Home / Romansa / Abang Boss / 8 :: Abang Boss ::

Share

8 :: Abang Boss ::

Author: NadraMahya
last update Last Updated: 2022-01-26 15:01:30

"Abang bos mau apa kesini ?" tanya Arinda sedikit takut, dia juga melihat ada seorang pria lain di belakangnya.

Ed menaikkan satu alisnya mendengar panggilan yang di ucapkan oleh Arinda, terlihat sangat menggemaskan. Ed menaikkan telunjuknya mengisyaratkan agar Ali menjelaskan maksud dan tujuannya datang mencari Arinda. Sementara dia terus menatap Arinda dengan intens, namun sayangnya Arinda tidak terlalu memperhatikannya.

"Maaf nona Arinda," kata Ali dan baru permulaan, namun sifat galak Arinda keluar begitu saja.

"Panggil saja Arinda !" Tegasnya dan matanya masih melirik keadaan sekitar lorong di lantai kamarnya.

"Ehm begini Arinda Mr. Eadric Derson menyukai masakan anda dan dia berniat menjadikan anda sebagai koki pribadi di tempatnya. Apakah anda setuju ?" Arinda melirik pria tampan yang terus menatapnya itu dengan aneh lalu kemudian dia menatap lagi Ali.

"Saya bukan koki. Saya hanya bisa memasak itu saja," kata Arinda dengan jujur.

"Saya akan makan apapun yang kamu masak, tidak perduli kamu koki yang handal atau bukan." Ed menatap Arinda dengan sungguh-sungguh begitu juga Arinda.

"Jika Arinda mau menerima Bos akan memberikan gaji dan bonus untuk kamu." Arinda yang mendengar gaji dan bonus langsung tersenyum lebar. Hal itu menular kepada Ali dan juga Ed.

Arinda berpikir pria yang akan menjadi bos-nya ini bukan asli penduduk Indonesia tercinta bagaimana jika pria ini tidak cocok dengan makanan yang dia masak ?

"Karena saya bukan koki apakah tidak masalah jika masakan saya nanti tidak cocok dengan abang bos ini ? Semisal dia sakit perut, atau mungkin terkena penyakit lainnya."

Ali terpaksa menjelaskan kepada Ed apa yang baru saja Arinda katakan, maklum saja Arinda memang sudah terbiasa berbicara dengan cepat tanpa mengenal titik dan koma. Semua tidak lain karena darah batak yang mengalir dalam dirinya.

"Saya percaya masakan kamu. Apapun itu akan saya makan dengan senang hati." Ed dengan suaranya yang berat dan tatapan mata intens kepada Arinda malah membuat Arinda mengerutkan keningnya.

"Gue kasih makan pare sama sambal setan, baru tau rasa lo abang bos !"

"Bagaimana Arinda kamu setuju ?" tanya Ali lagi dan dengan mantap Arinda menjawab setuju.

"Kalau begitu ayo ikut saya sekarang. Ini sudah jam makan siang bukan," kata Ed dan Arinda tidak percaya hal ini. Dia sangat lelah tapi demi gaji serta bonus yang dikatakan Arinda meminta waktu untuk berganti pakaian.

Ed tersenyum dan turun bersama Ali untuk menunggu di dalam mobil. Ternyata Arinda setuju dengan mudah pikirnya, dan didalam kepala Ed dia mulai merencanakan untuk membuat Arinda jatuh dalam pelukannya.

Arinda setuju karena ditawarkan gaji dan bonus darinya, itu artinya Arinda bisa dia taklukan dengan barang-barang mewah dan hal romantis sepertinya.

Memikirkan Arinda dalam kurungannya saja sudah membuatnya gila saat ini.

Lalu tidak lama dia melihat Arinda turun menggunakan dress berwarna merah yang hanya sebatas lutut dan menggunakan sepatu kets. Gaya santai namun terlihat sangat seksi dimata Ed.

"Ali undurkan jadwal rapat saya siang dan pagi ini ke sore. Lalu minta orang untuk mengirimkan hadiah kepada sekertaris Raka itu, karena dia saya akhirnya bisa bertemu dengan wanita ini." Ali mengangguk lalu membuka ponselnya untuk mengatur semua permintaan bos-nya itu.

Arinda membuka pintu mobil dan duduk di sebelah Ed yang tersenyum menyambutnya.

Arinda meneliti mobil mewah yang membawanya saat ini, dan bertanya dalam hati kapan dia bisa membeli mobil seperti ini juga pikirnya.

