Beranda / Romansa / AKU TUNGGU DUDAMU / Chapter 2| Aku Tidak Bersalah

Share

Chapter 2| Aku Tidak Bersalah

Penulis: Senchaaa
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-28 16:03:38

Tatapan Sharena kosong, kebisuan menjangkitnya usai Saka memperlihatkan gambar-gambar yang tidak seharusnya tersebar luas. Gadis itu kehilangan separuh jiwanya, bahkan ketika petugas memasukkan Sharena ke sel sementara yang ada di kantor polisi itu, Sharena patuh tanpa banyak tingkah.

"Kak Sharen, keep calm, masalah ini pasti akan segera selesai. Aku dan bu Ratmi akan menuntas hingga ke akar. Kita buktikan bahwa semua tuduhan yang dilayangkan padamu tidaklah benar. Itu fitnah!" ujar May menggebu-gebu, sebagai adik sekaligus manajer Sharena jelas May tidak terima kakaknya difitnah seperti ini.

Dia merasa bersalah karena membiarkan Sharena pergi ke Bandung duluan. Seharusnya May menemani Sharena mungkin kejadian ini tidak akan terjadi.

"Kak ... jangan banyak pikiran, untuk malam ini Kakak menginap dulu di sini, ya? Aku janji akan mengeluarkan kakak sebelum memasuki masa penyidikkan."

"Kenapa foto-foto itu masih ada, May? Bukankah kita sudah menghanguskannya sejak lima tahun lalu?" tanya Sharena lemas, ia memegangi besi Sel dengan erat.

"Itu juga yang menjadi pertanyaanku, tidak ada seorang pun yang tahu tentang foto-foto itu kecuali kita dan orang-orang yang dulu terlibat dengan proses itu."

"Apa mungkin mereka sengaja menyebar foto-foto itu dan memfitnahku, May?"

"Kemungkinannya kecil untuk mereka melakukan itu, karena jika mereka sampai berani melakukannya seharusnya bukan hanya kakak yang dibawa ke sini tapi mereka juga terancam. Mereka tidak akan bertindak gegabah."

"Apa foto-foto itu sudah tersabar di dunia maya?"

May menggeleng, "Belum, polisi langsung memblokir situs prostitusi online itu setelah membuat situs bayangannya yang tidak bisa diakses sembarang orang. Jadi Kakak masih aman karena foto-foto itu tidak tersebar ke khalayak, tapi ..."

May menjeda ucapan, ia menatap sang kakak nanar. Mungkin ini ujian untuk puncak kesuksesan Sharena sebagai public figure. Baru merasakan ketenaran seumur jagung tapi kariernya terancam hancur karena kasus ini.

"Tapi apa, May? Lanjutkan ucapanmu, " desak Sharena harap-harap cemas.

"Tapi berita penangkapanmu sudah viral di sosial media, netizen menaikkan #wanita120juta hingga menjadi trending 1 di berbagai situs."

Tubuh Sharena merosot, ia bersimpuh di lantai sel yang dingin. Tenaganya teranggut seketika, Sharena sakit hati. Perih sekali dadanya melihat ancaman karier yang di ujung tanduk kehancuran.

"Bagaimana ini, May? Bagaimana nasibku setelah ini? Bagaimana kelanjutan sinetronku setelah kasus ini merebak? Apa yang harus kulakukan, May? Aku harus bagaimana?" racau Sharena masih seperti orang linglung.

Baru juga terjangkit star syndrome tapi sekarang Sharena malah takut ketenarannya hilang. Ia merasa ini semua tidak adil, perlu waktu bertahun-tahun untuk Sharena menghadapi pahitnya dunia hiburan. Tapi manis yang dia cecap hanya seumur jagung, bukankah takdir sangat keterlaluan padanya? Usaha kerasnya dikhianati sejahat ini. Sungguh kejam.

"Kakak akan baik-baik saja. Semua ini akan berakhir dengan cepat. Yang perlu Kakak lakukan saat ini hanya sabar, berdoa, dan percayakan semuanya padaku. Aku tidak akan tinggal diam, Kak. Aku janji akan terus menemani Kakak sampai kakak kembali bersinar. Itu janjiku."

