Share

Aku hamil?

Aвтор: RENA ARIANA
last update Последнее обновление: 2022-10-04 10:31:10

"Rini, aku tanya sekali lagi. Maukah kamu menjadi istriku?" ucap Reno kepadaku saat aku sedang menyiapkan masakan di dapur untuk segera disiapkan di meja makan bagi para majikanku pagi itu termasuk Reno

Aku terdiam, gak tahu 

mau jawab apa. Sehingga aku pura-pura menyibukkan diri dengan urusan dapur yang sebenarnya sudah selesai.

Reno masih saja menungguiku duduk di depan meja makan saat aku sedang membereskan perlengkapan dapur, mungkin menunggu jawabanku.

"Reno, hari ini temani mama di rumah sakit, yah! Papa mau istirahat di rumah. Badan papa panas dingin, mungkin kelamaan di rumah sakit jadi terserang virus di sana," ucap Pak Pramono tiba-tiba saja muncul dari luar.

"Baik, Pa," jawab Reno, sambil beranjak dari tempat duduknya di ruang makan dekat dapur. Ia melemparkan pandangannya kepadaku sekilas dengan seulas senyum.

Lega, rasanya. Sebab aku saat itu masih bingung harus jawab apa. Jika aku menerima Reno. Apa kata pak Pramono? Sebab ia sudah mengetahui kelakuanku yang mau saja melayani nafsu bejatnya.

Aku harus segera cari jalan keluar, harus!!

Apakah aku pergi saja dari sini dan tinggal di rumah pemberian pak Pramono? Namun, kalau aku tinggal di sana tentu aku seperti wanita simpanan pak Pramono. Bingung!

Ketika Reno sudah pergi menuju rumah sakit. Tiba-tiba pak Pramono sudah rapat di belakangku yang sedang menghadap kitchen set. Tangannya melingkar di pinggangku.

"Aku bau bawang loh, Pak!" ucapku setengah menolak. Pak Pramono seolah tidak perduli.

Ia membalikkan tubuhku agar berhadapan dengannya. 

Aku mulai terlena mendapatkan serangan beruntun. Tanpa memperdulikan aku mau atau tidak.

Perlahan ia memapahku lalu menggendongku seperti anak kecil menuju peraduan di kamar pribadinya.

Hingga ia membuaiku di peraduan menggantikan posisi Bu Rosalinda yang sedang sakit.

*****

"Rini, besok pagi aku akan mengajakmu ke dokter kandungan. Kamu harus memeriksa keadaan perutmu. Aku perhatikan kamu sering muntah-muntah sekarang," ucap pak Pramono.

"Iya, pak," ucapku malu-malu sambil tersenyum antara bahagia dan dilema. 

Ternyata pak Pramono cuma pura-pura sakit biar gantian dengan Reno menunggui istrinya di rumah sakit. Yah! Itu hanya alasan dia.

***

Pagi itu, kami berangkat mencari dokter kandungan seperti yang disarankan pak Pramono.

Sebelum ke dokter kandungan, kami mampir ke rumah baru yang pak Pramono berikan kepadaku. Rumahnya di pinggiran ibukota. Namun, termasuk perumahan elit dan harganya pasti di atas satu milyar. 

Busyet! Aku bisa juga memiliki rumah dengan harga satu milyar! Apakah ini mimpi? Kucubit tanganku, sakit! Ini nyata!

"Ini simpan baik-baik sertifikatnya. Kapanpun kamu bisa tinggal di rumah ini. Bahkan jika mau, detik ini juga kamu bisa tinggal di sini. Lihat semua perabot dan perlengkapan rumah sudah lengkap, kamu tinggal menempati saja," ucap Pak Pramono sambil menunjukkan seisi rumah yang memang sudah lengkap dengan perabotan serba wah! 

Di garasi terlihat sudah terparkir mobil sedan city merah terang keluaran terbaru, warnanya masih kinclong, joknya masih berbalut plastik. Ketika di nyalakan suaranya masih sangat lembut.

"Ini mobil buat kamu, atas nama kamu. Kapan kamu mau pakai. Pakailah. Ini kuncinya dan surat-suratnya," jelas pak Pramono sambil menyerahkan kunci dan surat-suratnya. Kemudian ia mengecup keningku dengan mesra.

