Malam tiba, setelah makan bersama keluarga Asfha sudah berada dikamarnya masing-masing dan Asfha sekarang sedang rebahan sambil bermain handphone.
Ketika seru-serunya scroll tiktok tiba-tiba notif W******p bermunculan dan itu sangat membuat Asfha jengkel.
"Siapa sih heuh," gerutunya langsung lari ke W******p.
Dilihat banyak sekali yang chat apalagi grup kelas dengan pesan 300 nama grup XI Ipa 2. Dibuka grup tersebut, karena jenuh harus membaca pesan dia hanya scroll sampe bawah. Namun disaat dia scroll matanya melotot pada pesan 'weh tugas Pak Alzam liat'.
"Mampus. Ko bisa lupa gini ey," ucapnya.
Asfha kembali menutup grupnya dan langsung mencari nama Fika. Setelah ditemukan ternyata Fika spam juga, dibuka chatnya.
Fika Gila!
Woy tugas Pak Alzam liat!
Weh budek ceklis dua tak kunjung membiru
Asfha!!!
Gereget gue sama lo
Lo ngedadak jadi kutub
Woy!!! Denger gue kagak sih
Dahlah kita putus, gue benci lo
"Emangnya kita hubungan apa," ucapnya dan segera membalas chat.
Kagak salam kagak apa kagak ada akhlaq banget bisanya cuma nyerocos aja
Hehe maaf banget cantek, gue tau lo cantek. Emm btw sama tugas Pak Alzam gimana? Boleh minta contekan dong hehe
Dasar kutu kupret kalo ada sesuatu pasti baik, gue belom ngerjain lupa ey!
Huwahhhh, gue tarik lagi gak jadi bilang cantek:(
Asfha tak membalas chat Fika, dia mencari nama teman yang bernama Arsad, setelah ditemukan Asfha langsung chat.
Arsad Kagak Bener!!!
Heh Arsad! Gue liat tugas Pak Alzam dong!
Asfha chat tanpa basa basi, dia tersenyum karena Arsad langsung membalas chatnya.
Justru gue mau nyontek
Gue lupa kalo lo tukang nyontek dan gue bego mau nyontek sama lo fiks gue bego!
Setiap hari lo begonya kagak bakal ilang, Fha HAHAHAHA
Asfha meninggalkan chat Arsad, dia mematikan layar handphone lalu disimpan benda pipih itu dan akhirnya dia tidur.
"Daripada gue pusing mikirin tugas mending bobo cantik. Yang intinya sih biar bisa berantem sama Pak Alzam lagi hihi," ucapnya dan langsung tidur.
***
Mentari pagi telah bersinar, Asfha sudah bangun dan sekarang dia sedang bersiap-siap, Asfha memandang dirinya penuh takjub rambut panjang yang terurai terlihat sangat menawan. Seusai semua telah rapi dia duduk didepan cermin memoleskan bedak tipis diseluruh wajah yang lembut tak lupa liptin yang berwarna pink semakin menambah kecantikannya.
Sekali lagi dia melihat dirinya dicermin senyuman manis yang dia terbitkan. Dia melirik ke jam dinding yang menunjukkan pukul 06:00, diambil tas lalu pergi keluar kamar.
"Hay, Mamah dan Papah," teriak Asfha sambil turun dari anak tangga.
"Hay sayang," ucap serempak.
"Tumben banget jam segini udah siap? Biasanya juga jam 7 baru nongol," ledek papah Asfha diakhiri kekehan.
"Yey, Papah ini. Harusnya syukuran dong malah ngeledek," ucap Asfha langsung duduk dan mengambil roti yang sudah disiapkan oleh Mamahnya.
"Pastinya sih kerasukan jin baik atau ada sesuatu ya," goda Papah.
"Sesuatu apa? Gak ada," jawabnya tenang sambil memakan sesuap roti.
"Ya namanya juga anak remaja pasti tentang cinta."
"Ih nggak tuh. Mana ada main cinta, aku rasa cinta itu satu kata mengundang luka yang berakhir derita."
"Kata siapa? Buktinya Papah cinta sama Mamah kamu bahagia terus gak ada yang namanya derita. Mungkin kamu yang terlalu berharap sama seseorang, belum juga dihalalin hatinya udah perih."
"Papah!!!!" merengek tak terima. Muka Asfha ditekuk setelah mendengar ledekan Papahnya.
"Udah-udah dilanjut lagi makannya masih juga pagi! saran Mamah.
Dalam hati, seorang ibu itu juga ingin ikut ketawa yang sedari tadi melihat anak gadisnya jadi bahan bully apalagi melihat muka dan bibir yang dimonyongkan seperti bocah tapi karena kasihan dia sembunyikan saja.
***
Asfha berangkat menaiki sepeda motor yang satunya lagi, karena motor itu belum diambil. Dia menatap fokus pada jalan. Namun tiba-tiba dijalan raya menjadi macet membuat dirinya susah untuk melewati.
"Tumben banget macet. Pak ada apasih? Ko bisa macet?" tanyanya pada pedagang pinggiran.
"Tadi ada yang kecelakaan," jawabnya dan Asfha hanya membulatkan bibirnya.
Asfha bergerak sedikit demi sedikit berusaha untuk melewati meskipun susah. Terkadang juga dia menyenggol beberapa kendaraan.
"Heh mobil saya lecet!" teriak seorang lelaki.
"Ya, Pak. Maaf nanti kalo lecet datang aja kerumah saya," teriaknya juga.
Berhasil melewati kemacetan, Asfha kembali melajukan motornya dengan sangat cepat. Ditengah perjalanan ada seseorang yang melambaikan tangan, Asfha melihat dia dari jarak jauh setelah dekat ternyata dia adalah Fika.
