Share

Yatarta

Penulis: Be Maryam
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-21 15:47:38

“Dari mana saja kamu?” tanya Sanjaya dengan tatapan tidak senang. “Beberapa hari ini kamu sering keluar kantor pada jam kerja. Apa kamu ingin menghancurkan perusahaan kita?!” sambung Sanjaya setelah melihat Baswara tidak memperdulikannya.

“Heh!” ucap Baswara yang kini berbalik badan mendekati ayahnya. “Aku tidak mengerti akan permainan Dady. Aku ...,” ucapan Baswara terhenti setelah melihat kedatangan ibunya.

“Ada apa ini? Dad, Baswara baru pulang. Biarkan dia beristirahat dulu, jangan diberikan rentetan pertanyaan seperti itu,” ungkap ibu Baswara sembari membelai lembut lengan putra tunggalnya.

“Lepas, Mom!” teriak Baswara sembari mengenyahkan tangan ibunya. “Aku lelah hidup bersama kalian. Kalian semua penipu!” teriaknya kembali yang kemudian pergi dengan tergesa-gesa menuju mobil. Menyalakan dan melaju kencang dengan penuh amarah. 

Baswara merasa dihianati keluarganya sendiri. Semua perasaan kacau ini terjadi semenjak pertemuannya dengan Alea di apartemen.

“Kamu, kenapa kamu bisa berada di sini?” tanya Baswara dengan tatapan hendak menerkam. Dahinya mengernyit dengan kedua mata yang membulat.

Wajah gadis itu terlihat kaget, lalu menunjukkan rasa bingung sembari bertanya, “maaf, kamu siapa?”

Sontak saja Baswara turut bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan padanya. 

“Aku tidak sedang bercanda, Alea!” teriak Baswara diikuti kepalan tangan yang menghantam dinding apartemen. Membuat gadis itu kaget dan segera mendekap erat tubuhnya sendiri.

“Saya tidak kenal kamu, pergi, pergi, pergi!” teriak gadis itu sembari menunjukkan wajah takut.

Beberapa saat kemudian datang seorang perawat wanita menghampiri mereka. Dengan cepat ia memeluk Alea untuk menenangkannya. Terlihat Alea menyembunyikan wajahnya pada tubuh si perawat. Tubuhnya bergetar dan terlihat sangat kurus dan tidak terurus.

“Maaf, Tuan siapa? Mengapa Tuan kembali datang ke sini?” tanya si perawat yang terlihat tidak mengindahkan kedatangan Baswara.

“Kembali datang? Jika kamu tahu aku datang, mengapa kamu tidak membukakan pintu untukku? Kamu tahu siapa aku? Aku pemilik apartemen ini,” jelas Baswara dengan gigi yang merapat.

“Masuklah! Kita bicara lebih lanjut di dalam,” pinta si perawat yang kemudian membawa Alea memasuki kamar. Memberinya obat dan membiarkan ia beristirahat. Sedangkan perawat itu kembali keluar untuk berbicara dengan Baswara.

“Tuan ingin minum apa?” 

“Duduk dan bicaralah! Hanya itu yang aku inginkan,” ucap Baswara tegas yang terlihat begitu begitu tidak sabar.

“Saya hanya diminta merawat Nona di sini. Mengikuti beberapa peraturan yang Nyonya besar berikan, seperti tidak menerima tamu asing.”

“Asing? Aku anak dari wanita yang kamu sebut Nyonya besar tadi,” jelas Baswara dengan congkaknya. Membuat perawat itu tertunduk dengan wajah penuh rasa bersalah. Kedua tangannya saling menggenggam erat dengan kedua kaki yang begitu rapat. Sepertinya ia begitu ketakutan akan kedatangan Baswara.

“Maafkan saya, Tuan. Saya tidak mengenali anda.”

“Bagaimana bisa Alea berada di sini?” tanya Baswara kembali, terlalu banyak kejadian aneh yang memancing rasa penasarannya.

“Yang saya tahu, Nona kecelakaan dan kepalanya terhempas. Menyebabkan Nona hilang ingatan dan kini dirawat di sini,” jelas si perawat masih tertunduk, seakan takut menatap wajah sangar Baswara saat ini.

“Kecelakaan? Kapan itu terjadi?” tanya Baswara yang kini mencoba menerka bahwa Alea merupakan korban dari kecelakaan yang ia perbuat.

“Seminggu yang lalu dan sempat dirawat di rumah sakit. Kecelakaannya terjadi di jalan Yos Sudarso. Sebuah mobil mengebut dan menabrak Nona hingga membuat Nona sempat tidak sadarkan diri.”

Bak disambar petir, Baswara kini terdiam dan menutup rapat mulutnya. Kecurigaannya benar, ternyata Alea merupakan korbannya. Keadaan Alea yang hilang ingatan membuat Baswara menjadi merasa bersalah. Namun, ia terlihat kesal akan sikap ibunya yang tidak mau memberitahukan kejadian sebenarnya.

