Pemandangan yang indah dengan hamparan laut luas berwarna biru memanjakan mata Arinda. Senyuman Arinda tidak pernah lepas ketika dia tiba di Negri para dewa itu.Dari mulai di Athena hingga ke Santorini, terlebih Ed sejak tiba dia langsung di sibukkan dengan bertemu dengan kolega bisnis, Arinda akhirnya ke hotel ditemani oleh satu orang wanita yang bertugas menjadi penerjemahnya. Mereka bertemu di Bandara di Athena, namanya Chika. Dari Bandara mereka menuju Kota Fira yang merupakan Ibu Kota Santorini, Chika menjelaskan berbagai hal mengenai Santorini hingga akhirnya mereka tiba di hotel mewah yang menjadi tempat tinggal Arinda selama beberapa hari ke depan."Bagaimana Arinda kamu suka kamarnya ?" tanya Chika dia tadinya memanggil Arinda dengan sangat kaku tapi Arinda langsung memintanya memanggil nama saja.Arinda mengangguk antusias. Bagaimana tidak suka dengan kamar luas, tempat tidur super besar dan ada balkon juga di kamar itu. Dari sana dia benar-benar bisa melihat sepenuhnya k
Menatap wajah Arinda tidak akan pernah membuat Ed bosan, kemudian dia tertawa lepas saat melihat Arinda melemparkan bantal ke arahnya. "Abang bos sana dong, gak lucu loh !" kata Arinda dan dia mulai berlari kearah lain karena Ed terus saja mendekat ke arahnya."Kamu kenapa kesana-kemari, benar-benar ingin aku tangkap ha ?!" tanya Ed lalu Arinda terdiam. Dia melihat Ed yang memasukkan kedua lengan kedalam saku celana. "Ayo ikut saya, kita makan malam.""Ck,dari tadi kek !" seru Arinda lalu mengikuti Ed dari belakang tubuh pria itu sementara Ed di depannya terus tersenyum geli mengingat raut wajah Arinda.Makan malam kali ini mereka hanya berdua dan tempat yang saat ini Ed sudah pesan benar-benar mendapatkan view yang indah. Meja yang diberikan lilin serta hiasan lainnya yang membuat makan malam itu layaknya dinner romantis. Ed tahu Arinda tidak menyadari semua yang dia siapkan untuk wanita itu, Arinda hanya takjub dengan pemandangan juga makanan yang ada di hadapannya saat ini."Kau s
Bangun siang, itulah yang Arinda lakukan di hari kedua dia ada di negri orang. Kepalanya sedikit berat ketika ia membuka mata. Chika langsung mendekati Arinda ketika melihat wanita yang harus dia pastikan aman itu bangun."Sudah bangun Arinda ? tiga puluh menit lagi kita ada janji dengan chef yang akan menjadi gurumu." Arinda membulatkan matanya , dia langsung melihat sinar matahari yang sudah tinggi dan dia baru bangun. Ketika ingin duduk dia merasa kepalanya sedikit sakit."Ini minum susu ini dulu, katanya susu bagus untuk menghilangkan efek alkohol.""Alkohol ?" tanya Arinda masih belum mengerti dengan apa yang terjadi kepadanya.Chika kemudian menjelaskan jika semalam Arinda mabuk hingga membuat Ed menggendongnya ke kasur dan juga memintanya menjaga Arinda tanpa kesalahan sedikitpun. Arinda yang mendengar itu sambil meminum susu yang diberikan Chika tadi menyemburkan susu tak berdosa itu begitu saja."Dia mabuk ?""Di gendong oleh Ed ke tempat tidur ?"Pertanyaan Arinda dalam bena
Ed akhirnya sampai di dermaga bersama Arinda, dia di sambut oleh dua orang pria dimana satunya adalah nahkoda yang akan megemudikan Yacht yang dia dan Arinda naiki. Ed memang memutuskan ke Oia hanya berdua dengan Arinda, Ali bertugas hanya mengurus semua urusannya saja.Saat berjalan pelan ke atas Yacht barulah Arinda sadar jika hanya ada mereka berdua dan nahkoda di kapal itu. Hari masih sore dan kialu keemasan membuat pemandangan yang dilihat Arinda sangat istimewa, Ed mengarahkan kamera ponselnya untuk memfoto Arinda yang tengah berdiri menatap pemandangan di sekeliling mereka. Deburan suara ombak membuat Arinda tertawa dan dia duduk di tepi kapal mewah itu, untuk menikmati angin laut dan ombak bersamaan.Ed ikut duduk di dekatnya dan meniru menurunkan tangan sama dengan hal yang Arinda lakukan saat ini. Percikan air membuat keduanya tertawa bersamaan hingga Arinda terdiam saat Ed memegang erat bahunya, akibat hempasan ombak yang mengenai mereka sungguh kuat bahkan baju mereka su
