Home / Rumah Tangga / Adik Angkatku Istri Kedua Suamiku / 12. Harena Semakin Meresahkan

Share

12. Harena Semakin Meresahkan

Author: Lapini
last update Huling Na-update: 2025-05-07 12:19:32

Keesokan harinya ….

Cindya menaikkan sebelah alisnya saat melihat isi peran yang dikirim oleh adiknya kepada suaminya. Ia melirik kamar mandi yang tertutup, lantas membuatnya menggerakkan tangan untuk melihat pesan-pesan sebelumnya.

Kening wanita mengkerut, alis bertaut. Ingatannya kembali pada saat dirinya bertanya kepada Harena, apakah adiknya itu sedang menjalin hubungan dengan seseorang atau tidak, pasalnya saat bersama dengannya kemarin siang, Harena senyam-senyum melihat layar ponsel.

Cindya menghela nafasnya perlahan, kembali menyimpan benda pipih itu di atas meja nakas. Ia meraih sebuah jepitan berwarna hitam, lalu dipakai di surai rambut hitamnya. Saat dirinya ingin pergi, satu pesan kembali masuk sehingga membuatnya menoleh.

“Sorry, Mas. Salah kirim,” gumamnya sambil membaca satu pesan dari Harena tanpa harus membuka pesan tersebut.

Cindya bergeming, ia menoleh saat mendengar suara pintu dibuka, dan berasal dari pintu kamar. Sedetik kemudian, Cindya tersenyum melihat suaminy
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Adik Angkatku Istri Kedua Suamiku   43. Disidang Bunda dan Papa

    Cindya menghela nafasnya perlahan, menatap ke sisi kirinya, dan tidak mendapati putranya lantas membuatnya segera bangkit lalu turun dari atas ranjang.“Arlan ….”“YESS BUNDA. AKU DI KAMAR MANDI.”Suara teriakan bocah laki-laki dari kamar mandi membuat Cindya bernafas lega, ia meraih jepitan di atas meja nakas, melangkahkan kedua kakinya mendekati kamar mandi yang pintunya tertutup.Wanita itu mengetuk pintu kamar mandi sebanyak tiga kali, “Sayang … Bunda tunggu dibawah yaa.”Setelah Cindya mengatakan itu, pintu kamar mandi terbuka dan memperlihatkan sosok bocah laki-laki tampan yang mengenakan kimono handuk berwarna putih dengan rambut yang basah.“No. Kita ke bawah bareng. Aku pakai seragam dulu,” ucap bocah laki-laki berumur 4 tahun itu. Sudah seperti bukan bocah lagi, bukan?Jika Arlantio mengatakan umurnya tujuh tahun pun pasti percaya. Tinggi badan, wajah, cara bicara, sangat mendukung untuk anak usia 7 tahun.Baik Cindya maupun Dharmatio, memiliki tinggi tubuh diatas standar or

  • Adik Angkatku Istri Kedua Suamiku   42. Dharmatio Bertemu Harena di Hotel

    Cindya memperhatikan suaminya yang diam-diam melangkah keluar dari kamar, setelah terdengar suara pintu yang dibuka lalu ditutup kembali, membuatnya beranjak dan melangkah mendekati jendela kamarnya.Begitu wanita itu membuka jendela kamar, bertepatan dengan seorang pria yang tinggal bersebrangan dengannya di depan sana keluar dan duduk di kursi yang ada di balkon. Cindya menaikkan sebelah alisnya.Cindya menoleh saat kedua telinganya mendengar ponselnya yang berdenting, membuatnya melangkahkan kaki mendekati meja nakas, lantas mengambil dan membaca satu pesan yang dikirim oleh kontak nama ‘Teno’.“Mbak tidur saja, urusan suamimu biar kami yang mengawasi. Ibu hamil tidak boleh kelelahan dan banyak fikiran, bukan ….” monolognya membaca pesan yang ia terima, atensinya kini tertuju ke arah jendala yang terbuka, dan bisa melihat langsung Teno yang tersenyum kepadanya.Cindya masih bingung harus bersikap bagaimana dengan apa yang terjadi pada malam ini. Harus berfikiran positif, tetapi tid

