Affair with Playboy

Affair with Playboy

Oleh:  Kaitani_H  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
14 Peringkat
47Bab
22.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

WARNING! CERITA DEWASA! Pengkhianatan tunangannya membuat Risa mengiyakan ajakan kencan semalam teman sekantornya, Alva, si playboy yang sejak awal mengincar Risa untuk dijadikan salah satu koleksi teman tidurnya. Risa berpikir untuk memanfaatkan Alva sebagai alat balas dendamnya pada Alan, tunangannya. Namun, Alva memiliki cara lain yang membuat hubungan keduanya menjadi semakin rumit dari yang seharusnya. Akankah semuanya berjalan baik-baik saja? Bagaimana jika Alan tahu hubungan gelap di antara Risa dan sepupunya Alva? ___ Spin off 'Affair with CEO'

Lihat lebih banyak
Affair with Playboy Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Tiara Hafsa
ceritanya bagus,,,
2022-09-15 08:05:28
0
user avatar
Kaitani_H
Thank you buat yang udah baca cerita ini ...️...️...️
2022-06-20 16:42:46
1
user avatar
Evie Yuzuma
Mantap nih wajib masuk Library, makasih Thor buat cerita kerennya
2022-06-20 16:40:39
2
user avatar
cindy amalia
Baca di wp sampe rela beli koinn
2022-05-09 12:00:49
1
user avatar
bucinnya yekyu
ahhh sayang banget cuma dikittt
2022-04-09 01:44:27
0
default avatar
indirianasesa
seru ceritanya thor
2022-03-20 14:48:53
0
default avatar
Syane
Seruuu dan selalu ditunggu kelanjutannya....
2021-12-01 08:02:42
1
user avatar
Kaitani_H
Jangan lupa tinggalkan komentar, ya?
2021-11-30 19:34:21
1
user avatar
Sj Kim🌸
semangat kak ....... update nya yg rajin ya
2021-11-30 19:25:49
1
user avatar
Yudi Stam
sangat menarik
2021-11-16 06:53:45
1
default avatar
Syane
Lumayan seru, semoga lancar up nya thor jadi semangat bacanya
2021-10-31 23:53:56
1
user avatar
Sy244 0n 5mile
kenapa ada kata terpaka berarti keyakinan kepada pencipta di bawah 35%%%
2021-10-30 03:12:31
1
user avatar
Arpi
belum update juga ya kak .....
2021-08-21 06:27:12
1
user avatar
Dark Lavender
...️...️...️...️Ceritanya bagus
2021-08-03 10:18:46
1
47 Bab
Prolog
"TOLONG pelan-pelan sedikit!" Risa memejamkan mata. Bibirnya terus mengerang saat pria itu berusaha untuk menyatukan tubuh mereka dengan cara menggesekkan dua benda pribadi keduanya dengan gerakan pelan dan hati-hati.Alva melengkungkan tubuhnya di atas tubuh Risa. Wajahnya mendekati telinga Risa dan mulai berbisik, "Lo serius sama semua ini, Sa?"Risa membuka mata dan menatap pria yang kini berada di atasnya dengan wajah sebal. "Bukannya lo yang nawarin gue, kenapa lo malah jadi ragu begini?"Karena gue nggak nyangka lo masih perawan, sialan! batin Alva sembari menghela napas panjang."Kalau lo emang nggak bisa, kita berhenti aja."Risa mendorong dada Alva, membuat pria itu bangun dan Risa turut bangun dari
Baca selengkapnya
01. Penyesalan Risa
RISA sudah tidak bisa menghitung berapa kali Alva menyemburkan benih itu ke dalam tubuhnya. Dia merasa sangat lemas, tenaganya hilang tak bersisa, bahkan bibir yang semula bisa mengerang nikmat kini hanya bisa bungkam dan menerima cumbuan panas tanpa bisa membalas.Jika ditanya, apakah Risa menyesali apa yang telah dilakukannya?Jawabannya, iya, dia menyesali semua kebodohannya.Termakan amarah dan terbuai rayuan setan, dia menyerahkan dirinya pada pria playboy bernama Reagan Alvaro. Salah satu temannya yang diam-diam mengincar tubuh Risa sejak pertama kali mereka berjumpa.Risa mengetahui hal itu sejak lama, tapi dia hanya diam saja, karena Alva tidak pernah memperlakukannya secara kurang ajar.Tatapan matanya memang melecehkan, bahkan kalimatnya kadang sangat keterlaluan, tapi hanya sekadar itu
Baca selengkapnya
02. Kehebatan Alva