Sharena menatap adiknya sedih, ia pun memeluk May dari celah besi.

"Terima kasih, May, jangan tinggalkan aku sendiri, ya? Aku tidak tahu harus berkeluh kesah pada siapa selain padamu."

"Tentu, Kak. Aku tidak akan ke mana-mana. Tujuan hidupku adalah selalu ada untuk Kakak di mana pun dan kapan pun Kakak membutuhkanku."

***

Begitu memasuki kantor timnya, mata Saka langsung tertuju pada seorang wanita yang sedang memeluk lutut sambil menyandarkan kepalanya ke tembok. Kantung mata kentara jelas, menunjukkan tak sedetik pun wanita itu dibuai lelap.

"Pagi, Dan!" sapa rekan kerja dan bawahan Saka sambil memberi hormat.

"Pagi," balasnya singkat lalu menatap lagi pada Sharena.

"Dia sudah makan?" tanya pria itu pada anak buahnya.

"Belum, Dan, sejak semalam dia tidak tidur sama sekali. Terus melamun tanpa gerak persis seperti batu tapi bernapas."

"Penyidikan kasusnya akan dimulai hari ini, kan? Apa semuanya sudah siap?"

"Sudah, Dan, saya sudah menyiapkan intel untuk mendatangi tempat-tempat yang berkaitan dengan kasus ini. Kami juga akan meminta cctv pada pihak hotel dan area sekitarnya."

"Pastikan tidak ada sedikit pun kekeliruan, kita harus hati-hati dalam menangani kasus ini."

"Siap, Dan!"

Seseorang di ruangan itu menyalakan TV yang menggantung menghadap mejanya. Sharena yang duduk di sel pun bahkan bisa melihat tayangan itu dengan jelas. Chanel pertama menayangkan acara berita terkini yang memuat berita penangkapan Sharena. Kepala gadis itu terangkat, menatap lurus benda pipih bersuara itu.

"Berawal dari postingan sosial media yang diunggah 19 November lalu kepada publik, justru mengantarkan aktris Ibu Kota Sharena Riyanti terlibat penangkapan kasus prostitusi online yang dilakukan oleh Polda Jabar. Polisi bahkan sudah memantau akun sosial media Sharena Riyanti sejak lama, berikut kronologis penangkapan aktris cantik Ibu Kota ini."

Plip!

Saka mematikan TV dengan cepat, semua orang menatapnya heran namun tidak ada yang berani mengajukan pertanyaan apa pun. Pria itu menyimpan remote di salah satu meja kerja rekannya, ia kemudian mengambil kotak nasi miliknya dan berjalan mendekati sel.

"Nona Sharena, Anda sudah sarapan?" tanya pria itu sopan dan berwibawa seperti biasanya.

Untuk kali ini Sharena tidak berminat mengobrol dengan Saka. Ketampanan pria itu tidak cukup untuk meluruh segala kesedihan yang sedang dia rasa.

"Jika Anda memang ingin keluar dari sini sebaiknya jaga kondisi Anda. Pertarungan masih belum berakhir, penyidikan sedang dilakukan, berdoalah yang terbaik. Saat semua bukti mengatakan Anda tidak bersalah maka Anda akan langsung dibebaskan."

"Ini semua bohong, Pak, saya tidak pernah melakukan hal seperti itu. Saya bersumpah!" tekan Sharena mulai berani buka suara lagi.

Saka mengangguk pelan, "Lupakan sejenak masalah Anda dan makanlah nasi ini. Saya dengar Anda belum makan sejak semalam."

"Bagaimana aku bisa ingat makan saat aku terkurung dalam jeruji besi begini, Pak? Sekali pun aku tidak pernah bermimpi bisa menginap di tempat seperti ini. Aku lebih baik tidur di emperan toko daripada harus menjadi penghuni jeruji besi seperti pesakitan."

"Saya paham posisi Anda, tapi seperti yang saya bilang tadi kasus Anda sedang bergulir dan kemungkinan akan berlangsung lama. Anda harus sehat dan kuat untuk bisa membela diri. Ini hari terakhir Anda ditahan di sini, jika kuasa hukum Anda belum bisa membuktikan bahwa Anda tidak bersalah maka kemungkinan besok Anda sudah dipindahkan ke lapas khusus perempuan."

