Home / Romansa / Accidentally Fall For You / 5. Kenapa Aku Tak Melihatnya Pulang

Share

5. Kenapa Aku Tak Melihatnya Pulang

Author: S.Rustandi
last update Last Updated: 2024-12-04 09:12:40

Malam ini ada sebuah pesta yang di selenggarakan di ballroom sebuah hotel yang sangat mewah di kota New York. Pemilik hotel mewah ini adalah salah seorang pengusaha terkenal yang juga berkecimpung di dunia politik. Semua tamu undangan pasti juga mengenalnya.

Semua pengusaha di Amerika akan mendatangi pesta tersebut. Acara berkumpul dan membicarakan bisnis tentunya. Arsen sebenarnya enggan untuk datang. Namun agar identitas aslinya tetap aman ia harus mendatangi acara-acara seperti ini.

Setelah selesai mengganti pakaiannya ia segera bergegas menuju lobby kantornya dan meminta Rudolf untuk segera menuju tempat pesta diadakan.

Arsen berjalan memasuki ballroom dengan santai, semua mata memandang dirinya. Sepertinya pesta sudah lama dimulai, dan ia baru saja datang. Namun ia tak peduli.

Kedatangannya benar-benar menyita perhatian tamu undangan yang lain. Bukan hanya wanita, bahkan para pria pun melakukannya.

Hendrik Willcout selaku Wali Kota New York langsung menghampirinya. Ia langsung mengulurkan tangannya pada Arsen untuk berjabat tangan. Siapa yang tidak mengenal Arsenio Orlando Lazcano pemilik Lazcano's Corps yang kini menempati urutan pertama di sebagai pengusaha Nomor 1 versi majalah Forbes.

Hendrik Willcout ditemani oleh kepala Jaksa Wilayah kota New York dan beberapa petinggi kota lainnya. Sedangkan Arsen hanya ditemani oleh Ivanov. Sedangkan anak buahnya menunggu diluar gedung.

Arsen langsung menyambut uluran tangan Hendrik dan beberapa orang lainnya. Tentu saja Arsen di sambut dengan sangat baik, karena bagaimanapun Lazcano's Corps memberikan sumbangan yang besar bagi kota New York.

Bahkan Hendrik berencana untuk mengenalkan putrinya pada Arsen. Corry Willcout, ia menginginkan menantu yang terbaik seperti Arsenio Orlando Lazcano. Apalagi sekarang ia melihat, Arsen tidak membawa pasangannya sama sekali. Membuatnya senang.

"Bagaimana kabarmu, Mr. Lazcano?" tanya Hendrik basa-basi.

"Baik, bagaimana denganmu?"

"Selalu baik!" seru Hendrik dengan penuh semangat namun tetap berwibawa.

Seorang pelayan pria mendatangi mereka sambil membawa beberapa gelas champagne. Arsen dan Hendrik serta beberapa orang yang bersama mereka mengambil gelas tersebut. Mereke pun bersulang dan mulai meneguk champagne tersebut.

"Aku ingin mengenalkan putriku padamu!" bisik Hendrik di dekat telinga Arsen. Arsen ingin menolak. Namun,ia tidak mungkin melakukannya. Sehingga, lelaki itu hanya tersenyum samar. Ia tidak bisa bertindak sesuka hatinya jika dalam kondisi seperti ini.

Seorang wanita cantik dengan rambut pirang tergerai menghampiri mereka. Tubuh indahnya dibalut dengan gaun biru yang memperlihatkan lekukan tubuhnya. Dia terlihat sangat sempurna.

Dia adalah Corry Willcout, seorang dokter muda dan anak dari seorang wali kota. Kecantikan yang dimilikinya serta tubuhnya yang sempurna membuatnya tampak seperti seorang model papan atas.

"Mr. Lazcano!" seru Corry dengan sopan dan anggun seraya mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

Begitu Arsen mengulurkan tangannya untuk menerima jabatan tanganya tersebut Corry kembali berujar, "Corry … Corry Willcout."

"Senang berkenalan denganmu, Nona Corry!" seru Arsen sopan kemudian menarik kembali tangannya.

Arsen tampak melihat raut ketertarikan Corry padanya. Bukan terlalu percaya diri, tetapi ia dapat merasakannya. Dan ia tidak menyukainya.

Namun Arsen tak dapat berbuat apa-apa. Ia hanya mencoba untuk membangun tembok penghalang diantara mereka.

Arsen hanya menanggapi Corry seperlunya saja, tanpa memberinya harapan. Membuat Corry tampak kecewa. Tapi itu lebih baik, karena Arsen sama sekali tidak berniat untuk menjalin hubungan dengan wanita mana pun, ia tidak memerlukannya untuk saat ini.

