Share

146

“Udah?” tanyanya.

“Iya.” Aku terkekeh.

“Awas kamu, ya. Nanti malam Mas hukum.”

“Kalau gitu sebelum Mas pulang mending Nilam balik ke rumah ayah aja, dari pada dihukum.”

“Ehhh, jangan dong! Hukumannya hukuman enak kok.” Ia menggerakkan alisnya naik turun.

Aku bergidik saat memahami maksud dari kalimatnya tadi.

“Udah ah. Katanya banyak kerjaan.”

“Kamu sih aneh-aneh aja sampai video call segala. Oiya, anak-anak mana, Dek?”

“Nih, lagi main puzzle.” Kuarahkan kamera ponselku pada Khanza dan Ghazy yang tengah bermain.

Masa Fahry pun menyapa anak-anak satu persatu sebelum memutuskan sambungan telepon.

***

Aku memilih duduk di sofa sambil membaca novel sambil menunggu Mas Fahry pulang. Ghazy sendiri sudah tertidur pulas setelah menghabiskan dua botol susu formula tadi. Jika biasanya aku dengan acuh tidur di samping Ghazy dan tak menunggu jika Mas Fahry pulang malam, tapi entah kenapa hari ini aku begitu menantikan kepulangannya. Kejadian semalam dimana ia melakukan sentuhan fisik yang memabuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status