Home / Romansa / AKU TUNGGU DUDAMU / Chapter 5| Sidang Perdana

Share

Chapter 5| Sidang Perdana

Author: Senchaaa
last update Last Updated: 2021-11-21 06:45:43

"Pak Komandan, bisa Anda jelaskan kenapa kita ada di sini?" tanya Tristan sambil mesem-mesem penuh godaan.

Sikut Saka lagi-lagi mengenai perut Tristan keras, pria itu meringis kesakitan sambil menepuk lengan atas sahabatnya.

"Gue cuma nanya, Ka," kata Tristan santai menggunakan bahasa pergaulan karena sekarang mereka bukan di kantor dan tidak sedang dalam masa tugas.

"Pertanyaan lo enggak penting."

"Enggak penting gimana, kita menghadiri acara sidang teteh cantik 120 juta. Padahal lagi masa libur, tapi lo ngajak gue ke sini. Apa tuh tujuannya?"

"Gue cuma pengen tahu kelanjutan kasus ini, apa itu salah?"

"Kan bisa memantau di TV atau secara online gitu. Enggak mesti datang ke sini juga."

"Gue salah karena ngajak lo."

"Ha ha, siapa suruh. Ada bahan gibahan baru kan gue. Makin sini makin yakin gue tuh, lo naksir sama Sharena, ya?"

"Gue enggak kepikiran hal itu sama sekali."

"Terus kenapa lo kayak gini? Sibuk ngurusin wanita lain, bini lo tuh urusin. Tiap hari uring-uringan mulu."

"Udah, stop bahas itu, kita ke sini bukan mau bahas gue. Ikutin sidangnya dengan baik dan lo analisis setiap prosesnya."

"Ck, gue enggak lagi tugas juga tetap aja disuruh meneliti orang, capek deh."

Saka menyuruh Tristan tutup mulut ketika pintu sebelah kanan terbuka dan memunculkan sosok Sharena berpakaian serba putih dengan rompi bertuliskan tersangka. Sharena menoleh pada sang adik yang ada di bangku penonton kemudian tersenyum tipis pada May. Dari sana May memberi dukungan, ia menggumamkan, "Kakak pasti bisa!"

Sharena melayangkan senyuman tipis pada May, perhatiannya kemudian beralih pada seorang pria yang duduk di barisan paling belakang. Sharena menajamkan pandangannya dan dia yakin tidak salah lihat. Itu polisi yang tempo hari mendebatnya di sel kantor polisi. Mereka saling bertukar tatap cukup lama, baru terputus ketika Sharena digiring ke kursi tersangka di depan. Persidangan kasus prostitusi online pun dimulai.

Jaksa penuntut membacakan laporannya, mereka mengungkapkan bahwa Sherena Riyanti benar melakukan prostitusi online dengan latar belakang putus asa karena saat itu kariernya tidak kunjung naik. Ia mengalami kesulitan secara ekonomi sehingga terpaksa menghubungi salah seorang mucikari untuk ikut menyediakan layanan jasa booking out. Dikabarkan pula bahwa Sharena sudah terlibat dalam kegiatan ini sejak tiga tahun lalu ketika kariernya belum sesukses tahun sekarang.

"Kami sudah memiliki bukti transfer ke rekening atas nama Sharena Riyanti. Dari bukti tersebut, diketahui Sharena sudah menerima sebanyak lima kali transfer dari terdakwa DF sebagai mucikari."

Bukti transfer ditampilkan melalui layar monitor. Sharena memperhatikannya dan memang tertulis jelas namanya di sana.

"Saudari Sharena Riyanti tolong jawab pertanyaan saya dengan jujur. Untuk mengonfirmasi kebenaran bukti-bukti yang ada. Benarkah wanita yang ada di foto-foto syur itu adalah Anda?"

Itu adalah foto-foto yang ditunjukkan Saka saat di kantor polisi. Potret yang pernah membuat tubuhnya menegang karena aib lama yang selama ini ia kubur justru terbongkar.

"Ya, itu saya," jawab Sharena tegas.

