Share

Bab 4

last update Last Updated: 2024-12-24 09:27:41

"Uhhh!"

Suara leguhan itu berasal dari mulut Ciara. Dia membuka paksa kedua mata. Lalu, menatap langit-langit kamar presidential suite.

"Astaga!"

Kedua tangan Ciara memegangi selimut. Dia mencoba mengingat hal-hal yang sudah terjadi.

Ciara merasa sekujur tubuhnya sakit dan kulitnya terasa dingin. Dia mencurigai sesuatu. Tanpa pikir panjang, dia langsung mengangkat selimut.

Ciara berteriak. "Aarrggghhh!"

Di balik selimut, Ciara melihat tubuh polosnya dipenuhi jejak merah. Lalu, dia merasakan pergerakan di atas ranjang.

Ciara menoleh dan melihat punggung mulus seorang pria. Jantungnya berdebar-debar.

Mata Ciara membelalak. "Diーdia?!"

Ciara teringat telah menyewa jasa seorang gigolo kelas atas. Harga servisnya dipastikan sangat mahal.

Dengan gelisah, Ciara turun dari ranjang. Dia ingin menghidupkan penerangan utama. Tapi sesaat kemudian, dia menjadi ragu.

"Nggak! Aku nggak mau dia bangun dan melihatku."

Ciara bergegas mencari pakaian. Dia tercengang saat mendapati gaun pestanya telah compang-camping.

"Sialan! Pasti gara-gara gigolo yang kasar ini!"

Usai puas memaki, Ciara mengambil kemeja pria di lantai dan berinisiatif memakainya. Dalam hitungan detik, dia telah selesai berpakaian.

Ciara berjalan menuju meja nakas. Dia meraih selembar tisu kering di atas meja. Lalu, mengeluarkan lipstik merah kesayangannya dari dalam tas.

Ciara mulai menulis sesuatu di tisu menggunakan lipstiknya. "Hei, Tuan Gigolo! Kamu terlalu kasar. Servis kamu kurang memuaskan. Jadi, aku kasih kamu bintang satu."

Kemudian, Ciara mencari-cari uang cash di dalam dompet. Wajahnya berubah masam. Tanpa sadar, dia menggigit bibir bawahnya.

"Aduh, astaga! Gimana nih, aku nggak punya banyak uang cash?"

Di saat yang sama, ponsel Ciara bergetar. Dia buru-buru mengambilnya. Saat membaca nama penelepon, kedua mata Ciara berbinar terang.

"Quden, pas banget kamu telepon!"

"Nona, kamu di mana?" tanya Quden di ujung telepon.

Quden Yundri, 30 tahun. Dia adalah orang kepercayaan Ciara sekaligus bodyguard-nya sejak setahun silam.

Suara Quden terdengar cemas. Sebab, dia tidak pernah kehilangan Ciara selama berjam-jam.

"Kamu nggak muncul di pesta. Kamu juga nggak ada di ruang makeup. Terus, kamu susah dihubungi. Kenapa?"

Rentetan pertanyaan membuat kepala Ciara terasa pusing. Dia mengatur napasnya.

"Akuー"

Quden kembali bicara. "Kamu tau, nggak? Tuan Ben nyari kamu. Dia kayaknya marah besar."

"Quden, dengerin aku!" pinta Ciara. "Aku sekarang di kamar 1001 presidential suite lantai 21. Kamu siapin mobil! Aku mau pulang sekarang. Pastiin nggak ada seorang pun dan media yang lihat aku!"

"Oke. Aku tunggu di parkiran lantai 20!" seru Quden. "Ada layanan lift khusus bagi pengguna presidential suite menuju ke sana."

Setelah nada telepon terputus, Ciara membereskan barang-barangnya. Dia terpaksa mengeluarkan selembar uang Rp 100 ribu untuk membayar jasa gigolo.

"Astaga! Untung aja aku masih punya permen lolipop."