RISA tidak bisa menyembunyikan rona merah yang menghiasi wajah kala melihat Alva dengan telaten mengurusnya. Alva memandikan dan memakaikan baju ke tubuhnya. Pria itu tak bersuara, diam saja layaknya robot yang tak berhenti bekerja.Setelah Risa memakai kemeja merah maroon milik Alva yang panjangnya sampai paha. Pria itu bersiap kembali untuk menggendong tubuhnya, tapi Risa langsung beringsut menjauh.Alva menghela napas panjang. "Gue mau bawa lo ke dapur. Beneran, gue nggak ada niat buat macam-macam," katanya pasrah, nadanya sedikit putus asa saat melihat Risa menjauhinya setelah tadi memeluk-meluk tubuhnya mesra."Em ... g-gue bisa jalan sendiri," jawab Risa yang kini bergerak turun dari ranjang di sisi lainnya dengan hati-hati.Tadi dia tidak merasa malu saat Alva m
Baca selengkapnya
03. Tidak Semudah Itu
RISA ingin pulang setelah dia selesai menyantap makan malam. Dia pun kembali ke kamar untuk mencari-cari pakaian yang ia kenakan saat datang ke sana. Begitu dia menemukan apa yang sedang ia cari, Risa langsung memunguti pakaiannya satu per satu dan membawa pakaiannya ke kamar mandi. Namun, sebelum kakinya sempat masuk ke dalam kamar mandi. Risa merasakan sebuah cengkeraman kuat di lengan atasnya yang memaksanya untuk berhenti dan berbalik. Dahinya mengernyit. "Ada apa lagi, Va?" tanyanya saat menatap Alva yang kini tersenyum miring padanya. "Gue udah bilang sebelumnya, kalau lo masih punya hutang penjelasan sama gue, kan?" kata Alva ringan. Mata perempuan itu langsung melotot tajam. Dia mencoba melepaskan pegangan tangan Alva di lengan atasnya, tapi semuanya percuma.
Baca selengkapnya
04. Kesempatan Emas
BUNYI ponsel yang memekakkan telinga tak sanggup membuat Risa berniat mengangkatnya. Dia hanya menatap ponsel itu dengan wajah datar, tatapan matanya dipenuhi luka dan juga amarah. Dia hanya mendiamkan panggilan itu sampai sosok di seberang sana berhenti melakukannya, karena dia merasa lelah.Risa menatap pemandangan tubuhnya di depan wastafel kamar mandi. Jejak-jejak yang ditinggalkan Alva di sana terlalu banyak dan membuat kulitnya tampak mengerikan. Dia menyentuh satu per satu jejak itu, lalu menghela napasnya kasar.Untungnya ibu kosnya sedang tidak ada di tempat. Teman-teman se-kosan-nya yang tinggal di sana pun berkata akan bermalam di rumah kekasih masing-masing, karena mumpung ada kesempatan.Risa sebenarnya juga ingin melakukan hal serupa. Setelah pulang bekerja kemarin, dia langsung sedikit berkemas,
Baca selengkapnya
05. Sumpah Alva
RISA hanya bisa diam dan melihat, sejak Alva masuk ke kamar kos-kosannya dan mulai berlaku seenak jidatnya. Mulai dari membuka kulkas dan memasukkan semua buah yang Alva bawa saat datang ke sana. Lalu, membuka lemari pakaian yang berisi pakaian dan beberapa alat masak yang Risa sembunyikan untuk mengecek apa saja yang ada di dalam. Dan yang terakhir, pria itu dengan santainya merebahkan tubuhnya tanpa beban di ranjang single milik Risa.Risa sempat takut saat mengetahui Alva-lah yang mengetuk pintu kamarnya beberapa saat lalu. Terlebih saat pria itu memaksa untuk masuk ke dalam kamarnya. Dia sempat berpikir, Alva ingin mereka melakukannya lagi di sini. Namun, dugaannya sirna begitu Alva hanya melihat-lihat saja lalu rebahan di ranjang singlenya sambil tertawa pelan."Tempat lo kecil, tapi nyaman. Gue boleh nggak ikutan tinggal di sini sama lo?" tanya Alva sambil melirik Risa yang masih mematung di tempat semula.Risa menarik napas panjang, kemudian menjelaskan,
Baca selengkapnya
06. Ciuman Kecil