Oh, selain rumah mewah, akhirnya kesampaian juga punya mobil. Busyet! Serasa baru dapat undian aku waktu itu.

Namun, bagaimana dengan cintaku kepada Reno? Duh! Dilema aku!

"Iya pak, terima kasih banyak, Bapak begitu baik terhadapku," ucapku dengan isi hati tak karuan bahagianya. Karena aku tidak bakalan terlunta-lunta lagi di jalanan ibu kota jika aku tidak bekerja lagi karena sudah memiliki rumah dan mobil atas namaku.

Uang pemberian pak Pramono selama ini juga sudah terkumpul banyak karena aku tidak mempergunakannya untuk jajan dan foya-foya. Paling buat ngirimin emak jika butuh uang. Uang tabungan itu rencananya mau buat modal  usaha impianku. Yakni membuka sebuah toko sembako.

Kunci rumah dan mobil, seluruhnya diberikan kepadaku, sebagai tanda bahwa aku pemilik sah rumah dan mobil saat itu, bukan pak Pramono lagi meski ia yang membelikannya. Sebab semua atas namaku dan surat-suratnya juga sudah ada padaku.

"***

Pak Pramono meluncurkan mobil yang di kendarainya menuju praktek dokter kandungan di sekitar wilayah tersebut.

"Selamat, istri bapak positif hamil, sudah berjalan dua bulan." ucap dokter tersebut setelah memeriksa kandunganku. Sontak pak Pramono tersenyum bahagia sambil memandang wajahku dengan wajah berbinar-binar.

Istri? Kapan aku jadi istri pak Pramono? Hamil? Bagaimana aku menjelaskan kepada keluarga dan mas Reno? Pikiranku berkecamuk saat itu juga meski aku tutupi dengan senyuman untuk menghilangkan kecurigaan pak Pramono kalau aku sedang gundah gulana.

Keluar dari rumah praktek dokter kandungan, dengan perasaan yang tidak karuan aku mengikuti saja ke arah mana pak Pramono mengarahkan kendaraannya.

Hingga akhirnya aku tersadar dari lamunanku jika aku sudah berada di areal parkir sebuah supermall.

"Ayo turun Rini! Kita belanja baju hamil dulu buatmu sekaligus baju bayi dan perlengkapannya, nanti ditaruh di rumahmu, ok," ucap pak Pramono ketika sudah sampai diparkiran mall. Ia mengajakku memborong baju hamil dan perlengkapan bayi seolah aku adalah istrinya. Ooh! Amazing. 

Meski aku bukan istrinya, tapi pak Pramono sungguh laki-laki yang sangat bertanggung jawab. Sungguh, suami idaman jika dia bukan suami orang! 

Akhirnya kami masuk ke dalam Mall menuju lantai khusus berbagai pakaian. Di saat kami sedang memilih-milih baju hamil. Tiba-tiba aku melihat seorang pemuda yang tidak asing bagiku. Siapa lagi kalau bukan Reno. Ia terlihat sedang berjalan di tengah lalu lalang orang jalan-jalan di mall.

Tunggu-tunggu, bukankah ia harusnya di rumah sakit menunggui mamanya? Kenapa bisa ada di sini, ngapain dia? Ah! Gawat ini! Jika sampai ia tahu keberadaanku dengan pak Pramono, habis aku ini!

Apa yang harus kulakukan sekarang? Bagaimana jika ia mengetahui aku dan pak Pramono sedang belanja baju hamil?

Mataku terus jelalatan sambil berharap Reno sudah keluar dari Mall. Aku tidak konsentrasi hingga akhirnya semua model dan warna pakaian, semua atas pilihan pak Pramono. Tugasku hanya mengangguk dan bilang iya sambil mengucapkan terima kasih berhias senyuman manis yang sudah manis dari sononya.

Setelah selesai berbelanja, aku akhirnya keluar toko. Lega rasanya ... tidak berpapasan dengan Reno. Bisa perang dunia jika ia tahu hubungan gelapku dengan ayahnya.

