Share

ANSEN Menantu Naga Merah
ANSEN Menantu Naga Merah
Author: Prince Janssent

Bab 1

last update Last Updated: 2023-12-01 01:16:40

"Plak" Anaya menampar Rean adik kandungnya sendiri. Wajahnya merah membara, Anaya menatap Rean dengan sangat sedih.

"Kau,.....Kau! Kau menamparku aku demi bajingan itu!" Rean berkata dengan terbata-bata, matanya nanar menatap Anaya.

"Sudah kukatakan berapa kali! Jangan pernah memanggil abang iparmu sembarangan!" Anaya menjerit dengan sedih.

"Hei, Kenapa kalian berdua ribut-ribut? Anaya, Kenapa engkau menampar adikmu sendiri?" Seorang wanita paruh baya datang mendekat, Dia adalah Marina; Ibu kandung Anaya.

"Ibu, Kakak menamparku hanya karena bajingan itu!" Rean berkata dengan sangat sedih.

"Ibu, Aku hanya,.....!"

"Plak,....!"

Belum selesai Anaya berbicara kepada ibunya, tiba-tiba ibunya menamparnya.

"Anaya,...Apakah terasa sakit? Katakan apakah sakit anakku? Itu tidak seberapa dibandingkan dengan sakit yang kami rasakan, Apa yang kami lihat setiap hari?" Marina berkata dengan mata berkaca-kaca.

"Kau memperjuangkan suamimu, Kau selalu membelanya! Sekarang katakan apa yang dilakukannya, Dia hanya bermalas-malasan seharian! Dia juga kasar dan sering memaki-maki dirimu!" Marina menyambung ucapannya dengan sangat sedih.

"Tolong segera kau ceraikan dia, Kumohon jangan kau siksa kami anakku! Ibu mohon anakku, Huhuhuhuhuhu!" Marina berkata dengan menangis sesunggukan. Anaya kemudian berlari ke dalam kamar tidurnya dengan suara tangisan yang kencang.

Wajah Ansen berkaca-kaca dengan sangat sedih, Ansen tidak percaya Anaya membelanya mati-matian. Ansen menguping mereka tadi dan mendengar semua keributan itu.

Ansen memang sengaja bertingkah laku tidak baik, Ansen hanya bermalas-malasan dan tidak mau bekerja. Ansen juga sangat kasar kepada Anaya, dan selalu membentak serta memaki-maki Anaya.

Siapapun orangtua dan saudara kandung pasti murka dengan perlakuan Ansen. Yang membuat mereka semakin geram, Ansen juga tidak hormat dan sopan kepada mereka semua.

Ansen langsung kembali ke tempat tidur dan berpura-pura masih tidur. Anaya masuk kekamar tidurnya lalu duduk di depan meja rias sambil menangis tersedu-sedu.

Anaya memanggil-manggil kakeknya, "Kakek, Kakek! Kenapa engkau begitu yakin dan percaya kepada Ansen, Huhuhuhuhu!"

Entah kenapa Ansen ingin segera memeluk Anaya, sesuatu di hatinya tumbuh bergejolak. Ansen membatin dalam hati, "Maafkan aku Anaya!"

Ansen memang menginginkan Anaya menceraikan dirinya, sehingga Ansen akhirnya bisa pergi dari sini. Ansen belum siap untuk menjadi suami, apalagi nanti memiliki seorang anak. Ansen masih ingin menikmati hidupnya, Ansen masih ingin bebas.

Anaya masih menangis sesunggukan, namun tiba-tiba Dia mendengar suaminya akan bangun. Anaya cepat-cepat mengusap air matanya dan segera memasang wajah ceria. Lalu segera menyapa Ansen dengan gembira, "Suamiku, Sudah bangun yah! Ayo kita sarapan, ini sudah jam 9 pagi suamiku!"

"Hei, Jangan sok mesra! Sudah kukatakan berapa kali, Aku tidak pernah mencintaimu! Sekarang ambilkan sarapanku, Cepattt!" Ansen membentak Anaya dengan sangat kuat.

"Oh iyah suamiku, Kalo begitu sebentar yah!" Anaya menjawab dengan tetap tersenyum, seperti tidak ada masalah apa-apa barusan.

Anaya bangkit lalu segera berlalu, Ansen memandangi kepergiannya dengan sangat heran. Ansen sudah semua hal buruk kepada Anaya, Ansen berharap Anaya tidak tahan lagi dan kemudian mengajak pisah darinya.