Semua orang bereaksi menimbulkan sedikit kebisingan hingga sang hakim harus menenangkan.

"Apak tujuan Anda mengambil foto-foto seksi itu? Apa Anda sengaja melakukan pose demikian untuk dimasukkan ke dalam situs prostitusi online?"

"Foto-foto tersebut memang benar milik saya dan perempuan dalam foto itu adalah saya. Tapi bukan saya yang mengambil foto itu dan saya tidak pernah mengunggahnya ke dalam situs apa pun. Semua foto itu adalah foto lama, silakan panggil saksi ahli untuk mengonfirmasi kebenaran waktu pengambilan fotonya."

"Jika memang foto itu benar foto lama lantas apa tujuan Anda mengabadikan momen seperti itu? Berpakaian seksi yang pada akhirnya menyebar luas, tidakkah Anda sadar bahwa Anda terancam dijerat hukum berat karena sudah menyebar konten asusila?"

"Saya tidak pernah mengerti urusan hukum semacam itu dan saya pun tidak berniat melakukannya. Perlu Anda semua ketahui bahwa foto-foto itu diambil lima tahun lalu. Ini adalah aib besar bagi saya dan karier saya tapi sebelum semuanya semakin rumit maka saya akan jelaskan dari mana asal usul foto itu," papar Sharena sejenak mengambil jeda.

Ia menoleh ada adiknya lalu May mengangguk—meyakinkan bahwa apa yang Sharena lakukan sudah tepat.

"Lima tahun lalu saya datang dari desa ke Jakarta untuk meraih mimpi menjadi aktris ternama. Suatu hari, saya ditawari untuk casting menjadi bintang iklan suatu produk. Saya diminta melakukan pemotretan dengan konsep anak sekolah. Proses itu berjalan lancar dan saya sangat senang. Menunggu hasilnya berhari-hari sampai saya mendapat kabar bahwa ... ada foto seksi saya yang muncul di majalah dewasa. Saya heran, karena saat itu saya tidak pernah mengambil foto-foto tersebut. Saya berani bersumpah atas nama Tuhan saya tidak pernah melakukannya. Sampai akhirnya saya menyadari bahwa foto-foto itu diambil saat saya berada di ruang ganti. Mereka diam-diam memotret saya. Itulah yang terjadi sebenarnya, itulah fakta mengapa saya bisa memiliki foto syur itu. Anda sekalian bisa mencari tahu bahwa saat itu korbannya bukan hanya saya tapi ada model lain."

"Maksud Anda, dalang dari semua kasus ini adalah oknum-oknum yang menjebak Anda lima tahun lalu itu?"

"Saya tidak tahu, apakah benar mereka atau ada orang lain yang sengaja ingin menghancurkan nama baik serta karier saya. Satu hal yang pasti, mau seribu kali pun Anda menekan saya untuk mengakui semua tuduhan itu, saya tidak akan pernah melakukannya. Saya tidak akan mengakui kesalahan yang tidak pernah saya lakukan."

"Baik, dari pihak kuasa hukum, bagaimana tanggapan Anda untuk tuduhan dari jaksa penuntut?"

"Terima kasih atas kesempatannya yang mulia hakim, saya mohon izin untuk mengundang dua saksi ahli untuk mengonfirmasi kebenaran informasi yang disampaikan klien saya. Kemudian satu lagi saksi ahli akan menjelaskan lebih detail terkait bukti baru yang menegaskan bahwa klien saya—Sharena Riyanti—tidak terlibat dalam kasus prostitusi online ini."

"Permohonan diterima, silakan lanjutkan!" kata sang hakim.

"Wah, gila, kalau benar si teteh 120 juta itu cuma difitnah gimana, Ka?"

"Kita harus meminta maaf padanya."

"Hah, masa minta maaf?  Itu sangat memalukan."

"Kenapa harus malu? Kalau kita salah sudah sepantasnya kita meminta maaf pada orang yang dirugikan. Kita sudah lalai menyelidiki kasus ini hingga ikut terjebak tipu daya oknum."

