Share

Chapter 8| Dalang Sebenarnya

Sidang kedua Sharena berlangsung hari ini, gadis itu sudah siap tempur dengan lawan-lawan berotak bebal. Dia tidak akan terintimidasi oleh apa pun ancaman yang akan hadir di ruangan sidang nanti. May dan Ratmi mengatakan mereka punya kejutan untuk Sharena, semoga saja itu kabar baik yang akan membawa Sharena mencapai gerbang kemerdekaannya. Dia sudah tidak sabar ingin membungkam mulut sampah orang-orang yang sudah menyumpahinya. Walau tak melihat secara langsung tapi Sharena bisa membayangkan sepedas apa hujatan yang ditujukan padanya selama dirinya di dalam penjara.

Di ruang sidang pihak Sharena melakukan permulaan yang sukses membuat jaksa ketar-ketir. Pihak Sharena benar-benar menunjukkan performa yang luar biasa, baik itu dari kuasa hukumnya maupun Sharena sendiri yang sangat tenang dan santai seperti tidak ada beban. Setelah di persidangan pertama Ratmi berhasil mematahkan bukti-bukti yang disuguhkan jaksa. Kali ini beliau menunjukkan bukti baru yaitu hasil tangkapan layar yang berisi percakapan antara tersangka baru yang diduga sebagai dalang utama masalah ini. Sebelum ke tersangka baru, saat ini hakim tengah menyimak kesaksian salah satu pegawai hotel yang tempo hari ditemui May.

“Jadi maksud Anda saudari Sharena benar-benar masuk ke dalam jebakan yang diatur oleh oknum resepsionis yang tak lain adalah teman Anda sendiri?” lanjut hakim bertanya.

“Benar, Yang mulia, saya mendengar sendiri percakapan antara teman saya dengan seseorang yang entah siapa. Dalam percakapan itu, teman saya mengatakan bahwa dia akan memberikan kamar 405 yang sebenarnya sudah dipesan terlebih dahulu oleh tersangka AT. Proses reservasi dilakukan seolah-olah kamar 405 itu masih available, sehingga di laporan terakhir pemesanan kamar nama yang dicatat hanyalah nama saudari Sharena.”

“Izin menambahkan Yang mulia,” interupsi Ratmi dan sang hakim mengizinkan.

“Saya baru mendapat info terbaru bahwa oknum resepsionis sudah melarikan diri dari indekosnya sejak tadi Subuh setelah tahu bahwa ada temannya yang memberi kesaksian di sini. Besar kemungkinan bahwa dia takut dipanggil ke sini untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya,” lanjut Ratmi dengan tegas.

“Keberatan Yang mulia! Itu hanya opini dari kuasa hukum, bukan fakta yang bisa menguatkan praduga. Kita tidak boleh menyangkutpautkan kepergian resepsionis itu dengan tuduhan ini, siapa tahu dia pergi untuk urusan pribadi,” sela jaksa.

“Izin memberi keterangan, oknum resepsionis meninggalkan indekos subuh-subuh tanpa berpamitan pada pemilik indekos dan meninggalkan hutang sebesar 5 juta rupiah karena pembayaran indekosnya masih menunggak. Tuduhan ini sangat jelas dasar dan alibinya terlebih sudah ada saksi yang buka suara. Saya juga memiliki rekaman video percakapan sang oknum resepsionis dengan antek-antek AT ini.”

Operator memutar video yang diberikan May, di sana semua yang diceritakan saksi benar-benar nyata adanya. Sharena tersenyum penuh kemenangan, ia mencium aroma kebebasan yang sangat pekat. Setelah selesai dengan saksi pertama, akhirnya seorang wanita seusia May memasuki ruangan sidang. Sharena terkejut melihat kehadiran orang itu yang tak diduga-duga, mengapa mantan asistennya mau memberikan kesaksian? Apa hubungannya dia dengan kasus Sharena?”

“Mohon izin memperkenalkan saksi baru, Yang mulia, beliau akan mengungkapkan pernyataan yang bisa menyudahi persidangan ini dengan hasil bahwa klien saya benar-benar bersih dari semua tuduhan yang dilayangkan jaksa.”

Sharena menatap ke arah kursi penonton, bertanya dengan matanya kepada May tentang semua yang terjadi sekarang. May hanya mengembangkan senyum—menyuruh Sharena tetap fokus ke depan.

“Saudari Tina, bisa Anda jelaskan apa motif dan alasan Anda menjebak saudari Sharena dalam kasus prostitusi online ini?”

“Saya hanya ingin balas dendam padanya, Yang mulia. Dia sudah memecat saya di saat saya benar-benar membutuhkan uang. Saat itu Ibu saya sedang sakit, beliau tidak selamat karena telat mendapat pengobatan. Sejak saat itu saya tidak pernah berhenti membenci Sharena, saya muak melihat wajahnya di televisi jadi saya putuskan untuk menjebaknya.”

“Adakah orang lain yang terlibat dalam kasus ini selain Anda dan oknum resepsionis yang saat ini buron?”

“Tidak, Yang mulia, saya hanya bekerja sama dengan resepsionis itu kemudian dengan mucikarinya. Sisanya saya tidak tahu apa-apa.”

“Jadi sekarang, secara sadar Anda benar-benar mengakui bahwa memang Anda dalang utama semua ini?”

“Benar, Yang mulia.”

“Anda siap menerima hukuman dan konsekuensi jika Anda mempermainkan pengadilan?”

“Saya siap, Yang mulia.”

Persidangan terus berlanjut, pertanyaan demi pertanyaan dilayangkan pada Tina hingga dua jam pun berlalu dengan cepat. Di akhir persidangan hakim sudah mengetuk palu bahwa Sharena terbebas dari semua tuduhan yang menjeratnya. Dia dinyatakan bebas dan tidak perlu mendekam di lapas perempuan lagi. May dan Ratmi tersenyum bahagia mendengar putusan hakim. Begitu pun dengan orang-orang yang bersimpati pada Sharena, sayangnya sang artis malah menatap lurus ke arah Tina dengan raut tidak percaya.

Masih ada yang mengganjal di hatinya, Sharena tidak yakin bahwa Tina tega melakukan hal sekeji ini jika tidak ditunggangi siapa pun. Mereka memang sempat memiliki masalah beberapa waktu lalu tapi Sharena masih bersikukuh bahwa semua pengakuan Tina adalah omong kosong. persidangan ditutup dan Tina pun menggantikan posisi Sharena untuk menjadi tersangka dalam kasus prostitusi online dan tambahan kasus yaitu pencemaran nama baik.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status