Share

Pertanyaan Abidzar

“Ayo, masuk.”

“I-iya, Pak.” Aku tergagap mendengar suara Pak Abidzar, lalu menyudahi keterpanaan saat melihat ruangan yang terlihat mewah dan megah.

Setelah masuk ke dalam, aku malah merasa bingung harus berbuat apa. Sedangkan Pak Abidzar lenyap ke ruangan yang sepertinya adalah sebuah kamar mandi.

“Kenapa masih berdiri di situ?” tukasnya membuatku terkejut.

“Tidur, lah, istirahat. Atau mau makan dulu?” tawarnya.

“Terserah Bapak saja,” jawabku sambil mengulas senyum, tapi hatiku grogi bukan main.

Pak Abidzar mengangguk-angguk, lalu menyuruhku duduk kembali. Aku pun menurut dan mendekat ke dekat ranjang yang luasnya entah berapa hektare. Terlalu berlebihan memang, tapi baru pertama kali ini aku melihat tempat tidur sebesar itu.

“Sebentar, ya. Aku mau telepon dulu.”

“Iya, Pak.” Tanpa berkata apa pun lagi dia langsung pergi, ketiadaannya di ruangan ini kugunakan untuk menghela napas sedalam mungkin.

“Ya Allah, empuk sekali kasurnya.” Aku bergumam sendiri sembari mengelus selimut tebal y
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Evi Zumaroh
ralat thir tingginya monas kok seratus tiga puluh dua sentimeter,
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status