Ed di sebelahnya sibuk melihat ponsel namun tidak benar-benar berkonsentrasi dengan apa yang dia lihat. Dia hanya berpura-pura untuk menarik perhatian agar Arinda terpesona dengannya tapi Ed belum melihat tanda-tanda jika Arinda meliriknya sedikit saja.

Arinda terlihat meneliti interior mobil dan juga terkadang melihat jalanan diluar. Ed memasukkan ponselnya dan menatap Arinda membuat Arinda juga kini menatapnya.

Ali yang berada di samping supir hanya bisa melihat keduanya yang saling menatap satu sama lain, namun tidak berbicara apa-apa. Dia melihatnya dari kaca  gantung yang ada di dalam mobil.

"Pak Ali saya memanggil bos dengan apa ya ?"

"Terserah kamu saja asal kamu nyaman memanggil saya dengan apapun yang kamu mau," jawab Ed bukan Ali dan Arinda mengangguk memberikan senyumnya.

"Saya tidak bisa bahasa inggris jadi saya panggil dengan abang bos saja boleh ?" tanya Arinda dengan cemas sebenarnya tapi Ed tersenyum lalu dengan lancang meraih tangan Arinda dan mengecupnya lembut sambil matanya terus menatap intens Arinda.

Arinda terpukau ? Tidak ! Dia hanya tidak mengerti dengan situasi saat ini. Apa maksud Ed dan kenapa pria kaya ini mengecup tangannya. Arinda galak itu benar, namun dia terlalu polos untuk mengerti hal-hal semacam ini. Dia tersenyum kaku karena tidak tahu harus mengatakan apa dan kemudian dengan cepat menarik tangannya kembali.

Arinda akhirnya tidak lagi mulai curiga setelah mobil Ed masuk kembali membawanya ke gedung tinggi yang tadi dia kunjungi. Beberapa orang yang melihat Ed dan Ali juga bahkan membungkuk hormat membuat Arinda bertanya-tanya apakah Ed adalah salah satu bos yang bekerja di gedung megah ini.

***

Saat sampai di depan pintu unit Ed, Ali menjelaskan semua yang harus Arinda ingat tentang unit itu. Dari nomor sandi dan semua hal yang harus dia tahu didalam gedung itu, karena mulai saat ini Arinda akan bekerja di sana.

Setelah masuk kedalam ruangan Ali memberitahukan posisi dapur hingga semua ruangan yang ada di sana. Kemudian memberitahukan fungsi setiap barang yang ada di dapur mewah serta modern milik Ed.

Sementara Ed dia hanya duduk di meja makan yang posisinya langsung menghadap ke dapur.

Wajah serius Arinda saat ini juga bisa menghiburnya tapi jelas yang tidak bisa dia lepaskan adalah tatapan matanya ke arah bibir dan kaki jenjang Arinda.

"Ali sudah cukup penjelasannya minta dia memasak aku sudah sangat lapar." Ed mengatakan itu karena dia sangat kesal saat ini melihat Arinda jalan kesan kemari dan itu membuatnya tergoda sehingga sangat menginginkan Arinda ada di ranjangnya bukan di dapur.

Saat Ed pergi masuk ke dalam kamarnya Arinda bertanya kepada Ali apakah Ed bisa lancar berbahasa Indonesia.

"Bos tidak lancar bahkan ada beberapa kalimat yang dia tidak mengerti. Jika berbicara bahasa Indonesia dengannya kamu harus berbicara dengan perlahan, agar dia paham." Penjelasan Ali sangat membantu Arinda dan dia dengan jujur mengatakan kepada Ali jika dia juga tidak bisa bahasa Inggris maka dia meminta bantuan Ali untuk mengatakan hal itu kepada Ed.

Karena dia hanya seorang yang dibayar Ed dia takut semisal Ed berbicara bahasa asing itu kepadanya dan dia tidak mengerti, jadi jika Ed ingin memberhentikannya sekarang karena kekurangannya itu maka tidak masalah. Daripada baru timbul masalah di belakang hari pikir Arinda.

"Tenang saja, Bos Eadric adalah pria yang baik. Aku yakin dia tidak masalah dengan hal itu. Poin pentingnya kamu hanya harus bisa bersabar dengan semua hal yang dia inginkan." Arinda mengerti dan dia langsung mengerjakan tugas pertamanya.

Ali meninggalkannya untuk menguasai dapur dan karena baru dia masih terlihat canggung dalam menghidupkan kompor mewah yang kini ada di hadapannya, dia juga masih bingung mencari wajan dan lainnya. Semua hal itu di lihat oleh Ed dari kamarnya, dia bisa melihat Arinda dari cctv yang bisa terhubung langsung ke televisi yang ada di dalam kamarnya.

