Share

ULAH LINA

Menepikan semua beban yang mengimpit pikiran, Perempuan berwajah oval itu menjalani kewajibannya sebagai tulang punggung. Ia tetap berjualan meski letih mendera hati dan jiwa.

Sebab, dia yakin bahwa masalah tak selalu harus dicari jalan keluarnya. Ada kalanya harus berpasrah, membiarkan semesta bicara.

Satu per satu pelanggan yang datang dilayani. Tak peduli tua, muda, pria ataupun wanita, semua diperlakukan sama. Sebab, pembeli adalah raja.

Ponsel yang Vita simpan di laci kembali berdering. Ini untuk ke tiga kalinya dalam 15 menit terakhir. Namun, lagi-lagi diabaikan sebab harus membuatkan pesanan para pengunjung.

Setelah warung agak sepi, Vita membuka laci, mengambil ponsel. Dahinya berkerut saat melihat tiga panggilan tak terjawab dari Arum, sang mantan kakak ipar.

Memanfaatkan waktu senggang, Vita menghubungi Arum. Tak butuh waktu lama panggilan langsung terhubung.

“Assalamu alaikum, Mbak. Ada apa Mbak Arum nelpon?”

“Waalaikum salam. Enggak kok. Cuma mau cerita aja. Minggu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status