Home / Romansa / ANOTHER TOXIC STORY / Pernikahan Paksa

Share

Pernikahan Paksa

Author: Wonder Icy
last update Last Updated: 2025-04-04 13:40:32

Eca duduk, dia membiarkan Adra masih berdiri dengan cicin di tangannya. Eca merasa semakin pusing karena kedatangan pria muda itu.

“Kamu enggak mau ninggalin pacarmu?” kata Adra. “Aku bisa pastikan aku seribu kali lebih baik dari dia.”

Eca mengangkat tangannya, memberikan isyarat kepada Adra untuk berhenti bicara. Tubuh Eca mulai kembali berpeluh dingin.

“Apapun yang mau kamu katakan. Aku mau kita tetap menikah,” Adra benar-benar batu kali ini. Dia tidak menghiraukan Eca yang menjadi semakin lemah dengan penyakitnya.

“Pergi! Kamu membuatku semakin sakit!” usir Eca. Suaranya masih sangat lemah. Dia berusaha untuk berdiri, namun tubuhnya yang masih lemah terjatuh nyaris tak sadarkan diri.

Beruntung Adra sigap sehingga dia sempat menahan tubuh Eca dengan kedua tangannya. Dilihatnya Eca yang masih hendak bicara, Adra menggeleng. Adra tidak mengijinkan perempuan itu untuk mengatakan apapun.

Adra membaringkan tubuh Eca pada sofa, dia segera pergi ke dapur untuk mengambil air hangat di gelas dan di sebuah wadah untuk mengompres perempuan itu.

Eca masih marah, namun dia tidak memiliki tenaga lagi.

Adra menelepon Radit untuk menyiapkan mobil, dia akan membawa Eca ke Rumah Sakit agar mendapatkan perawatan yang lebih baik.

“Tidur saja,” bisik Adra saat ia menggendong tubuh Eca menuju mobilnya.

Eca tidak sadarkan diri. Dia membuka matanya saat ia telah berada di kamar di rumah sakit bersama dengan beberapa perawat yang sedang menyuntikkan obat pada infusnya.

“Saya kenapa, mba?” tanya Eca bingung.

Perawat perempuan itu tersenyum. “Ibu terkena penyakit demam berdarah, tapi tenang saja hasil pemeriksaannya bagus,” jawab perawat.

“Saya rawat inap?” tanya Eca lagi.

Perawat itu mengangguk. “Karena ibu tadi tidak sadarkan diri, jadi ibu perlu kami rawat lebih lanjut. Kalau besok sudah semakin baik, dokter bilang boleh rawat jalan saja.”

Eca menghela napas lega.

Perawat berpamitan dan keluar ruangan. Eca baru menyadari kalau dirinya berada di ruang VIP. Saat ia mengedarkan pandangan, ia melihat pria muda yang sebelumnya telah membuatnya semakin sakit, tertidur di sofa dengan pakaian yang sudah tidak lagi rapi. Jasnya tergeletak di atas meja, dengan kemeja bagian kerah yang berantakan dengan dasi yang nyaris lepas. Tangan pria itu terjatuh dan berjuntai hampir ke lantai, diperhatikan oleh Eca dengan seksama terlihat bekas luka di bagian pergelangan tangan, namun tidak begitu jelas.

Saat hendak menyingkirkan poni, Eca kembali dikejutkan dengan keberadaan cincin di jari manisnya. Cincin yang sebelumnya di bawa oleh Adra saat mengunjungi rumahnya.

“Apa ini?” Eca geram, langsung saja ia melepasnya namun saat hendak meletakkannya di meja, seorang pria yang sudah familiar oleh Eca, masuk ke ruangannya.

“Bu Eca sudah sadar?” sapanya.

“Pak Radit?”

Radit menyeringai seperti kuda, agak canggung dirasa olehnya. Dia melihat Eca melepas cincin, namun tidak dihiraukannya.

Radit menghampiri Adra yang masih pulas, dia menepuk pelan bahu temannya itu. Eca memperhatikan dari kejauhan.

“Apa bu Eca sudah bisa pulang besok?” tanya Radit.

“Semoga saja,” jawab Eca singkat.

Radit mengangguk lega. “Kalau begitu, acaranya lusa,” gumamnya.

“Acara apa?” tanya Eca yang mendengarnya.

“Acara pernikahan kalian,” jawab Radit polos.

Ekspresi wajah Eca langsung berubah masam. Perempuan itu berdecak kesal dan menggigit giginya.