Ed menarik napasnya kesal karena saat ini dia membayangkan sedang memeluk Arinda dari belakang saat wanita itu sedang sibuk memasak.

***

Masakan Arinda sudah siap, menggunakan bahan-bahan yang ada di dalam lemari es jadi dia hanya bisa memasak beef steak dengan saus black paper karena memang hanya itu yang ada, dan malamnya mungkin dia hanya akan memasak pasta saja.

Karena Ed adalah pria dari luar Negri sana Arinda berpikir pasti Ed suka dengan menunya.

Dia mengetuk pintu kamar Ed dan terlihat bos tampannya itu membuka pintu.

"Abang bos itu makan siangnya sudah siap."

"Ok great !"

Arinda terdiam sejenak namun menggelengkan kepala lalu mengikuti Ed dari belakang menuju meja makan.

Entah darimana Ali datang tapi saat ini pria itu juga sudah berdiri di sisi tempat duduk Ed.

"Arinda memasak banyak ayo kita makan Ali, dan kamu ayo Arinda ikut makan." Arinda menatap Ed bingung tapi Ali mengisyaratkan agar dia juga ikut duduk.

Ed yang piringnya memang sudah di isi Arinda langsung menyicipi masakan Arinda dan hasilnya dia benar-benar puas, dagingnya empuk dan rasa saus-nya sangat nikmat.

"Kamu benar-benar hebat Arinda." Puji Ed lalu mereka makan bersama dengan senyuman Arinda yang merekah akan pujian Ed.

Setelah selesai makan Ed mengatakan kepada Arinda kalau dia bisa kembali ke kost-nya setelah menyiapkan makan malam untuk Ed lalu kemudian Ed dan Ali pergi dari apartemen itu.

Sementara Arinda membersihkan sisa makan mereka kemudian dia yang merasa lelah memilih cepat-cepat menyiapkan bahan untuk makan malam Ed.

Memasak pasta memang mudah dan praktis namun dia tetap harus membuat bumbu racikannya sendiri agar pasta itu menjadi berbeda dan lebih nikmat.

Setelah selesai Arinda beristirahat di sofa lalu dia memberitahukan kabar bahagia kepada teman-temannya di group.

Arinda masih membaca pesan Reina tapi matanya sudah sangat tidak bisa diajak kompromi sehingga dia pun tertidur begitu saja.

Bersambung....

Siapa yang suka makan pare ? 😁

Jangan lupa tinggalkan jejak yes 😘

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Attar Muntaz
pare... pait pait enak nikmat
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Abang Boss   Epilog

    Diri ini tersadar, ketika pilihan lain sudah pun ku ambil nyatanya hanya dia yang terus dan terus aku andaikan.Tidak ada manusia yang sempurna, hingga ku temukan dirimu. Sungguh ciptaan Tuhan yang sempurna, dan aku tahu aku serakahKarena ingin terus memiliki mu, dan hanya untuk ku....Kehidupan Arinda dan Ed terus berjalan dengan semua keromantisan dan keributan yang menjadi bumbu di rumah tangga mereka. Memiliki dua buah hati kembar yang mereka beri nama yang sangat lucu.Mencintai dan dicintai adalah hal yang sempurna dalam suatu hubungan, Arinda bersyukur dengan semua yang ia miliki saat ini. Setidaknya keputusannya untuk lari dulu membawanya kepada kisah manis dan juga kesuksesan yang mampu ia raih.Ed adalah suami yang sangat dia impikan, mencintai kekurangannya bahkan tidak pernah Ed menolak keinginan Arinda. Kini Arinda percaya dengan kalimat bijak yang mengatakan.Bahagiakanlah dirimu maka kebahagiaan akan senantiasa kau rasakan setiap harinya di dalam hidup mu.Bersyukurl

  • Abang Boss   Ekstra Part 9

    Hari bahagia yang di nantikan semua orang terutama bagi Ed dan Arinda itu pun tiba, prosesi pernikahan yang sakral hingga resepsi yang di adakan di sebuah kapal pesiar mewah itu terlihat sangat hangat dan meriah.Ed dan Arinda memang sudah sepakat untuk mengadakan pernikahan di kapal pesiar karena mereka ingin pesta itu lebih tertutup dan hanya di hadiri oleh keluarga, sahabat, dan rekan bisnis tertentu saja. Lebih tepatnya mereka menghindari media. Berangkat dari pelabuhan di Medan dan akan menuju Singapura. Setibanya di Singapura mereka semua yang ada di kapal pesiar itu di berikan fasilitas hotel untuk mengiap selama tiga hari dan akan ada tiket pesawat yang juga diberikan untuk mereka pulang ke Indonesia. Namun, Ed dan Arinda tentu saja akan melanjutkan perjalanan mereka ke tempat lain untuk berbulan madu."SAH...," teriak semua orang riuh beriringan dengan tepukan tangan. Ed merengkuh wajah Arinda dengan kedua tangannya "Hai Mrs.Derson," ucapnya terdengar sangat manis di telinga

