Share

MALAM SUNAH ROSUL

"Awssssshhhh... pelan pelan,". Ringis Anaya.

"Ini udah pelan pelan saying,". Jawab Gempa dengan lembut.

"Tapi sakit banget Gempa. Gue gak kuat,". Lirih Anaya menahan rasa sakit di bagian bawahnya.

"Keset banget Nay, harus pake pelicin dulu,". Ucap Gempa lalu beranjak untuk mengambil sesuatu di atas nakas dan membalurkan, yang Anaya sendiri pun tak tau itu cairan apa.

"Gempa sakit,". Ringis Anaya lagi.

"Bentar ya sayang,". Ucap Gempa menenangkan Anaya lalu membalurkan cairan itu sampai merata.

"Aku gerakin ya Nay, tahan." Lanjut Gempa.

"Awwsssshhhhhhh Gem-pa sak-it bangettt,". Ringis Anaya. DIa menyalurkan rasa sakitnya dengan mencengkram seprai di sampingnya.

"Awalnya sakit tapi lama lama jadi enak kok,”. Ucap Gempa yang masih menggerakan tangannya di bawah sana.

"Gempa sumpah kaki gue sakit banget, awwshhhh gue gak kuat". Teriak Anaya saat Gempa memijat kakinya sangat keras.

"Bentar Nay dikit lagi, biar kaki lo gak bengkak,". Ucap Gempa dan terus memijat kaki Anaya dengan perlahan.

"Udah, gue udah gak kuat nahan sakitnya,". Ringis Anaya yang sudah benar benar tidak kuat menahan sakit.

"Iyaa udah kok, jangan banyak gerak dulu biar gak bengkak,". Peringat Gempa sambil menutup botol minyak yang dia gunakan untuk mengurut kaki Anaya.

"Gegem gue mau pipis,”. Ucap Anaya pelan, bahkan hampir seperti berbisik.

"Lo mau gue temenin? Iya," tanya Gempa sambil terkekeh.

"Ehh e-enggak maksud gue lo anter gue sampe depan pintu aja gak usah ikut masuk,"Jelas Anaya sedikit gugup.

"Yaudah sini,". Ucap Gempa lalu membopong tubuh Anaya menuju kamar mandi.

"Nanti kalo udah teriak aja jangan di paksain jalan,". Lanjut Gempa lalu keluar dari dalam kamar mandi dengan santainya.

"Tumben gak tengil,". Batin Anaya.

Anaya tidak mau ambil pusing dengan kewarasan Gempa hari ini, dia segera melanjutkan acara buang air kecilnya dengan santai.

Setelah menyelesaikan panggilan alamnya Anaya pun segera berteriak pada Gempa agar membantunya berjalan. "Gempa, Gem,". Teriak Anaya.

"Udah?" Tanya Gempa yang baru saja dating. Dia langsung membopong tubuh Anaya untuk kembali ke dalam kamar.

"Lo ganti baju dulu, risih gue liat lo pake seragam sekolah kaya gini,". Ucap Gempa lalu menyodorkan pakaian yang telah dia siapkan tadi.

"Yaudah lo keluar dulu gue mau ganti,". Anaya pun mengambil baju yang di berikan Gempa.

"Males. Gue mau rebahan di sini,". Jawab Gempa santai sambil bermain ponsel di samping Anaya

"Gempa gue mau ganti baju, cuma bentar deh janji gak bakal lama,".

"Udahlah Nay, gue juga kan suami lo bukan pacar lo,”. Jawab Gempa masih dengan gaya santainya.

"Tapi gue malu,". Cicit Anaya.

"Gue lagi main hp Nay, gak bakal merhatiin lo juga,". Balas Gempa yang masih setia menatap layar ponselnya.

Anaya menghela nafasnya kasar lalu mulai bersiap siap untuk berganti pakaian. "Jangan ngintip." Peringat Anaya penuh intimidasi lalu mulai membuka pakaian nya satu persatu.

Malu? Sudah di pastikan Anaya sangat malu berganti pakaian di hadapan Gempa. Yaa walaupun dia suaminya tapi tetap saja Anaya malu jika harus bertelanjang di hadapan Gempa.

Gempa melirik Anaya dengan ekor matanya, terlihat Anaya yang hanya menggunakan tanktop berwarna hitam yang sangat menggoda iman siapa saja yang melihatnya.

Anaya yang merasa di perhatikan pun langsung menarik selimut untuk menutupi bagian tubuhnya. "Gempa lo ngintip." Teriak Anaya kesal.

Gempa terkekeh tanpa dosa kearah Anaya. "Pemandangan bagus masa gak di liat,". Ucapnya sangat menyebalkan.

"Keluar lo. Dasar mesum." Bentak Anaya kesal.

"Nay, lo inget gak ini malam apa?" Tanya Gempa sambil mendekatkan tubuhnya dengan Anaya.

Anaya berfikir sejenak, hah apa apaan ini? Maksudnya apa? Batin Anaya.

"Gak. Gue gak inget hari,". Jawab Anaya berbohong.

"Yaudah gue ingetin biar lo inget ini malam apa, jadi Anaya istriku yang paling cantik dan semok cetar membahenol uh ah uh ah sekarang itu malam jumat, ehemmm waktunya apa saying?" Tanya Gempa menggoda Anaya.

"Stttt diemmmm. Gue gak mau denger kata kata lo yang gak faedah itu.” Teriak Anaya dan langsung membekap mulut laknat Gempa.

