Share

Chapter 2| Aku Tidak Bersalah

Tatapan Sharena kosong, kebisuan menjangkitnya usai Saka memperlihatkan gambar-gambar yang tidak seharusnya tersebar luas. Gadis itu kehilangan separuh jiwanya, bahkan ketika petugas memasukkan Sharena ke sel sementara yang ada di kantor polisi itu, Sharena patuh tanpa banyak tingkah.

"Kak Sharen, keep calm, masalah ini pasti akan segera selesai. Aku dan bu Ratmi akan menuntas hingga ke akar. Kita buktikan bahwa semua tuduhan yang dilayangkan padamu tidaklah benar. Itu fitnah!" ujar May menggebu-gebu, sebagai adik sekaligus manajer Sharena jelas May tidak terima kakaknya difitnah seperti ini.

Dia merasa bersalah karena membiarkan Sharena pergi ke Bandung duluan. Seharusnya May menemani Sharena mungkin kejadian ini tidak akan terjadi.

"Kak ... jangan banyak pikiran, untuk malam ini Kakak menginap dulu di sini, ya? Aku janji akan mengeluarkan kakak sebelum memasuki masa penyidikkan."

"Kenapa foto-foto itu masih ada, May? Bukankah kita sudah menghanguskannya sejak lima tahun lalu?" tanya Sharena lemas, ia memegangi besi Sel dengan erat.

"Itu juga yang menjadi pertanyaanku, tidak ada seorang pun yang tahu tentang foto-foto itu kecuali kita dan orang-orang yang dulu terlibat dengan proses itu."

"Apa mungkin mereka sengaja menyebar foto-foto itu dan memfitnahku, May?"

"Kemungkinannya kecil untuk mereka melakukan itu, karena jika mereka sampai berani melakukannya seharusnya bukan hanya kakak yang dibawa ke sini tapi mereka juga terancam. Mereka tidak akan bertindak gegabah."

"Apa foto-foto itu sudah tersabar di dunia maya?"

May menggeleng, "Belum, polisi langsung memblokir situs prostitusi online itu setelah membuat situs bayangannya yang tidak bisa diakses sembarang orang. Jadi Kakak masih aman karena foto-foto itu tidak tersebar ke khalayak, tapi ..."

May menjeda ucapan, ia menatap sang kakak nanar. Mungkin ini ujian untuk puncak kesuksesan Sharena sebagai public figure. Baru merasakan ketenaran seumur jagung tapi kariernya terancam hancur karena kasus ini.

"Tapi apa, May? Lanjutkan ucapanmu, " desak Sharena harap-harap cemas.

"Tapi berita penangkapanmu sudah viral di sosial media, netizen menaikkan #wanita120juta hingga menjadi trending 1 di berbagai situs."

Tubuh Sharena merosot, ia bersimpuh di lantai sel yang dingin. Tenaganya teranggut seketika, Sharena sakit hati. Perih sekali dadanya melihat ancaman karier yang di ujung tanduk kehancuran.

"Bagaimana ini, May? Bagaimana nasibku setelah ini? Bagaimana kelanjutan sinetronku setelah kasus ini merebak? Apa yang harus kulakukan, May? Aku harus bagaimana?" racau Sharena masih seperti orang linglung.

Baru juga terjangkit star syndrome tapi sekarang Sharena malah takut ketenarannya hilang. Ia merasa ini semua tidak adil, perlu waktu bertahun-tahun untuk Sharena menghadapi pahitnya dunia hiburan. Tapi manis yang dia cecap hanya seumur jagung, bukankah takdir sangat keterlaluan padanya? Usaha kerasnya dikhianati sejahat ini. Sungguh kejam.

"Kakak akan baik-baik saja. Semua ini akan berakhir dengan cepat. Yang perlu Kakak lakukan saat ini hanya sabar, berdoa, dan percayakan semuanya padaku. Aku tidak akan tinggal diam, Kak. Aku janji akan terus menemani Kakak sampai kakak kembali bersinar. Itu janjiku."

Sharena menatap adiknya sedih, ia pun memeluk May dari celah besi.

"Terima kasih, May, jangan tinggalkan aku sendiri, ya? Aku tidak tahu harus berkeluh kesah pada siapa selain padamu."

"Tentu, Kak. Aku tidak akan ke mana-mana. Tujuan hidupku adalah selalu ada untuk Kakak di mana pun dan kapan pun Kakak membutuhkanku."