“Tenang, Bu. Kami sudah mengurus semuanya, termasuk kakaknya bu Eca juga sudah kami kabarin.”

Kalimat Radit membuat Eca semakin geram.

“Hey! Ini namanya pemaksaan! Kenapa kalian bertindak seenak jidat kalian hah! Apa aku bilang mau menikah sama dia?!” Eca meninggikan suaranya.

“Bukan pemaksaan, Bu. Tapi dia, Pak Adra ini mau bertanggungjawab atas kehamilan ibu. Bukannya itu hal bagus? Ibu akan terhindar dari masalah.”

“Aku tidak hamil!!!!” suara Eca menggema.

Hal itu mengejutkan Adra yang membuatnya terbangun seketika.

“Sekali lagi kutakatan, aku tidak hamil dan aku tidak mau menikah sama dia!” suara Eca masih nyaring.

Radit mencoba menenangkan, mengingat mereka sedang berada di rumah sakit yang membutuhkan ketenangan.

Adra membenarkan posisi duduknya, ia lalu melepas dasi dan memandangi dua orang yang sedang berdebat. Namun detik berikutnya dia menyadari kalau Eca sudah tidak memakai cincin yang ia pasangkan sebelumnya.

Seketika Adra berdiri, mengejutkan Radit dan juga Eca. “Mana cincinnya?!” ujarnya panik.

“Ku lepas,” jawab Eca singkat.

“Hey! Itu kunci keberuntungan dalam hidupmu! Mana? Sini pasang lagi!” Adra menghampiri Eca. Dia menemukan cincin itu di atas meja, segera saja dia memaksa Eca untuk memasangnya kembali.

“Hey! Kamu pikir kamu siapa bisa memaksa aku untuk ini dan itu?!” Eca menatap Adra kesal.

“Aku Adra Buditama! Seorang anggota Dewan Masyarakat sekaligus putra tunggal Gubernur.” Adra membalas tatapan Eca. Ia lalu kembali memasangkan cincin pada jari manis Eca.

“Ini adalah perlakuan tidak menyenangkan, aku bisa membawa ke jalur hukum,” kata Eca.

“Tidak menyenangkan dari sisi mana? Kamu kunikahi dan akan mendapat jaminan kehidupan. Bagian mana yang tidak menyenangkan?” Adra menarik napas panjang, melembutkan suaranya, sedikit.

“Kamu memaksaku untuk menikahimu,” jawab Eca.

“Sudah kubilang ini bentuk pertanggungjawabanku. Sudah kamu enggak usah memberontak, lagian pacarmu enggak bakal marah, karena kalian sudah putus, ‘kan?”

Eca terkejut dengan kalimat Adra.

“Aku bisa memberimu kehidupan yang kamu mau, terlepas dari gosip dan hutang di luar sana. Kamu cukup menjadi istriku dan melakukan apa yang kuperintah. Simple.”

“Kamu stalker! Kamu mencari tahu tentang kehidupan pribadiku! Itu melanggar privasi!” kata Eca.

Adra duduk di tepian tempat tidur Eca. “Apa kita perlu menandatangani kontraknya?” tanya Adra. Dia lalu meminta pada Radit untuk mengambilkan tas berisi berkas di meja dekat sofa.

Rupanya itu adalah berkas yang berisi kontrak pernikahan yang akan dijalani Adra dan Eca. Tiga lembar, semuanya diketik dengan rapi.

“Bacalah dulu, ini sama sekali tidak merugikanmu,” ucap Adra meyakinkan.

Eca berkomat kamit membaca baris demi baris kalimat yang yang tertuang pada kontrak. Selayaknya pasangan suami dan istri pada umumnya, mereka harus bersikap manis dimanapun berada. Adra meminta ada satu ruangan di rumahnya yang tidak bisa disentuh oleh Eca, dia juga tidak mengijinkan Eca untuk menyentuhnya secara privat kecuali dirinya yang menginginkan.

Pada bagian akhir, terdapat kalimat yang meminta Eca untuk dapat membantu Adra membersihkan namanya dan juga nama besar keluarganya dari berbagai gosip yang ada.

“Aku mau kamu membantuku menyelesaikan masalahku juga,” ujar Eca.

“Dengan mantan pacarmu?” tebak Adra yang dijawab anggukan oleh Eca.

“Tidak sulit. Aku akan menambahkan poin itu sebelum kita menandatanganinya.” Adra tersenyum. Ini adalah pertama kalinya bagi Eca melihat senyum dari pria muda itu.