  • Abang Boss   Ekstra Part 8

    Aku menatap kamu tanpa ragu dan tanpa tahu siapa kamu. Terus dan terus saja ku lakukan, hingga aku tahu kalau rasa ini berbeda.Itu karena aku benar-benar jatuh cinta.****Ed benar-benar luar biasa, dengan kolega yang ia serta keluarganya miliki dia berhasil mengurus dokumen nikah mereka untuk di dua negara. Ed yang memang berstatus warga negara Inggris dan Arinda Indonesia membuat pengurusan menikah biasanya jauh lebih lama, tapi tidak dengan Ed. Dua hari saja semua sudah beres, begitu juga semua urusan katering undangan bahkan pakaian adat batak juga sudah Ed siapkan.Kata Ed kedua orang tua Arinda menginginkan pesta Arinda di Medan di adakan dengan adat Batak, maka dari itu Ed yang berencana mengejar Arinda ke Turki menelpon Alfa dan semua tante dan paman menguruskan pernikahannya dengan Arinda sesuai dengan keinginan orang tua Arinda. Dalam waktu tiga hari semua keluarga heboh dengan permintaan Ed itu.Ya, tentu saja tiga hari. Karena mereka memulai semua persiapan setelah Arind

  • Abang Boss   ekstra Part 7

    "Umur saya sudah tiga puluh empat tahun Arinda, dan saya____," Arinda menutup mulut Ed."Tunggu...berapa ?" tanya Arinda yang sangat terkejut ketika dia mengetahui umur Ed. "Kenapa ? kamu tidak mau menikah dengan saya karena kamu masih muda dan saya sudah tua begitu ?" tanya Ed menatap mata Arinda sangat mengintimidasi."Ih...gak usah gitu juga kali lihatnya, bukan begitu abang bos saya hanya terkejut. Saya pikir abang bos masih tiga puluh tahun se-usia dengan...""Jadi kamu mau menerima lamaran saya atau tidak ?" tanya Ed menyentuh wajah Arinda dengan lembut dan Arinda tersenyum."Saya mau abang bos," jawab Arinda sangat manis membuat Ed gemas ingin membawa Arinda ke kamar hotel saja."Cinta tidak sama saya ?""Cinta kok !""Cinta saja atau cinta banget ?""Te amo mucho," jawab Arinda sambil menggigit bibir bawahnya. Ed melebarkan mata tidak percaya kalau Arinda menggunakan bahasa spanyol yang artinya Arinda sangat...sangat... mencintai Ed. Ed berteriak dan mengangkat tubuh Arinda k

  • Abang Boss   Ekstra Part 6

    Pertama kalinya Arinda menginjakkan kaki ke Dubai, menikmati keindahan kota terpadat di Uni Emirat Arab. Kota ini terletak di sepanjang pantai tenggara Jazirah Arab dan di selatan teluk Persia. Arinda tersenyum saat Ed masih menggenggam tangannya, dia sama sekali tidak merasa lelah karena pergi menggunakan jet pribadi milik Ed yang luar biasa mewahnya.Arinda kemudian bersama Ed turun di sebuah hotel mewah bernama burj al-Arab . Pemandangan hotel dan bangunannya sungguh memanjakan mata. Seorang petugas hotel menyapa mereka dan Arinda membalas sapaan dalam bahasa Inggris tersebut. "Kamu sudah lancar berbahasa Inggris ?" tanya Ed yang baru mengetahui hal ini.Arinda diam saja karena malu, ya dia memang kursus bahasa Inggris selama enam bulan karena tuntutan bisnis yang dia lakoni sekarang dan juga paksaan dari semua sahabatnya. Hingga menjadikan dia Arinda yang sudah fasih dalam menggunakan bahasa tersebut, juga ada satu bahasa lainnya yang akan dia berikan kejutan nanti untuk Ed."Aban