***

Begitu memasuki kantor timnya, mata Saka langsung tertuju pada seorang wanita yang sedang memeluk lutut sambil menyandarkan kepalanya ke tembok. Kantung mata kentara jelas, menunjukkan tak sedetik pun wanita itu dibuai lelap.

"Pagi, Dan!" sapa rekan kerja dan bawahan Saka sambil memberi hormat.

"Pagi," balasnya singkat lalu menatap lagi pada Sharena.

"Dia sudah makan?" tanya pria itu pada anak buahnya.

"Belum, Dan, sejak semalam dia tidak tidur sama sekali. Terus melamun tanpa gerak persis seperti batu tapi bernapas."

"Penyidikan kasusnya akan dimulai hari ini, kan? Apa semuanya sudah siap?"

"Sudah, Dan, saya sudah menyiapkan intel untuk mendatangi tempat-tempat yang berkaitan dengan kasus ini. Kami juga akan meminta cctv pada pihak hotel dan area sekitarnya."

"Pastikan tidak ada sedikit pun kekeliruan, kita harus hati-hati dalam menangani kasus ini."

"Siap, Dan!"

Seseorang di ruangan itu menyalakan TV yang menggantung menghadap mejanya. Sharena yang duduk di sel pun bahkan bisa melihat tayangan itu dengan jelas. Chanel pertama menayangkan acara berita terkini yang memuat berita penangkapan Sharena. Kepala gadis itu terangkat, menatap lurus benda pipih bersuara itu.

"Berawal dari postingan sosial media yang diunggah 19 November lalu kepada publik, justru mengantarkan aktris Ibu Kota Sharena Riyanti terlibat penangkapan kasus prostitusi online yang dilakukan oleh Polda Jabar. Polisi bahkan sudah memantau akun sosial media Sharena Riyanti sejak lama, berikut kronologis penangkapan aktris cantik Ibu Kota ini."

Plip!

Saka mematikan TV dengan cepat, semua orang menatapnya heran namun tidak ada yang berani mengajukan pertanyaan apa pun. Pria itu menyimpan remote di salah satu meja kerja rekannya, ia kemudian mengambil kotak nasi miliknya dan berjalan mendekati sel.

"Nona Sharena, Anda sudah sarapan?" tanya pria itu sopan dan berwibawa seperti biasanya.

Untuk kali ini Sharena tidak berminat mengobrol dengan Saka. Ketampanan pria itu tidak cukup untuk meluruh segala kesedihan yang sedang dia rasa.

"Jika Anda memang ingin keluar dari sini sebaiknya jaga kondisi Anda. Pertarungan masih belum berakhir, penyidikan sedang dilakukan, berdoalah yang terbaik. Saat semua bukti mengatakan Anda tidak bersalah maka Anda akan langsung dibebaskan."

"Ini semua bohong, Pak, saya tidak pernah melakukan hal seperti itu. Saya bersumpah!" tekan Sharena mulai berani buka suara lagi.

Saka mengangguk pelan, "Lupakan sejenak masalah Anda dan makanlah nasi ini. Saya dengar Anda belum makan sejak semalam."

"Bagaimana aku bisa ingat makan saat aku terkurung dalam jeruji besi begini, Pak? Sekali pun aku tidak pernah bermimpi bisa menginap di tempat seperti ini. Aku lebih baik tidur di emperan toko daripada harus menjadi penghuni jeruji besi seperti pesakitan."

"Saya paham posisi Anda, tapi seperti yang saya bilang tadi kasus Anda sedang bergulir dan kemungkinan akan berlangsung lama. Anda harus sehat dan kuat untuk bisa membela diri. Ini hari terakhir Anda ditahan di sini, jika kuasa hukum Anda belum bisa membuktikan bahwa Anda tidak bersalah maka kemungkinan besok Anda sudah dipindahkan ke lapas khusus perempuan."

"Maksud pak Saka aku resmi dipenjara, begitu?"

"Hukuman akan ditentukan saat persidangan di pengadilan, Anda dipindahkan ke sana hanya untuk menunggu masa penyidikan berakhir."

"Tapi aku tidak bersalah, Pak, aku tidak bersalah, tolong percayalah!"

"Saya akan mempercayai hasil penyidikan, apa pun dan bagaimana pun hasilnya."

Sharena mendesah frustrasi, dia menenggelamkan wajahnya ke lutut. Merutuk, menangis, dan terus menyeru bahwa dirinya tidak bersalah.

"Demi Tuhan aku tidak bersalah, aku tidak tahu apa-apa, aku tidak salah."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status