"Hah, entah gue harus berdoa apa sekarang. Haruskah gue berdoa semoga Sharena benar-benar terlibat kasus ini agar harga diri kita aman atau berdoa supaya dia terbukti tidak bersalah?"

"Berdoa saja semoga semua perkara tuntas di sidang pertama dan kebenaran akan terkuak agar keadilan bisa ditegakkan."

Tristan fokus memperhatikan Saka, kepalanya sedikit miring untuk melihat ekspresi Saka.

"Ngapain lo?"

"Lo lagi puber kedua, Ka? Mau pedekate lagi sama cewek, nih?"

Saka menatap tajam kawan cerewetnya itu, dia ingin meninju hidung mancung Tristan namun ditahan karena takut mengganggu jalannya persidangan.

"Jujur sama gue, lo ada niat poligami, kan?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 46| Kulepas Dudamu (Tamat)

    Kurang lebih empat hari sudah Saka berada di desa Sukasari, ia dan tim menjalankan tugas dengan sangat baik sampai semua korban berhasil dievakuasi. Desa Sukasari dan sekitarnya berduka sangat dalam. Para korban sudah dimakamkan secara masal dan bala bantuan terus berdatangan setiap harinya. Mereka yang kehilangan sanak saudara dan tempat tinggal masih memerlukan uluran tangan saudara-saudaranya. Dengan berakhirnya proses pencarian korban, bisa dikatakan berakhir pula tugas Sakalangit di sana. Menurut kabar yang beredar, Saka akan kembali ke kota dua hari lagi. Malah sebagian anggota timnya sudah kembali lebih dulu atas perintah pria itu. Sharena ketar-ketir mendengar itu, dia belum sempat mengobrol banyak lagi dengan pria pujaannya setelah siang itu. Setiap Sharena mau menemui Saka pasti selalu ada gangguan. Pria itu sibuk luar biasa, kondisinya juga genting jadi sangat tidak etis jika gadis itu menyita waktu Saka terlalu banyak. Sore ini, Sharena sedang sibuk menggalau di kamarnya,

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 45| Kamu yang Pertama

    Sharena menatap Saka dari jauh, bersembunyi di balik pohon mangga sambil memeluk rantang berisi makanan yang sengaja dia masak untuk Saka. Usai membantu para relawan memasak makan siang untuk para korban di dapur umum, Sharena sengaja memasak menu tambahan yang spesial dia buat hanya untuk Saka. Semangat itu begitu menggebu sebelumnya, namun kini, ketika Sharena hanya tinggal memberikan hasil karyanya tiba-tiba dia dera keraguan yang begitu besar. Dia masih belum lupa tentang fakta bahwa Saka sudah memiliki istri. Walaupun sedang berada jauh dari Lidya, tetap saja pria itu milik Lidya. Tidakkah tindakan dan perhatian Sharena ini hanya akan membuat Saka tidak nyaman nantinya? “Aduh, kasih jangan ya? Kalau dikasih sama pak Saka nanti dia berpikir macam-macam lagi tentang niatku tapi kalau enggak dikasih kan mubazir.” “Dor!” “Astagfirullah!” kaget Sharena refleks memukul orang yang mengejutkannya. Di tengah kebimbangan yang melanda hati Sharena tiba-tiba dia dikejutkan oleh kemuncula

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 44| Apa Kabar Cinta?

    “Euleuh ... euleuh ... bah Jana sama siapa itu? Meuni kasep pisan!” puji Esih terpesona melihat ketampanan dua orang pemuda yang tampak asing di matanya.Esih yakin dua pemuda itu bukan orang kampung sana, bahkan dia juga meyakini tidak ada orang seperti itu di desa Sukasari ini. Dua pemuda itu dan abah Jana baru selesai melaksanakan sembahyang salat Isya. Mereka masih di selasar masjid, tampak sedang asyik mengobrol.“Enggak bisa dibiarkan, mesti laporan sama Sharena ini.”Gegas wanita bertubuh agak berisi itu melesat pergi—menjauhi area masjid demi menyusul Sharena di rumahnya.“Lain kali kalau pak Saka dan yang lainnya mau menggunakan kamar mandi di masjid ini langsung datang saja, ya. Sekalian bisa sambil salat berjamaah sama warga sini,” tutur Jana, sebagai tuan rumah untuk para tamunya, dia memperlakukan Saka dan yang lain dengan sangat baik.“Terima kasih sebelumnya, Pak. Tapi sepertinya cukup untuk malam ini saja, kalau bala bantuan tambahan sudah datang kemungkinan kami akan