Ciara meletakkan uang Rp 100 ribu dan satu permen lolipop di atas tisu tadi.

Meskipun usianya sudah menginjak dewasa, Ciara tetaplah seorang Nona Muda keluarga Darwin yang manja. Sejak kecil, mendiang kedua orang tua Ciara selalu memanjakannya. Itulah sebabnya, dia masih menyukai banyak hal yang kekanak-kanakan.

Hingga kini, Ciara tetap tidak mengingat Liam. Dia menatap Liam yang masih tertidur membelakanginya. Lalu, dia buru-buru pergi.

Liam kaget mendengar suara pintu terbuka. Dia cepat-cepat bangun dan menyadari ranjang di sebelahnya sudah kosong.

Terlambat! Liam hanya sempat melihat punggung Ciara yang menghilang di balik pintu.

"Kurang ajar!" maki Liam. "Cia, kamu bener-bener berani mempermainkan aku."

Perasaan kesal sebelumnya masih membara. Tapi sekarang, Ciara sudah membuatnya kesal lagi.

"Eh, apa ini?"

Kedua mata Liam terpaku menatap noda darah yang terdapat pada sprei putih. Rumor yang mengatakan bahwa Ciara selalu bergonta-ganti pasangan pun sirna.

Liam turun dari ranjang mencari ponselnya. Ada sesuatu yang menarik perhatian Liam. Dia mengambil tisu di atas meja nakas. Dia mulai membaca tulisan Ciara sambil menelepon Aksa.

"Tuan?"

Saat nada sambung terhubung, terdengar suara Aksa. Suaranya antusias dan penuh keingintahuan. Sebab selama bekerja menjadi asisten, dia tidak pernah melihat Liam menjalin hubungan dengan wanita manapun.

"Cepetan ke sini! Bawa bajuku!"

Liam mengakhiri panggilan telepon. Dia mengambil permen lolipop dan uang Rp 100 ribu dari atas meja nakas. Lalu, duduk di pinggir ranjang. Tidak lama, dia menyeringai dengan ujung bibirnya.

Dalam 2 menit, Aksa tiba di kamar Liam. Dia berjalan mendekati tuannya.

"TuーTuan, ke mana Nyonya Muda?" Aksa gugup.

Aksa tidak melihat Ciara tertidur di ranjang. Dia juga tidak mendengar apa-apa dari dalam kamar mandi ataupun ruang ganti. Jadi, Aksa menebak tuannya ini telah ditinggalkan begitu saja setelah malam pertama.

Liam tidak berbicara. Tatapannya masih tertuju pada tisu, permen lolipop dan uang Rp 100 ribu.

"TuーTuan, ini ...."

Aksa tidak berani percaya pada nasib sial tuannya. Selain berkuasa, Liam mampu membuat orang lain gemetar ketakutan. Dia tidak akan pernah menurunkan martabatnya.

Tapi yang terjadi sekarang, Nona Manja keluarga Darwin telah mencampakkan Tuan Muda Liam Griffin.

Aksa tidak berani berbicara lagi. Dia hanya bisa menunggu. Sejujurnya, Aksa hampir tertawa saat membaca tulisan Ciara di tisu.

Bukan hanya menganggap Liam sebagai gigolo, Ciara juga memberikan uang Rp 100 ribu dan permen sebagai bayaran. Tidak hanya itu, Ciara dengan berani memberikan review bintang satu. Karena menurutnya, servis Liam tidak memuaskan.

Liam adalah pria yang paling diinginkan di Kota Baubau. Bagaimana bisa dia menerima penghinaan ini?

