Sesuai yang dipakai di baju kekaisaran penyihir putih, terlihat mawar merah dan putih di raga ratu.Ratu juga bertato mawar sebagai simbul penyihir mawar dari bangsawan kelas atas untuk menunjukkan lambang kerajaan.

 

Sebagai bangsawan penyihir putih dari kelas penyihir mawar. Ratu juga bisa mengobati, sama seperti Eve. Saat ini, ratu sedang mengeluarkan racun di tubuh Anne.

 

Terdapat berbagai perlengkapan dapur, piring, gelas yang terbuat dari pecah belah tertata rapi. Seorang dayang mata-mata sedang berdiskusi dengan penyihir hitam.

 

"Kamu kasih ini ke Putri Anne, ini akan menjadi kemenangan buat kita supaya Nyona Resta sang penyihir hitam bisa menikah dengan raja penyihir putih," ucap seorang wanita yang memakai topeng dan tato kala jengking.

 "Tetapi, saya tidak mau membuat kekacauan. Bagaimana saya bisa menaruh racun ini?" tanya dayang bernama Marila. Marila adalah keturunan penyihir dan manusia. Dia selalu membawa makanan herbal. Dan sekarang, Marila bertugas untuk membawa herbal ke ruang putri mahkota. Untung saja, di dalam kamar putri mahkota dan Putri Eve sudah dibuatkan bantal mimpi dari penyihir putih.

 

"Baiklah Nona Adela, saya akan memasukkannya."

 

Eve masih menemani Anne, sang ibu sudah mengobati Anne dan Eve.

 

"Ibu pergi dahulu untuk rapat. Karena perang kerajaan di dunia manusia segera dimulai dan ayah harus mengawal pertempuran."

 

Wanita yang bertato mawar itu berjalan ke luar dan meninggalkan Eve. Eve sungguh cemas ketika menemani sang kakak, karena kakaknya sedang sakit keras, sementara itu Eve juga sakit keras. Setiap kali Eve merasa kesulitan berjalan karena tidak bisa melihat, Anne selalu menjadi penghibur dan menemaninya. Sekarang, Annelah yang ditemani Eve. Karena Anne adalah kembaran Eve yang selalu baik hati.

 

Kakak, aku tahu betapa besar pengorbanan kamu kepadaku. Aku tidak bisa menjagamu dan melindungimu. Karena setiap kali aku sibuk, kakak juga sibuk. Eve selalu berbicara dalam hati setiap dia merasa bahagia dan sedih. Eve yang menemani Anne tidur di kasur bersama-sama. Mereka satu sama lain saling melengkapi.

Saat Anne sedang menulis surat,  sang adik bernama Eve selalu membantunya, bahkan Eve sering membuatkan obat dari resep sihir untuk Anne. Terkadang tumor yang diderita oleh Anne sering kambuh, sehingga Anne kesulitan dalam menulis surat. Bahkan pendarahan sering terjadi, Anne yang menemani Eve juga tidak bisa menangis. Semua ini Eve lakukan karena Anne terlalu memaksakan diri, Eve jadi cemas dan tidak bisa meninggalkan sang kakak. apalagi Eve sering sakit.

Karena istana sihir putih sering diserang, Eve juga sempat menemani sang kakak. Karena Anne sering diracuni dan bahkan banyak penyusup yang masuk ke kamar Anne untuk menculiknya.

" Ibu sudah pergi, kamu harusnya pergi juga Eve."

"Aku tidak mau kakak terluka lagi. Kakak sudah sering sakit-sakitan dan bahkan tidak memberiku kabar."

"Kamu ini, ada jadwal malah menemaniku. Apa tidak ada masalah di sekolah sihir?"

"Eve takut kakak sering kesakitan. Eve tidak mau kakak koma lagi. Eve berhutang budia pada kakak. Jadi Eve ingin kakak sembuh, biarlah Eve yang menemani kakak."

Anne merasa bersyukur, sang adik menemaninya. Padahal Anne tidak minta Eve menemaninya tidur karena jadwal Eve yang padat. 

 

Anne sebenarnya tidak mau Eve membalas budi, Anne hanya ingin menjadi mata sang adik. Untuk mengungkap kejahatan, Anne harus berusaha keras melindungi Eve. Namun, Eve tidak mau meninggalkan sang kakak.

 

"Eve, kamu adalah adikku. Terima kasih sudah menemaniku. Aku tahu kamu sekarang. lagi sibuk."

 

Namun, Anne tiba-tiba kejang dan badannya panas. Eve yang menemani sang kakak kemudian mencari obat. dia tidak mau kakaknya tambah parah. Eve mencari di laci, namun tidak ada satu obat pun yang tersedia. Kemudian Eve mengeluarkan sihir dan menenangkan Anne. Penyakit Anne tiba-tiba kambuh, padahala ibu sudah meringankan rasa sakit. 

 

Pikiran Eve bercampur, melihat Anne yang sakit dan dia menemani namun tidak bisa menyembuhkan. Sihir kutukan memang jahat sekali, sampai-sampai dua wanita di kamar sulit mengontrol sihirnya.

"Eve, kakak merasakan ada penyusup kamu pergilah. Kamu tidak usah menemani kakak."

 

"Aku akan menolong kakak apa pun yang terjadi."

 

Eve menggunakan kekuatan sihir, kemudian dia mendengar suara dayang yang melewati kamar Anne.  

 

"Kak, untuk saat ini aman. Kakak tidurlah. Kakak masih sakit. Aku akan menemani kakak, jadi tidak perlu cemas."

 

"Kalau saja aku bisa mengobati matamu. Mungkin situasinya tidak akan seperti ini. Kita sama-sama sedang kritis, ibu pasti cemas."

Kakak jangan mencemaskan aku, aku di sini memang berniat untuk menjaga kakak sampai aman dan tidak ada yang terluka oleh penyihiri jahat. Jika aku terluka, itu sudah takdirku. Karena kakak selamat, aku juga merasa senang. Meskipun aku akan menyerahkan nyawaku demi kakak. Kakak sudah menjadi penolongku saat sedang jalan di dunia manusia. Pikir Eve dalam hati 

 

“Nona Eve dan Anne, saya datang untuk membawakan makanan?”

Anne kemudian menggelengkan kepala, saat itu juga Eve bilang. Namun perkataannya sudah tidak bisa keluar, saat seorang dayang mata-mata membawakan.

“Aku sudah tahu, kamu ke sini membawa makanan.”

Saat itu Eve kemudian mengeluarkan tongkat dengan pandangan yang gelap, dia kemudian mengucapkan mantra dan saat itu juga Anne membantu Eve.

“Kurang ajar kamu,” bentak dayang. Kemudian Eve membaca mantra, kemudian teriakan ke dua dayang mata-mata terdengar lagi. “Tidak!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status