Lantai demi lantai kami lalui dengan aman. Sampai di lantai bawah, kembali jantungku berdegup kencang. Sebab sosok Reno masih di mall ini! Ia sedang berbicara dengan seseorang yang tampaknya seperti seorang rekan pebisnis. Duh! Bagaimana ini?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Комментарии (1)
goodnovel comment avatar
Silvi Andriani
Yahhhhhhhh
ПРОСМОТР ВСЕХ КОММЕНТАРИЕВ

Latest chapter

  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   BAB 63

    Bab 63POV DONA"Dona, hari ini Papa mau ngajak kamu ke rumah Pak Heryawan," ucap papa pagi itu."Siapa pak Heryawan, Pa?" tanyaku."Papanya Reyhan, papa mau memperkenalkan kamu dengan mereka. Sebelum kamu mendekati Reyhan kamu harus mendekati orang tuanya dulu terutama mamanya ibu Mardiyanti," ucap Papa."Wah, ide bagus tuh, Pa," ucapku."Tenang, nanti papa yang bicara. Kamu cukup diam saja. Kamu harus menunjukkan pribadi kamu yang kalem, baik dan sopan," ucap Papa."Siap Pa, ucapku bergembira.Bagus! Aku harus bisa mengambil hatinya Bu Mardiyanti. "Nanti kita berangkat agak selepas siang jadi sampai Bandung sudah menjelang malam biar kita menginap dirumahnya. Saat menginap itulah. Kamu tunjukkan bahwa kamu calon menantu idaman," ucap Papa."Soal itu gampang, Pa," ucapku."Bagus, ya sudah kamu siap-siap sana, dandan yang cantik agar orang tua Reyhan terkesima dengan calon menantunya," ucap Papa penuh semangat.Sore itu kami akhirnya melajukan mobil ke Bandung. Memang Reyhan asli p

  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Bab 62

    Bab 62"Mas, tidur di kamar ini yah sama Andika. Rini biar tidur sama Rena, Maafkan, Mas, jika rumah Rini seperti ini. Jauh berbeda dengan rumah mas," ucapku ketika mengantarkan mas Reyhan yang membopong Andika ke dalam kamar setelah terlihat tertidur di pangkuanku. Mungkin kelelahan."Tidak, apa-apa, loh, Dek. Mas bahagia tak terkira akhirnya kamu mau memperkenalkan Mas kepada keluargamu," ucap Mas Reyhan setelah membaringkan Andika."Terima kasih banyak, Mas," ucapku."Loh, terima kasih buat apaan. Justru mas yang terima kasih bisa bertemu dengan ibu dan adik kamu," ucap Mas Reyhan."Iya, Mas, kalau begitu, Mas istirahat jika sudah cape. Rini mau ngobrol dulu dengan Biyung dan Rena. Kangen banget sama mereka, Mas," ucapku."Ya, sudah, tapi kamu perlu istirahat juga. Yah," ucap Mas Reyhan."Iya, Mas, Rini tinggal dulu, Mas," ucapku."Iya, Dek," ucap Mas Reyhan. Aku kemudian meninggalkan Mas Reyhan dalam kamar Rena. Sedangkan aku ngobrol di kamar Biyung bersama Rena. Kami tidur berti

  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Bab 61

    Bab 61Apa? Dia ....? Dia ada di sini?Gawat! Bisa kacau!Bergegas aku menuju kamar atas dimana aku tinggal.Wah, aku dikamar saja lah dari pada panjang urusanya jika ketemu orang itu.Yah, ternyata Dona yang datang bersama ayahnya kemungkinan.Bergegas aku menuju kamar, aku harus menghindari masalah dulu sekarang. Terlalu banyak masalah yang sudah aku hadapi. Lebih baik aku menghindar. Bukan takut menghadapi Dona, tapi ini di rumah orang, gak enak ada keributan. Aku paham betul watak Dona. Ia kadang berbicara tidak lihat tempat.Dikamar aku coba pejamkan mata.Tidak berapa lama aku terlelap. tiba-tiba sayup-sayup aku mendengar pintu diketuk beberapa kali. Aku yang baru bangun mendengar ketukan tidak langsung menyahut. Tak berapa lama aku bangun untuk membuka pintu. Namun ternyata Mas Reyhan. Namun ia sudah turun menuruni tangga.Ada apa ia mengetuk pintu? Apakah mungkin ia memanggilku untuk bertemu Dona? Duh! Bagaimana ini.Aku kemudian masuk kembali ke kamar. Ingin tidur lagi tapi

