Tatapan Sharena kosong, kebisuan menjangkitnya usai Saka memperlihatkan gambar-gambar yang tidak seharusnya tersebar luas. Gadis itu kehilangan separuh jiwanya, bahkan ketika petugas memasukkan Sharena ke sel sementara yang ada di kantor polisi itu, Sharena patuh tanpa banyak tingkah.
"Kak Sharen, keep calm, masalah ini pasti akan segera selesai. Aku dan bu Ratmi akan menuntas hingga ke akar. Kita buktikan bahwa semua tuduhan yang dilayangkan padamu tidaklah benar. Itu fitnah!" ujar May menggebu-gebu, sebagai adik sekaligus manajer Sharena jelas May tidak terima kakaknya difitnah seperti ini.
Dia merasa bersalah karena membiarkan Sharena pergi ke Bandung duluan. Seharusnya May menemani Sharena mungkin kejadian ini tidak akan terjadi.
"Kak ... jangan banyak pikiran, untuk malam ini Kakak menginap dulu di sini, ya? Aku janji akan mengeluarkan kakak sebelum memasuki masa penyidikkan."
"Kenapa foto-foto itu masih ada, May? Bukankah kita sudah menghanguskannya sejak lima tahun lalu?" tanya Sharena lemas, ia memegangi besi Sel dengan erat.
"Itu juga yang menjadi pertanyaanku, tidak ada seorang pun yang tahu tentang foto-foto itu kecuali kita dan orang-orang yang dulu terlibat dengan proses itu."
"Apa mungkin mereka sengaja menyebar foto-foto itu dan memfitnahku, May?"
"Kemungkinannya kecil untuk mereka melakukan itu, karena jika mereka sampai berani melakukannya seharusnya bukan hanya kakak yang dibawa ke sini tapi mereka juga terancam. Mereka tidak akan bertindak gegabah."
"Apa foto-foto itu sudah tersabar di dunia maya?"
May menggeleng, "Belum, polisi langsung memblokir situs prostitusi online itu setelah membuat situs bayangannya yang tidak bisa diakses sembarang orang. Jadi Kakak masih aman karena foto-foto itu tidak tersebar ke khalayak, tapi ..."
May menjeda ucapan, ia menatap sang kakak nanar. Mungkin ini ujian untuk puncak kesuksesan Sharena sebagai public figure. Baru merasakan ketenaran seumur jagung tapi kariernya terancam hancur karena kasus ini.
"Tapi apa, May? Lanjutkan ucapanmu, " desak Sharena harap-harap cemas.
"Tapi berita penangkapanmu sudah viral di sosial media, netizen menaikkan #wanita120juta hingga menjadi trending 1 di berbagai situs."
Tubuh Sharena merosot, ia bersimpuh di lantai sel yang dingin. Tenaganya teranggut seketika, Sharena sakit hati. Perih sekali dadanya melihat ancaman karier yang di ujung tanduk kehancuran.
"Bagaimana ini, May? Bagaimana nasibku setelah ini? Bagaimana kelanjutan sinetronku setelah kasus ini merebak? Apa yang harus kulakukan, May? Aku harus bagaimana?" racau Sharena masih seperti orang linglung.
Baru juga terjangkit star syndrome tapi sekarang Sharena malah takut ketenarannya hilang. Ia merasa ini semua tidak adil, perlu waktu bertahun-tahun untuk Sharena menghadapi pahitnya dunia hiburan. Tapi manis yang dia cecap hanya seumur jagung, bukankah takdir sangat keterlaluan padanya? Usaha kerasnya dikhianati sejahat ini. Sungguh kejam.
"Kakak akan baik-baik saja. Semua ini akan berakhir dengan cepat. Yang perlu Kakak lakukan saat ini hanya sabar, berdoa, dan percayakan semuanya padaku. Aku tidak akan tinggal diam, Kak. Aku janji akan terus menemani Kakak sampai kakak kembali bersinar. Itu janjiku."
Sharena menatap adiknya sedih, ia pun memeluk May dari celah besi.
"Terima kasih, May, jangan tinggalkan aku sendiri, ya? Aku tidak tahu harus berkeluh kesah pada siapa selain padamu."