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 43| Menantu Idaman

    "Ya Allah, parah banget longsornya, Bah," kata Sharena sedang mendampingi abahnya melihat bencana alam yang menimpa salah satu kampung yang sebenarnya cukup dekat dengan kampung Sharena. Wilayahnya masih berada di kawasan desa yang sama, cuma terpisah oleh satu sungai saja. Hujan lebat yang semalam mengguyur tempat itu membawa bencana dahsyat. Puluhan rumah warga yang dekat dengan lereng gunung tertimbun. Kabarnya sampai menimbulkan korban jiwa, beberapa sudah ditemukan sedangkan sisanya masih proses evakuasi. "Iya, astagfitullah, rumah Uwa kamu juga habis tertimbun, Ren. Sekarang dia sudah ada di pengungsian, kita temui dia dulu baru nanti Abah mau gabung sama warga dalam mengevakuasi korban." Sharena mengangguk paham, mereka lanjut berjalan menyusuri jalanan basah dan lengket. Maklum akses menuju kampung seberang masih cukup sulit. Setelah melewati jembatan kayu yang membentang di atas sungai perbatasan, mereka harus berjalan sekitar 300 meter jauhnya. Kendaraan bermotor tidak mem

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 42| Panggilan Darurat

    Dua tahun kemudian ... Waktu berjalan sangat cepat. Membawa setiap insan pada halaman kehidupan yang sama sekali berbeda dari masa yang telah ditinggalkan. Setiap hal berotasi, mengalami perubahan dengan atau tanpa disadari. Di antara banyaknya perubahan, ada satu hal yang tetap dipertahankan oleh Sakalangit Bastara. Kesendirian yang dipeluk masih tetap sama sejak kata talak terucap dan pengadilan meresmikan perpisahannya dengan Lidya. Ini bukan perkara sudah atau belum melupakan masa lalu. Bukan juga tentang ada atau tidaknya hati baru yang berusaha menyentuh kehidupan Saka. Pria itu hanya sedang menikmati masa-masa pemulihan yang sungguh menyembuhkan semua kepiluan hatinya. Dia sadar bahwa luka yang dulu tertoreh hanya bisa disembuhkan oleh dirinya sendiri, bukan orang lain. Oleh karena itu, Saka sangat fokus pada dirinya sendiri dan keluarga. Menyelesaikan semua tanggung jawab dengan penuh sambil berusaha membahagiakan kedua orang tuanya. Meskipun sudah tampak baik-baik saja, nya

  • AKU TUNGGU DUDAMU   Chapter 41| Perpisahan

    Ramen aneka toping telah tersaji di atas meja, sang pelayan undur diri setelah memastikan tiga porsi ramen yang dipesan tamunya lengkap. Kafe yang menjual makanan khas Jepang ini menjadi pilihan May untuk mengajak Saka berbincang. Mereka memesan ruangan khusus dan tertutup demi menjaga privasi. Acara makan berlangsung dengan damai. Setelah semuanya sama-sama santai dan momennya tepat, May mulai membuka pembicaraan. Public speaking May sebagai seorang manajer tidak perlu diragukan. Penjelasan ihwal tujuannya mengajak Saka berunding sangat singkat, padat, dan mudah dimengerti.Sepanjang May bercerita, perasaan sesal muncul di hati Saka. Dia menganggap dirinya sebagai penyebab utama hal buruk yang dialami Sharena walaupun faktanya Saka tidak tahu apa-apa. Sementara Sharena, dia hanya membisu dan fokus pada makanannya yang belum habis. Hati kecil gadis itu ingin melarikan diri dari situasi ini. Niatnya yang ingin menghilang secara diam-diam dari kehidupan Saka gagal total karena May."Ja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status