Tapi entah apa yang ada dalam pikiran Anaya, Dia tidak terpengaruh sedikitpun. Anaya bahkan tidak terganggu dengan semua perangai dan ucapan-ucapan kasar serta kemarahan Ansen.

Anaya lalu turun dari tangga, saat melewati meja makan semua orang yang ada disitu menatapnya tajam. Disitu ada Wiradi; Ayah Anaya, kemudian Marina; Ibu Anaya dan kedua adik kembar Anaya; Rico dan Rean.

"Kak, Apakah bajingan itu kembali memarahimu?" Rico berkata dengan sorotan mata tajam.

"Rico, Sudah berapa kali Kakak ingatkan! Kau juga harus sopan padanya!" Anaya menjawab adiknya dengan lembut.

"Sopan! Aku saja ingin membunuh bajingan itu!" Rico berkata dengan sangat kesal.

"Ricoo!!!" Anaya berteriak mulai marah.

Ansen kembali menguping mendengarkan semua percakapan mereka, Ansen juga bingung dengan keputusan Anaya yang masih saja tetap membelanya.

Saat ini justru Ansen yang sudah hampir putus asa, melihat sikap Anaya yang tetap tidak berubah. Ansen ingin mencoba memukul Anaya, tapi tatapan mata Anaya membuatnya tak sanggup melakukannya.

Ansen juga mulai membuat masalah dengan seluruh keluarga besar Anaya, Ansen sangat kasar dan tidak pernah sopan kepada kedua orangtua Anaya. Begitu juga kepada kedua adek kembar Anaya, lebih sering mereka hampir berkelahi.

Ansen juga sangat dingin kepada Anaya, Ansen tidak pernah mesra Anaya. Ansen selalu cuek dan tidak mempedulikan Anaya. Bahkan Ansen tidak pernah mau menyentuh Anaya sedikitpun, malah mengejek Anaya dengan mengatakan tidak menarik dan banyak kata-kata ejekan lainnya.

Ansen sekarang berpikir dalam hatinya, "Apakah Anaya gadis senaif itu! Atau Anaya benar-benar gadis bodoh!"

Ansen berpikir dengan sangat keras, tiba-tiba Ansen tersenyum kegirangan, "Hebat, Ide yang luar biasa! Kali ini Anaya pasti akan menceraikan aku!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 59

    Ansen memeriksa Tingkat Kultivasi Nenek Biru, Pada akhirnya Dia mendapati kultivasinya di Tingkat Abadi. Jelas Ansen bukan tandingan dari Nenek Biru itu. Tiba-tiba Fengbin berkomunikasi dengan Ansen, Dia mengatakan bahwa Nenek Biru adalah seorang penjahat. Dia adalah salah satu kultivator hitam, Dia sangat jahat. Karena itu Fengbin berniat keluar dan akan melawan Nenek Biru. Namun Ansen melarang Fengbin untuk melakukannya, Dia bersikeras akan melawan Nenek Biru. "Nenek Biru! Kau adalah Kultivator Hitam; Karena iu kau pantas untuk mati! Hari ini aku akan membunuhmu!" Ansen berkata dengan mantap. "Heheheh,...........! Bukankah harusnya kau ketakutan. Kau berani melawanku! Apakah kau sudah siap untuk mati; Baiklah aku akan mengabulkannya!" "Bukan aku yang akan mati! Tetapi engkau!" Setelah berkata seperti itu, Ansen langsung menyerang Nenek Biru. Nenek Biru terkejut bukan main, Dia tidak menyangka akan mendapatkan serangan dengan tiba-tiba. Namun Dia hanya tersenyum den

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 58

    Ansen terdiam sesaat begitu mendengar kata-kata Sebeli tadi, Dia sekarang menjadi Dilema. Dia tahu semua orang-orang ini pantas untuk mati. "Hihihihihi,........! Kau tidak bisa menjawabkan! Kau bahkan diam saja, Karena apa yang kukatakan benar kan!" Sebeli berkata dengan sangat kesal. "Sekarang pergilah; Mereka pantas untuk mati! Sekarang biarkan aku membunuh mereka semua; Maka akan berkurang beberapa orang jahat didunia ini!" Sebeli sekarang langsung berkata dengan kasar. Dia sekarang mengeluarkan kehebatannya, Dia bersiap-siap untuk menyerang Ansen. Ansen masih bingung, Di satu sisi Dia ingin menyelamatkan orang-orang ini. Tetapi mereka memang benar-benar orang jahat; Mereka juga pasti telah melakukan banyak kejahatan. Menghukum mereka tentu bukanlah satu kesalahan. "Tuan, Kumohon tolonglah kami! Kami terpaksa melakukan semua ini. Saat ini istri dan anak-anak kami ditangkap oleh Gerombolan Rubah Merah. Mereka memaksa kami untuk memberikan gadis-gadis muda yang cantik; Ji