"Tentu, Kak. Aku tidak akan ke mana-mana. Tujuan hidupku adalah selalu ada untuk Kakak di mana pun dan kapan pun Kakak membutuhkanku."
***
Begitu memasuki kantor timnya, mata Saka langsung tertuju pada seorang wanita yang sedang memeluk lutut sambil menyandarkan kepalanya ke tembok. Kantung mata kentara jelas, menunjukkan tak sedetik pun wanita itu dibuai lelap.
"Pagi, Dan!" sapa rekan kerja dan bawahan Saka sambil memberi hormat.
"Pagi," balasnya singkat lalu menatap lagi pada Sharena.
"Dia sudah makan?" tanya pria itu pada anak buahnya.
"Belum, Dan, sejak semalam dia tidak tidur sama sekali. Terus melamun tanpa gerak persis seperti batu tapi bernapas."
"Penyidikan kasusnya akan dimulai hari ini, kan? Apa semuanya sudah siap?"
"Sudah, Dan, saya sudah menyiapkan intel untuk mendatangi tempat-tempat yang berkaitan dengan kasus ini. Kami juga akan meminta cctv pada pihak hotel dan area sekitarnya."
"Pastikan tidak ada sedikit pun kekeliruan, kita harus hati-hati dalam menangani kasus ini."
"Siap, Dan!"
Seseorang di ruangan itu menyalakan TV yang menggantung menghadap mejanya. Sharena yang duduk di sel pun bahkan bisa melihat tayangan itu dengan jelas. Chanel pertama menayangkan acara berita terkini yang memuat berita penangkapan Sharena. Kepala gadis itu terangkat, menatap lurus benda pipih bersuara itu.
"Berawal dari postingan sosial media yang diunggah 19 November lalu kepada publik, justru mengantarkan aktris Ibu Kota Sharena Riyanti terlibat penangkapan kasus prostitusi online yang dilakukan oleh Polda Jabar. Polisi bahkan sudah memantau akun sosial media Sharena Riyanti sejak lama, berikut kronologis penangkapan aktris cantik Ibu Kota ini."
Plip!
Saka mematikan TV dengan cepat, semua orang menatapnya heran namun tidak ada yang berani mengajukan pertanyaan apa pun. Pria itu menyimpan remote di salah satu meja kerja rekannya, ia kemudian mengambil kotak nasi miliknya dan berjalan mendekati sel.
"Nona Sharena, Anda sudah sarapan?" tanya pria itu sopan dan berwibawa seperti biasanya.
Untuk kali ini Sharena tidak berminat mengobrol dengan Saka. Ketampanan pria itu tidak cukup untuk meluruh segala kesedihan yang sedang dia rasa.
"Jika Anda memang ingin keluar dari sini sebaiknya jaga kondisi Anda. Pertarungan masih belum berakhir, penyidikan sedang dilakukan, berdoalah yang terbaik. Saat semua bukti mengatakan Anda tidak bersalah maka Anda akan langsung dibebaskan."
"Ini semua bohong, Pak, saya tidak pernah melakukan hal seperti itu. Saya bersumpah!" tekan Sharena mulai berani buka suara lagi.
Saka mengangguk pelan, "Lupakan sejenak masalah Anda dan makanlah nasi ini. Saya dengar Anda belum makan sejak semalam."
"Bagaimana aku bisa ingat makan saat aku terkurung dalam jeruji besi begini, Pak? Sekali pun aku tidak pernah bermimpi bisa menginap di tempat seperti ini. Aku lebih baik tidur di emperan toko daripada harus menjadi penghuni jeruji besi seperti pesakitan."
"Saya paham posisi Anda, tapi seperti yang saya bilang tadi kasus Anda sedang bergulir dan kemungkinan akan berlangsung lama. Anda harus sehat dan kuat untuk bisa membela diri. Ini hari terakhir Anda ditahan di sini, jika kuasa hukum Anda belum bisa membuktikan bahwa Anda tidak bersalah maka kemungkinan besok Anda sudah dipindahkan ke lapas khusus perempuan."
"Maksud pak Saka aku resmi dipenjara, begitu?"
"Hukuman akan ditentukan saat persidangan di pengadilan, Anda dipindahkan ke sana hanya untuk menunggu masa penyidikan berakhir."