"Abang bos jangan lakukan ini kepada saya ! saya sudah memiliki kekasih."Ed menautkan kedua alisnya, mustahil jika Arinda memiliki kekasih karena sebelum pergi mencari Arinda ke kos wanita itu pertama kalinya Ed sudah meminta Ali mencari tahu tentang Arinda dan dia tahu jelas Arinda tidak memiliki kekasih.Lalu kenapa Arinda mengatakan sudah memiliki kekasih ? Ed berdecak dan dia tidak perduli jika Arinda sudah memiliki kekasih dia akan mencari tahu siapa Pria itu yang jelas adalah Arinda adalah wanitanya dan dia akan memiliki Arinda dengan cara apapun."Whatever you say right now I don't care Arinda, you're still my woman."Ganti Arinda yang menautkan alisnya, dia tidak mengerti apa yang Ed katakan selain kata woman yang dia tahu adalah wanita. Wajah Arinda semakin bingung ketika Ed mengacak rambutnya dan tersenyum."Abang bos, paham kan maksud saya ?""Paham ! kamu juga harus paham maksud saya.""Saya tidak mengerti, bisa abang bos artikan saja ?" pinta Arinda terlihat sangat lucu
Satu minggu di Negri orang Arinda dan yang lainnya akhirnya kembali ke Jakarta, Arinda menyadari sepertinya meski Arinda sudah memberitahukan kepada Ed jika dia sudah memiliki kekasih tetapi bos-nya itu masih saja bersikap manis kepadanya minus tidak pegang dan cium saja.Ed juga masih menyebalkan terkadang, seperti minta dia temani makan atau dia hanya dipanggil ke dalam kamar Ed untuk dibuatkan teh. Arinda mulai berpikir pekerjaannya sudah jauh melenceng, jika tidak karena Ed memberikannya pelajaran memasak dari koki-koki hebat disana sudah di pastikan Arinda akan memberikan obat pencahar ke teh atau kopi pria itu.Saat sudah hampir sampai di Bandara Arinda mendengar jika Ali memberitahukan jika rombongan yang ikut ke dengan Ed ke Santorini akan diberikan libur dua hari tidak masuk bekerja, dia sudah senang mendengar hal itu namun Ed langsung menghapus bahagia yang sedang dia rasakan."Kecuali kamu Arinda, kamu tetap bekerja seperti biasa karena saya juga harus makan setiap hari." A
'Pantaskah marah, ketika sudah mencoba segalanya dan tetap diabaikan?'****Dua hari setelah kembali dari Santorini, selama dua hari itu pula dia tidak melihat kehadiran Arinda di dekatnya dan hal itu membuatnya tidak bisa fokus melakukan apapun. Semalam Arinda datang ke apartment-nya dan hari ini Ali mengatakan jika Arinda sakit dan ijin tidak masuk bekerja, dia tidak masalah dengan Arinda tidak masuk kerja yang menjadi permasalahan adalah dirinya tidak bisa tenang.Ingin rasanya Ed meminta Ali membawa Arinda untuk beristirahat di apartment-nya setelah membawa Arinda berobat tapi dia tahu itu tidak mungkin, terlebih Adella dan kedua orang tuanya ada di Jakarta saat ini, dia benar-benar sangat kesulitan untuk bertemu dengan Arinda. Sepertinya hanya satu cara yang bisa membuat dia bisa bertemu dengan Arinda yaitu, mengunjungi wanita itu di kos-nya.Wajah Ed yang kusut di tengah rapat keluarga para pemegang saham itu membuat Alfa sang ayah tahu ada yang membuat perhatian anak sulungnya
Galau, ingin marah tidak bisa mau tidak marah juga tidak bisa. ingin memaksa Ed bukanlah seorang Tuhan yang bisa memaksa Arinda menyukainya, ingin diam saja rasanya dia benar-benar ingin membuka mata Arinda lebar-lebar. Dia juga sudah termakan omongannya sendiri sepertinya, dulu dia tidak benar-benar menginginkan Arinda selain bisa bermalam dengan wanita itu, tapi kini dia benar-benar ingin mengikat wanita itu selamanya."Arinda kau yakin ?" Hanya kalimat ini yang bisa Ed ucapkan pada akhirnya setelah membaca isi surat yang saat ini berada di tangan Ed. Kenapa setelah pulang liburan bukannya Arinda makin ingin dekat dengannya malah wanita ini ingin berhenti bekerja. Tidak masalah berhenti bekerja, tapi statusnya jadi kekasih Ed saja. Ed tidak keberatan sama sekali untuk memberikan uang bulanan kepada Arinda meski mereka belum menikah."Iya abang bos saya yakin." Arinda tersenyum manis yang membuat Ed menjadi frustasi."Arinda tidak masalah jika kau ingin berhenti, tapi jadilah kekasih