"Maksud pak Saka aku resmi dipenjara, begitu?"

"Hukuman akan ditentukan saat persidangan di pengadilan, Anda dipindahkan ke sana hanya untuk menunggu masa penyidikan berakhir."

"Tapi aku tidak bersalah, Pak, aku tidak bersalah, tolong percayalah!"

"Saya akan mempercayai hasil penyidikan, apa pun dan bagaimana pun hasilnya."

Sharena mendesah frustrasi, dia menenggelamkan wajahnya ke lutut. Merutuk, menangis, dan terus menyeru bahwa dirinya tidak bersalah.

"Demi Tuhan aku tidak bersalah, aku tidak tahu apa-apa, aku tidak salah."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 46| Kulepas Dudamu (Tamat)

    Kurang lebih empat hari sudah Saka berada di desa Sukasari, ia dan tim menjalankan tugas dengan sangat baik sampai semua korban berhasil dievakuasi. Desa Sukasari dan sekitarnya berduka sangat dalam. Para korban sudah dimakamkan secara masal dan bala bantuan terus berdatangan setiap harinya. Mereka yang kehilangan sanak saudara dan tempat tinggal masih memerlukan uluran tangan saudara-saudaranya. Dengan berakhirnya proses pencarian korban, bisa dikatakan berakhir pula tugas Sakalangit di sana. Menurut kabar yang beredar, Saka akan kembali ke kota dua hari lagi. Malah sebagian anggota timnya sudah kembali lebih dulu atas perintah pria itu. Sharena ketar-ketir mendengar itu, dia belum sempat mengobrol banyak lagi dengan pria pujaannya setelah siang itu. Setiap Sharena mau menemui Saka pasti selalu ada gangguan. Pria itu sibuk luar biasa, kondisinya juga genting jadi sangat tidak etis jika gadis itu menyita waktu Saka terlalu banyak. Sore ini, Sharena sedang sibuk menggalau di kamarnya,

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 45| Kamu yang Pertama

    Sharena menatap Saka dari jauh, bersembunyi di balik pohon mangga sambil memeluk rantang berisi makanan yang sengaja dia masak untuk Saka. Usai membantu para relawan memasak makan siang untuk para korban di dapur umum, Sharena sengaja memasak menu tambahan yang spesial dia buat hanya untuk Saka. Semangat itu begitu menggebu sebelumnya, namun kini, ketika Sharena hanya tinggal memberikan hasil karyanya tiba-tiba dia dera keraguan yang begitu besar. Dia masih belum lupa tentang fakta bahwa Saka sudah memiliki istri. Walaupun sedang berada jauh dari Lidya, tetap saja pria itu milik Lidya. Tidakkah tindakan dan perhatian Sharena ini hanya akan membuat Saka tidak nyaman nantinya? “Aduh, kasih jangan ya? Kalau dikasih sama pak Saka nanti dia berpikir macam-macam lagi tentang niatku tapi kalau enggak dikasih kan mubazir.” “Dor!” “Astagfirullah!” kaget Sharena refleks memukul orang yang mengejutkannya. Di tengah kebimbangan yang melanda hati Sharena tiba-tiba dia dikejutkan oleh kemuncula

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 44| Apa Kabar Cinta?

    “Euleuh ... euleuh ... bah Jana sama siapa itu? Meuni kasep pisan!” puji Esih terpesona melihat ketampanan dua orang pemuda yang tampak asing di matanya.Esih yakin dua pemuda itu bukan orang kampung sana, bahkan dia juga meyakini tidak ada orang seperti itu di desa Sukasari ini. Dua pemuda itu dan abah Jana baru selesai melaksanakan sembahyang salat Isya. Mereka masih di selasar masjid, tampak sedang asyik mengobrol.“Enggak bisa dibiarkan, mesti laporan sama Sharena ini.”Gegas wanita bertubuh agak berisi itu melesat pergi—menjauhi area masjid demi menyusul Sharena di rumahnya.“Lain kali kalau pak Saka dan yang lainnya mau menggunakan kamar mandi di masjid ini langsung datang saja, ya. Sekalian bisa sambil salat berjamaah sama warga sini,” tutur Jana, sebagai tuan rumah untuk para tamunya, dia memperlakukan Saka dan yang lain dengan sangat baik.“Terima kasih sebelumnya, Pak. Tapi sepertinya cukup untuk malam ini saja, kalau bala bantuan tambahan sudah datang kemungkinan kami akan