Baswara bangkit dan mencoba membuka pintu kamar Alea, namun dengan segera ditahan oleh perawat.

“Maafkan saya, Tuan. Nona sedang tertidur, saya baru saja memberikannya obat penenang. Belakangan ini keadaan Nona tidak stabil. Beliau sering menangis dan menjerit takut di dalam mimpinya. Saya harap, Tuan tidak memaksakan diri untuk menemui Nona. Saya janji, akan membukakan pintu dan membiarkan Tuan menemui Nona dilain hari.”

Penjelasan si perawat cukup memuaskan Baswara. Hingga kini mobil mewahnya terparkir di pinggir jalan. Rasa bersalah karena mencelakai Alea masih menyelubungi dirinya. Rasa ingin marah untuk melampiaskan keadaan tidak lagi bisa tertahan. Keberadaan Sam yang tidak bersamanya, membuat Baswara hilang kendali. Hanya bisa menangis sendiri ditengah kegelapan malam, dalam mobil kesayangannya.

Cukup lama Baswara melampiaskan kesakitannya dalam tangis. Keberadaan Alea yang merupakan salah satu anak rekan kerja ayahnya menjadi beban berat tersendiri untuk dirinya. Terlebih keadaan Alea yang hilang ingatan akan menuntut pertanggung jawabannya.

Ketukan pada kaca jendela mobil menyadarkan Baswara. Perlahan ia mengangkat kepala yang sedari tadi bersembunyi diantara dua tangan. Menyeka lembut sisa tangis yang kini membasahi pipi, lalu menatap ke arah seseorang yang kini berdiri di sampingnya sambil berteduh dengan payung merah.

“Sam!” teriak Baswara kaget yang kemudian segera membuka pintu mobil dan membiarkan Sam masuk dan duduk di sampingnya.

Sam duduk dengan tubuh bersandar lemah. Tatapannya kosong dengan pakaian yang sedikit basah.

“Sam, apa yang terjadi? Mengapa kau ...,” ucapan Baswara berhenti seketika saat Sam melihat ke arahnya dengan bola mata yang berkaca-kaca.

“Maafkan aku, Bas!” ucapnya yang kemudian menyeka air mata yang jatuh.

“Katakan padaku apa yang terjadi. Agar aku bisa membantumu,” ucap Baswara sembari menggoyang-goyangkan tubuh Sam dengan kedua tangannya.

Sam hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu jatuh pingsan pada sandaran kursi. Kaget dan bingung, namun Baswara segera menyalakan mobil dan membawa Sam ke rumah sakit terdekat. Baginya keselamatan Sam sangat penting, bahkan melebihi dirinya sendiri. Tidak hanya sahabat, Sam sudah seperti saudara kembarnya. Selalu ada untuknya dan sangat mengerti dirinya. Tidak heran jika ia sangat begitu kehilangan saat Sam tidak masuk kantor seharian ini.

Pertolongan dilakukan, Sam diberikan penanganan langsung dan kini ia telah terbaring di atas ranjang rumah sakit. Sedangkan Baswara hanya bisa duduk menatap tubuh lemah Sam yang ternyata dipenuhi ruam biru dibeberapa bagian tubuhnya.

“Apa yang terjadi Sam? Mengapa kamu datang dalam keadaan begini?” gumam Baswara yang terlihat tidak habis pikir akan apa yang tengah ia hadapi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Adoration   Hadiah Terindah

    Kana dan Soga dibawa ke sebuah tempat di kota kecil. Mereka melakukan perjalanan delapan jam lamanya. Menelusuri jalan sempit dengan banyak pohon tinggi di sekitaran. Jalanan yang menanjak dan udara yang sejuk seperti menuju puncak.“Bas, kita mau ke mana?” tanya Nesa yang merasa bingung akan jalan yang tengah mereka tuju.“Ke rumah kita,” sahut Baswara dengan senyuman.“Rumah kita? Maksudnya kamu beli rumah baru untuk kita?” tanya Kana yang merasa tak mengerti akan maksud ucapan Baswara.“Daddy ingin beri kejutan loh, Bun. Iya kan Dad?” sahut Soga yang kini mulai menikmati perjalanan. Bibirnya terus tersenyum. Sesekali ia membuka kaca jendela dan membiarkan angin menyapu lembut rambut merahnya.“Soga apa kamu siap?” tanya Baswara.“Oke, Dad.”Mobil pun berhenti di te

  • Adoration   Keluarga Baru

    Baswara tak sadarkan diri. Ia pun kini terbaring lemas di atas ranjang. Tertidur dengan wajah memucat dan pipi memerah. Bingung, Kana meminta dokter pribadi keluarga Soga untuk datang memeriksakan Baswara.“Semuanya baik-baik saja. Tidak ada masalah yang berarti. Suhu tubuhnya pun normal, begitu pula dengan tekanan darahnya. Saya rasa Tuan Baswara hanya sedang kejang otot saat berenang. Yang kemungkinan karena tidak melakukan pemanasan sebelumnya,” jelas Dokter yang kemudian memberikan obat lalu permisi pulang.“Dad, rencana kita berhasil,” bisik Soga yang sedari tadi berdiri di samping Baswara. Sedangkan kana keluar kamar untuk mengantarkan dokter pulang.Baswara mengedipkan matanya. Lalu keduanya kembali berakting saat Kana memasuki kamar.“Soga ambilkan air hangat ya untuk Bunda,” ucap Soga yang dengan sengaja meninggalkan Baswara dan Kana berdua. Tak lupa ia me