Pesta berlangsung dengan lancar, hingga waktu menunjukan hampir tengah malam. Entah berapa gelas alkohol yang masuk ke dalam tubuhnya. Membuat kepala Arsen sedikit pengar, dan kepalanya mulai berputar.

Ivanov dengan sigap terus menemani Arsen. Hingga akhirnya Arsen memutuskan untuk pulang. Ivanov dengan setia mengantar Arsen menuju mobil di mana Rudolf sudah menunggunya. Lelaki itu pun dengan sigap segera membukakan pintu untuk Tuannya tersebut.

Arsen duduk dengan santai dikursi belakang. Ia tampak memicingkan matanya untuk meilhat jam di tangannya. Matanya sudah sedikit mulai kabur akibat alkohol yang dikonsumsinya.

"Bawa aku ke apartemen," perintahnya pada Rudolf yang sedang fokus dengan setir mobil ditangannya.

"Baik, Tuan."

Jarak menuju mansion miliknya akan memakan waktu yang lebih lama. Sehingga Arsen memilih untuk pulang ke apartemen yang jaraknya lebih dekat.

Lima belas menit kemudian, Arsen sudah sampai di depan pintu apartemen miliknya. Ia bisa membuka code pintu kamarnya, meskipun ia sempat berjalan terhuyung saat memasuki lift.

Tanpa memperdulikan apapun Arsen segera melonggarkan dasi yang dikenakannya dan melepaskannya, ia menaruh sembarangan dasi dan jas nya di atas sofa ruang tamu.

Kemudian ia melangkahkan kakinya menaiki tangga untuk mencapai kamar pribadi miliknya yang berada di lantai dua. Tidak mudah menaiki tangga dengan kondisinya yang sedikit mabuk. Ia harus berpegangan pada pegangan tangga agar tak terjatuh.

Begitu sampai di dalam kamar Arsen segera melepas semua pakaiannya, dan menuju kamar mandi untuk membasuh tubuhnya. Kemudian ia memutuskan untuk tidur. Hingga pagi ia harus bangun dan kembali ke kantor.

Sinar matahari pagi membangunkan dirinya yang tertidur lelap, sinarnya masuk dan menerpa matanya melalui celah tirai yang tak tertutup dengan rapat. Perlahan ia mulai membuka matanya, dan mendudukkan tubuhnya.

Kepalanya masih terasa pengar dan pusing akibat alkohol yang semalam diminumnya. Arsen memang jarang mengkonsumsi alkohol. Ia mulai memijat kepalanya pelan karena masih terasa pusing dan berat.

Arsen mulai meregangkan ototnya yang terasa kaku. Kemudian ia mulai turun dari atas tempat tidur, tenggorokannya terasa kering, segelas air putih mungkin dapat menghilangkan dahaganya dan tenggorakan yang kering.

Dengan langkah pasti Arsen mulai melangkah keluar dari kamar. Namun begitu pintu kamar terbuka, tiba-tiba tercium wangi aroma makanan.

Mata Arsen membelalak kaget, bukankah di apartemen ini tak ada siapapun. Arsen segera bergegas turun dan berjalan menuju dapur untuk melihat apa yang terjadi sebenarnya.

Dan saat melihat Lily yang tengah sibuk di dapur, ia pun malah berdiri memerhatikan gadis itu.

Arsen hampir lupa jika ia yang menempatkan gadis itu di dalam apartemen miliknya ini.

Sementara Lily kaget bukan main saat ia melihat kehadiran Arsen di belakangnya.

“Tu- Tuan … sa-“

“Buatkan aku kopi!” titah Arsen.

Lily menaruh kembali sarapan miliknya dan segera membuatkan secangkir kopi untuk Arsen.

'Kenapa aku tidak menyadari kedatangannya?' gumamnya dalam hati seraya mengaduk kopi di cangkir. Kemudian ia menaruhnya di atas nampan dan segera membawanya untuk disajikan pada Arsen.

Dengan perlahan ia mulai menaruh cangkir kopi tersebut di meja di hadapan Arsen.

"Kopinya Tuan. Akan aku buatkan sarapan untuk Anda," ujar Lily dengan takut-takut.

"Hmm." Arsen hanya mengeram untuk memberikan jawaban pada Lily.

Lily segera beranjak pergi menuju dapur dan membuatkan sarapan untuk Arsen.

Setelah menghabiskan sarapannya Arsen kembali ke dalam kamar tanpa mengucapkan apapun.