  • Adik Angkatku Istri Kedua Suamiku   41. Sifat Asli Harena Mulai Terlihat

    “OH MY GOD!”Harena melebarkan kedua matanya saat pertama kali membuka pintu dan langsung diperlihatkan isi kost yang akan di tempati olehnya. Empat kali lebih kecil dibandingkan unit apartementnya yang dibelikan Sang Bunda.Tas yang dipegang olehnya terjatuh diiringi rasa terkejutnya, berharap ini semua adalah mimpi. Harena menggeleng-gelengkan kepala berkali-kali, lalu melangkah mundur dan saat itu ia mendapati dirinya menjadi pusat perhatian beberapa penghuni kost lainnya.“Kamu kenapa?”“Iya … teriakannya kedengarannya sampai ke kamarku.”“Apa ada kecoa di kamar kostmu?”Harena tersenyum menggelengkan kepala, “Maaf … Maaf … Tadi ada memang ada kecoa, tapi sudah mati ternyata,” tuturnya, ekspresi wajahnya menjadi baik.Beberapa penghuni yang kebanyakan perempuan itu menganggukkan kepala, tetapi sebagian lagi menatap Harena dengan tatapan tidak suka.Harena menunduk, lalu masuk ke dalam kamar kostnya dan menutup pintu kamar kostnya. Ia mengedarkan atensinya, tidak ada kulkas, tidak

  • Adik Angkatku Istri Kedua Suamiku   40. Dharmatio di Introgasi Cindya

    “Harusnya tuh kamu bilang dulu ke aku kalau mau ke apartementnya Harena,” ucap Cindya dengan kedua matanya memperhatikan suaminya yang duduk bersebrangan dengannya saat ini.Dharmatio hanya terdiam mendengarkan segala ocehan yang keluar dari mulut Cindya, jika dirinya membantah tanpa persetujuan dan membuat Cindya marah, itu akan jauh lebih berbahaya.Dharmatio mengenal istrinya bukan satu atau dua hari, tetapi sudah bertahun-tahun, karena itu juga ia mengenal karakter istrinya saat ini.Cindya menaikkan sebelah alisnya saat kedua matanya bertemu dengan kedua mata suaminya yang dengan berani menaikkan pandangan ke arahnya. Mereka bertemu tatapan selama beberapa menit, hingga akhirnya Dharmatio bersuara setelah 15 menit terdiam.“Maaf.” Hanya satu kata, hanya kata ‘maaf’ yang terucap dari mulutnya. Setelahnya tidak ada lagi kata-kata atau kalimat yang ia ucapkan, membuat Cindya menghela nafas.Wanita bersurai panjang itu menyugar rambut dengan wajah yang sedikit tenang dibandingkan seb

  • Adik Angkatku Istri Kedua Suamiku   39. Dari Sudut Pandang Dharmatio (1)

    Dharmatio meraih ponselnya yang berdering, panggilan suara dari papa mertuanya, lalu segera menerimanya tanpa harus membuat Daddy menunggu lama.“Ya hallo, Dad ….”Dharmatio menyalakan mesin mobilnya, ia sangat yakin istrinya itu sudah lebih dulu tiba di kantor milik Mommy. Sedangkan dirinya masih berdiam di basement sambil menerima panggilan suara dari Daddy.“Kamu sedang bersama Cindya?”Dharmatio menaikkan sebelah alis, lantas menggelengkan kepala walaupun papa mertuanya itu tidak melihatnya. “Tadi sih bareng, dia marah sama aku karena aku ke tempatnya Harena,” ucapnya.Terdengar suara bergumam di sebrang sana. “Kamu bilang apa saja ke Cindya?” pertanyaan dari Daddy membuat Dharmatio menatap lurus ke depan, hening untuk beberapa detik.“Aku bilang kalau itu disuruh Mommy, sesuai yang Daddy bilang,” jawab Dharmatio, ia me-loudspeaker panggilan suara papa mertuanya, lalu menginjak pedal gas pergi dari area basement.“Mommy belum tau masalah ini.”Suara ban yang berdecit menandakan ba

  • Adik Angkatku Istri Kedua Suamiku   38. Kekacauan Di Kantor

    BRAK!“Mommy!”Cindya membuka pintu dengan tidak santai, bahkan berteriak kepada mommynya yang sedang duduk santai di kursi kerja dengan tumpukkan naskah di meja kerja. Wanita itu melangkahkan kaki mendekati Mommy yang menaikkan sebelah alis.“Ada apa?”Cindya duduk di kursi kosong berhadapan dengan Mommy tanpa mengatakan apapun, tanpa izin dan tanpa menunggu perizinan dari Mommy. Emosinya benar-benar menguasainya.“Mommy tahu kalau tindakan Mommy itu semakin bikin Harena benci sama aku?” tanyanya penuh penekanan, kedua matanya menatap Mommy yang memicingkan mata.“Pelan-pelan, Mommy tidak mengerti kamu sedang membicarakan apa,” ujar Mommy dengan suaranya yang lembut, tetapi keningnya mengkerut mengisyaratkan bahwa dirinya bingung.“Mommy nyuruh Mas Tio buat ke apartementnya Harena, dan kasih kunci kost-an buat Harena.”Mommy terdiam sejenak, menatap kedua mata putrinya cukup lama, lalu menggelengkan kepala. “Mommy bahkan tidak tahu tentang hal itu,” ucapnya bingung.Bukan hanya Mommy

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status