Gempa hanya terkekeh dan terus memandangi wajah Anaya yang sudah sangat khawatir.

"Lo mau pahala kan, Nay?" Tanya Gempa. Dia langsung menarik tubuh Anaya kedalam pelukannya.

"Ya-yaa mau tapi gak yang itu,". Jawab Anaya gugup. Jantungnya pun sudah berpacu dengan cepat.

Cup

Gempa mengecup kening Anaya sekilas. "Kenapa?". Tanya Gempa sedikit berbisik di telinga Anaya.

"Y-ya pokonya gue gak mau, Gempa lo tau kan kaki gue lagi sakit,”. Jawab Anaya memelas.

"Ya terus?" Tanya Gempa mengerutkan dahinya heran.

"Y-ya gue gak bisa lah,". jawab Anaya masih gugup.

"Lo kalo ngaji pake kaki? Yang sakit kan kaki lo, sedangkan yang digunain ngaji itu mulut lo, terus masalahnya apa?" Tanya Gempa heran.

"M-maksud lo?" Tanya balik Anaya.

“Lo mikir apaan sih Nay? Orang gue cuma ngajak lo yasinan. Atau..." Gempa menggantungkan ucapannya lalu menatap Anaya dengan tatapan yang mengintimidasi

"Stttt… gue gak mau denger." Kesal Anaya. Dia langsung menutup telinga dan matanya rapat rapat.

"Bhahahaha… lo pasti mikir kotor kan,". Tebak Gempa sambil tertawa.

"E-enggak. Apa apaan lo gue gak gitu yaa,". Elak Anaya.

"Yaudah kalo lo mau yang itu gue turutin, ayo". Ucap Gempa lalu menindih tubuh Anaya dengan cepat.

"Ge-gempa, sumpah gu-gue gak maksud gitu,". Teriak Anaya gugup.

"Lo mau ini kan?" Tanya Gempa yang terus menggoda Anaya.

"Ge-gem gue belum siap,". Cicit Anaya menatap Gempa dengan memelas.

"Sekali aja, gak sakit kok,". Ucap Gempa semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Anaya.

"Gempa gue beneran belum siap…" Teriak Anaya mendorong tubuh Gempa menjauh darinya.

"Nay." Bentak Gempa terkejut saat tubuhnya terhempas kebelakang.

"Sorry Gem, tapi gue beneran belum siap,". Ucap Anaya lalu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Orang gue cuma mau cium doang, gini nih kalo korban perjodohan, gak pro." Gumam Gempa lalu berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Selesai solat Gempa berjalan menuju tempat tidur untuk membangunkan Anaya dan menyuruhnya solat maghrib.

"Nay, sayang,". Panggil Gempa lembut.

"Sayang, bangun solat dulu," Ucap Gempa sambil mengelus pipi Anaya lembut.

"Hemmm, gue lagi dapet,". Jawab Anaya dengan mata yang masih tertutup rapat.

"Yaudah bangun aja, pamali tidur waktu maghrib,". Ucap Gempa masih dengan nada yang lembut.

Perlahan Anaya membuka matanya dan menyesuaikan pandangannya sebelum ia duduk dan memakai baju yang belum sempat Anaya pakai.

Anaya duduk menyender pada senderan tempat tidur sambil terus memperhatikan Gempa yang sedang khusu mengaji, tak disangka ternyata suara Gempa sangat merdu dan menenangkan hati.

Anaya terus memperhatikan Gempa sampai dia tidak sadar jika Gempa juga sedang menatap kearahnya. Alhasil Anaya pun gelagapan sendiri.

"Em eee hp gue di mana ya, Gem?" Tanya Anaya mencoba mengalihkan perhatian Gempa.

Gempa berjalan menghampiri Anaya yang sedang duduk menyender di tempat tidur.  "Gak usah malu kali, Nay. Gue juga sering merhatiin lo kok,". Ucap Gempa santai lalu duduk di samping Anaya.

"Apasih, orang gue gak liatin lo juga. Pede banget,". Jawab Anaya masih mencari keberadaan ponselnya.

"Hp lo ada di ruang tv,". Ucap Gempa.

"Ambilin dong Gem,". Perintah Anaya yang dibalas gelengan kepala oleh Gempa.

"Gue gak mau, gue mau malam ini lo cuma sama gue. Gak ada yang ganggu." Tegas Gempa lalu berbaring sambil memeluk pinggang Anaya dengan erat.

"Tapi Gem,"

"Gue gak bakal apa apain lo, gue juga mikir seribu kali kalo mau unboxing lo sekarang, kita aja masih sekolah,". Ucap Gempa sambil memeluk pinggang Anaya dari samping.

"Sorry ya Gem, tapi gue bener bener belum siap,". Cicit Anaya merasa bersalah.

"Hmm, gue ngerti kok tapi nanti kalo udah lulus gue mau lima puluh ronde ya, Nay. Kan gue mau debay kembar,". Ucap Gempa sambil ndusel pada pinggang Anaya.

Sudah Anaya duga pasti kewarasan Gempa tidak bertahan lama. Buktinya dia sudah kembali tengil seperti biasanya.

Fafaa

Hayooloh siapa yang udah traveling??? fikiranmu kotor sekali ukhty, Anaya itu lagi di urut yaa, bukan lagi macem macem.

| 1

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status