Liam mendengus dingin. "Siapin mobil! Antar aku ke rumah keluarga Darwin."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nathan Ryuu
bwahaha! ini mah zoya bgt nih kl urusan permen .........
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Aduh! Nona Manja Mencampakkan Tuan Muda    Bab 77

    "Nyonya, Tuan panggil kamu ke bawah."Setelah menunggu Ciara selesai makan, Linda memberitahu bahwa Liam memanggilnya."Liam belum jalan kerja?"Tepat pada saat itu, terdengar suara klakson mobil di bawah jendela kamar.Ciara segera berjalan menuju jendela yang terbuka. Dia melihat Liam duduk di dalam mobil sedang menatapnya. "Aku ke bawah dulu. Bi Linda, beresin peralatan makan!""Baik."Begitu Ciara pergi, Linda buru-buru menggeledah kamar utama sesuai perintah Liam. Dia mengangkat bantal Ciara dan berharap bisa menemukan sesuatu. "Sebenernya, apa yang Tuan Muda cari dari Nyonya? Apa dia merasa, Nyonya menyembunyikan sesuatu darinya?""Tapi, aku nggak pernah meragukan insting seorang Suami ataupun insting seorang Istri. Karena mereka pasangan Suami Istri yang sah. Mereka pasti memiliki ikatan batin."Dengan gerakan cepat, Linda sudah berdiri di depan cermin besar. Tangannya meraba-raba meja di sampingnya dan tidak menemukan apa-apa. Linda menghela napas. "Hemm ...."Ketika menole

  • Aduh! Nona Manja Mencampakkan Tuan Muda    Bab 76

    "Kamu nggak usah takut, Cia! Aku nggak akan biarin kamu urus anak yang merepotkan. Aku akan minta Bi Linda siapin baby sitter untuk anak kita.""Tugas kamu cuma melayani Suami, selebihnya biar pelayan yang urus."Mendengar semua perkataan Liam, ada kegundahan yang Ciara rasakan. Dia menatap wajah Liam lekat-lekat dan menemukan keseriusan di dasar matanya. "Karena hanya dengan begitu, kamu bisa buktikan ketulusan hatimu padaku."Tubuh Ciara tiba-tiba gemetar hebat. Wajahnya berubah pucat. Ciara tidak ingin menangis. Tapi nyatanya, air mata Ciara telah menumpuk di kelopak mata. Hatinya tersayat setelah mendengar keinginan Liam. Liam menyadari perubahan sikap Ciara. Dia merasa, Ciara menolak keinginannya.Tapi, kenapa? Bukankah wajar jika seorang Suami mendambakan memiliki keturunan? Mengapa reaksi Ciara berlebihan seperti itu?Ciara berdiri, hendak pergi dari ruang ganti. "Hemm ...."Seolah bisa membaca pikiran istrinya, Liam langsung menahan tangan Ciara. "Kamu kenapa? Nggak mau p

  • Aduh! Nona Manja Mencampakkan Tuan Muda    Bab 75

    "Liam, aku bisa mandi sendiri ...."Suara Ciara yang merdu hilang karena gemericik air shower yang mengalir. Setelah dua jam berlalu, akhirnya Liam melepaskan Ciara. Bukan karena merasa puas, melainkan karena Griffin Group sudah menunggunya. Kalau saja Liam tidak ingat meeting penting hari ini, bisa saja dia memilih tidak pergi ke kantor dan terus menindih istrinya hingga kelelahan. "Berputar!"Meskipun sudah mendengar perintah Liam, Ciara enggan mengikutinya. Akibatnya, Liam justru membantu Ciara berputar. "Diem di sini! Aku mau ambil shampo dulu."Liam sudah memutuskan untuk memandikan Ciara. Ini adalah hal pertama yang dia lakukan setelah menikahinya. Ciara tidak kuasa menolak. Tapi jauh di dasar hatinya, dia takut Liam akan memintanya lebih!Hati dan pikiran manusia, siapa yang tahu?Liam kembali membawa botol shampo. Ciara terheran-heran melihat Liam mengisi botol shampo dengan air, lalu mengocoknya."Liam, kamu ngapain?""Harusnya aku yang tanya. Cia, kamu ngapain aja di ru