  • Abang Boss   ekstra Part 5

    Menaiki balon udara di Cappadocia merupakan penutup liburan yang sempurna untuk mereka semua, dan menjadi awal baik bagi hubungan Arinda serta Ed. Tidak ada kalimat meminta Arinda menjadi kekasihnya karena yang Ed inginkan adalah Arinda menjadi istrinya. Tidak ada masa lagi untuk Ed menjalin hubungan dengan status pacar, dia sudah berumur. Menikah adalah hal yang dia pikirkan ketika sudah bertemu dengan Arinda. Tapi meski begitu dia dengan senang hati menunggu Arinda hingga wanita itu merasa siap dengan status yang ingin Ed berikan kepadanya. Menatap indahnya ciptaan Tuhan yang luar biasa dari atas sana membuat keduanya merasa benar-benar beruntung. Ed memeluk Arinda dari belakang, rasanya dia benar-benar rindu akan hal ini."Abang bos, malu di lihat sama yang lainnya." Arinda menunduk karena perlakuan Ed kepadanya itu."Yang lainnya siapa ? Mereka juga sama seperti kita." Apa yang Ed katakan itu membuat Arinda melihat sahabatnya yang lain dan ternyata sama saja dengannya. Berpelukan

  • Abang Boss   Ekstra Part 4

    Arinda dan Ziel masih belum di temukan, mereka berkumpul di kamar Reina dan Bumi untuk membicarakan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Rega yang sedang memegang ponsel tiba-tiba melihat sebuah tayangan di sosial medianya."Bukankah ini Alfa Derson ayahnya Ed ?" tanya Bumi yang berdiri tidak jauh dari Rega."Iya, dia Alfa Derson. Kenapa mereka membuat pernyataan di media seperti ini ?" tanya Raka hingga Nindy ikut melihat layar ponsel Rega."Sebentar, kita sambungkan ke televisi saja biar semua bisa lihat. Dari wajah mereka semua sepertinya ada berita penting." Bumi membantu Rega menyambungkan ponselnya ke tv agar yang lain bisa melihat tayangan yang di publikasikan oleh akun resmi Adella Derson."Kami di sini menegaskan, khususnya saya Alfa Derson sebagai ayah dari Eadric Derson mengatakan kalau undangan pernikahan yang sudah beredar itu adalah kebohongan. Ed sudah membatalkan pertunangannya dengan Esme, jadi untuk masalah postingan dari Esme kalian bisa tanya kepada pihak Esme

  • Abang Boss   Ekstra Part 3

    Masih di Istanbul pagi-pagi setelah sarapan mereka bergegas melanjutkan perjalanan pagi itu ke Istana yang pada dulunya adalah tempat tinggal para Sultan, yaitu Istana Topkapi yang sebenarnya masih berada dekat dengan Blue Mosque dan juga Hagia sophia, istana yang sekarang beralih fungsi menjadi museum itu juga menyimpan banyak sekali benda-benda peninggalan islam tak hanya peninggalan Kerajaan Utsmani.Menjadi tempat tinggal para Sultan Ottoman selama empat ratus tahun lebih istana itu begitu indah, ada banyak bunga tulip di kiri dan kanan taman istana tersebut, juga ada penjual pernak-pernik yang membuat Arinda dan yang lainnya sangat antusias untuk membeli.Saat ingin masuk tadi, mereka di cek sebanyak dua kali hingga Arinda berpikir apakah masih ada Raja Ottoman atau keluarga kerajaan di dalam sana karena pengecekkan yang masih sangat ketat, pasukan bersenjata gagah juga ada di tiap pintu dan pagar istana.Setelah puas dengan area depan, Arinda dan yang lainnya mengikuti antrian y

  • Abang Boss   Ekstra Part 2

    Berlibur bersama dengan para sahabatnya adalah hal yang di tunggu-tunggu oleh Arinda, begitu juga dengan yang lainnya. Liburan yang sudah jauh-jauh hari ini juga menjadi waktu bagi mereka semua istirahat sejenak dari rutinitas di Jakarta.Berangkat dari Bali mereka terbang ke Jakarta, dan dari Jakarta barulah perjalanan mereka ke Turki di mulai. Jakarta ke Turki menempuh waktu perjalanan dua belas jam lima belas menit tanpa transit. Arinda bahkan nyaris sakit punggung karena terlalu lama duduk, untungnya mereka yang sekarang sudah sukses bisa membeli tiket kelas bisnis.Begitu sampai di Istanbul, seorang pria tour guide yang sudah mereka pesan datang menjemput mereka dengan satu bus mini yang fasilitasnya lengkap dan sudah di pesan oleh mereka. Memilih bus mini dengan adanya toilet di dalam bus itu, juga tempat duduk yang bisa menjadi sofa bed.Mereka bertujuh di tambah satu balita akan mengelilingi Turki dengan mini bus itu. Dua minggu full di Turki dan mengelilingi Negara yang penuh

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status