  • Adoration   Tragedi di Kolam Renang

    Hari-hari dilalui dengan senyuman dan kebahagiaan. Kana tak menyangka kehdarian Baswara di rumah mereka mberhasil menyempurnakan hidup mereka. Pagi ini Kana telat bangun, betapa kagetnya ia saat melihat ke arah jam dinding.“Telat!” gumam Kana yang segera melompat dari tempat tidur. Ia merasa bingung sendiri harus ngapain. Terlebih Baswara sudah tak lagi ada di atas ranjang.“Tenang, tenangkan dirimu Kana. Basuh wajah dan ke dapur. Oke!” ucapnya yang kemudian lari ke kamar mandi.Kini Kana terduduk di depan cermin. Matanya terlihat sendu menatap wajahnya. Berulang kali jemarinya menyentuh bagian pipi dan mata.“Pucat banget yah, sembab gitu matanya. Apa aku pakai make up aja? Tapi aku enggak biasa pakai begituan. Aku ... ah, udah ah. Begini aja,” gumam Kana yang kemudian pergi meninggalkan kamar.Kakinya melangkah membawa menuju dapur, te

  • Adoration   Perjuangan Meraih Restu

    “Pagi sayang,” sapa Baswara yang kini tersenyum menatap wajah Kana.“Udah jam berapa?” tanya Kana yang seketika kaget melihat Baswara sudah mengenakan kemeja rapi.“Kamu bobok aja. Aku harus melakukan panggilan video ke klien. Jadi aku harus mengenakan kemeja yang rapi kan?” ucap Baswara.Kana hanya bisa tersenyum geli melihat keadaan Baswara saat ini. Mengenakan kemeja dengan celana olahraga di bawahnya. Kana hanya bisa menggeleng kepala melihat tingkah Baswara.“Jam empat?” gumam Kana yang tak menyangka bahwa ini masih pagi buta.“Yah, maaf kalau ganggu tidur kamu,” ucap Baswara yang kini kembali membuka kemejanya. Ia pun menaiki ranjang dan kembali berbaring. Tangannya memeluk manja tubuh Kana dengan kepala yang bersanda menyentuh lengan Kana.“Aku masih ingin tidur,” sambungnya setela

  • Adoration   Budak Cinta

    Tiada hari tanpa kemesraan dan kini Kana mulai terbiasa dengan hal ini. Tak hanya melakukannya di kamar, bahkan kini mereka berani melakukannya di banyak tempat. Seperti yang terjadi saat ini.Kana yang tengah asik duduk di taman pun dikejutkan akan kedatangan Baswara. Ia hadir membawa nampan berisi buah dan segelas jus jeruk. Bak pelayan yang sedang melayani putri raja, Baswara merundukkan badan untuk menyerahkan nampan.Seakan memainkan peran, Kana pun dengan angkuhnya berucap, “Sulangi saya!”Baswara pun tersenyum. Ia meletakkan nampan dan duduk di samping Kana. Tangan kanannnya siap hendak menyulangkan. Namun, bukannya mengangakan mulut. Kana justru kembali berlakon. Ia menunjuk ke arah lantai seraya berkata, “Enggak ada pelayan yang duduk sebangku dengan tuan putri!”“Ba, baik, Tuan putri,” ucap Baswara yang kini bangkit dan bersiap hendak berdiri dengan kedua

  • Adoration   Perjuangan Baswara

    Kana masih tidak menyangka ia telah menikah dengan Baswara. Hampir setiap malam ia tidak merasa tenang. Tidur dengan Baswara masih terasa asing untuk dirinya. Ia berulang kali menatap diri di cermin dengan jutaan perasaan yang bercampur aduk.“Kok aku jadi begini? Kenapa enggak bisa bersikap biasa aja?” gumamnya yang terus merasa ada sesuatu yang kurang dari wajahnya.Kembali teringat akan pembicaraan mereka di malam pertama. Saat itu Kana terlihat tak siap untuk tidur bersama Baswara. Sikapnya yang menjaga jarak dengan pria membuat ia bingung sendiri. Namun, ia sangat bersyukur karena Baswara sangat mengerti dirinya.“Kamu malu?” tanya Baswara sembari menatap genit Kana.“Ah, kamu udah makan?” tanya Kana mengalihkan pembicaraan.“Aku belum selera. Tapi aku mau makan yang ada di sini,” ledek Baswara. Ia semakin senang menggoda Kana

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status