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 57

    Ansen berjalan masuk ke mobilnya, Dia berencana untuk sekedar berkeliling di Kota Danzou. Sebenarnya Ansen berencana mengajak Anaya, Dia segera menghubungi dan mengajak Anaya. Namun Anaya baru saja mengabari bahwa saat ini sudah banyak Keluarga Besarnya yang datang. Dia tidak mungkin meninggalkan mereka, Anaya hanya berpesan agar Ansen berhati-hati. Tiba-tiba Wujin berlari kecil mengejarnya, " Tuan Ansen! Biarkan aku menemanimu; Aku bisa menjadi penunjuk jalan buat Tuan!" Ansen berpikir sebentar, Lalu Dia segera menganggukkan kepalanya. Wujin pasti sangat mengetahui seluk beluk Kota Danzou. Wujin segera ikut masuk ke dalam mobil. Lalu mobil itu melaju dengan kencang membelah jalanan di Kota Danzou. Wujin lalu bertanya kepada Ansen, "Tuan Ansen! Katakan Tuan ingin kemana?" "Aku ingin meminum minuman hangat; Bawa aku ke tempat terbaik dipinggir jalan yang kau tahu!" Ansen menjawab dengan cepat sekali. "Baiklah! Siap Tuan Ansen!" Wujin langsung menjawab dengan penuh sema

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 56

    Fengchai lalu berkata kepada Fengbin, "Nanti setelah Pesta Pernikahan Ansen dan Anaya selesai. Kau pergilah ke Pulau Jekulo, Bawalah Hadil kesana dan mintalah agar Tuan Strauss menggunakan tehnik penyegel jiwanya kepada Hadil!" "Abang Fengchai, Bukan aku ingin menolak perintahmu! Aku berencana membawa Ansen ke Pulau Oenyu untuk menemui Tuan Dong'er. Dia kemarin menyuruh Ansen kesitu, Ada sesuatu yang ingin diberikannya. Aku bertaruh itu pasti sesuatu yang sangat berharga!" Fengbin menjawab Fengchai. Fengsou langsung menanggapi dengan penuh harap, "Abang Fengchai! Bagaimana kalau aku saja yang pergi ke Pulau Jekulo! Aku sekaligus ingin melihat keadaan istri dan anakku!" "Tidak! Kau tidak boleh kesitu; Nanti takutnya terjadi lagi sesuatu! Fenghui; Kalo begitu nanti kau saja yang melaksanakan tugas ini!" Fengchai dengan cepat menolak permintaan Fengsou. Dia kemudian bertanya kepada Fenghui. "Siap Abang Fengchai! Aku akan melaksanakan tugas ini dengan baik!" Fenghui menjawab d

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 55

    Fengchai, Fenghui, Fengshou, Fengbin dan Ansen kini berada didalam sebuah ruangan tertutup. Mereka sedang membahas bagaimana mencari tahu informasi dari Hadil. Mereka tentu tidak mau melepaskan kesempatan ini. Mereka jarang sekali mendapatkan seorang angggota Istana Ungu yang dalam keadaan sehat. Biasanya mereka gagal mencegah usaha bunuh diri mereka. Ansen dari tadi hanya menjadi penonton saja, Dia hanya mendengarkan dengan serius perbincangan mereka. Fenghui lalu menyarankan agar mereka pergi membawa Hadil Pulau Jekulo. Mereka ingin Tuan Strauss menggunakan Tehnik Penyegel Jiwa kepada Hadil. Dengan begitu maka mereka akan segera mengetahui dimana Markas Utama Istana Ungu. Ansen yang dari tadi hanya diam saja, Tiba-tiba langsung bertanya mengenai Tehnik itu. Dia sangat penasaran sekali. Fenghui lalu menjelaskan mengenai Tehnik Penyegel Jiwa kepada Ansen. Itu adalah Tehnik dari Keluarga Strauss yang di gunakan untuk menyegel jiwa seseorang. Begitu jiwa target tersebut tela