  • Aduh! Nona Manja Mencampakkan Tuan Muda    Bab 74

    "Cia, kamu mau coba main di atas? Hem, boleh aja kok."Main di atas?Apa Liam sudah gila?"Yaa, anggap aja ... posisi di atas untuk menambah pengalaman kamu memuaskan Suami. Gimana?"Liam melihat kedua telinga Ciara memerah. Dia tahu, Ciara mulai merasa malu. Meskipun tidak memalingkan wajah, Ciara tidak menanggapi pertanyaan Liam. Dia terus menatap wajah Liam dan baru menyadari bahwa suaminya memiliki ketampanan di atas rata-rata.Karena Ciara tidak meresponnya, Liam berkata lagi. Tapi kali ini, diiringi dengan tatapan mata menggoda. "Kok diem, sih? Nggak bisa, ya? Tenang aja, Cia! Suami kamu ini bakalan ajarin."Nada Liam yang provokatif membuat Ciara semakin malu. Saat tersadar, wajah Ciara sudah merona merah. "Liam ... jangan mesum!" Liam tertawa kecil. "Aku mesum? Sebelum ngomong, coba kamu lihat di mana tangan kamu sekarang, Cia?"Ciara menundukkan kepala dan langsung terkejut. Sebelum dia sempat menarik tangannya dari dalam pakaian tidur sang suami, Liam sudah lebih dulu m

  • Aduh! Nona Manja Mencampakkan Tuan Muda    Bab 73

    20 menit kemudian.Liam keluar dari ruang ganti. Dia sudah selesai mandi dan berganti pakaian tidur. Dia berjalan menuju ranjang. Saat sudah berada di atas ranjang dan hendak memeluk istrinya, Ciara membuka mata dan langsung terduduk. Akibatnya, Liam ikut terduduk di samping Ciara."Kevan udah mati. Dia udah kekal di alam baka. Sekarang dan masa depan kamu cuma aku seorangーLiam Griffin."Ciara tanpa sadar mengulangi kata-kata Liam tadi. Pandangan matanya kosong. Ekspresi wajahnya terlihat bingung. Di sampingnya, Liam tersenyum puas. Dia telah berhasil menanamkan kalimat mantra di alam bawah sadar Ciara.Liam menarik tubuh Ciara dan memeluknya. "Sayang, kamu pasti mengigau, ya?"Sayang?!Liam memanggilnya dengan sebutan Sayang?Apakah pendengaran Ciara tidak salah? Ciara diam saja. Dia hanya mengerutkan dahi."Itu bener, Ciul. Kevan udah mati. Dan kamu pun tau, orang mati nggak bakalan bisa hidup lagi. Jadi, ayo move on, Sayang!"Liam membelai lembut rambut Ciara. Lalu, melepaskann

  • Aduh! Nona Manja Mencampakkan Tuan Muda    Bab 72

    Liam telah kembali ke Majestic Manor. Aksa menghentikan mobil di depan pintu masuk utama. Sebelum turun, Liam mendongakkan kepala, menatap ke lantai dua. Di sanalah letak kamar tidur utama tempat dia dan Ciara memadu kasih. Liam melihat penerangan di kamarnya sudah padam. 'Ternyata udah gelap.'Liam mendesah. 'Aku terlambat pulang. Cia pasti tidur dengan perut kosong!'Liam mendesah lagi. Dia melonggarkan dasinya. Dia sedikit berpikir tentang istrinya yang sedang mogok makan. Ini bukan salahnya!Liam hanya pergi bekerja seperti hari-hari biasanya. Salah siapa Ciara tidak mau makan malam?Aksa memandangi wajah Tuannya dari balik kaca depan. Dia sangat paham dengan sikapnya. Liam sudah berbaik hati menuruti keinginan Ciara. Liam merendahkan martabat untuk pergi ke toko roti. Dia juga memohon kepada pemilik toko roti Heritage Hearth of Miranda. Tapi, mengapa Ciara tidak bisa menunggunya pulang?Ciara bahkan sudah mematikan pencahayaan kamar tidur utama!Tidak bisakah Ciara berterima

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status