Share

Pelet?

“Alhamdulillah, Kang …,” Suara Neneng masuk ke dalam telinga ini, namun aku memilih diam, rasa pening yang mendera membuatku enggan berkata apa pun.

“Ayo, Kang. Minum dulu.”

“Argh,” ucapku refleks saat hendak mendudukkan tubuh, dengan sigap Neneng membantu sampai akhirnya aku bisa bersandar pada bantal di belakang.

“Bagaimana? Sudah enakan?” tanya Neneng saat aku sudah selesai meneguk air putih pemberiannya. Lekas aku mengangguk walau singkat.

“Mana yang sakit, Kang?” Neneng bertanya seraya memegangi lenganku, tatapan lekatnya menyiratkan kekhawatiran yang dalam.

“Nggak, sudah mendingan sekarang.” Aku menjawab sambil tersenyum.

“Tapi apa yang sakit, Kang? Kepala? Perut? Atau apa? Akang sampai pingsan tadi,” katanya lagi, sekarang matanya terlihat berembun.

“Iya, perut.”

“Pantas saja tadi dokter bilang kalau asam lambung Akang naik,” sahutnya.

“Dokter?”

“Iya, barusan ada dokter yang meriksa keadaan Akang. Tadinya mau dibawa ke puskesmas, tapi ternyata Bapak sudah panggil dokter, makany
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Osman Anchor
cerita nya bagus....tapi koinnya terlalu mahal......susah mw membaca....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status