"Tapi aku tidak bersalah, Pak, aku tidak bersalah, tolong percayalah!"
"Saya akan mempercayai hasil penyidikan, apa pun dan bagaimana pun hasilnya."
Sharena mendesah frustrasi, dia menenggelamkan wajahnya ke lutut. Merutuk, menangis, dan terus menyeru bahwa dirinya tidak bersalah.
"Demi Tuhan aku tidak bersalah, aku tidak tahu apa-apa, aku tidak salah."
Perkembangan kasus yang menjerat Sharena bergulir dengan sebagaimana mestinya. Setelah pihak kuasa hukum aktris itu gagal mematahkan tuduhan, Sharena secara otomatis dipindahkan ke lapas perempuan. May dan Ratmi menyesal akan keputusan itu, mereka lalai dalam memperjuangkan Sharena. Namun, peperangan ini belum usai, May dan Ratmi akan tetap berjuang sampai titik darah penghabisan.Sharena dan rombongan sudah masuk mobil kemudian meninggalkan kantor polisi. Saka mengamati kepergian gadis itu dari tempatnya. Setelah melihat Sharena murung selama ditahan di sel kantor polisi, entah mengapa hati Saka sedikit terusik karenanya. Keyakinannya goyah, mempertanyakan apakah pihaknya sudah menangkap orang yang tepat? Apakah bukti-bukti yang terungkap benar adanya atau tidak?Diam-diam Saka menyelidiki kasus itu secara lebih mendalam dan spesifik. Meski sekarang urusannya sudah dialihkan kepada pihak kejaksaan tapi Saka tetap merasa bertanggung jawab karena kasus ini ditangani ole
Sharena tidak ingin terbiasa dengan apa yang ia lakukan di lapas. Takut lama-lama dia jadi betah dan melupakan tekad kuat untuk keluar dari sana. Hanya saja jujur, dia cukup beruntung karena dipertemukan dengan orang-orang baik yang tak menindasnya. Teman satu sel Sharena justru memberi banyak saran dan mengungkapkan hal-hal yang pada akhirnya membuka pikiran Sharena. Sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya kini mulai ia pertimbangkan dengan serius."Sharena, ada tamu untukmu," kata seorang sipir sambil membuka pintu sel.Sharena bergegas pergi, ia mengira bahwa tamu yang datang adalah May dan Ratmi. Akan Sharena ceritakan semua kecurigaannya kepada dua wanita itu. Begitu tiba di ruang pertemuan, Sharena kebingungan karena orang yang ia cari tidak ada di sana."Mana orang yang mau bertemu sama saya, Bu?" tanya Sharena."Eh, tadi dia duduk di situ!" tunjuk bu sipir.Sharena mendekati meja yang ditunjuk sang sipir, ia menemukan kotak bekal dan sepu
"Pak Komandan, bisa Anda jelaskan kenapa kita ada di sini?" tanya Tristan sambil mesem-mesem penuh godaan.Sikut Saka lagi-lagi mengenai perut Tristan keras, pria itu meringis kesakitan sambil menepuk lengan atas sahabatnya."Gue cuma nanya, Ka," kata Tristan santai menggunakan bahasa pergaulan karena sekarang mereka bukan di kantor dan tidak sedang dalam masa tugas."Pertanyaan lo enggak penting.""Enggak penting gimana, kita menghadiri acara sidang teteh cantik 120 juta. Padahal lagi masa libur, tapi lo ngajak gue ke sini. Apa tuh tujuannya?"
