Share

4. KEPERGOK SELINGKUH

   Kemeja berwarna putih dan rok hitam pendek serta pakaian dalam perempuan berada di atas lantai. Semua barang barang iu terlihat berantakan. Seolah seperti sengaja di lempar di atas lantai keramik berwarna putih itu.

   Kedua mata Bella mendadak terbuka lebar. Hatinya berdegup kencang. Pikirannya benar benar kacau. Segera saja ia melangkahkan kaki ke kamar Bara. Terdengar suara wanita yang manja. Tangan Bella langsung saja membuka pintu itu dengan cepat. Tak di sangka pemandangan mencengangkan telah ada di depan mata.

   Bara dan Arum dengan mata panik mereka melihat kedatangan Bella. Mereka berdua  berselimut di atas ranjang.

   "Keluar kamu dari sini!" teriak Bella dengan suara serak. Air matanya tak terbendung. 

   Bara dan Arum saling memandang dengan panik. 

   "Keluar kamu dari sini pelakor!" Bella mengarahkan jari telunjuknya ke Arum yang masih menutupi tubuh dengan selimut.

   Wajah Arum menampakkan wajah kesal. Ia seakan tidak perduli dengan makian Bella. Namun setelah di bujuk dengan halus oleh Bara. Akhirnya Arum mau untuk pergi dari rumah milik Bara dan Bella.

   "Ingat ya, Mas. Kita belum selesai," bisik Arum dengan jelas tepat di telinga sang kekasih.

   Wanita tidak tahu diri itu pergi dengan pakai kemeja putih di balut jaket berwarna navy dan rok pendek hitam. 

   Kedua mata Bella menyoroti tajam punggung Arum yang mulai menjauh. Bella benar benar membenci perempuan murahan itu. Perempuan yang berhasil membuat dirinya terluka parah. Bella merasakan sakit yang begitu sakit di dalam hatinya.

   Kini Bella mulai menghampiri suaminya dengan geram.

   "Sekarang semuanya udah jelas. Kamu bohong sama aku. Kamu bilang Arum cuma temen kamu tapi nyatanya Arum bahkan tidur di kamar sama kamu. Kamu gila ya, Mas?" 

   "Maafin aku Bella. Aku janji nggak akan ngelakuin itu lagi. Kita berdua belum sampai ke arah itu. Kita berdua cuma bermesraan aja," jelas Bara membela diri.

   "Aku nggak perduli itu, Mas. Satu hal yang pasti. Kamu udah selingkuh dari aku dan aku nggak akan maafin kamu. Aku mau semuanya berakhir. Biar aku yang pergi. Kamu sama Arum aja. Aku udah sakit, Mas. Sakit!" ucap Bella dengan berlinang air mata sambil menunjuk-nunjuk dadanya sendiri.

   "Bella, kamu jangan gitu Bella. Aku nggak mungkin pisah sama kamu. kasihan Mamaku," kata Bara dengan wajah frustasi. Pria berambut cepak itu memagangi keningnya.

   "Kalau gitu kamu pilih, Mas. kamu pilih Arum atau aku?" tanya Bella dengan suara bergetar.

   Bara tampak bingung dengan melihat ke segala arah. Matanya seakan mencari pertolongan. Jawaban apa yang akan ia berikan kepada Bella. Ia sangat mencintai Arum sang janda muda. Namun, ia tentu sangat menyayangi sang Mama. Kalau dirinya berpisah dengan Bella. Hal itu akan membuat mama sangat sedih dan pasti penyakitnya akan kambuh. Bara tidak akan melakukan hal bodoh itu.

   "Nggak bisa jawab kamu, Mas?" tanya Bella dengan tegas.

   "Bu-bukan seperti itu Bella. Kita bisa bicarakan ini baik-baik," kata Bara dengan wajah seakan memelas di depan sang istri.

   "Bicara baik-baik seperti apa yang kamu mau, Mas?" tanya Bella merasa sangat murka di dalam hatinya.

   "Ya aku nggak bisa ninggalin Arum. Aku cinta sama dia. Aku juga nggak bisa pisah sama kamu. Karena aku sayang sama Mamaku. Aku takut Mama akan kambuh," jelas Bara lalu tertunduk.