"Lagi ngapain lo disini?" tanya Asfha karena jalur sekolah antara Asfha dan Fika sangat berbalik arah.
"Huh untung ada lo. Gue abis beli sepatu, lo tau kalo disekitaran rumah gue gak ada yang jual sepatu jadi gue kesini," jelasnya.
"Terus lo kesini sama siapa?"
"Sama pacar tapi entah kemana pacar gue gak ada apalagi pas lagi dikasir."
"Haha yang bener? Lo beli sepatu sama pacar? Kagak bilang udah pacar aja, eh terus lo ditinggalin? Sujud syukur banget," ledeknya sambil tertawa lepas.
"Enak banget lo ketawa. Daripada elo jomblo mulu kagak laku yee," ledeknya juga.
"Daripada punya pacar tapi gak bahagia, ya mending gue dong jomblo selalu bahagia."
"Sakumaha lo aja lah," pasrahnya sambil naik. Asfha tak menjawab, dia kembali melajukan motor.
Fika tersenyum bahagia, dia juga memeluknya kembali."Oke. Gue minta maaf, Fha. Gue udah salah paham sama lo, harusnya gue lebih sadar dan berpikir dulu sebelum dimasukin ke hati.""Gak usah minta maaf. Harusnya yang minta maaf itu gue, karena lo korban dari bentakan nada bicara gue dari kesekian orang. Hahaha, lagian salah lo juga sih apa-apa dimasukin ke hati.""Haha iya-iya. Tapi, sekarang gue lebih bersyukur punya sahabat seperti lo.""Jadi sebelumnya lo gak pernah bersyukur?" tanya menguraikan pelukan dan langsung menatap lekat sahabatnya."Hilih kebalikan nih, jadi lo yang dimasukin kehati."
Jam 8 pagi matahari sudah nampak diatas nabastala memancarkan cahaya menerangi alam semesta. Indahnya pancaran itu memberi kesejukan bagi penghuni makhluk yang berada di bumi dan langit.Dilangit Kicauan burung berbondong-bondong mengelilingi angkasa. Dibumi pohon bersemi kembali, lantas nikmat mana yang kami dustakan?"Satu dua satu dua.""Fha mau gak?" tawar Fika membawa kantung kresek hitam yang berisi makanan.Asfha menoleh lalu menghampirinya.Dua makhluk itu sedang berolahraga dibelakang rumah Asfha mengisi waktu libur dihari minggu. Sudah hampir 2 jam mereka melakukan runititas itu.
Lelaki itu memangutkan kepala. "Ya gapapa. Katanya belum beres belanjanya? Dilanjut!"Asfha menyengir kuda, sebenarnya bukan belum selesai belanja tapi karena dia ingin berlama-lama dengan lelaki itu."Ah nggak udah ko," alibinya."Oh udah? Pulang gih! Nanti orang tua lo marah. Gak baik anak gadis keluyuran lama-lama diluar tengah malem!"Asfha mendengus kesal mencibirkan bibirnya. Lelaki itu tak mengerti apa yang diinginkan Asfha. Dengan seperti itu keinginannya harus musnah tertelan sebelum waktunya, dia tak bisa mencari alasan lagi hanya pasrah.Bingung jika harus saling diam akhirnya Asfha izin untuk pamit pulang terlebih dahulu.
Tit Tit TitAsfha memalingkan wajahnya melihat kedepan ternyata benar suara mobil itu berhenti tepat didepan rumahnya."Tuh kayaknya udah dateng. Izinin yah? Bentar doang … hmm yah bener deh bentar doang. Kesian Fika udah kesini kalo aku gak diizinin," pintanya memelas."Ya udah, Pah. Izinin ajah, mereka cuma belanja," ucap Mamahnya membantu meminta izin.Papahnya dia sejenak, berpaling melirik Asfha. "Ya udah sana. Tapi hati-hati jangan ngebut apalagi sambil bercanda!""Yey oke siap, Pah," jawabnya antusias sambil hormat.Asfha berdiri dan menyalami orang tuanya. Dia juga diantar oleh
"Haduh. Huft hah huft hah."Asfha mencoba menormalkan pernapasannya. Dia berjalan kembali menghampiri meja lalu menengok kearah bawah, dia penasaran siapa yang telah bersikap tidak sopan."Keluar!" titahnya sambil menggebrakkan meja.Orang yang berada dibawah itu menoleh. "Ada apa, Neng?" tanyanya sambil keluar tanpa berdosa."Oh kamu, Mang. Cepet-cepet keluar!"Semua orang ikut keluar dan menunggu apa yang akan terjadi."Amang kentut ya?" tanya Asfha to the point.Mang Udin menyengir. "Iya hehe, tapi tadi loh kentutnya."
Deras hujan mengguyur rumah disertai gemerlapan petir, jalan basah kuyup, pepohonan ikut bergoyang karena tiupan angin.Tang kolentrang tangSuara rintikan hujan menggema berirama diatap rumah, apalagi atap rumah itu terbuat dari Asbes.Ruangan cukup redup hanya pancaran cahaya remang-remang terdapat seorang gadis sedang belajar, ralat bukan belajar melainkan melukis. Gadis itu mencoreng-coreng tinta diatas kertas putih. Lukisan itu menampakkan kepala seseorang, entah laki-laki atau perempuan yang jelas lukisan itu baru separuh.Namun ditengah kepokusan melukis, dia merasa terganggu dengan adanya suara kebisikan tang kolentrang yang terdengar keras dan semakin keras.