  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Bab 60

    Bab 60POV REYHAN"Oh, ya ini berhubung sudah malam jadi kami mau permisi kepada bapak dan ibu. Boleh tidak jika kami menginap di sini. Pak?" tanya pak Agus kepada Papa.Papa memandang aku dan mama untuk meminta pendapat. Mama malah memandangiku minta pendapat.Aku hanya melebarkan kedua tanganku sebagai tanda terserah karena yang tuan rumah adalah Mama dan Papa."Duh, Bagaimana ya, Pak, kamar terisi semua. Kamar yang kosong tinggal satu itupun kamar bagian luar samping garasi mobil," ucap Mama."Oh, begitu ya, Bu. Bagaimana jika saya yang menempati kamar luar. Nanti anak saya ini dikamar calonnya Pak Reyhan. Sebab mereka kan belum resmi pasti ia tidur sendiri di kamarnya. Ya, hitung-hitung buat nemenin calonnya pak Reyhan dikamar," ucap Pak Agus."Tapi dia udah tidur kayaknya, Pak, kasihan kalau di ganggu," ucapku menimpali."Ya, sudah, biar putri saya yang tidur kamar luar samping garasi. Kalau saya biar tidur di hotel dekat sini, saja, maksudnya nanti putri saya pulang ke Jakarta i

  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Bab 59

    Bab 59POV ReyhanSungguh tidak ada kebahagiaan tak terkira sebelumnya kecuali Rini mau aku ajak ke rumah Mama dan Papa untuk aku kenalkan sebagai calon istri.Tersirat di wajah Andika juga sangat begitu senang ketika mendengar Rini mau ke rumah eyangnya.Seperti yang sudah disepakati, weekend itu aku menjemput Rini untuk aku ajak ke Bandung tentunya bersama Andika, anak kesayanganku.Sesampainya di rumah mama aku bawa Rini langsung kehadapan Mama. Ternyata mama menanggapinya dengan sangat positif. Bahkan Rini langsung ditest untuk membuat kue dan camilan.Mama ternyata langsung menyukai Rini begitu ia melihat sosok Rini dengan senyumannya yang menawan.Mama malah langsung menanyakan kapan akan menikahi Rini. Padahal perjanjian dengan Rini ingin melihat respon kedua orang tuaku. Jika orang tuaku menerima Rini maka ia bersedia menjadi istriku.Ternyata mama menerima Rini, meski sudah aku sampaikan bahwa Rini bukan dari keluarga berada. Bersyukur, Mama bukan tipe wanita yang memandang

  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Bab 58

    Bab 58Antara Aku, Majikanku dan Anaknya"Ma, Pa, inilah yang kemarin Reyhan bicarakan sama mama dan papa. Kenalkan namanya Rini Amanda Tyas," ucap Mas Reyhan begitu kami berada dihadapan mereka berdua. Jantungku semakin berdegup tak karuan. Kira-kira apa penilaian mereka kepadaku?Haduh! Kok jadi nervous gini yah!Aku lalu menyalami seorang perempuan berumur namun masih keliatan cantik dan berpenampilan elegant. Aku cium punggung tangan kanannya sambil sedikit menunduk."Perkenalkan Bu, nama saya Rini," ucapku dengan grogi. "Oh, ini, Reyhan, yang kamu ceritakan kemarin. Duh, cantiknya. Kalau begini ya, mama mau lah kalau dijadikan menantu," ucap Mamanya Reyhan sambil memegang pundakku. Terlihat Reyhan hanya senyum-senyum saja menatap mamanya. Sungguh jantungku hampir copot tadi, tapi akhirnya lega juga setelah mendengar tanggapan hingga akhir."Biasa saja kok, Bu, saya hanya wanita kampung, Bu," ucapku."Baru menjadi wanita kampung saja cantik. Apalagi jadi wanita modern, ya, tamba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status