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 43| Menantu Idaman

    "Ya Allah, parah banget longsornya, Bah," kata Sharena sedang mendampingi abahnya melihat bencana alam yang menimpa salah satu kampung yang sebenarnya cukup dekat dengan kampung Sharena. Wilayahnya masih berada di kawasan desa yang sama, cuma terpisah oleh satu sungai saja. Hujan lebat yang semalam mengguyur tempat itu membawa bencana dahsyat. Puluhan rumah warga yang dekat dengan lereng gunung tertimbun. Kabarnya sampai menimbulkan korban jiwa, beberapa sudah ditemukan sedangkan sisanya masih proses evakuasi. "Iya, astagfitullah, rumah Uwa kamu juga habis tertimbun, Ren. Sekarang dia sudah ada di pengungsian, kita temui dia dulu baru nanti Abah mau gabung sama warga dalam mengevakuasi korban." Sharena mengangguk paham, mereka lanjut berjalan menyusuri jalanan basah dan lengket. Maklum akses menuju kampung seberang masih cukup sulit. Setelah melewati jembatan kayu yang membentang di atas sungai perbatasan, mereka harus berjalan sekitar 300 meter jauhnya. Kendaraan bermotor tidak mem

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 42| Panggilan Darurat

    Dua tahun kemudian ... Waktu berjalan sangat cepat. Membawa setiap insan pada halaman kehidupan yang sama sekali berbeda dari masa yang telah ditinggalkan. Setiap hal berotasi, mengalami perubahan dengan atau tanpa disadari. Di antara banyaknya perubahan, ada satu hal yang tetap dipertahankan oleh Sakalangit Bastara. Kesendirian yang dipeluk masih tetap sama sejak kata talak terucap dan pengadilan meresmikan perpisahannya dengan Lidya. Ini bukan perkara sudah atau belum melupakan masa lalu. Bukan juga tentang ada atau tidaknya hati baru yang berusaha menyentuh kehidupan Saka. Pria itu hanya sedang menikmati masa-masa pemulihan yang sungguh menyembuhkan semua kepiluan hatinya. Dia sadar bahwa luka yang dulu tertoreh hanya bisa disembuhkan oleh dirinya sendiri, bukan orang lain. Oleh karena itu, Saka sangat fokus pada dirinya sendiri dan keluarga. Menyelesaikan semua tanggung jawab dengan penuh sambil berusaha membahagiakan kedua orang tuanya. Meskipun sudah tampak baik-baik saja, nya

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 41| Perpisahan

    Ramen aneka toping telah tersaji di atas meja, sang pelayan undur diri setelah memastikan tiga porsi ramen yang dipesan tamunya lengkap. Kafe yang menjual makanan khas Jepang ini menjadi pilihan May untuk mengajak Saka berbincang. Mereka memesan ruangan khusus dan tertutup demi menjaga privasi. Acara makan berlangsung dengan damai. Setelah semuanya sama-sama santai dan momennya tepat, May mulai membuka pembicaraan. Public speaking May sebagai seorang manajer tidak perlu diragukan. Penjelasan ihwal tujuannya mengajak Saka berunding sangat singkat, padat, dan mudah dimengerti.Sepanjang May bercerita, perasaan sesal muncul di hati Saka. Dia menganggap dirinya sebagai penyebab utama hal buruk yang dialami Sharena walaupun faktanya Saka tidak tahu apa-apa. Sementara Sharena, dia hanya membisu dan fokus pada makanannya yang belum habis. Hati kecil gadis itu ingin melarikan diri dari situasi ini. Niatnya yang ingin menghilang secara diam-diam dari kehidupan Saka gagal total karena May."Ja

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status