Lily menghembuskan napas lega, karena berada di dekat Arsen membuat jantungnya berpacu lebih cepat. Aura disekitar Arsen membuatnya bergidik ngeri.

***

Arsen hanya terdiam di mejanya, kini ia sudah kembali berada di kantornya. Ia agak terlambat datang ke kantor. Tetapi, itu bukanlah masalah.

Mengingatnya kejadian tadi pagi di apartemennya, ia jadi teringat pada gadis yang bernama Lily itu. Karena kesibukannya selama ini ia lupa jika ia menempatkan gadis itu di sana.

Masih sedikit rasa pusing bisa ia rasakan, Arsen tak ingat berapa banyak alkohol yang ia minum semalam.

Ia memang jarang untuk minum alkohol seperti itu.

Arsen kembali berkutat dengan pekerjaannya, berkas yang harus ditanda tangani yang sudah menumpuk di atas meja.

Belum lagi ia harus mengadakan rapat dengan anggota Black Nostra karena pemerintah mulai mengejar para mafia.

Mereka harus lebih berhati-hati di luar sana. Beberapa mata-mata yang ia susupkan di pemerintahan pun mulai memberinya kabar untuk lebih berhati-hati lagi dalam bertransaksi.

-TO BE CONTINUE-

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Accidentally Fall For You   Extra Part 9 - Heart To Heart ( End )

    Setelah menyelesaikan meeting dengan client di sebuah hotel, Arsen berencana kembali ke mansion.Di dalam mobil, Arsen tiba-tiba teringat perkataan Yuri beberapa hari yang lalu. Arsen sempat mendiskusikan hal ini dengan Lily.Mike sangat menghargai Arsen dan memperlakukannya dengan hormat, Arsen sangat memahami dedikasi, kontribusi dan kesetiaan Mike padanya.Arsen sangat mengerti, pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran Mike untuk Black Nostra bukan semata-mata karena mengejar materi dan status. Meskipun Mike banyak dikenal sebagai ketua oleh dunia hitam, Mike tidak pernah congkak menepuk dada di luar sana.Mike selalu tunduk dan memperlakukan Arsen dengan hormat sejak kecil meskipun David dan Marissa selalu mengatakan bahwa Mike sudah dianggap seperti cucu kandungnya, sama seperti Arsen. Arsen tahu bahwa Mike sangat menyayanginya dan selalu siap pasang badan untuk melindungi Arsen.Arsen menyadari bahwa perkataan Yuri itu benar adanya. Sasha adalah anak angkat Yuri dan otomatis akan m

  • Accidentally Fall For You   Extra Part 8 - Pelatihan Theo

    "Selesai sarapan, kita berangkat ke hutan, Theo" seru Arsen di tengah sarapannya."Benarkah, Dad?" Tanya Theo dengan wajah berbinar dan penuh antusias.Arsen mengunyah makanannya sambil menganggukkan kepala. Theo tampak sangat gembira dan bersemangat.Lily tersenyum melihat Theo yang sangat antusias belajar banyak hal pada ayahnya. Theo benar-benar mirip sekali dengan Arsen."Aku ikut mengantar kalian sampai tempat berkuda," kata Lily."Mom tidak ikut?" Tanya Theo."Tidak bisa Theo. Ada adikmu di perut Mommy. Berbahaya," sahut Lily dengan lembut seraya mengusap perutnya.Theo mengangguk-anggukkan kepalanya, seakan mengerti dengan penjelasan dari ibunya tersebut.Theo dan Arsen memakai pakaian dan sepatu boots untuk berkuda di hutan. Arsen juga membawa sebuah helm kecil untuk Theo.Mereka bertiga berjalan keluar mansion menuju ke tempat penyimpanan kuda. Pelayan yang mengurus kuda segera menghampiri Tuan dan segera menyiapkan kuda yang akan di gunakan oleh Tuannya."Dad, apa aku boleh

  • Accidentally Fall For You   Extra Part 7 – Anniversary

    Hari ini adalah ulang tahun pernikahan Arsen dan Lily yang ke 4. Lily meminta pada Arsen untuk merayakannya secara sederhana. Hanya makan bersama dan beramah tamah bersama keluarga inti Black Nostra, dengan mengundang anak istri masing-masing dan Arsen menyetujuinya.Lily sedang membantu Arsen memasang dasi. Arsen merangkul pinggang Lily dan menatapnya dengan mesra."Kau tetap cantik seperti dulu. Bahkan lebih cantik dibanding awal saat kita bertemu. Dress putih yang kau pakai ini membuatku teringat saat menggandengmu sebagai pengantinku 4 tahun yang lalu." Bisik Arsen dengan mesra.Lily mengenakan dress panjang sutra berwarna broken white model off shoulder bertaburan bunga-bunga emas dan perak di dada. Lily menjepit rambut indahnya di atas kedua telinganya dengan jepitan emas lalu menggerai rambutnya ke kanan dan ke kiri untuk menutupi sebagian kulit bahunya yang putih mulus.Perutnya sudah terlihat sedikit membuncit.Lily tersenyum manis mendengar pujian suaminya dan menjinjitkan k