Senyum yang manis dan tampan, namun disaat yang bersamaan wajahnya terlihat kekanakan.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ANOTHER TOXIC STORY   Pernikahan Paksa

    Eca duduk, dia membiarkan Adra masih berdiri dengan cicin di tangannya. Eca merasa semakin pusing karena kedatangan pria muda itu.“Kamu enggak mau ninggalin pacarmu?” kata Adra. “Aku bisa pastikan aku seribu kali lebih baik dari dia.”Eca mengangkat tangannya, memberikan isyarat kepada Adra untuk berhenti bicara. Tubuh Eca mulai kembali berpeluh dingin.“Apapun yang mau kamu katakan. Aku mau kita tetap menikah,” Adra benar-benar batu kali ini. Dia tidak menghiraukan Eca yang menjadi semakin lemah dengan penyakitnya.“Pergi! Kamu membuatku semakin sakit!” usir Eca. Suaranya masih sangat lemah. Dia berusaha untuk berdiri, namun tubuhnya yang masih lemah terjatuh nyaris tak sadarkan diri.Beruntung Adra sigap sehingga dia sempat menahan tubuh Eca dengan kedua tangannya. Dilihatnya Eca yang masih hendak bicara, Adra menggeleng. Adra tidak mengijinkan perempuan itu untuk mengatakan apapun.Adra membaringkan tubuh Eca pada sofa, dia segera pergi ke dapur untuk mengambil air hangat di gelas

  • ANOTHER TOXIC STORY   Dilamar saat Sakit

    Baru saja Adra selesai membasuh wajahnya di kamar mandi. Ponselnya kembali berdering, sebuah panggilan dari sang ayah yang sangat jarang terjadi di jam kerja.Fiuuhhh. Adra mencoba menenangkan dirinya sendiri.“Iya, Ayah?”“Siapa perempuan itu, Nak?”Fiuhh. Ayah benar-benar tidak mengenal istilah basa basi. Adra tahu kemana arah pertanyaan sang ayah.“Bukan siapa-siapa. Cuma teman,” jawab Adra sambil menyandarkan kepalanya pada dinding kamar mandi.“Nikahi dia!”“Hah?” Adra merasa ada yang salah dengan pendengarannya.“Ayah sudah menelepon wartawan yang tempo hari memberitahu mengenai lamaranmu itu dan memintanya untuk menarik berita itu, tapi berita ini bukan dari wartawan manapun. Ini dari netizen antah barantah yang membuatnya heboh hanya dalam sekejap. Kamu pikir kamu bisa menutup semua akun itu?”“Kenapa ayah panik? Itu bukan berita buruk,” ujar Adra.“Ayah panik karena khawatir dengan keamananmu di luar sana! Akan semakin banyak orang yang penasaran dengan kehidupanmu, maka aka

  • ANOTHER TOXIC STORY   Hot News

    VIRAL!Anggota Dewan Perwakilan Masyarakat, Adra Buditama, tertangkap kamera netizen sedang bersama seorang perempuan di kelab malam!Belum diketahui siapa perempuan yang tengah digendongnya itu, namun sebelumnya Adra juga sempat tertangkap kamera sedang membeli sebuah cincin berlian pada sebuah toko perhiasan ternama.Kurang lebihnya begitu artikel yang sedang ramai bertebaran di media sosial. Tidak hanya narasi yang menarik, mereka juga mencantumkan beberapa foto dari kamera amatir yang menunjukkan Adra sedang menggendong seorang perempuan di sebuah kelab, beserta klip pendek yang hanya berdurasi sekitar lima detik.Klip lain menunjukkan saat Adra sedang berbincang dengan seorang penjaga toko perhiasan, ditemani dengan seorang teman yang berambut tipis alias botak.Beberapa komentar juga menyebutkan tentang ‘Pertunangan’ dan ‘Lamaran’ yang diduga dilakukan oleh putra tunggal Gubernur itu secara tertutup.Lantas apakah perempuan di kelab adalah tunangan Adra?---“Argh sial!” Eca nya