Sharena melempar surat kabar yang dibawa adiknya, di dalam sana berita tentang penggantian peran Salsa dalam sinetron “Mencintai Suami Sahabatku” sedang menjadi tajuk utama. Sharena sudah menduga hal ini akan terjadi, ia akan diusir dari produksi sinetron itu ketika berita prostitusi online ini mencuat. Namun, tetap saja, rasanya masih menyakitkan sekali pun kondisi buruk ini sudah diprediksi.“Pihak produksi tidak mengkonfirmasi penggantian pemeran ini sebelumnya pada pihak kita, Kak. Mereka langsung mengumumkan di media bahwa Fiona akan menggantikan peran Kakak dalam sinetron itu,” jelas May tidak bisa berbuat banyak sebagai manajer sang kakak.Dalam kontrak memang tertera jika suatu saat aktris yang terlibat dalam sinetron ‘Mencintai Suami Sahabatku’ terlibat masalah atau skandal maka mereka akan diberhentikan secara tidak hormat dan wajib mengganti biaya tanda tangan kontrak yang sudah diberikan di awal. Jadi sekarang, s
“Pagi Sayang,” sapa Lidya yang baru turun dan langsung menghampiri suaminya, ia kecup pipi Saka sebentar lalu duduk di hadapan suaminya.“Pagi, semalam kamu pulang jam berapa?”“Pukul dua belas kalau tidak salah, kamu sudah tidur nyenyak jadi aku tidak berani membangunkanmu.”Lidya menyendok nasi goreng beserta lauk pauknya. Setelah makanannya siap, wanita itu mengeluarkan ponsel lalu melahap nasi goreng sambil satu tangannya sibuk main ponsel.“Ada yang mau aku bicarakan sama kamu.”“Hm, kamu m
Sidang kedua Sharena berlangsung hari ini, gadis itu sudah siap tempur dengan lawan-lawan berotak bebal. Dia tidak akan terintimidasi oleh apa pun ancaman yang akan hadir di ruangan sidang nanti. May dan Ratmi mengatakan mereka punya kejutan untuk Sharena, semoga saja itu kabar baik yang akan membawa Sharena mencapai gerbang kemerdekaannya. Dia sudah tidak sabar ingin membungkam mulut sampah orang-orang yang sudah menyumpahinya. Walau tak melihat secara langsung tapi Sharena bisa membayangkan sepedas apa hujatan yang ditujukan padanya selama dirinya di dalam penjara.Di ruang sidang pihak Sharena melakukan permulaan yang sukses membuat jaksa ketar-ketir. Pihak Sharena benar-benar menunjukkan performa yang luar biasa, baik itu dari kuasa hukumnya maupun Sharena sendiri yang sangat tenang dan santai seperti tidak ada beban. Setelah di persidang
“May, kakak tetap tidak percaya kalau Tina yang menjebak kakak.”“Semua bukti sudah mengarah padanya, Kak, yakini saja.”“Tidak, tidak, dia terlalu penakut untuk terlibat dalam masalah besar seperti ini. Apalagi katamu ada oknum jaksa yang ikut membantunya.”“Ya, itu memang benar tapi mulai sekarang semua masalah prostitusi online bukan lagi urusan kita. Jangan dipikirkan, aku muak dengan fitnah menyusahkan ini.”Kakak beradik itu didampingi Ratmi sedang dalam perjalanan menuju mobil untuk kemudian kembali ke Ibu Kota. Untungnya Sharena sudah sempat pamitan pada teman-temannya di sel lapas perempuan. Mereka saling memberikan pelukan perpisahan dan berjanji akan mengatur temu jika sudah keluar dari sana. Ada perasaan sedih dan kehilangan, mengingat dia akan berpisah dari teman-teman baiknya di lapas membuat Sharena cukup berat keluar dari sana. Tapi tentu saja keinginan untuk bebas lebih kuat dari it
[TERBUKTI TIDAK BERSALAH! SHARENA RIYANTI MENGHIRUP UDARA BEBAS][SHARENA RIYANTI DIJEBAK MANTAN ASISTEN KARENA DENDAM][KARIER HANCUR, INI TANGGAPAN SHARENA RIYANTI TENTANG KASUS PROSTITUSI ONLINE][TERBUKTI TIDAK BERSALAH, KARIER SHARENA RIYANTI TETAP SURAM]Sharena mendesah tak percaya membaca tajuk berita yang bertebaran di artikel online, ia tidak merasa mengeluarkan statement apa pun sejauh ini kenapa muncul tanggapan-tanggapan tak jelas? Media sekarang dinilai sangat mengerikan oleh Sharena, mudah sekali menyetir opini publik meski belum tahu kebenaran informasi yang disampaikan. Hanya sedikit media yang benar-benar mengilhami etika jurnalistik dengan baik, sisanya rela melakukan apa pun demi kontennya ramai dibicarakan orang. Empati dan simpatinya sudah hilang entah ke mana.“Bukannya minta maaf malah mengarang bebas, memangnya ini lomba bikin