  • Accidentally Fall For You   Extra Part 6 – Penerus

    Arsen, Lily, Mike, Sasha dan Yuri segera mengambil tempat untuk duduk sambil berbincang ringan dan memperhatikan Theo, Michael dan Misha yang sedang bermain bersama.Misha sedang berjalan cepat mengitari sofa sambil tertawa-tawa. Sesekali Theo datang di hadapan Misha untuk mengejutkan dan mencegat langkah Misha lalu Misha menjerit kemudian segera membalikkan badannya untuk menghindari Theo dan kembali berjalan cepat lagi namun di ujung sana, Misha dicegat oleh Michael. Misha kembali berjalan cepat ke arah lain yang diikuti oleh Theo dan Michael.Yuri tertawa gembira melihat kedua cucunya bermain dengan riang bersama Theo."Tingkah Misha benar-benar menggemaskan, persis seperti ibunya. Periang dan aktif. Lihat itu, Misha dikeroyok oleh Michael dan Theo." Seru Yuri dengan sumringah."Benar. Misha memang seperti aku. Aktif sekali," seru Sasha dengan bangga.Tiba-tiba Misha berjalan cepat ke arah Mike dan berseru dengan suara cadelnya "Handsome, tolong... handsome.."Mike segera berdiri,

  • Accidentally Fall For You   Extra Part 5 - Theo dan Dua Anak Kembar

    2.5 tahun kemudian.."Yuri sedang berada di Atlanta, Handsome," kata Sasha pada Mike di sela sarapannya di meja makan."Benarkah?" Tanya Mike balik. Sasha menganggukkan kepalanya."Aku lupa bercerita kalau kemarin Yuri tiba di sana dan siang ini ia menghadiri undangan perkawinan anak dari salah satu relasi dekatnya," jawab Sasha."Apakah Yuri akan kemari?" Tanya Mike.Sasha kembali menganggukkan kepalanya sambil mengunyah suapan makanan terakhirnya."Aku memintanya untuk singgah beberapa hari kemari. Sore ini ia akan terbang ke New York." Kata Sasha sambil tersenyum."Kita harus menjemputnya." Jawab Mike seraya menutup sendok di atas piringnya."Ya, aku juga berpikir begitu, Handsome. Sekitar jam 18.30 ia sampai di New York, " sahut Sasha kemudian."Baiklah. Aku akan menjemputnya sepulang dari markas. Kau tunggu di mansion saja dan menjaga anak-anak," kata Mike.Sasha tersenyum dan menganggukkan kepalanya.Sore menjelang malam hari pun tiba..."Yuri..." seru Sasha saat melihat Yuri mu

  • Accidentally Fall For You   Extra Part 4 - Mansion Masa Kecil Part 2

    "Lampu hias itu dulu tidak ada.. Di situlah aku dulu pertama kali di tampar dan dipukul oleh ibuku," kata Arsen dengan bibir bergetar.Lily segera merangkul pinggang Arsen dan mengusap punggungnya dengan lembut untuk menenangkannya."Semua sudah berlalu. Biarkan kenangan pahit itu tertinggal di sana. Kau sudah menang atas tragedi kehidupan. Bukankah ibumu pun sangat menyesali karena sudah menyakitimu?" Lirih Lily.Arsen mengangguk perlahan dan memutar tubuhnya menatap dinding."Di situ dulu ada connecting door yang menghubungkan kamarku dan kamar orang tuaku. Ternyata itu pun telah dihilangkan oleh Grandpa," tunjuk Arsen."Grandpa dan Grandma benar-benar sangat menyayangimu," kata Lily dengan lembut, dan Arsen menganggukkan kepalanya.Arsen berjalan melangkahkan kaki menuju ke kamar mandi dan membukanya."Kamar mandi ini tidak berubah. Hanya diganti bentuk kacanya saja," kata Arsen.Setelah beberapa saat berada di kamar masa kecilnya, Arsen merangkul Lily untuk berjalan ke lantai 2.L

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status