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 54

    Fengchai sudah bersiap-siap untuk menangkap mereka salah satu dari mereka. Fengchai ingin mengintrogasi mereka. Fengchai ingin mengetahui di mana markas Istana Ungu, Dia kemudian segera berlari mendekat. Fengchai ingin menyerang dan menghancurkan Istana Ungu untuk selamanya. Keluarga Langit begitu membenci Istana Ungu, Karena mereka selalu melakukan serangan diam-diam dan tidak berani berhadapan langsung. Sudah banyak korban dari Keluarga Langit yang berjatuhan, Kebanyakan dari mereka akibat diracun oleh Istana Ungu. Ada sebagian lagi karena mendapat serangan diam-diam. Anggota Istana Ungu sangat pintar menyamar, Mereka bisa menjadi siapa saja. Lalu ketika korban lengah, Maka mereka akan langsung membunuhnya. Pasukan Langit juga langsung bergerak, Mereka ingin menangkap mereka semua. Istana Ungu adalah musuh besar yang sangat licik. Mereka selalu memakai cara-cara yang kotor. Hadil tahu niat dari Fengchai, Kini mereka akan melakukan usaha bunuh diri. Setelah Hadil berbicara

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 53

    "Tuan Hadil! Lihat, Rencana kita berhasil dengan baik! Kakek tua itu sudah memberikan tanda suarnya!" Bilal berbicara dengan sangat senang sekali. "Kau benar! Hebat sekali! Aku tidak menyangka rencanamu berhasil dengan baik! Ayo, Pasukan 15! Mari kita bergerak" Hadil langsung memberi perintah dengan semangat sekali. Hadil langsung berlompatan diantara gedung-gedung, Dia segera diikuti beberapa orang. Mereka adalah anggota Pasukan 15. Dibelakangnya Bilal mengikut dengan wajah yang cerah sekali. Kakek Woolon masih terus menggerakkan suarnya. Dia seperti menantikan kedatangan beberapa orang. Tak lama kemudian Hadil dan Bilal beserta seluruh anggota Pasukan 15 datang dengan perlahan. Kakek Woolon langsung menatap mereka semua satu per satu. Kakek Woolon lalu berkata kepada Bilal, "Aku sudah memenuhi permintaanmu; Sekarang katakan dimana cucuku!" "Hehehehehe,..........! Cucumu akan kami kembalikan! Kami harus memastikan dulu; Bahwa kau benar-benar melakukan perintahku!" B

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 52

    Semua orang langsung tersentak kaget, Mereka tidak menyangka bahwa makanan yang akan mereka makan mengandung racun. Saat itu mereka beruntung sekali, Sebab baru Ansen yang memakan hidangan itu. Fengchai lalu melemparkan sebuat potongan ayam kepada anjing peliharaan Wiradi. Anjing itu memakan potongan daging ayam itu dengan lahap. Hanya beberapa detik saja potongan ayam itu sudah habis dimakan oleh anjing itu. Lalu anjing itu duduk dengan tenang dengan muka bahagia. Mereka semua kemudian memandangi anjing itu. Jika benar makanan mereka telah diracun, Maka anjing itu pasti akan mati. Beberapa menit kemudian anjing itu tiba-tiba menjerit-jerit kesakitan, Anjing itu bahkan sampai menangis. Kemudian mulutnya berbusa, Lalu anjjng itu jatuh terkulai dengan mata melotot. Anjing itu kemudian mati dengan kondisi kesakitan. Tampaknya racun itu sangat mematikan sekali. Semua orang langsung bangkit berdiri, Kini nereka yakin dugaan Ansen benar. Makanan mereka telah diracun, Seseorang m

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 51

    Rehana akhirnya tersadar dari tidurnya, Dia sekarang berada di atas sebuah tempat tidur yang sangat besar. Dia juga memakai pakaian tidur yang cantik dengan desain kekinian. Rehana merasakan badannya pegal linu, Dia juga merasakan pangkal pahanya sangat perih sekali. Dia masih ingat dengan jelas, Semalam Dia diperkosa sampai pingsan oleh Foushan. Tak terasa air matanya jatuh lagi, Kini Dia merasa dirinya sangat kotor sekali. Dia bahkan sekarang menyesali semua tindakannya, Andai waktu dapat diputar kembali. Maka Dia tidak akan mengalami pemerkosaan ini. Rehana lalu bangkit dari tempat tidurnya, Dia menggerakkan badannya perlahan-lahan. Lalu Dia berjalan mengangkang sambil menahan sakit . Rehana keluar dari ruangan itu, Dia segera menemukan sebuah ruangan yang lebih besar. Disitu Dia menemukan Foushan yang sedang berbicara dengan beberapa orang. Tiba-tiba Rehana terkejut sekali, Dia juga melihat Rolane ada disitu. Dia mendengarkan penjelasan Foushan dengan penuh hormat.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status