Share

Chapter 5| Sidang Perdana

"Pak Komandan, bisa Anda jelaskan kenapa kita ada di sini?" tanya Tristan sambil mesem-mesem penuh godaan.

Sikut Saka lagi-lagi mengenai perut Tristan keras, pria itu meringis kesakitan sambil menepuk lengan atas sahabatnya.

"Gue cuma nanya, Ka," kata Tristan santai menggunakan bahasa pergaulan karena sekarang mereka bukan di kantor dan tidak sedang dalam masa tugas.

"Pertanyaan lo enggak penting."

"Enggak penting gimana, kita menghadiri acara sidang teteh cantik 120 juta. Padahal lagi masa libur, tapi lo ngajak gue ke sini. Apa tuh tujuannya?"

"Gue cuma pengen tahu kelanjutan kasus ini, apa itu salah?"

"Kan bisa memantau di TV atau secara online gitu. Enggak mesti datang ke sini juga."

"Gue salah karena ngajak lo."

"Ha ha, siapa suruh. Ada bahan gibahan baru kan gue. Makin sini makin yakin gue tuh, lo naksir sama Sharena, ya?"

"Gue enggak kepikiran hal itu sama sekali."

"Terus kenapa lo kayak gini? Sibuk ngurusin wanita lain, bini lo tuh urusin. Tiap hari uring-uringan mulu."

"Udah, stop bahas itu, kita ke sini bukan mau bahas gue. Ikutin sidangnya dengan baik dan lo analisis setiap prosesnya."

"Ck, gue enggak lagi tugas juga tetap aja disuruh meneliti orang, capek deh."

Saka menyuruh Tristan tutup mulut ketika pintu sebelah kanan terbuka dan memunculkan sosok Sharena berpakaian serba putih dengan rompi bertuliskan tersangka. Sharena menoleh pada sang adik yang ada di bangku penonton kemudian tersenyum tipis pada May. Dari sana May memberi dukungan, ia menggumamkan, "Kakak pasti bisa!"

Sharena melayangkan senyuman tipis pada May, perhatiannya kemudian beralih pada seorang pria yang duduk di barisan paling belakang. Sharena menajamkan pandangannya dan dia yakin tidak salah lihat. Itu polisi yang tempo hari mendebatnya di sel kantor polisi. Mereka saling bertukar tatap cukup lama, baru terputus ketika Sharena digiring ke kursi tersangka di depan. Persidangan kasus prostitusi online pun dimulai.

Jaksa penuntut membacakan laporannya, mereka mengungkapkan bahwa Sherena Riyanti benar melakukan prostitusi online dengan latar belakang putus asa karena saat itu kariernya tidak kunjung naik. Ia mengalami kesulitan secara ekonomi sehingga terpaksa menghubungi salah seorang mucikari untuk ikut menyediakan layanan jasa booking out. Dikabarkan pula bahwa Sharena sudah terlibat dalam kegiatan ini sejak tiga tahun lalu ketika kariernya belum sesukses tahun sekarang.

"Kami sudah memiliki bukti transfer ke rekening atas nama Sharena Riyanti. Dari bukti tersebut, diketahui Sharena sudah menerima sebanyak lima kali transfer dari terdakwa DF sebagai mucikari."

Bukti transfer ditampilkan melalui layar monitor. Sharena memperhatikannya dan memang tertulis jelas namanya di sana.

"Saudari Sharena Riyanti tolong jawab pertanyaan saya dengan jujur. Untuk mengonfirmasi kebenaran bukti-bukti yang ada. Benarkah wanita yang ada di foto-foto syur itu adalah Anda?"

Itu adalah foto-foto yang ditunjukkan Saka saat di kantor polisi. Potret yang pernah membuat tubuhnya menegang karena aib lama yang selama ini ia kubur justru terbongkar.

"Ya, itu saya," jawab Sharena tegas.

Semua orang bereaksi menimbulkan sedikit kebisingan hingga sang hakim harus menenangkan.

"Apak tujuan Anda mengambil foto-foto seksi itu? Apa Anda sengaja melakukan pose demikian untuk dimasukkan ke dalam situs prostitusi online?"

"Foto-foto tersebut memang benar milik saya dan perempuan dalam foto itu adalah saya. Tapi bukan saya yang mengambil foto itu dan saya tidak pernah mengunggahnya ke dalam situs apa pun. Semua foto itu adalah foto lama, silakan panggil saksi ahli untuk mengonfirmasi kebenaran waktu pengambilan fotonya."