RISA mulai tidak tahan melihat Alva berada di kamar kos-kosannya. Dia yang semula duduk di atas karpet kini menoleh ke arah Alva yang sedang rebahan di atas ranjang singlenya tanpa beban."Jadi, kapan lo mau pulang dari sini? Gue nggak apa-apa, tugas lo di sini udah selesai juga. Lo tinggal lapor sama sepupu lo, kalau gue baik-baik aja. Gue juga udah balas pesan dia, jadi dia nggak perlu terlalu khawatir lagi soal gue, kan?"Risa memulai pembicaraan setelah mereka terdiam sangat lama. Risa sejak tadi memilih membaca novel yang dibelinya minggu lalu daripada bicara dengan Alva. Sedangkan Alva lebih memilih tiduran dengan mata terpejam, walaupun begitu, Risa tahu Alva tidak sedang tidur sekarang."Kenapa? Lo nggak suka gue ada di sini?" Alva membuka mata dan mengerling ke arah perempuan yang tak memalingkan tatapan dari novel di tangannya."Nggak," jawab Risa pendek."Wh
Baca selengkapnya
07. Rok Hitam
ALVA merasa sedikit terkejut saat melihat Ralf tiba-tiba saja datang menghampirinya. Mereka memang cukup berteman baik selama ini. Alva, Alan, dan Ralf. Mereka bertiga bisa dibilang sebagai teman sejati.Alan dan Alva yang masih bersaudara, tapi sering bertengkar karena masalah sepele dan Ralf yang akan berada di tengah-tengah untuk melerai pertengkaran di antara mereka. Sosok Ralf cukup berjasa, karena hadirnya pria itu juga membuat tali erat hubungannya dengan Alan tidak putus di tengah jalan."Risa gimana keadaannya?" tanya Ralf begitu Alva keluar dari mobil dan berdiri di hadapannya.Alva berdecak. "Begini sambutan lo pagi-pagi waktu ngelihat sahabat lo sendiri?"Ralf mendengkus. "Nggak usah lebay. Lo sehat wal afiat gini, apa masih perlu gue tanyain soal gimana kesehatan lo, ha?"Alva mengembuskan napasnya panjang. "Risa baik-baik aja, harusnya dia bisa masuk sekarang
Baca selengkapnya
08. Kuluman Panas
LANGIT di luar sana mulai menggelap. Beberapa orang telah memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing. Bahkan Ralf tadi sudah menawarinya sebuah tumpangan untuk pulang. Namun, Risa tidak berniat untuk kembali sebelum pekerjaannya selesai.Alva masih menunggu perempuan itu bergerak dari posisinya. Namun, Risa masih terus melanjutkan pekerjaannya, walaupun dia sadar dirinya sedang diperhatikan dan hari sudah tak lagi terang.Alva mendesah kasar. Dia bangkit dari kursinya setelah menenteng tas kerja, dan mendekati Risa. "Belum mau pulang juga?" tanyanya sembari menarik kursi lain dan duduk di atasnya.Ditatapnya Risa yang kini berhenti sejenak untuk menatap matanya. "Kenapa? Lo mau nganterin gue pulang?"Alva mendekatkan wajahnya. "Tentu. Dari tadi juga gue emang sengaja nungguin lo selesai sama kerjaan lo itu."Risa membuang muka dan kembali menekuri pekerjaannya. "Pulang aja dulu kalau gitu, gue masih lama.""Mau sampai jam berapa lo di s
Baca selengkapnya
09. Terpaksa Menginap
"LO mau makan apa?"Pertanyaan itu tak ia tanggapi. Risa lebih memilih diam dan memandangi langit malam yang begitu gelap. Perutnya terasa mual setiap kali mengingat apa yang telah ia lakukan beberapa saat lalu.Walaupun Alva mengajaknya bicara dan sempat mengalihkan perhatiannya untuk sejenak, tapi bayang-bayang kala ia mengulum milik pria itu dan menelan cairannya membuat Risa tak kuasa menahan gejolak yang berasal dari dalam perutnya.Risa memegangi mulut dengan siku bertumpu pada kaca mobil yang terbuka. Tubuhnya bersender ke pintu, siap membuka paksa pintu itu seumpama dia ingin mengeluarkan semua cairan asam itu dari perutnya.Alva terdiam di sampingnya. Matanya sesekali melirik, mencoba menerka apa yang dialami Risa karena tak kunjung menjawab pertanyaannya. Namun, pada akhirnya dia tak mendapatkan jawaban apa pun.Alva mendesah panjang. Tangannya terulur, menyentuh
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status