  • ANOTHER TOXIC STORY   Hubungan yang Beracun

    “Ngapain sih! Sudah bagus kalian bersikap profesional seperti tadi!”“Ah sial! Aku awalnya cuma mau bercanda, tapi dia terlalu serius!” ujar Adra kesal.“Kamu mengancam dia?” tanya Dino lagi.Adra tidak menjawab, dia hanya segera duduk setelah meraih kertas yang dilempar oleh Eca tadi.“Bro, enggak semua perempuan merasa tidur dengan pria itu hal biasa. Bisa saja itu hal yang menakutkan bagi dia. Mana bisa kamu bercanda sembarangan seperti itu!” Dino agak meninggikan suaranya.“Tidur?” Radit yang sejak tadi menyimak, baru menemukan titik pencerahan.“Hey! Jangan seolah aku sering melakukan itu ya!” suara Adra tak kalah tinggi. “Aku beneran cuma bercanda! Lagian, tadi malam ...,” kalimat Adra terjeda.Dino dan Radit menyimak.“Arh enggak! Aku enggak sejauh itu!” ujar Adra.“Emm yang tahu cuma dirimu sendiri,” sahut

  • ANOTHER TOXIC STORY   Penyedia Jasa

    Adra baru saja tiba dari kegiatannya sebagai seorang anggota dewan yang berkecimpung dalam bidang ekonomi kreatif. Masih dengan pakaian batiknya, sangat formal, ia mengambil motor trail yang cukup lama tersimpan di gudang.Sejak dilantik beberapa bulan lalu, pemuda itu disibukkan dengan kegiatan kemasyarakatan yang mengharusnya dia menomorduakan hobinya menaiki motor trailnya. Kini dia hanya sesekali lari sore di lingkungan rumahnya sendiri.“Mau touring, bos?” ujar pria muda botak, yang baru saja memarkirkan mobil. Dia adalah Dino, teman baik Adra, seorang pemilik WO yang sesekali mendampingi Adra menjadi supir pribadinya.“Enggak. Sayang banget lama enggak dipanasin,” sahut Adra mencoba untuk menyalakan.Satat kedua pria muda itu disibukkan dengan motor trail Adra, seorang temannya yang lain menelepon memberitahukan sebuah info yang dibutuhkan oleh Adra.Adra sudah mulai memikirkan untuk melakukan renovasi rumah sejak bula

  • ANOTHER TOXIC STORY   Pertemuan Profesionalitas

    Eca menghabiskan waktu lebih dari tiga puluh menit di dapur kantor hanya untuk meminum banyak air putih. Dia merasa sangat dehidrasi karena kehilangan fokus sejak pagi. Ia duduk sembari memakan snack yang distok di lemari makanan.Jemarinya masih sibuk scroll sosial media membaca hampir seluruh berita mengenai sosok pemuda yang telah membuatnya hampir jantungan.Adra Buditama.Eca kembali memijat pelan kepalanya, entah sudah berapa kali dia menuang air pada gelas yang terus diminum olehnya.“Permisi, Bu Eca.”Ratna, seorang staf menghampirinya di dapur. Eca cukup terkejut, ia bahkan hampir menyembur saat hendak meneguk minumannya.Ratna sempat terdiam, merasa bersalah karena telah mengejutkan atasannya. “Apa ibu baik-baik saja?” tanyanya.Eca mengangguk, “Ada apa?”“Maaf, Bu. Ini ... klien kita, pak Radit, dia mau ibu langsung yang ke tempat mereka untuk survei lapangan. Dia bilang, mau sekalian ada yang dibicarakan mengenai harga dan pajak, begitu.”“Saya?” tanya Eca yang dijawab ang

  • ANOTHER TOXIC STORY   Malam yang Berantakan

    Isak tangis Eca tak tertahan saat ia sedang berada di taksi online. Ia masih ingat dengan jelas saat jantungnya berdebar kencang ketika ia melihat dengan mata kepalanya sendiri kekasihnya sedang berselingkuh dengan pelayan Cafe miliknya, di ruang kerja.Saat itu, Eca bergegas menuju Cafe yang merupakan hasil dari kerja sama ia dan kekasihnya, Felix, untuk mengambil dompet yang tertinggal di ruang kerja sang kekasih saat istirahat siang dari kantor tempatnya kerja. Eca sudah menelepon Felix, namun tidak ada jawaban. Dia hanya berfikir mungkin kekasihnya itu sedang sibuk atau istirahat karena Cafe cukup ramai hari itu.Beberapa karyawan menyapa Eca ramah, semuanya berada di meja kasir."Mba Eca ada keperluan apa?" tanya kasir, yang bernama Nita.Eca terhenti sejenak, merasa aneh karena tidak biasanya dia ditanyai seperti itu di Cafe miliknya sendiri. "Pak Felix ada di dalam, 'kan?" ujar Eca diiringi senyumnya."Sepertinya Pak Felix sedang istirahat, Mba. Ruangannya dikunci," imbuh Nit

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status