"Jika memang foto itu benar foto lama lantas apa tujuan Anda mengabadikan momen seperti itu? Berpakaian seksi yang pada akhirnya menyebar luas, tidakkah Anda sadar bahwa Anda terancam dijerat hukum berat karena sudah menyebar konten asusila?"

"Saya tidak pernah mengerti urusan hukum semacam itu dan saya pun tidak berniat melakukannya. Perlu Anda semua ketahui bahwa foto-foto itu diambil lima tahun lalu. Ini adalah aib besar bagi saya dan karier saya tapi sebelum semuanya semakin rumit maka saya akan jelaskan dari mana asal usul foto itu," papar Sharena sejenak mengambil jeda.

Ia menoleh ada adiknya lalu May mengangguk—meyakinkan bahwa apa yang Sharena lakukan sudah tepat.

"Lima tahun lalu saya datang dari desa ke Jakarta untuk meraih mimpi menjadi aktris ternama. Suatu hari, saya ditawari untuk casting menjadi bintang iklan suatu produk. Saya diminta melakukan pemotretan dengan konsep anak sekolah. Proses itu berjalan lancar dan saya sangat senang. Menunggu hasilnya berhari-hari sampai saya mendapat kabar bahwa ... ada foto seksi saya yang muncul di majalah dewasa. Saya heran, karena saat itu saya tidak pernah mengambil foto-foto tersebut. Saya berani bersumpah atas nama Tuhan saya tidak pernah melakukannya. Sampai akhirnya saya menyadari bahwa foto-foto itu diambil saat saya berada di ruang ganti. Mereka diam-diam memotret saya. Itulah yang terjadi sebenarnya, itulah fakta mengapa saya bisa memiliki foto syur itu. Anda sekalian bisa mencari tahu bahwa saat itu korbannya bukan hanya saya tapi ada model lain."

"Maksud Anda, dalang dari semua kasus ini adalah oknum-oknum yang menjebak Anda lima tahun lalu itu?"

"Saya tidak tahu, apakah benar mereka atau ada orang lain yang sengaja ingin menghancurkan nama baik serta karier saya. Satu hal yang pasti, mau seribu kali pun Anda menekan saya untuk mengakui semua tuduhan itu, saya tidak akan pernah melakukannya. Saya tidak akan mengakui kesalahan yang tidak pernah saya lakukan."

"Baik, dari pihak kuasa hukum, bagaimana tanggapan Anda untuk tuduhan dari jaksa penuntut?"

"Terima kasih atas kesempatannya yang mulia hakim, saya mohon izin untuk mengundang dua saksi ahli untuk mengonfirmasi kebenaran informasi yang disampaikan klien saya. Kemudian satu lagi saksi ahli akan menjelaskan lebih detail terkait bukti baru yang menegaskan bahwa klien saya—Sharena Riyanti—tidak terlibat dalam kasus prostitusi online ini."

"Permohonan diterima, silakan lanjutkan!" kata sang hakim.

"Wah, gila, kalau benar si teteh 120 juta itu cuma difitnah gimana, Ka?"

"Kita harus meminta maaf padanya."

"Hah, masa minta maaf?  Itu sangat memalukan."

"Kenapa harus malu? Kalau kita salah sudah sepantasnya kita meminta maaf pada orang yang dirugikan. Kita sudah lalai menyelidiki kasus ini hingga ikut terjebak tipu daya oknum."

"Hah, entah gue harus berdoa apa sekarang. Haruskah gue berdoa semoga Sharena benar-benar terlibat kasus ini agar harga diri kita aman atau berdoa supaya dia terbukti tidak bersalah?"

"Berdoa saja semoga semua perkara tuntas di sidang pertama dan kebenaran akan terkuak agar keadilan bisa ditegakkan."

Tristan fokus memperhatikan Saka, kepalanya sedikit miring untuk melihat ekspresi Saka.

"Ngapain lo?"

"Lo lagi puber kedua, Ka? Mau pedekate lagi sama cewek, nih?"

Saka menatap tajam kawan cerewetnya itu, dia ingin meninju hidung mancung Tristan namun ditahan karena takut mengganggu jalannya persidangan.

"Jujur sama gue, lo ada niat poligami, kan?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status