   "Egois banget kamu ini."

   Bella segera pergi dari hadapan suaminya. Hatinya remuk saat sang suami mengatakan kalau dia mencintai wanita lain. Apalagi yang bisa dipertahankan dalam pernikahannya sekarang ini. Ia sudah sangat kecewa dengan cinta palsu sang suami.

   "Bella, kamu mau ke mana?" tanya Bara melihat wanita berkerudung panjang dengan gamis abaya itu memasukkan baju ke dalam koper. 

   "Nggak usah perduli sama aku. Sudah jelas kamu lebih memilih wanita itu dibanding aku," kata Bella dengan hati yang remuk. Ia langsung saja buru-buru pergi dari rumah. Kini kakinya sudah keluar dari pintu rumah.

   "Bella!" panggil Bara dengan suara tinggi. Tapi sayang, sang istri sudah jauh di sana. Motor matic warna putih itu sudah melaju.

   "Sial!" Bara menendang pintu dengan keras. 

   Sementara Bella sudah sangat sakit hati. Ia menangis di jalan yang ramai itu. Hanya motor dan koper kecilnya yang tahu betapa ia sudah sangat banyak mengeluarkan air mata. Kaca helm Bella menutupi semua wajahnya. Ia menangis dalam ruang kecil itu. Beberapa kali ia menyeka air mata namun takkan bisa membuat tetesan hangat itu berhenti.

   Hati Bella sudah benar benar hancur lebur. Suami yang selama ini menemaninya dalam lima tahun ini ternyata selingkuh di depan kedua matanya sendiri. Sementara Bara terlihat panik di dalam kamarnya. Ia duduk di atas ranjang namun wajahnya menampakkan kegelisahan. Bagaimana jika Bella sang istri benar benar akan meminta cerai kepadanya. Bara takut terjadi hal buruk dengan mamahnya.

   Suara ponsel berbunyi nyaring menyanyikan lagu barat kesukaannya.  lagu dari band paramore. Langsung saja tangannya mengambil ponsel yang ada di meja lampu. Di lihatnya ada nama mamahnya di layar ponselnya. Wajahnya terlihat kebingungan.

   "Aduh! kenapa disituasi seperti ini Mama harus nelpon segala," ucapnya sambil memegang keningnya. Namun pria berwajah tampan dan putih ini berusaha menarik nafas dengan tenang. Ia berharap mamah tidak tahu kejadian yang menimpanya.

   "Halo, Bara?" panggil sang mama dengan lembut.

   "Halo, Mah. Gimana kabarnya?" tanya Bara dengan suara ramah yang di buat-buat.

   "Kabar mama baik sayang. Mama nelpon Bella kenapa nggak di angkat yah?"

   "Oh mungkin Bella lagi sibuk, Mah."

   "Mama nelpon ke nomor toko roti, katanya dia nggak ada di sana." 

   "Oh iya, tadi Bella bilang katanya dia mau ke mall beli sesuatu. Kalau nggak salah dia mau beli make up yang udah habis,” jawab Bara dengan asal. Ia berharap Mamanya tidak akan curiga dengan apa yang di katakannya.

   "Oh begitu, Mama cuma mau bilang kalau nanti dua hari lagi Mama mau ke rumahmu. Mama kangen sama kalian berdua," kata Sang Mama dengan suara terdengar antusias.

   "Mampus!” bisik Bara dengan cepat.

   "Apa, Bar?" tanya Mama.

   "Oh nggak, tadi ada tikus lewat di pojokan. Oh Mama mau ke sini ya? Wah! Nggak sabar ketemu Mama. Bara juga kangen sama Mama," ucap Bara dengan suara senang.

   "Ah, kamu pasti bohong Bara." 

   "Nggak kok, Mah Bara kangen banget sama Mamah."

   “Ya sudah, kalau begitu nanti Mamah mau nginep seminggu. Bolehkan, Bar?" tanya Mamah sangat bahagia.

   "Iya, Mah pasti boleh."

   "Oh ya, gimana kabar kamu sama Bella? baik baik saja kan?" 

   "Ba-baik kok, Mah."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status